Bab 2 Kekasih Kecilnya

by Rossie 08:00,Jan 01,1970
Bab 2 Kekasih Kecilnya

Qiu Xinlan menahan napas, wajahnya penuh dengan kekecewaan, tali tegang yang ada di hatinya dalam sekejap putus.

Dia adalah Presiden Direktur PT Media, atas dasar apa dia bisa menjadi pacarnya?

Dia ... sama sekali tidak pernah memikirkan masalah ini.

Pada saat ini, dia tampaknya mengerti, pria yang menghabiskan malam bersama dengannya, sudah bukan lagi bocah miskin yang dulu itu.

Mo Xichen pergi, meninggalkannya sendirian di rumah besar.

Dia tidak berniat untuk menjadikannya pacar, tetapi juga tidak mengatakan untuk menyuruhnya pergi, mungkin dia hanya ingin hubungan di atas kasur saja dengannya.

Wanita simpanan? Atau apakah itu seorang kekasih?

Qiu Xinlan memiliki kesadaran diri, setelah perjuangan psikologis di dalam hatinya, dia meninggalkan rumah ini.

Dia miskin, tapi tidak dengan harga dirinya.

......

Di kantor Presiden PT Media, setelah menyerahkan sebuah dokumen, asistennya berkata: "Dia meninggalkan rumah setelah membersihkan kamar, ini kartu yang diberikan olehmu, dia tidak menginginkannya."

Alis Mo Xichen sedikit terangkat, bibir tipis itu menunjukkan sedikit keraguan.

Wanita yang tidak menginginkan uang? Ingin menjadi pacarnya.

Hah ... satu desahan lolos, Mo Xichen mengesampingkan pikiran akan kejadian malam itu, jari-jarinya dengan cepat membalik dokumen untuk membacanya.

Setiap hari, ratusan kasus besar dan kecil menunggunya untuk membuat keputusan, dia tidak ada waktu untuk memikirkan cinta antara pria dan wanita.

......

Ketika pintu vila sudah terkunci, Qiu Xinlan langsung menyesal.

Sudah lima tahun, dia dengan tidak mudah akhirnya berhasil menemukannya, apakah menyerah begitu saja seperti ini?

Berpikir lagi dan lagi, dia membuang harga dirinya, duduk di pintu untuk menunggunya kembali.

Tidak peduli apakah pacar, wanita simpanan atau kekasih, selama bisa menemani di sampingnya, itu sudah cukup...

Qiu Xinlan berpikir begitu, dan dia melakukannya.

Tapi tidak menyangka dia menunggu selama enam jam.

Dia mengenakan gaun merah sewaktu pesta kemarin, dia menggigil dalam angin musim penghujan yang dingin.

......

Mo Xichen menghadiri perjamuan dan kembali ke vila pada subuh hari.

“Direktur Mo, kamu minum terlalu banyak, aku akan memapahmu masuk ke rumah.” Suara wanita yang menawan berasal dari kursi pengemudi.

Ini adalah artis wanita baru Shen Ruonan, cantik, seksi, dan mempesona.

Qiu Xinlan dari jauh sudah melihat sebuah mobil memasuki vila, melihat Shen Ruonan yang cantik memeluk pria dengan sikap yang sangat baik.

Karena terlalu jauh, dia tidak dapat memastikan apakah pria itu adalah Mo Xichen atau bukan, sebenarnya bukannya tidak yakin, hanya tidak ingin memastikan.

Dia maju beberapa langkah.

Melihat Shen Ruonan menyentuh otot dada pria itu, lalu melepaskan ikat pinggangnya.

Tidak salah lagi memang wanita itu yang menyodorkan dirinya, tetapi Mo Xichen ... juga tidak menolak.

Sama seperti ... sama seperti kemarin, sama seperti kemarin ketika dia memeluknya, meneriakkan namanya, menyuruhnya jangan meninggalkannya pergi.

Bahkan bagaimana pakaiannya terlepas, Qiu Xinlan tidak begitu mengingatnya, hanya mengingat bahwa dia telah tertawan oleh Mo Xichen dengan gilanya.

Dia tersenyum dengan miris mencela diri sendiri, hatinya pedih, matanya panas, ada sesuatu yang ingin mengalir keluar, tapi dia mencoba untuk menahannya.

Melihat Shen Ruonan akan melakukan persetubuhan dengan laki-laki yang disukainya, Qiu Xinlan menelan rasa amis manis di antara tenggorokannya, dia mengeluarkan suara dengan lembut: "Xichen, kata-kata tadi pagi, apa masih berlaku?"

Di vila orang-orang kaya, di tengah malam, tidak ada seorang pun.

Tiba-tiba terdengar suara wanita membuat Shen Ruonan bergegas melihat kearah Qiu Xinlan yang berada di belakangnya, mata yang indah itu penuh dengan kebencian.

Mo Xichen mengangkat kelopak matanya, sama seperti Shen Ruonan, menatap padanya.

Qiu Xinlan berpakaian merah menyala, rambut panjangnya berantakan ditiup angin, terlihat seperti seekor rubah yang memesona.

Di malam yang gelap, kulit wanita itu putih bersinar, gaun merahnya itu membuat tubuhnya terlihat lebih langsing, kedua matanya hitam bagai tinta, hitam kelam memancarkan cahaya.

Mo Xichen mengerjapkan matanya, dia baru menyadari bahwa wanita ini tampak sedikit lebih cantik daripada hari itu.

Dia tidak merespon walaupun Shen Ruonan sudah menggodanya untuk waktu yang lama, tapi sekarang perasaan itu sekejap datang...

Download APP, continue reading

Chapters

36