Bab 6 Jika Bukan Pacar, Lalu Apa?

by Rossie 08:00,Jan 01,1970
Bab 6 Jika Bukan Pacar, Lalu Apa?

"Demam tinggi 39.8 derajat, jika terlambat sedikit lagi, dia bisa pergi ke departemen otak, bagaimana kamu sebagai pacar, membiarkan dia memakan tiga butir pil kontrasepsi sekaligus, sudah tidak ingin hidup? "

Dokter sedang memarahi Mo Xichen, Qiu Xinlan yang berada di sampingnya tampak tidak rela.

"Aku minta maaf, aku yang terlalu bodoh, jadi memakan terlalu banyak, jangan memarahinya, itu salahku." Qiu Xinlan menjelaskan.

Dokter itu melotot ke arah Qiu Xinlan, "Pacarmu ini dimanjakan oleh gadis-gadis sepertimu, jangan bersikap begitu baik untuk pria."

Ketika mendengar kata "pacar" yang diucapkan oleh Dokter, Qiu Xinlan mendongak memandang pria di sisinya yang berwajah pucat, kemudian tersenyum dengan kaku, "Aku minta maaf, Dokter ... dia ... dia bukan pacarku."

Dokter itu tercengang, kemudian berbicara: "Jika bukan pacar, lalu apa?"

Qiu Xinlan tertegun, dengan ringan berkata: "Orang asing yang lewat, orang baik yang kebetulan menyelamatkanku."

Orang baik?

Mo Xichen mengerutkan alisnya.

Setelah Dokter mendengarkan Qiu Xinlan berkata demikian, dia sudah tidak marah lagi kepada Mo Xichen, berbalik badan kemudian pergi.

Qiu Xinlan menghela napas, kemudian mengangkat matanya memandang sepasang mata hitam kelam, pandangan matanya dingin, "Aku ingin tahu, bagaimana secara kebetulan aku melewati rumahku sendiri, membawamu ke rumah sakit dari ranjangku?"

Qiu Xinlan terkejut, raut wajahnya yang pucat terdapat sedikit kegembiraan: "Kamu tidak menyukai perkataanku barusan, benar bukan? Aku kira hubungan kita tidak boleh diketahui oleh orang lain, tetapi sebenarnya kamu sudah menganggapku sebagai pacar dari awal, benar bukan? "

Mo Xichen tiba-tiba terkejut, alisnya bertaut.

Qiu Xinlan tersenyum, ada lesung pipit samar di sudut mulutnya, dia menarik tangannya, "Bolehkah untuk seterusnya aku memanggilmu Xichen? Bolehkah aku mengirimimu makan siang setiap hari?"

Senyumnya sangat indah, matanya memancarkan sinar emosional.

Mo Xichen mengakui, bahwa wanita ini sangat menggoda baginya.

Tapi ... wanita ini ingin menjadi pacarnya, hal itu benar-benar aneh.

Tangan Qiu Xinlan dihempaskan dengan kejam, telinganya mendengar kata-kata dingin Mo Xichen berkata: "Tidak!"

"Xichen ..."

"Apakah Tang Lingyu tidak memberitahumu, harus memanggilku apa?"

Tang Lingyu pernah berkata, tapi dia selalu tidak suka memanggilnya Direktur Mo atau Tuan Mo.

Tangannya mencengkeram seprai putih dengan erat, ujung jarinya memutih, wajahnya masih memasang senyum, suaranya yang lembut bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan jika aku mengandung anakmu?"

Sebenarnya dia hanya sengaja bertanya padahal sudah tahu jawabannya.

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu memiliki kesempatan untuk melahirkan anakku!"

Qiu Xinlan perlahan mengatupkan bibirnya, menurunkan pandangannya, kemudian berbicara dengan nada bercanda mengatakan: "Jika aku diam-diam melahirkan?"

Tubuh Mo Xichen memancarkan aura dingin, membuat orang lain merasa terasing, kata-kata yang akan keluar dari mulutnya lebih membuat orang merasakan ketidakpedulian pria itu.

"Aku akan membunuhnya! Qiu Xinlan, mungkin yang kukatakan sebelumnya masih belum jelas, yang akan menjadi pacar, tunangan, atau bahkan Nyonya Mo sudah pasti bukan wanita biasa sepertimu, mengerti?"

Qiu Xinlan tercengang menatapnya, mulutnya setengah terbuka, ingin mengatakan sesuatu tapi tidak tahu harus berkata apa.

Mo Xichen berdiri dari kursi, tubuhnya yang jangkung besar itu memberi tekanan yang tak terlihatpada orang lain.

"Hari ini dikarenakan kamu sakit, sudah menyia-nyiakan waktuku setengah hari, aku hanya bisa menebusnya dengan merelakan waktu tidurku pada larut malam, jika kamu tidak ingin tinggal denganku, kapan saja boleh pergi, aku tidak sampai harus membutuhkan satu orang wanita, tapi..... Qiu Xinlan, jika kamu masih ingin berada di sampingku dan mengambil keuntungan, bersikap patuh, jangan membuat masalah bagiku."

Setelah selesai berbicara, Mo Xichen kemudian pergi.

Qiu Xinlan menatap pintu dengan bodoh, tidak tahu ini perasaan sakit atau apa, sudut mulutnya menarik seulas senyum pahit.

Dia hanya ingin dengan tenang menemani di sampingnya, tidak berharap untuk memberinya masalah.

Ini karena dia tidak baik.

Tidak akan seperti itu lagi lain kali.

......

Setelah Qiu Xinlan sakit, dia lebih mengerti bahwa hubungannya dengan Mo Xichen tidak boleh diketahui oleh publik.

Setelah itu, dia tidak lagi menyebutkan topik tentang "pacar."

Dia memasak untuknya, tidak peduli apakah dia akan makan atau tidak.

Dia membersihkan ruangan untuknya, tidak peduli apakah dia kembali atau tidak.

Dia berdandan, tidak peduli apakah dia melihatnya atau tidak.

Sebagai seorang simpanan, dia juga harus melakukan pekerjaannya dengan baik.

Mo Xichen sangat royal, jumlah pakaian dan sepatu yang diberikan kepadanya sudah tidak terhitung, tetapi biasanya dia tidak memakainya ... mengenakan pakaian mahal seperti itu pergi ke sekolah akan menjadi gosip.

Dia tidak tahu berapa banyak uang yang ada di dalam kartu yang diberikan oleh Mo Xichen, dia tidak pernah menggunakannya, hanya memakai gaji bulanannya untuk melewati hidupnya.

Setelah setengah tahun magang, dia menjadi staf tetap, gajinya bertambah dua juta, dia sudah puas.

Setelah mengetahui bahwa Mo Xichen tidak mungkin menjadi segalanya dalam hidupnya, Qiu Xinlan mulai bertemu dengan teman baru.

Ketika orang lain bertanya apakah dia masih lajang, dia biasanya akan menjawab "ya", jadi banyak sekali orang yang berusaha mengenalkan jodoh kepadanya.

Setelah dia mengetahui kencan buta merupakan hal yang sangat mengerikan, dia menolak pernyataan sebelumnya, mengatakan bahwa dia sudah tidak lajang.

Tapi semua orang hanya menganggap bahwa dia hanya mencari alasan untuk tidak mengikuti kencan buta, lagipula hanya wanita lajang yang akan melewati hidup dengan begitu biasa-biasa saja, rekan kerjanya makin antusias untuk memperkenalkannya kepada pria lain.

Qiu Xinlan sangat kerepotan untuk hal ini.

Namun, suatu hari, setelah dia mengetahui tentang berita mengenai pertunangan Presiden Direktur PT Media di TV, dia berubah, juga melupakan masalah itu.

Hari-hari itu, Mo Xichen tidak mencarinya lagi.

Tang Lingyu juga tidak menghubunginya lagi.

Dia sendirian di rumah, seringkali melihat TV dalam keadaan linglung.

Di situs web portal utama, surat kabar dan majalah, serta berbagai stasiun TV, semuanya menyiarkan berita tentang pertunangan Presiden Direktur PT Media, Mo Xichen dengan nona besar Su Mengning yang baru kembali dari luar negeri.

Download APP, continue reading

Chapters

36