Bab 9 Preman
by Winston
12:18,Jul 08,2020
Selesai berbicara, Xeria Ling menatap Tiano Lin dengan tidak senang.
Dia merasa pria ini jauh lebih tidak berguna dibandingkan dengan perkiraan dia.
"Melody, kita tidak perlu menghiraukan orang seperti dia, dari ujung kepala hingga ujung kakinya, dia merupakan orang yang tidak berguna. Hari ini ketika melihat Marvel memeluk Celine lewat di depan dirinya, dia bahkan tidak berani membuang gas!" Monica Zhao berbicara sambil tersenyum puas.
Perkataan 'orang tidak berguna' ini sangat menusuk di hati Tiano Lin. Dia meletakkan botol dan melihat ke arah Xeria Ling sambil tersenyum dingin.
"Jika aku pergi makan bersama kekasihku, lalu bertemu dengan preman yang sedang menggangu dia. Menurut kamu apa yang akan aku lakukan?"
"Orang sepertimu kemungkinan hanya bisa tersenyum ke arah pria cabul itu."
Anna tersenyum mengejek.
Tiano Lin menggelengkan kepalanya.
"Salah, aku akan mengingatkan diriku untuk terus berusaha, lalu membawanya ke restoran yang bagus untuk kedepannya."
Xeria Ling tidak tahu harus menangis atau tertawa.
Dia mengira Tiano Lin akan melakukan hal apa. Ternyata akhirnya dia hanya mengubah cara untuk berkompromi dengan orang lain.
"Apa tujuanmu berbuat seperti itu?"
"Sangat mudah, karena restoran yang bagus tidak akan muncul sampah seperti itu."
Meskipun kata-kata Tiano Lin tampaknya relatif sederhana, tetapi perkataannya ibarat cermin tak kasat mata yang sedang mencerminkan dua wanita lainnya tersebut.
"Tiano Lin, jangan mengira aku tidak tahu maksud dari ucapanmu. Aku beritahu kamu, kamu sebaiknya berlutut dan meminta maaf kepada kami, jika tidak aku akan segera mencari orang untuk memukulmu!"
Monica Zhao marah, dia terus menatap Tiano Lin sambil berbicara.
"Jika kalian mengira aku sedang memarahi kalian, maka aku anggap serius ya."
Sikap tak acuh Tiano Lin membuat beberapa wanita menjadi marah.
"Sialan, pengemis sialan. Hari ini aku akan mengajari kamu bagaimana cara berbicara bahasa manusia. Aku akan menelepon Kak Tio sekarang, biarkan dia yang menghabisimu!"
Kak Tio merupakan preman ternama, dia sering muncul di berbagai tempat untuk memancing mahasiswi yang sombong.
Nama dia sudah terkenal hingga ke penjuru sekolah, jadi sudah banyak yang tahu siapa itu Kak Tio
Xeria Ling menatap Monica Zhao dengan ekspresi terkejut.
"Sejak kapan kamu berhubungan dengan Kak Tio?"
Monica Zhao tidak menghiraukan dia, dia sibuk menelepon.
"Kalian jangan sembarangan, masalah ini kita sama-sama salah, jangan terlalu gegabah, Jika masalah ini di besar-besarkan, belum tentu kita bisa mengakhirinya."
"Siapa yang takut!" Monica Zhao menyimpan ponselnya dan mencibir: "bagaimana pun caranya, aku ingin memberitahu kecoak ini siapa yang boleh dan tidak boleh disinggung!"
Xeria Ling tahu jika masalah ini di besar-besarkan, kemungkinan bisa mengambil nyawa seseorang. Jadi dia melihat ke arah Yulius Zhang dan yang lain berkata: "kak, kalian cepatlah pergi, selagi masih sempat."
Yulius Zhang mencibir dan mematahkan cerutu di tangannya.
"Atas dasar apa? Perkataan dua wanita sialan itu begitu kurang ajar, kamu meminta kami untuk pergi? Kamu benar menanggap kami itu pengemis yang bisa ditindas seenaknya?"
Sony juga sudah tidak bisa menahannya, dia mengenggam asbak dengan ekspresi marah menatap ke arah dua wanita yang berada di samping Xeria Ling.
"Kami hari ini akan bertarung sekuat tenaga, terserah mau jadi seperti apa!"
Tiano Lin melihatnya dan hidungnya menjadi masam
Beberapa kawannya ini sangatlah setia.
Tiba-tiba pintunya ditendang hingga terbuka.
"Brak!"
Selanjutnya, pria yang memiliki bekas luka pada wajahnya berjalan masuk, di sisinya terdapat banyak puluhan anak buah.
"Siapa yang menindas kamu?"
Kak Tio mendekati Monica Zhao dan bertanya.
"Kak, pria ini."
Monica Zhao dengan cepat menunjuk Tiano Lin.
Kak Tio mencibir dan melambaikan tangannya.
"Potong tangan dia, dan sisanya patahkan saja kakinya."
Beberapa preman tersenyum jahat ke arah Tiano Lin dan yang lain.
"Sialan, siapa yang berani mendekat!"
Tanpa basa basi, Cedric Lee langsung memecahkan botol arak dan mengarahkannya ke arah beberapa preman.
"Menarik, keras kepala juga ya kamu."
Kak Tio menyalakan cerutunya dan bersender malas ke sofa.
"Aku beritahu kalian, patah kaki hanyalah luka luar, beberapa bulan kemudian akan pulih. Jika ingin benaran, aku jamin kalian akan lebih mengenaskan."
"Kami tidak takut mati, jika kalian berani, majulah."
Yulius Zhang langsung melindungi Tiano Lin di belakang tubuhnya ketika sedang berbicara.
Xeria Ling merasa keadaannya sudah tidak terkontrol, dia segera mendekati Monica Zhao.
"Monica Zhao, aku mohon padamu, sudahi saja masalah ini, semuanya merupakan teman sekolah."
Xeria Ling mengetahui masalah ini juga merupakan tanggung jawab dia jika masalah bisa menjadi seperti ini. Dia tidak ingin melihat kakaknya sendiri dan teman-temannya dihabisi oleh Kak Tio.
Monica Zhao tidak bersuara melainkan Kak Tio yang tersenyum.
"Kamu pasti Melody bukan?"
Kak Tiao menatap Xeria Ling dengan tatapan mengagumi.
Sejak awal dia sudah mengetahui dari mulut Monica Zhao bahwa Xeria Ling merupakan wanita cantik. Kak Tio yang sudah pernah mencicipi banyak mahasiswi mana mungkin melewatkan wanita cantik begitu saja.
Xeria Ling sedikit terkejut, dia tidak tahu mengapa Kak Tio bisa mengenali dirinya, bahkan panggilannya begitu mesra.
Dia melihat sekilas ke arah Monica Zhao, wajahnya dipenuhi dengan rasa takut. Tetapi dia tetap menggertakkan giginya dan berkata: "Kak Tio, masalah ini tidak ada apa-apanya, kamu bermurah hati ya, lepaskan mereka."
Kak Tio terus menatap Xeria Ling, dan menaruh cerutu yang ada di tangannya: "boleh, aku setuju."
"Benarkah?" Xeria Ling menghela nafas lega, terlihat sedikit bersemangat.
"Boleh jika melepaskan mereka, tetapi kita harus berbicara. Begini saja, di lantai atas ada ruangan, di dalamnya sangat nyaman. Kamu naik bersamaku untuk berbicara, jika pembicaraan kita berakhir baik, aku akan melepaskan mereka."
Wajah Kak Tio menyeramkan, Xeria Ling langsung dapat mengetahui tentu tidak akan semudah itu.
"Brengsek, memangnya kamu itu apa!"
Yulius Zhang yang sedang mengenggam botol arak langsung memukulnya ke kepala Kak Tio, seketika berdarah.
"Sialan, bunuh mereka!"
Kak Tio menjadi marah, dia menepuk meja dengan kencang dan berteriak kepada anak buahnya.
Sony Song baru saja bersiap-siap untuk memukul kepala Kak Tio sekali lagi, baru saja mengangkat botol arak, dia sudah tengkurap di lantai.
Para preman menyerbu datang seperti orang gila, mereka memegang tongkat dan memukul Sony Song dengan kencang.
"Sialan, berani-beraninya kamu menyentuh kepala aku."
Di tengah kekacauan, Kak Tio merebut sebuah tongkat dari anak buahnya dan memukul punggung Yulius Zhang dengan kencang.
Yulius Zhang tidak sempat menghindar karena sedang berkelahi dengan preman lain, tubuhnya menjadi sakit setelah dipukuli Kak Tio.
Kak Tio baru saja bersiap-siap untuk kembali memberi sebuah pukulan, Cedric Lee datang kemari dan memeluk Kak Tio dengan sekuat tenaga.
Dia merasa pria ini jauh lebih tidak berguna dibandingkan dengan perkiraan dia.
"Melody, kita tidak perlu menghiraukan orang seperti dia, dari ujung kepala hingga ujung kakinya, dia merupakan orang yang tidak berguna. Hari ini ketika melihat Marvel memeluk Celine lewat di depan dirinya, dia bahkan tidak berani membuang gas!" Monica Zhao berbicara sambil tersenyum puas.
Perkataan 'orang tidak berguna' ini sangat menusuk di hati Tiano Lin. Dia meletakkan botol dan melihat ke arah Xeria Ling sambil tersenyum dingin.
"Jika aku pergi makan bersama kekasihku, lalu bertemu dengan preman yang sedang menggangu dia. Menurut kamu apa yang akan aku lakukan?"
"Orang sepertimu kemungkinan hanya bisa tersenyum ke arah pria cabul itu."
Anna tersenyum mengejek.
Tiano Lin menggelengkan kepalanya.
"Salah, aku akan mengingatkan diriku untuk terus berusaha, lalu membawanya ke restoran yang bagus untuk kedepannya."
Xeria Ling tidak tahu harus menangis atau tertawa.
Dia mengira Tiano Lin akan melakukan hal apa. Ternyata akhirnya dia hanya mengubah cara untuk berkompromi dengan orang lain.
"Apa tujuanmu berbuat seperti itu?"
"Sangat mudah, karena restoran yang bagus tidak akan muncul sampah seperti itu."
Meskipun kata-kata Tiano Lin tampaknya relatif sederhana, tetapi perkataannya ibarat cermin tak kasat mata yang sedang mencerminkan dua wanita lainnya tersebut.
"Tiano Lin, jangan mengira aku tidak tahu maksud dari ucapanmu. Aku beritahu kamu, kamu sebaiknya berlutut dan meminta maaf kepada kami, jika tidak aku akan segera mencari orang untuk memukulmu!"
Monica Zhao marah, dia terus menatap Tiano Lin sambil berbicara.
"Jika kalian mengira aku sedang memarahi kalian, maka aku anggap serius ya."
Sikap tak acuh Tiano Lin membuat beberapa wanita menjadi marah.
"Sialan, pengemis sialan. Hari ini aku akan mengajari kamu bagaimana cara berbicara bahasa manusia. Aku akan menelepon Kak Tio sekarang, biarkan dia yang menghabisimu!"
Kak Tio merupakan preman ternama, dia sering muncul di berbagai tempat untuk memancing mahasiswi yang sombong.
Nama dia sudah terkenal hingga ke penjuru sekolah, jadi sudah banyak yang tahu siapa itu Kak Tio
Xeria Ling menatap Monica Zhao dengan ekspresi terkejut.
"Sejak kapan kamu berhubungan dengan Kak Tio?"
Monica Zhao tidak menghiraukan dia, dia sibuk menelepon.
"Kalian jangan sembarangan, masalah ini kita sama-sama salah, jangan terlalu gegabah, Jika masalah ini di besar-besarkan, belum tentu kita bisa mengakhirinya."
"Siapa yang takut!" Monica Zhao menyimpan ponselnya dan mencibir: "bagaimana pun caranya, aku ingin memberitahu kecoak ini siapa yang boleh dan tidak boleh disinggung!"
Xeria Ling tahu jika masalah ini di besar-besarkan, kemungkinan bisa mengambil nyawa seseorang. Jadi dia melihat ke arah Yulius Zhang dan yang lain berkata: "kak, kalian cepatlah pergi, selagi masih sempat."
Yulius Zhang mencibir dan mematahkan cerutu di tangannya.
"Atas dasar apa? Perkataan dua wanita sialan itu begitu kurang ajar, kamu meminta kami untuk pergi? Kamu benar menanggap kami itu pengemis yang bisa ditindas seenaknya?"
Sony juga sudah tidak bisa menahannya, dia mengenggam asbak dengan ekspresi marah menatap ke arah dua wanita yang berada di samping Xeria Ling.
"Kami hari ini akan bertarung sekuat tenaga, terserah mau jadi seperti apa!"
Tiano Lin melihatnya dan hidungnya menjadi masam
Beberapa kawannya ini sangatlah setia.
Tiba-tiba pintunya ditendang hingga terbuka.
"Brak!"
Selanjutnya, pria yang memiliki bekas luka pada wajahnya berjalan masuk, di sisinya terdapat banyak puluhan anak buah.
"Siapa yang menindas kamu?"
Kak Tio mendekati Monica Zhao dan bertanya.
"Kak, pria ini."
Monica Zhao dengan cepat menunjuk Tiano Lin.
Kak Tio mencibir dan melambaikan tangannya.
"Potong tangan dia, dan sisanya patahkan saja kakinya."
Beberapa preman tersenyum jahat ke arah Tiano Lin dan yang lain.
"Sialan, siapa yang berani mendekat!"
Tanpa basa basi, Cedric Lee langsung memecahkan botol arak dan mengarahkannya ke arah beberapa preman.
"Menarik, keras kepala juga ya kamu."
Kak Tio menyalakan cerutunya dan bersender malas ke sofa.
"Aku beritahu kalian, patah kaki hanyalah luka luar, beberapa bulan kemudian akan pulih. Jika ingin benaran, aku jamin kalian akan lebih mengenaskan."
"Kami tidak takut mati, jika kalian berani, majulah."
Yulius Zhang langsung melindungi Tiano Lin di belakang tubuhnya ketika sedang berbicara.
Xeria Ling merasa keadaannya sudah tidak terkontrol, dia segera mendekati Monica Zhao.
"Monica Zhao, aku mohon padamu, sudahi saja masalah ini, semuanya merupakan teman sekolah."
Xeria Ling mengetahui masalah ini juga merupakan tanggung jawab dia jika masalah bisa menjadi seperti ini. Dia tidak ingin melihat kakaknya sendiri dan teman-temannya dihabisi oleh Kak Tio.
Monica Zhao tidak bersuara melainkan Kak Tio yang tersenyum.
"Kamu pasti Melody bukan?"
Kak Tiao menatap Xeria Ling dengan tatapan mengagumi.
Sejak awal dia sudah mengetahui dari mulut Monica Zhao bahwa Xeria Ling merupakan wanita cantik. Kak Tio yang sudah pernah mencicipi banyak mahasiswi mana mungkin melewatkan wanita cantik begitu saja.
Xeria Ling sedikit terkejut, dia tidak tahu mengapa Kak Tio bisa mengenali dirinya, bahkan panggilannya begitu mesra.
Dia melihat sekilas ke arah Monica Zhao, wajahnya dipenuhi dengan rasa takut. Tetapi dia tetap menggertakkan giginya dan berkata: "Kak Tio, masalah ini tidak ada apa-apanya, kamu bermurah hati ya, lepaskan mereka."
Kak Tio terus menatap Xeria Ling, dan menaruh cerutu yang ada di tangannya: "boleh, aku setuju."
"Benarkah?" Xeria Ling menghela nafas lega, terlihat sedikit bersemangat.
"Boleh jika melepaskan mereka, tetapi kita harus berbicara. Begini saja, di lantai atas ada ruangan, di dalamnya sangat nyaman. Kamu naik bersamaku untuk berbicara, jika pembicaraan kita berakhir baik, aku akan melepaskan mereka."
Wajah Kak Tio menyeramkan, Xeria Ling langsung dapat mengetahui tentu tidak akan semudah itu.
"Brengsek, memangnya kamu itu apa!"
Yulius Zhang yang sedang mengenggam botol arak langsung memukulnya ke kepala Kak Tio, seketika berdarah.
"Sialan, bunuh mereka!"
Kak Tio menjadi marah, dia menepuk meja dengan kencang dan berteriak kepada anak buahnya.
Sony Song baru saja bersiap-siap untuk memukul kepala Kak Tio sekali lagi, baru saja mengangkat botol arak, dia sudah tengkurap di lantai.
Para preman menyerbu datang seperti orang gila, mereka memegang tongkat dan memukul Sony Song dengan kencang.
"Sialan, berani-beraninya kamu menyentuh kepala aku."
Di tengah kekacauan, Kak Tio merebut sebuah tongkat dari anak buahnya dan memukul punggung Yulius Zhang dengan kencang.
Yulius Zhang tidak sempat menghindar karena sedang berkelahi dengan preman lain, tubuhnya menjadi sakit setelah dipukuli Kak Tio.
Kak Tio baru saja bersiap-siap untuk kembali memberi sebuah pukulan, Cedric Lee datang kemari dan memeluk Kak Tio dengan sekuat tenaga.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved