Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
by Winston
12:18,Jul 08,2020
Pergi dari situ, Tiano berjalan ke mobil yang menunggunya.
Ada beberapa hal yang tidak ingin ia beritahu ke Xeria, dia tahu kali ini kakak Wang tidak akan datang.
Xeria mengira semua ini berkat pamannya, tapi Tiano tidak peduli, pokoknya setelah masalah ini, mereka berdua tidak ada hubungan apa pun lagi.
Sampai di dalam mobil, Tiano mengeluarkan ponsel ingin main game, tapi ponselnya sudah kehabisan baterai.
Melihat layar yang hitam itu, tiba-tiba Tiano merasa agak kesepian, agak bosan, tidak tahu harus berbuat apa.
Dulu hidupnya berpusat pada Celine, wanita itu adalah segalanya bagi dia.
Sekarang dia sudah menjadi wanita Marvel, dalam hati Tiano terasa hampa, seketika ia kehilangan tujuan hidup.
Dengan tidak berdaya ia menghela nafas.
“Tuan muda, anda baik-baik saja bukan!” Tanya supir yang sedang menyetir.
“Tidak apa-apa, hanya teringat beberapa hal.”
“Tuan muda, ada satu hal yang perlu diberitahukan ke anda, besok pagi Harley sudah akan dibebaskan, dia mungkin akan datang ke sekolah untuk mencari masalah dengan anda. Tapi anda tidak perlu khawatir, kami sudah mengatur orang untuk menjaga keselamatan anda, sekali terjadi sesuatu, mereka akan segera melindungi kamu.”
“Kenapa bisa dibebaskan, bukankah katanya akan dibereskan sampai tuntas?”
Ujar Tiano kebingungan.
“Karena bukti yang kita punya belum cukup untuk membuat Harley kalah telak, paling maksimal hanya akan menjadi tindakan pidana, berdasarkan kemampuannya, kemungkinan besar akan ia ubah menjadi kasus pelanggaran biasa, kita hanya bisa menahannya selama 48 jam.”
Tiano menarik nafas dalam-dalam, tampak agak kecewa.
“Tuan muda, anda tidak perlu khawatir. Masalah ini tidak bisa membereskan Harley secara tuntas, tapi kita masih punya cara lain. Hasil pelacakan dari orang kita mengatakan bahwa sepertinya Harles terlibat dalam bisnis uang palsu secara diam-diam, lokasinya yaitu di KTV serta dalam pusat hiburan lainnya yang di sekitar sekolah. Sekarang polisi sedang mengatur, sekali ada kesempatan maka akan langsung menangkapnya.”
Tiano agak kaget, dia tidak menyangka Harley melakukan perbuatan seperti ini.
Terhadap soal pembuatan uang palsu, Tiano sendiri sangat benci. Dulu ketika bekerja paruh waktu, ia sering menerima uang palsu, sehingga setiap kali selalu dimarahi oleh bos.
Tidak disangka Harley adalah dalang dari merajalelanya uang palsu ini.
“Baik, kalian harus memanfaatkan kesempatan dengan baik,buat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya.”
Tiano agak capek, ia pun tertidur dengan bersandar di kursi.
Mobil berhenti di depan rumah sakit swasta dari Rossy Tsu.
Dengan berpakaian seragam perawat yang didesain khusus dan heels, Vickie berjalan ke mobil dan membuka pintu.
“Tuan muda, akhirnya anda datang.”
Mengamati Vickie yang berseragam menggoda, Tiano tidak bisa menahan diri untuk tertawa.
“Kamu lebih cantik memakai seragam perawat, lain kali kalau keluar pakai ini saja.
“Tuan muda, nyonya sudah tahu masalah anda, dia sudah panik sekali, kamu malah masih membicarakan ini.”
Baru saja Vickie selesai berbicara, Rossy sudah datang dengan wajah cemas sambil berlari kecil.
“Nak, kamu tidak apa-apa bukan? Apakah orang-orang itu melukai kamu?”
Rossy mengusap wajah Tiano yang agak merah membengkak, dengan marah ia bertanya : “Siapa yang pukul?”
Terhadap perhatian dari Rossy, Tiano agak tercengang.
“Tidak apa-apa, semua sudah beres. Ada Paman yang membantu, orang di kantor polisi sangat menjaga aku.”
Tiano tahu hubungan ibu kandung dengan pamannya tidak baik, dia berkata demikian karena ingin hubungan mereka membaik.
“Baiklah, bagus kalau tidak apa-apa, aku khawatir sekali, untung ada paman kamu, kalau tidak aku sudah harus secara langsung menolong kamu.”
Sebelum ini dalam hati Rossy hanya ada benci terhadap Mike, namun benci itu memudar setelah menemukan putranya. Sekarang Mike begitu sibuk, jadi hubungan mereka sudah termasuk baikan.
“Apakah paman kamu tidak datang?”
Melihat tidak ada orang di dalam, Rossy tidak tahan untuk bertanya.
“Dia bilang masih ada urusan, jadi sudah pergi.”
Rossy mengangguk, kemudian membawa putranya masuk ke dalam rumah sakit.
Sebagai rumah sakit swasta terbesar, mau keadaan lingkungan sekitar atau pun fasilitas di dalamnya, semuanya adalah yang terbagus.
Pola rumah sakit ini juga berbeda sama sekali dengan yang pada umumnya, secara keseluruhan, rumah sakit ini dipenuhi nuansa vila eropa.
Meskipun tidak besar, tapi bergaya.
Dibawanya Tiano ke kamar pasien, dengan hati-hati Vickie melepaskan perban.
“Tuan muda, apakah perlu aku bantu kamu mengelap badan?”
Wajah Vickie agak memerah.
“Tidak perlu, tidak perlu.”
Wajah Tiano juga memerah, dengan tegang ia menatap Rossy.
Meskipun dia ingin, tapi juga merasa tidak seharusnya, terutama ibunya masih di sana.
“Ya sudah, nak, kamu istirahat dulu, besok aku datang lagi.”
Rossy mengusap wajah Tiano.
Tiano mengangguk sambil tersenyum.
“Vickie, kuserahkan ke kamu, jaga tuan muda dengan baik, kalau terjadi sesuatu lagi, kamu yang aku cari.”
Vickie menganggukkan kepala , dan menunjukkan senyuman manis.
Setelah Rossy pergi, di dalam kamar pasien hanya tersisa Tiano dan Vickie berdua.
Menikmati kecantikan seorang wanita dari dekat, Tiano mengamati tubuh Vickie dari atas sampai ke bawah , terutama bokong dan kaki panjang di balik seragam perawatnya itu, ini membuat Tiano teringat dengan alur cerita dalam film tertentu.
Vickie yang demikian sungguh membuat orang tergoda, Tiano rasanya ingin mencubit pahanya dengan kuat.
“Tuan muda, kalau masih dilihat lagi sudah akan mimisan.”
Ada beberapa hal yang tidak ingin ia beritahu ke Xeria, dia tahu kali ini kakak Wang tidak akan datang.
Xeria mengira semua ini berkat pamannya, tapi Tiano tidak peduli, pokoknya setelah masalah ini, mereka berdua tidak ada hubungan apa pun lagi.
Sampai di dalam mobil, Tiano mengeluarkan ponsel ingin main game, tapi ponselnya sudah kehabisan baterai.
Melihat layar yang hitam itu, tiba-tiba Tiano merasa agak kesepian, agak bosan, tidak tahu harus berbuat apa.
Dulu hidupnya berpusat pada Celine, wanita itu adalah segalanya bagi dia.
Sekarang dia sudah menjadi wanita Marvel, dalam hati Tiano terasa hampa, seketika ia kehilangan tujuan hidup.
Dengan tidak berdaya ia menghela nafas.
“Tuan muda, anda baik-baik saja bukan!” Tanya supir yang sedang menyetir.
“Tidak apa-apa, hanya teringat beberapa hal.”
“Tuan muda, ada satu hal yang perlu diberitahukan ke anda, besok pagi Harley sudah akan dibebaskan, dia mungkin akan datang ke sekolah untuk mencari masalah dengan anda. Tapi anda tidak perlu khawatir, kami sudah mengatur orang untuk menjaga keselamatan anda, sekali terjadi sesuatu, mereka akan segera melindungi kamu.”
“Kenapa bisa dibebaskan, bukankah katanya akan dibereskan sampai tuntas?”
Ujar Tiano kebingungan.
“Karena bukti yang kita punya belum cukup untuk membuat Harley kalah telak, paling maksimal hanya akan menjadi tindakan pidana, berdasarkan kemampuannya, kemungkinan besar akan ia ubah menjadi kasus pelanggaran biasa, kita hanya bisa menahannya selama 48 jam.”
Tiano menarik nafas dalam-dalam, tampak agak kecewa.
“Tuan muda, anda tidak perlu khawatir. Masalah ini tidak bisa membereskan Harley secara tuntas, tapi kita masih punya cara lain. Hasil pelacakan dari orang kita mengatakan bahwa sepertinya Harles terlibat dalam bisnis uang palsu secara diam-diam, lokasinya yaitu di KTV serta dalam pusat hiburan lainnya yang di sekitar sekolah. Sekarang polisi sedang mengatur, sekali ada kesempatan maka akan langsung menangkapnya.”
Tiano agak kaget, dia tidak menyangka Harley melakukan perbuatan seperti ini.
Terhadap soal pembuatan uang palsu, Tiano sendiri sangat benci. Dulu ketika bekerja paruh waktu, ia sering menerima uang palsu, sehingga setiap kali selalu dimarahi oleh bos.
Tidak disangka Harley adalah dalang dari merajalelanya uang palsu ini.
“Baik, kalian harus memanfaatkan kesempatan dengan baik,buat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya.”
Tiano agak capek, ia pun tertidur dengan bersandar di kursi.
Mobil berhenti di depan rumah sakit swasta dari Rossy Tsu.
Dengan berpakaian seragam perawat yang didesain khusus dan heels, Vickie berjalan ke mobil dan membuka pintu.
“Tuan muda, akhirnya anda datang.”
Mengamati Vickie yang berseragam menggoda, Tiano tidak bisa menahan diri untuk tertawa.
“Kamu lebih cantik memakai seragam perawat, lain kali kalau keluar pakai ini saja.
“Tuan muda, nyonya sudah tahu masalah anda, dia sudah panik sekali, kamu malah masih membicarakan ini.”
Baru saja Vickie selesai berbicara, Rossy sudah datang dengan wajah cemas sambil berlari kecil.
“Nak, kamu tidak apa-apa bukan? Apakah orang-orang itu melukai kamu?”
Rossy mengusap wajah Tiano yang agak merah membengkak, dengan marah ia bertanya : “Siapa yang pukul?”
Terhadap perhatian dari Rossy, Tiano agak tercengang.
“Tidak apa-apa, semua sudah beres. Ada Paman yang membantu, orang di kantor polisi sangat menjaga aku.”
Tiano tahu hubungan ibu kandung dengan pamannya tidak baik, dia berkata demikian karena ingin hubungan mereka membaik.
“Baiklah, bagus kalau tidak apa-apa, aku khawatir sekali, untung ada paman kamu, kalau tidak aku sudah harus secara langsung menolong kamu.”
Sebelum ini dalam hati Rossy hanya ada benci terhadap Mike, namun benci itu memudar setelah menemukan putranya. Sekarang Mike begitu sibuk, jadi hubungan mereka sudah termasuk baikan.
“Apakah paman kamu tidak datang?”
Melihat tidak ada orang di dalam, Rossy tidak tahan untuk bertanya.
“Dia bilang masih ada urusan, jadi sudah pergi.”
Rossy mengangguk, kemudian membawa putranya masuk ke dalam rumah sakit.
Sebagai rumah sakit swasta terbesar, mau keadaan lingkungan sekitar atau pun fasilitas di dalamnya, semuanya adalah yang terbagus.
Pola rumah sakit ini juga berbeda sama sekali dengan yang pada umumnya, secara keseluruhan, rumah sakit ini dipenuhi nuansa vila eropa.
Meskipun tidak besar, tapi bergaya.
Dibawanya Tiano ke kamar pasien, dengan hati-hati Vickie melepaskan perban.
“Tuan muda, apakah perlu aku bantu kamu mengelap badan?”
Wajah Vickie agak memerah.
“Tidak perlu, tidak perlu.”
Wajah Tiano juga memerah, dengan tegang ia menatap Rossy.
Meskipun dia ingin, tapi juga merasa tidak seharusnya, terutama ibunya masih di sana.
“Ya sudah, nak, kamu istirahat dulu, besok aku datang lagi.”
Rossy mengusap wajah Tiano.
Tiano mengangguk sambil tersenyum.
“Vickie, kuserahkan ke kamu, jaga tuan muda dengan baik, kalau terjadi sesuatu lagi, kamu yang aku cari.”
Vickie menganggukkan kepala , dan menunjukkan senyuman manis.
Setelah Rossy pergi, di dalam kamar pasien hanya tersisa Tiano dan Vickie berdua.
Menikmati kecantikan seorang wanita dari dekat, Tiano mengamati tubuh Vickie dari atas sampai ke bawah , terutama bokong dan kaki panjang di balik seragam perawatnya itu, ini membuat Tiano teringat dengan alur cerita dalam film tertentu.
Vickie yang demikian sungguh membuat orang tergoda, Tiano rasanya ingin mencubit pahanya dengan kuat.
“Tuan muda, kalau masih dilihat lagi sudah akan mimisan.”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved