Bab 5 Ibu Vio Yang Lembut Masuk Desa
by Glen Valora
18:01,Nov 26,2021
Tidak, tidak, tidak, ini adalah ibu Violet.
Ganni dengan cepat menggelengkan kepala, baru membuang beberapa pikiran jelek yang muncul dalam hatinya.
Walaupun telah mengalami beberapa hal bergejolak, tetapi sekarang tubuhnya adalah Violet, bahkan hatinya tidak merasa panas lagi, tubuhnya juga tidak bereaksi apa-apa.
Melihat penampilan Ibu Violet yang luar biasa senang, Ganni tahu, kemungkinan dia telah membuat masalah.
Karena sudah datang ke sini maka harus membuat orang tenang.
Mengambil berkah dari Violet, kecuali terakhir kali saat pemimpin pengembang konstruksi memeriksa lokasi dan dia tidak sengaja terjatuh dari tangga, ini pertama kalinya Ganni merasakan perasaan cemas.
Mobil yang dipakai Ibu Violet adalah sebuah R8 putih, Ganni masuk ke dalam mobil, mobil sport menderu lewat, menarik perhatian iri dari banyak orang yang lewat.
Mobil mewah seharga miliaran, terasa jauh lebih baik dibandingkan traktor, mobil penumpang dan taksi, angin terus bertiup di samping telinga, ada semacam perasaan seperti sepeda motor anak muda punik.
“Aku mau pergi ke desa Ngaglik di Rinjani, pergi mencari Ganni si gendut itu.”
Ganni khawatir Ibu Violet tidak tahu siapa Ganni, masih menjelaskannya secara khusus.
“Aduh, sayang, mama tidak keberatan kamu pergi menemui orang itu, tapi, bukankah seharusnya kamu ganti pakaian yang lebih cantik?”
Ibu Violet agak mengerutkan kening, sekarang di tubuh Ganni masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit, sangat longgar, kaki mengenakan sandal, menurut dia, ini terlihat sangat tidak anggun.
“Tidak bisa, harus segera pergi ke sana, sekarang juga harus pergi.”
Kata-kata Ganni sangat jelas, tubuh yang dimilikinya saat ini adalah tubuh dewi yang selalu diimpikannya ketika dulu dia masih menjadi si gendut.
Meskipun dia ingin segera kembali menjadi seorang pria, tapi dia sulit membayangkan keputusasaan Violet.
Dia sudah lupa, tampaknya selama beberapa hari ini belum mandi, tubuh juga kotor dan berantakan, Violet sangat suka kebersihan, seorang nona kaya yang lembut, bagaimana bisa tahan.
Lebih cepat bertemu Violet, dia juga bisa lebih cepat merasa tenang.
“Baik, baik, baik, mama akan mendengarkanmu.”
Pada akhirnya, Ibu Violet menganggukkan kepala, fakta membuktikan, mobil bagus memang jalan lebih cepat.
Ibu Violet menyalakan GPS nagivasi, mobil berjalan di sepanjang jalan, perjalanan yang butuh dua jam menggunakan bus baru bisa sampai ke sana, hanya ditempuh dalam waktu lebih dari satu jam saja.
desa Ngaglik, angin sepoi-sepoi dan matahari cerah, meskipun lokasinya terpencil, tapi sudah dapat bantuan dari pemerintah, setiap depan rumah sudah ada jalan semen.
Begitu mobil R8 milik Ibu Violet masuk desa, suara raungan mesin itu, langsung menarik perhatian sebagian besar orang di desa, yang tidak tahu masih mengira suara petir.
Mobil indah dengan dua tempat duduk saja, setelah internet pedesaan terhubung semua juga tahu itu adalah mobil bagus.
Ketika Ibu Violet dan Ganni keluar dari mobil, tempat ini sudah dikepung.
“Halo, tuan, mau tanya, di mana rumah Ganni ?”
“Ganni siapa?”
“Bagaimana pergi ke rumah penjual daging babi itu…” Ibu Violet merasa agak malu.
“Oh, maksudmu rumah Ganni Gaim ya, ikuti jalanan timur rumah militer itu, langsung lurus ke utara, di ujung, ada sebuah panci besar depan rumah, itu adalah rumahnya.”
Awalnya Ganni ingin langsung menyeret Ibu Violet pergi ke sana, tapi dipikir secara teliti, sudahlah, sekarang dia adalah Violet, jika tahu rumah Ganni ada di mana, apa yang akan Ibu Violet pikirkan?
Dia terlihat seolah-olah pernah bermasalah dengan Violet, jika mencari masalah lagi, selanjutnya Violet akan merasa sangat tidak nyaman.
Harus saling memikirkan satu sama lain, jadi orang lain tidak boleh terlalu santai.
Menapaki jalan yang paling familiar, tapi malah menggunakan sebuah identitas yang paling asing, berjalan di jalanan sambil digandeng Ibu Violet, Ganni memiliki semacam penantian yang sulit dijelaskan.
Dia ingin melihat ekspresi Violet nanti akan seperti apa.
Ada rumah bata merah besar di kedua sisi jalan semen, berdiri di jalanan sudah bisa melihat panci besar serta satu set rak besi di pintu rumah Ganni.
“Yiii, sayang, di sana begitu kotor, apakah kita sungguh mau pergi ke sana?”
Ibu Violet mengenakan gaun hijau kain kasa, kaki mengenakan sepatu hak tinggi, dari jauh melihat aspal dan bulu babi yang ada di atas tungku panci besar, dia langsung tidak bisa bergerak.
“Kalau tidak, kamu tunggu di sini sebentar, aku akan ke sana dan akan segera kembali?”
Ganni melihat ‘mama’ yang lembut ini, bagaimanapun seperti vas bunga yang rapuh, membuatnya agak pusing.
Ibu Violet “Ehmm” menggeleng kepala, mengertakkan gigi, “Kamu pergi, aku pasti akan pergi bersamamu.”
“Apa-apaan ini, masih berpegang teguh pada norma, sudah zaman apa, kenapa tidak balik bekerja di lokasi konstruksi, sekolah apa bagusnya, membayar uang untuk meminta orang mengajari kita bagaimana berperilaku, benar-benar bodoh, tidak mau menghasilkan uang malah menghabiskan uang.”
Ganni dan Ibu Violet baru saja masuk, Gambil memarahi dengan wajah memerah sambil keluar dari dalam rumah, tangannya masih membawa setumpuk barang.
“ Paman Ketiga.” Ganni agak canggung menyapanya, jika Ganni yang ada di dalam adalah Ganni asli, maka hal ini mungkin masih ada harapan, tapi jika Ganni yang ada di dalam adalah Violet maka pasti kacau.
Gambil mengiyakan dan mengangguk langsung pergi, tapi baru jalan dua langkah langsung berhenti lagi, penuh keraguan melihat ke arah Ganni.
“Dik, kamu Violet ya, tampangmu sungguh cantik, tidak heran membuat keponakanku tergila-gila padamu, di mulutnya hanya ada Violet, tidak sia-sia aku jadi Paman Ketiga-nya, sini pegang, jika ada waktu luang pergi ke rumah Paman Ketiga bersama Ganni.”
Gambil memberi Ganni beberapa hadiah mahal yang dikemas dengan indah, selanjutnya berjalan sambil mendongak dan membusungkan dada.
Melihat sosok punggung yang menyedihkan itu, Ganni menghela nafas dalam hati, Paman Ketiga demi kebaikannya, ayah juga demi kebaikannya, mereka semua tulus, hanya saja posisinya berbeda, jadi pemikiran juga berbeda.
“ Vio, tidak baik mengambil barang orang lain, bukan.”
“Apanya barang orang lain, satu keluarga, dia adalah pamanku.”
“Apakah hubungan itu sudah naik sampai ke tahap ini?”
Ibu Violet membelalakkan mata, hampir pingsan, Ganni bergegas memapahnya.
Gawat, salah bicara, mau jelaskan salah, tidak jelaskan juga salah.
Ganni hanya bisa mengedipkan mata dan tersenyum.
“Tidak bisa, jantungku tidak nyaman, kamu gadis ini, hal sebesar ini, sudahlah jika kamu tidak mengatakannya padaku, apakah ayahmu tahu?”
Wajah Ganni buruk sekali, tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Tepat pada saat ini, postur tubuh kuat yang familiar itu keluar dari halaman, itu adalah Violet Regina.
Violet yang berpenampilan Ganni, daging di wajahnya juga mengerut, ini adalah ekspresi bimbang standar dari orang gemuk.
Dengan cepat, dia seperti mengambil sebuah keputusan besar dan berjalan ke hadapan ibunya.
“Ma, ini aku.”
“Jangan, jangan panggil aku mama, jantungku tidak kuat menahannya, Vio, masalah ini harus suruh papamu yang tangani, mamamu hari ini bisa mati di sini, awalnya aku mengira kamu hanya membahas soal pacaran saja, masalah sekamar di hotel juga hanya kebetulan, kamu ini, cepat tuntun aku kembali ke mobil, aku mau minum sebutir panadol dulu.
Ganni menuntun Ibu Violet, wajahnya sangat canggung melihat wajah Violet yang sudah sehitam tinta.
Ganni dengan cepat menggelengkan kepala, baru membuang beberapa pikiran jelek yang muncul dalam hatinya.
Walaupun telah mengalami beberapa hal bergejolak, tetapi sekarang tubuhnya adalah Violet, bahkan hatinya tidak merasa panas lagi, tubuhnya juga tidak bereaksi apa-apa.
Melihat penampilan Ibu Violet yang luar biasa senang, Ganni tahu, kemungkinan dia telah membuat masalah.
Karena sudah datang ke sini maka harus membuat orang tenang.
Mengambil berkah dari Violet, kecuali terakhir kali saat pemimpin pengembang konstruksi memeriksa lokasi dan dia tidak sengaja terjatuh dari tangga, ini pertama kalinya Ganni merasakan perasaan cemas.
Mobil yang dipakai Ibu Violet adalah sebuah R8 putih, Ganni masuk ke dalam mobil, mobil sport menderu lewat, menarik perhatian iri dari banyak orang yang lewat.
Mobil mewah seharga miliaran, terasa jauh lebih baik dibandingkan traktor, mobil penumpang dan taksi, angin terus bertiup di samping telinga, ada semacam perasaan seperti sepeda motor anak muda punik.
“Aku mau pergi ke desa Ngaglik di Rinjani, pergi mencari Ganni si gendut itu.”
Ganni khawatir Ibu Violet tidak tahu siapa Ganni, masih menjelaskannya secara khusus.
“Aduh, sayang, mama tidak keberatan kamu pergi menemui orang itu, tapi, bukankah seharusnya kamu ganti pakaian yang lebih cantik?”
Ibu Violet agak mengerutkan kening, sekarang di tubuh Ganni masih mengenakan pakaian pasien rumah sakit, sangat longgar, kaki mengenakan sandal, menurut dia, ini terlihat sangat tidak anggun.
“Tidak bisa, harus segera pergi ke sana, sekarang juga harus pergi.”
Kata-kata Ganni sangat jelas, tubuh yang dimilikinya saat ini adalah tubuh dewi yang selalu diimpikannya ketika dulu dia masih menjadi si gendut.
Meskipun dia ingin segera kembali menjadi seorang pria, tapi dia sulit membayangkan keputusasaan Violet.
Dia sudah lupa, tampaknya selama beberapa hari ini belum mandi, tubuh juga kotor dan berantakan, Violet sangat suka kebersihan, seorang nona kaya yang lembut, bagaimana bisa tahan.
Lebih cepat bertemu Violet, dia juga bisa lebih cepat merasa tenang.
“Baik, baik, baik, mama akan mendengarkanmu.”
Pada akhirnya, Ibu Violet menganggukkan kepala, fakta membuktikan, mobil bagus memang jalan lebih cepat.
Ibu Violet menyalakan GPS nagivasi, mobil berjalan di sepanjang jalan, perjalanan yang butuh dua jam menggunakan bus baru bisa sampai ke sana, hanya ditempuh dalam waktu lebih dari satu jam saja.
desa Ngaglik, angin sepoi-sepoi dan matahari cerah, meskipun lokasinya terpencil, tapi sudah dapat bantuan dari pemerintah, setiap depan rumah sudah ada jalan semen.
Begitu mobil R8 milik Ibu Violet masuk desa, suara raungan mesin itu, langsung menarik perhatian sebagian besar orang di desa, yang tidak tahu masih mengira suara petir.
Mobil indah dengan dua tempat duduk saja, setelah internet pedesaan terhubung semua juga tahu itu adalah mobil bagus.
Ketika Ibu Violet dan Ganni keluar dari mobil, tempat ini sudah dikepung.
“Halo, tuan, mau tanya, di mana rumah Ganni ?”
“Ganni siapa?”
“Bagaimana pergi ke rumah penjual daging babi itu…” Ibu Violet merasa agak malu.
“Oh, maksudmu rumah Ganni Gaim ya, ikuti jalanan timur rumah militer itu, langsung lurus ke utara, di ujung, ada sebuah panci besar depan rumah, itu adalah rumahnya.”
Awalnya Ganni ingin langsung menyeret Ibu Violet pergi ke sana, tapi dipikir secara teliti, sudahlah, sekarang dia adalah Violet, jika tahu rumah Ganni ada di mana, apa yang akan Ibu Violet pikirkan?
Dia terlihat seolah-olah pernah bermasalah dengan Violet, jika mencari masalah lagi, selanjutnya Violet akan merasa sangat tidak nyaman.
Harus saling memikirkan satu sama lain, jadi orang lain tidak boleh terlalu santai.
Menapaki jalan yang paling familiar, tapi malah menggunakan sebuah identitas yang paling asing, berjalan di jalanan sambil digandeng Ibu Violet, Ganni memiliki semacam penantian yang sulit dijelaskan.
Dia ingin melihat ekspresi Violet nanti akan seperti apa.
Ada rumah bata merah besar di kedua sisi jalan semen, berdiri di jalanan sudah bisa melihat panci besar serta satu set rak besi di pintu rumah Ganni.
“Yiii, sayang, di sana begitu kotor, apakah kita sungguh mau pergi ke sana?”
Ibu Violet mengenakan gaun hijau kain kasa, kaki mengenakan sepatu hak tinggi, dari jauh melihat aspal dan bulu babi yang ada di atas tungku panci besar, dia langsung tidak bisa bergerak.
“Kalau tidak, kamu tunggu di sini sebentar, aku akan ke sana dan akan segera kembali?”
Ganni melihat ‘mama’ yang lembut ini, bagaimanapun seperti vas bunga yang rapuh, membuatnya agak pusing.
Ibu Violet “Ehmm” menggeleng kepala, mengertakkan gigi, “Kamu pergi, aku pasti akan pergi bersamamu.”
“Apa-apaan ini, masih berpegang teguh pada norma, sudah zaman apa, kenapa tidak balik bekerja di lokasi konstruksi, sekolah apa bagusnya, membayar uang untuk meminta orang mengajari kita bagaimana berperilaku, benar-benar bodoh, tidak mau menghasilkan uang malah menghabiskan uang.”
Ganni dan Ibu Violet baru saja masuk, Gambil memarahi dengan wajah memerah sambil keluar dari dalam rumah, tangannya masih membawa setumpuk barang.
“ Paman Ketiga.” Ganni agak canggung menyapanya, jika Ganni yang ada di dalam adalah Ganni asli, maka hal ini mungkin masih ada harapan, tapi jika Ganni yang ada di dalam adalah Violet maka pasti kacau.
Gambil mengiyakan dan mengangguk langsung pergi, tapi baru jalan dua langkah langsung berhenti lagi, penuh keraguan melihat ke arah Ganni.
“Dik, kamu Violet ya, tampangmu sungguh cantik, tidak heran membuat keponakanku tergila-gila padamu, di mulutnya hanya ada Violet, tidak sia-sia aku jadi Paman Ketiga-nya, sini pegang, jika ada waktu luang pergi ke rumah Paman Ketiga bersama Ganni.”
Gambil memberi Ganni beberapa hadiah mahal yang dikemas dengan indah, selanjutnya berjalan sambil mendongak dan membusungkan dada.
Melihat sosok punggung yang menyedihkan itu, Ganni menghela nafas dalam hati, Paman Ketiga demi kebaikannya, ayah juga demi kebaikannya, mereka semua tulus, hanya saja posisinya berbeda, jadi pemikiran juga berbeda.
“ Vio, tidak baik mengambil barang orang lain, bukan.”
“Apanya barang orang lain, satu keluarga, dia adalah pamanku.”
“Apakah hubungan itu sudah naik sampai ke tahap ini?”
Ibu Violet membelalakkan mata, hampir pingsan, Ganni bergegas memapahnya.
Gawat, salah bicara, mau jelaskan salah, tidak jelaskan juga salah.
Ganni hanya bisa mengedipkan mata dan tersenyum.
“Tidak bisa, jantungku tidak nyaman, kamu gadis ini, hal sebesar ini, sudahlah jika kamu tidak mengatakannya padaku, apakah ayahmu tahu?”
Wajah Ganni buruk sekali, tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Tepat pada saat ini, postur tubuh kuat yang familiar itu keluar dari halaman, itu adalah Violet Regina.
Violet yang berpenampilan Ganni, daging di wajahnya juga mengerut, ini adalah ekspresi bimbang standar dari orang gemuk.
Dengan cepat, dia seperti mengambil sebuah keputusan besar dan berjalan ke hadapan ibunya.
“Ma, ini aku.”
“Jangan, jangan panggil aku mama, jantungku tidak kuat menahannya, Vio, masalah ini harus suruh papamu yang tangani, mamamu hari ini bisa mati di sini, awalnya aku mengira kamu hanya membahas soal pacaran saja, masalah sekamar di hotel juga hanya kebetulan, kamu ini, cepat tuntun aku kembali ke mobil, aku mau minum sebutir panadol dulu.
Ganni menuntun Ibu Violet, wajahnya sangat canggung melihat wajah Violet yang sudah sehitam tinta.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved