Bab 7 Sudah Lama Tidak Bertemu(2)
by JavAlius
21:43,Feb 29,2020
Tiga kata terakhir, dia berkata dengan sangat keras, seolah-olah dengan begini dia menunjukan seberapa kaya dia. Aku tidak bisa berkata apa-apa kepadanya, tetapi aku dengan sopan aku meresponnya, aku bilang Olive dan aku tidak akrab, jadi tidak dapat membuat janji dengannya.
Kemudian, mereka membicarakan sesuatu, aku sudah tidak mendengarkan lagi, aku langsung naik keatas kasur untuk istirahat siang. Namun, baru saja aku naik keatas kasur, dan kepala jatuh di atas bantal, tiba-tiba, pintu kamar terbuka, diikuti dengan suara teriakan yang tak terkendali: “yang mana Chandra? Keluar sini!”
Setelah aku mendengar suaranya, aku segera tiarap di tempat tidur dan melihat ke luar pintu, aku melihat orang yang bertubuh mungil berdiri didepan pintu.
Orang ini benar-benar pendek, kira-kira tingginya hanya satu koma enam meter, di Kuliahan sangat jarang melihat orang dengan tinggi segitu, namun, walaupun dia pendek, tapi dia sangat galak, nada suaranya sangat kasar, pada pandangan pertama orang pikir pasti dia iblis.
Beberapa orang yang ada di kamar sangat terkejut karena melihat si pendek yang galak menerobos pintu lalu berteriak.
Aku segera duduk diatas kasur, melihat orang itu, dengan tenang bertanya: “Aku Chandra, ada keperluan apa kamu mencariku?”
Si pendek menaikan kepala dan menatapku, lalu dia berkata dengan mencibir: “Buruan turun, Gunawan mencarimu!”
Gunawan?
Setelah merenungkan selama beberapa detik, aku baru menyadari, pria berotot yang ada di kantin pada siang hari itu bukannya Gunawan, lalu, disekolah ini, aku hanya bermasalah dengannya, dan dia meminta si pendek ini untuk mencariku? Masalah siang hari tadi jelas-jelas sudah diselesaikan, dia kenapa masih cari masalah denganku, pemikiran orang ini terlalu kecil? Memikirkan ini, hatiku dipenuhi dengan kemarahan, aku melompat dari atas kasur, dan dengan suara dingin bertanya kepada si pendek itu: “Ngapain dia cari aku?”
Dengan tidak sabaran si pendek membentak: “Kenapa kamu bertele-tele, ikut keluar denganku!”
Pria ini memiliki temperamen yang buruk, benar-benar tidak tahu dari mana keberaniannya berasal, dengan sangat arogan dia datang ke kamarku. Namun, dikamarku tidak ada orang yang mampu, yang satu hanya tahu bermain game, dan yang satu lagi hanya tahu menyombongkan diri dan pamer, yang tersisa Andi, dia juga seperti makanan ringan, dia menghampiriku dan berbisik kepadaku: “Pasti Gunawan yang mencarimu, masalah siang itu, tidak kepikiran dia masih tidak bisa melepaskanmu, aku pergi bersamamu lah, aku akan membantu kamu berbicara, lagian aku dan dia adalah teman alumni!”
Aku tahu, harga diri Andi tidak ada gunanya, jika tidak, dia akan membantuku siang tadi dikantin, sekarang dia mengatakan ini juga sangat baik, aku tidak ingin menariknya ke dalam air, dan dengan tenang berkata kepadanya: “tidak perlu, kamu sebaiknya tidur siang saja, aku mau lihat ngapain dia cari aku!”
Sambil berbicara, aku berjalan keluar kamar, Andi segera menarikku dan bertanya: “kamu pergi seperti ini? Apakah kamu tidak takut Gunawan akan berurusan denganmu?”
Takut?
Sebenarnya, dulu, jika ada seseorang berbicara kepadaku dengan keras, aku akan takut, mulai dari kecil, aku takut hidup dengan tangan dan kaki, aku sangat pengecut.
Namun, setelah kemalangan ibuku, aku tidak pernah takut lagi, sekarang aku hampir lupa bagaimana rasanya takut. Terlebih lagi, sekarang Gunawan mencariku, harus bukan untuk memperbaikiku, jika dia ingin memberiku pelajaran, pilih saja tempat untuk mengepungku, mengapa harus bersusah payah melakukan itu, Kirim seseorang untuk menyampaikannya kepadaku. Sekarang dia telah melakukannya, dia seharusnya berbicara denganku terlebih dahulu dan memberi aku kesempatan.
Aku juga ingin melihat, obat apa yang dijual Gunawan di dalam labu, jadi, aku langsung dengan tenang berkata kepada Andy: “tidak apa-apa, dia tidak bisa memakanku? Kamu tidur aja, aku akan kesana!”
Sambil berkata, aku dengan tenang pergi, bersama si pendek keluar dari gedung asrama.
Kesombongan si pendek itu masih berkecamuk, tetapi aku tidak terlalu peduli padanya, dan aku tidak memiliki rasa takut di hatiku. Meskipun dikatakan, aku tahu bahwa Gunawan ada rencana buruk lalu mencariku, tetapi karena aku bertemu dengan orang yang merepotkan seperti ini, aku harus menyelesaikan masalah tersebut secara langsung, jika aku tinggal di asrama dan tidak keluar, Gunawan akan membuat aku menjadi tidak tenang, aku tidak ingin memiliki terlalu banyak perselisihan dengan orang seperti itu, aku hanya ingin tahu, dia sebenarnya ingin seperti apa supaya dia berhenti!
Dengan hati yang tak kenal takut, aku datang ke lapangan basket sekolah bersama si pendek. Jauh di sana, aku melihat Gunawan, dia masih mengenakan satu set setelan basket berwarna merah maron, bermain basket di bawah sengatan matahari, dia dan rekan-rekannya berkelahi satu sama lain, itu sama seperti kompetisi. Selain itu, ada beberapa rak bola basket dan beberapa orang yang bermain bola basket.
Setelah mendekat, si pendek berkata kepadaku dengan dingin: “tunggu di sini!”
Setelah selesai berbicara, ia berlari ke lapangan basket dan bergabung dalam pertarungan, mereka bermain dengan bahagia dan sangat memuaskan, dan benar-benar mengabaikan peran kecilku. Lalu aku begini, berjemur dan berdiri sendirian dibawah sinar matahari, berkeringat, dan air keringatnya keluar dari dahiku, panas akan melandaku, kesabaranku, dan perlahan-lahan menghilang. Jelas, orang-orang ini sengaja menyiksaku, menyuruhku untuk menonton mereka bermain di bawah terik matahari?
Aku ingin pergi, tetapi kaki ku tidak bisa bergerak, alasan memberi tahuku, harus tetap diam dan menyelesaikan masalah, kalau tidak, aku akan membalas dendam dengan Gunawan sepenuhnya, maka aku berpikir aku tidak bisa tenang lagi nantinya.
Menggigit gigi, aku terus diam dan bertahan dengan ini.
Setelah menunggu hampir 20 menit, Gunawan dan timnya akhirnya selesai bermain basket, segera, Gunawan mengarahkan matanya yang tajam ke arahku, di bawah ketajaman yang menakutkan, Gunawan membawa sembilan pemain bola basket, dengan gerakan mengancam dia mengampriku……
Kemudian, mereka membicarakan sesuatu, aku sudah tidak mendengarkan lagi, aku langsung naik keatas kasur untuk istirahat siang. Namun, baru saja aku naik keatas kasur, dan kepala jatuh di atas bantal, tiba-tiba, pintu kamar terbuka, diikuti dengan suara teriakan yang tak terkendali: “yang mana Chandra? Keluar sini!”
Setelah aku mendengar suaranya, aku segera tiarap di tempat tidur dan melihat ke luar pintu, aku melihat orang yang bertubuh mungil berdiri didepan pintu.
Orang ini benar-benar pendek, kira-kira tingginya hanya satu koma enam meter, di Kuliahan sangat jarang melihat orang dengan tinggi segitu, namun, walaupun dia pendek, tapi dia sangat galak, nada suaranya sangat kasar, pada pandangan pertama orang pikir pasti dia iblis.
Beberapa orang yang ada di kamar sangat terkejut karena melihat si pendek yang galak menerobos pintu lalu berteriak.
Aku segera duduk diatas kasur, melihat orang itu, dengan tenang bertanya: “Aku Chandra, ada keperluan apa kamu mencariku?”
Si pendek menaikan kepala dan menatapku, lalu dia berkata dengan mencibir: “Buruan turun, Gunawan mencarimu!”
Gunawan?
Setelah merenungkan selama beberapa detik, aku baru menyadari, pria berotot yang ada di kantin pada siang hari itu bukannya Gunawan, lalu, disekolah ini, aku hanya bermasalah dengannya, dan dia meminta si pendek ini untuk mencariku? Masalah siang hari tadi jelas-jelas sudah diselesaikan, dia kenapa masih cari masalah denganku, pemikiran orang ini terlalu kecil? Memikirkan ini, hatiku dipenuhi dengan kemarahan, aku melompat dari atas kasur, dan dengan suara dingin bertanya kepada si pendek itu: “Ngapain dia cari aku?”
Dengan tidak sabaran si pendek membentak: “Kenapa kamu bertele-tele, ikut keluar denganku!”
Pria ini memiliki temperamen yang buruk, benar-benar tidak tahu dari mana keberaniannya berasal, dengan sangat arogan dia datang ke kamarku. Namun, dikamarku tidak ada orang yang mampu, yang satu hanya tahu bermain game, dan yang satu lagi hanya tahu menyombongkan diri dan pamer, yang tersisa Andi, dia juga seperti makanan ringan, dia menghampiriku dan berbisik kepadaku: “Pasti Gunawan yang mencarimu, masalah siang itu, tidak kepikiran dia masih tidak bisa melepaskanmu, aku pergi bersamamu lah, aku akan membantu kamu berbicara, lagian aku dan dia adalah teman alumni!”
Aku tahu, harga diri Andi tidak ada gunanya, jika tidak, dia akan membantuku siang tadi dikantin, sekarang dia mengatakan ini juga sangat baik, aku tidak ingin menariknya ke dalam air, dan dengan tenang berkata kepadanya: “tidak perlu, kamu sebaiknya tidur siang saja, aku mau lihat ngapain dia cari aku!”
Sambil berbicara, aku berjalan keluar kamar, Andi segera menarikku dan bertanya: “kamu pergi seperti ini? Apakah kamu tidak takut Gunawan akan berurusan denganmu?”
Takut?
Sebenarnya, dulu, jika ada seseorang berbicara kepadaku dengan keras, aku akan takut, mulai dari kecil, aku takut hidup dengan tangan dan kaki, aku sangat pengecut.
Namun, setelah kemalangan ibuku, aku tidak pernah takut lagi, sekarang aku hampir lupa bagaimana rasanya takut. Terlebih lagi, sekarang Gunawan mencariku, harus bukan untuk memperbaikiku, jika dia ingin memberiku pelajaran, pilih saja tempat untuk mengepungku, mengapa harus bersusah payah melakukan itu, Kirim seseorang untuk menyampaikannya kepadaku. Sekarang dia telah melakukannya, dia seharusnya berbicara denganku terlebih dahulu dan memberi aku kesempatan.
Aku juga ingin melihat, obat apa yang dijual Gunawan di dalam labu, jadi, aku langsung dengan tenang berkata kepada Andy: “tidak apa-apa, dia tidak bisa memakanku? Kamu tidur aja, aku akan kesana!”
Sambil berkata, aku dengan tenang pergi, bersama si pendek keluar dari gedung asrama.
Kesombongan si pendek itu masih berkecamuk, tetapi aku tidak terlalu peduli padanya, dan aku tidak memiliki rasa takut di hatiku. Meskipun dikatakan, aku tahu bahwa Gunawan ada rencana buruk lalu mencariku, tetapi karena aku bertemu dengan orang yang merepotkan seperti ini, aku harus menyelesaikan masalah tersebut secara langsung, jika aku tinggal di asrama dan tidak keluar, Gunawan akan membuat aku menjadi tidak tenang, aku tidak ingin memiliki terlalu banyak perselisihan dengan orang seperti itu, aku hanya ingin tahu, dia sebenarnya ingin seperti apa supaya dia berhenti!
Dengan hati yang tak kenal takut, aku datang ke lapangan basket sekolah bersama si pendek. Jauh di sana, aku melihat Gunawan, dia masih mengenakan satu set setelan basket berwarna merah maron, bermain basket di bawah sengatan matahari, dia dan rekan-rekannya berkelahi satu sama lain, itu sama seperti kompetisi. Selain itu, ada beberapa rak bola basket dan beberapa orang yang bermain bola basket.
Setelah mendekat, si pendek berkata kepadaku dengan dingin: “tunggu di sini!”
Setelah selesai berbicara, ia berlari ke lapangan basket dan bergabung dalam pertarungan, mereka bermain dengan bahagia dan sangat memuaskan, dan benar-benar mengabaikan peran kecilku. Lalu aku begini, berjemur dan berdiri sendirian dibawah sinar matahari, berkeringat, dan air keringatnya keluar dari dahiku, panas akan melandaku, kesabaranku, dan perlahan-lahan menghilang. Jelas, orang-orang ini sengaja menyiksaku, menyuruhku untuk menonton mereka bermain di bawah terik matahari?
Aku ingin pergi, tetapi kaki ku tidak bisa bergerak, alasan memberi tahuku, harus tetap diam dan menyelesaikan masalah, kalau tidak, aku akan membalas dendam dengan Gunawan sepenuhnya, maka aku berpikir aku tidak bisa tenang lagi nantinya.
Menggigit gigi, aku terus diam dan bertahan dengan ini.
Setelah menunggu hampir 20 menit, Gunawan dan timnya akhirnya selesai bermain basket, segera, Gunawan mengarahkan matanya yang tajam ke arahku, di bawah ketajaman yang menakutkan, Gunawan membawa sembilan pemain bola basket, dengan gerakan mengancam dia mengampriku……
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved