Bab 9 Hamil?

by Tiffany Wibisono 11:25,Aug 16,2022
Terkadang butuh kekuatan untuk marah. Karena seluruh tubuhnya sangat lelah, Sharon tidak punya energi lagi untuk mendengarkan teriakan dan desahan di bawah, dia memejamkan mata dan tertidur.

Setelah tidur sangat lama, kepala Sharon masih terasa sakit ketika dia bangun.

Dia tahu sedang flu, tapi ketika dia melihat lingkaran merah di kalender, dia ingat kalau hari ini masih punya pekerjaaan paruh waktu dan tidak punya waktu untuk bersantai. Setelah membuat secangkir teh jahe, Sharon memaksa dirinya untuk keluar.

Mungkin karena pekerjaaannya yang cukup berat dan dirinya yang sedang sakit, setelah bekerja setengah hari, akhirnya Sharon pingsan di tempat dia bekerja.

Di rumah sakit, ketika Sharon bangun, dia melihat dokter berjas putih berdiri di samping tempat tidurnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Gula darah rendah, anemia sedang, HCG tinggi dalam tes darah. Sepertinya kamu hamil dan perlu banyak nutrisi juga tidak boleh terlalu lelah, kalau tidak akan mudah keguguran.”

Sharon tercengang selama beberapa saat dan bertanya, "Dokter, apakah kamu salah, aku.. aku hamil?"

“Kalau kamu tidak yakin, kamu bisa pergi ke departemen ginekologi untuk mendaftar dan mengkonfirmasi.“ Dokter pergi setelah mengatakan itu.

Sharon datang ke departemen ginekologi dengan suasana hati yang tidak nyaman dan laporan itu mengkonfirmasi bahwa dia benar-benar hamil.

Memegang kertas, perasaan Sharon kacau balau.

Dia tahu kalau dia hamil karena diperkosa di kapal pesiar, saat itu dia berpikir untuk meminum pil di pagi hari tapi karena beberapa hal, sehingga dia melupakannya.

Mata Sharon memerah dan dia hampir berteriak.

Pada saat ini, tiba-tiba ada tangan yang merebut laporan tes kehamilan di tangannya.

"Benar saja dasar jalang! Bahkan sekarang kamu hamil!"

Sharon mengerutkan kening dan menatap wanita di depannya, dengan gaun merk Gucci dan rambut keriting bergelombang, wajah yang arogan dan sedang marah, entah kenapa terlihat familiar.

"Kamu siapa."

"Aku tunangan Hans!”

Naura mengangkat dagunya, membelai perutnya dan berkata dengan penuh kemenangan, "Heh jalang, jangan berpikir bahwa kamu bisa mengandalkan perutmu. Aku juga hamil, orang yang harus dinikahi adalah aku dan kamu, cepat pergi dari sini!”

Saat mendengar nama Hans, Sharon menyadari kalau wanita di depannya adalah wanita yang muncul di vila Tuan Wijaya sebelumnya.

"Nona, aku pikir kamu salah paham, aku baru saja membersihkan vila hari itu.." kata Sharon.

"Heh, apa menurutmu aku akan mempercayainya?"

Naura memelototi Sharon dengan marah, meskipun wanita ini hanya mengenakan gaun katun panjang yang sudah dicuci putih, tetap saja jalang ini cantik.

Tapi dia hanya pelacur bayaran yang berpura-pura polos!

“Kamu merayu Hans, bukankah itu hanya untuk uang?” Naura mengeluarkan kartu emas dari tasnya dan berkata dengan dingin, “Ada 50 juta di sini, selama kamu menggugurkan anak itu, uang itu akan menjadi milikmu."

Sharon mengerutkan kening, "Aku bilang tidak."

“Wanita jalang!” Naura mendengus dingin, “Kamu kira bisa jadi Nyonya Muda keluarga Wijaya karena anakmu? Gadis miskin dan murahan seperti kamu itu cuma sampah. Ambil uang ini dan pergi, kalau tidak, lihat saja apa yang akan aku lakukan padamu.” Naomi berkata dengan sangat arogan.

Sharon tidak bermaksud untuk berurusan lagi, dia mengambil formulir tes kehamilan di tangan Naura dan berkata dengan tegas, “Nona anak aku tidak ada hubungannya dengan tunanganmu dan jangan menghinaku dengan uangmu.”

"Hei, apa yang kamu lakukan, aku ingin kamu melakukan aborsi sekarang! Hei jalang, berhenti untukku!"

Mengabaikan keributan di belakangnya, Sharon berjalan ke lift dengan cepat, tapi di detik ketika lift akan ditutup, dia menatap gaun Gucci di tubuh Naura di luar pintu dan tiba-tiba terkejut lagi.

Dia ingat bahwa pada malam dia diperkosa, di dek observasi kapal pesiar, selain pria yang memperkosanya, ada juga seorang wanita yang juga pingsan. Saat itu pakaian Sharon robek oleh pria itu dan tidak bisa dipakai, jadi dia melepas gaun wanita yang pingsan dan gaun itu juga merk Gucci, sama seperti yang dipakai oleh Naura.

Bagaimana bisa begitu kebetulan?

Terlebih lagi, di vila Tuan Wijaya sebelumnya, dia dengan jelas mendengar Tuan Wijaya mengatakan bahwa dia tidak akan menikahi wanita yang membiusnya...

Dan tubuh pria itu, napasnya yang berat dan kekasaran yang tidak normal malam itu di kapal pesiar, memikirkannya sekarang, bukankah itu reaksi dari dibius?

Mungkinkah.. wanita yang pingsan malam itu adalah Naura dan pria yang memperkosanya adalah Tuan Wijaya?

Shit!

Ujung jari Sharon bergetar dan tas di tangannya jatuh ke tanah.

“Nona, tasmu jatuh.” Seorang wanita tua mendorong Sharon, “Lift nya sudah tiba dan kalau kamu tidak mau keluar, jangan menghalangi.”

Sharon terkejut, mengambil tasnya dengan cepat dan berjalan keluar dari rumah sakit.

Semakin dia memikirkannya, dia merasa semakin takut. Mata Sharon bergetar dan dia berkeliaran tanpa tujuan di jalan. Ketika dia tidak tahu di mana dia berada, dia menabrak seorang pria.

Download APP, continue reading

Chapters

297