Bab 10 Gadis Modis Turun Pasar
by Jenny
09:21,Oct 14,2019
Pada saat ini, Joyce An juga tidak ada mood untuk berkeliling di jalanan lagi, rencananya ingin langsung pulang, tapi kepikir sebelumnya berjanji dengan Wilson Zhou untuk menanggung makanannya, jadinya pergi ke pasar lagi.
Kalau Wilson Zhou malam ini mau pulang makan gimana, meskipun kemungkinannya tidak terlalu besar.
Gadis yang modis ini berkeliling dipasar telah menjadi pusat pandangan di mata orang, menarik perhatian paman-paman dan tante-tante sekitarnya.
Joyce An berdiri di depan sebuah stan yang menjual produk-produk akuatik, padahal ingin membuka mode tawar-menawarnya, tapi pemilik tokonya melihat dia cantik, beranyun tangannya:” ei..Cantik, lobster ini aku kasih kamu murah sedikit, setengah-jual setengah kasih."
"Benaran?" Joyce An terkejut, matanya kebuka lebar, dia dulu sering datang ke stan ini membeli udang, tapi bos pelit ini tidak pernah sebaik itu, dengan dia selalu satu yah satu, dua yah dua.
"Tentu saja, jarang melihat seorang wanita cantik yang begitu rajin mengurus rumah tangga, mana mungkin gak kasih murah.” Bos berkedip-kedip mata pada Joyce An.
Dalam hati Joyce An “cihcih” dua kali, Wanita cantic punya pelayanan emang berbeda,
Dia dengan bosnya mengucapkan terima kasih, kemudian dengan senang hati membawa tas penuh lobster menuju pintu pasar, sambil berjalan sambil menghitung berapa banyak uang yang dihemat hari ini.
Baru saja berdiri di stasiun, disamping ada dua orang pemuda sebentar-bentar melihat kearah Joyce An, salah satunya sengaja mendorong satunya maju kedepan satu langkah, agar dia bisa tegak pas di depan Joyce An.
Joyce An menatap bocah yang canggung di depannya, serasa bingung sambil memiringkan kepalanya.
Ini situasi apa, orang ini mau ngapain?
"Itu, halo, gini masalahnya, aku melihat tanganmu membawa begitu banyak barang, pasti sangat berat kan.” Pemuda itu berkata sambil mengaruk kepala bagian belakang.
Joyce An melihat sekilas barang yang dipegang ditangannya, beneran agak berat, tapi dulu saat dia kerja, pernah mengangkat barang lebih berat daripada ini, jadi ini bukan apa apa baginya.
“Masih okay si, tidak berat, aku bisa mengangkatnya.” Meskipun Joyce An tidak mengerti lelaki dihadapannya ingin ngapain, tapi dia masih tersenyum sopan dengannya.
Dengar perkataannya, ekpresi lelaki itu kaku selama beberapa detik. Metode pembukaan ini tampaknya agak salah. Biasanya wanita cantik bukannya semua suka, menunjukkan kelemahan? Tapi kali ini keknya agak sedikit berbeda...
"Itu, kalau enggak aku membantumu angkat aja, sekalian menganterinmu pulang." lanjut pria itu.
"Tidak perlu, aku ..." kata Joyce An sampai sini tiba-tiba berhenti, dia sekarang mengerti maksud lelaki itu, dia ini dicaper dengan orang?
Ketika kepikiran sampai sini, Hati Joyce An tiba-tiba merasa senang, tapi bertahunan dari kebiasaannya dia juga gak bakalan menerima permintaan lelaki itu, baru saja bersiap menolaknya, sebuah mobil Benz hitam tiba tiba berhenti didepannya.
Ketika jendela bergoyang ke bawah, Joyce An melihat orang yang duduk di dalam mobil itu.
Orang yang datang adalah lelaki yang berpakai jas abu-abu gelap, wajahnya kelihatan sangat tampan, dari atas ke bawah penuh memancarkan arwah keagunan, sepasang mata sekarang seperti mutiara hitam menatap tajam kearah Joyce An, bersinar-sinar, bagaikan sebuah kolam gelap yang tidak terlihat kedalamannya.
“Joyce An, siapa suruh kamu disini menunggu bus, segera langsung mobil ikut aku pulang.” Alis Wilson Zhou mengerut, sedikit tidak puas berkata, matanya bertatap tajam kearah pemuda yang mencoba mencaper dia.
Barusan tidak jauh dari situ, Wilson Zhou melihat pemandangan yang luar biasa indah di halte bus. Kulit wanita itu putih, dandannya juga sangat modis, kedua kakinya putih panjangnya kelihatanan luar biasa menggoda orang, padahal dia tidak terlalu peduli, saat mobil melaju sampai sekitarnya, sekilas melihat lagi halte bus, tidak sengaja dia melirik kearah wajah wanita itu, meskipun Joyce An sekarang berbeda dari sebelumnya yang hancur itu, tapi dia tetap bisa mengenalnya langsung, saat itu tangan Wilson Zhou sekejap tergetar, mobilnya hampir saja menumbur mobil depannya, untung saha di rem mendadak, jadi tidak muncul kejadian insiden belakang yang konyol itu .
Awalnya Wilson Zhou masih ragu mau gak datang menjemput Joyce An, tiba-tiba melihat dua lelaki aneh datang berbicara dengannya, hatinya serasa muncul sedikit ketidakpuasan, langsung menginjak rem dan mengendarai sampai di halte bus.
Lelaki yang caper Joyce An itu setelah melihat pandangan Wilson Zhou yang dingin, tidak tahan mundur satu langkah, sekejap juga mengerti langsung hubungan anatar wanita cantik dihadapannya dan lelaki kaya itu, dia bilang mah, wanita secantik gini mana mungkin bisa sebiasa itu membawa sayuran, berdiri di halte tunggu bus!
Sepertinya Wanita cantik ini sudah ada yang punya, lagian lelaki dalm mobil itu sepertinya statusnya juga gak biasa.
Pria itu berlahan mundur kembali ke sisi temannya, dan tidak lupa menghanjar temannya satu tinjuan.
Joyce An melihat Wilson Zhou yang di dalam mobil, dari awal yang terkejut perlahan-lahan berubah menjadi canggung, dalam otaknya dengan biasa muncul adegan ciuman dia dengan Wilson Zhou kemarin malam, wajahnya juga samar-samar ikutan muncul warna merah.
Setelah berubah penampilannya sendiri, jika menghapuskan kejadian kemarin di kamar mandi itu, dia seharusnya pertama kali secara resmi melihat dia kayaknya, enggak tahu apa yang dipikirakan Wilson Zhou saat ini, mengapa dia merasa Wilson Zhou kelihatan tidak begitu senang yah.
Melihat Joyce An masih berdiri disana tidak bergerak, Wilson Zhou langsung menekan klakson mobil, berkata dengan dingin: “ Masih tidak naik mobil.”
Joyce An melihat wajah Wilson Zhou yang tidak begitu ramah itu, ditambah dibelakang mobil Wilson Zhou ada yang klakson, dia tidak lagi bertele-tele, “Sluut” langsung duduk di kursi penumpangan mobil.
Setelah duduk aman, Wilson Zhou langsung menginjak pedal gas dan melaju ke depan.
dikarenakan hari ini Jocye An memakai rok yang pendek, saat berdiri tidak masalah, tapi ketika duduk, roknya langsung menaik kearah paha atas, tertampak sinar semi yang tak terbatas.
Joyce An hanya bisa menumpuk sayuran yang dia beli tadi pasar taruh diatas pahanya, seusahanya menutupin pahanya, termasuk kantong lobster yang masih bertetesan air itu.
Di satu sisi, Wilson Zhou tampak seperti sedang serius mengemudi, tetapi sudut matanya tidak bisa menahan diri untuk ingin melihat wanita disampingnya.
Postur tubuh Joyce An sangat bagus, Wilson Zhou juga tahu ini, tetapi setelah ia mengenakan gaun ini, membuat semua kelebihannya tertampil keluar, ditambah wajah kecil yang halus dan unik itu, bikin ornag semakin tidak bisa mengalih perhatian.
Dalam perjalanannya, Wilson Zhou berturut-turut melakukan banyak kali kesalahan, berapa kali hampir menyerobos lampu merah, tetapi di sisi Joyce An sedang sibuk cara jalan untuk menutupin pahanya, tidak menyadarin kenaehannya si Wilson Zhou.
Suasana dalam mobil sejenak terhening, kedua orang memiliki pemikiran masing masing, sampai di tangan Joyce An punya kantong lobsternya gak tahu gimana rusak, air bocor membasahinnya, lobster jatuh dimana-mana.
Joyce An juga tidak peduli lagi untuk menutupinnya lagi, berulang kali teriak: “Aiya… Lobster aku semua lari keluar.”
"Ah, ah, ah, tang mereka memijit pahaku."
"Ya, Wilson Zhou, ada dua lobster merangkak di pangkuanmu."
"..."
Wilson Zhou dengan terpaksa memarkir mobilnya di samping jalan, berwajah hitam dan membantu Joyce An menangkap lobster.
Karena ada dua lobster terjerat mati-matian di paha Joyce An, apalagi di bagain paha atas, Joyce An mau gak mau mesti mengangkat rok pendeknya semakin tinggi dikit, agar lelaki itu membantu dia tarik lepas lobster itu.
Dia sekarang akhirnya mengerti apa artinya kelakuan konyol sendiri gak bisa hidup, kalau tahu demikian ia tak akan menutupinnya, kalau mau lihat, lihat saja, daripada dijepit dengan lobster lebih bagus.
Kalau Wilson Zhou malam ini mau pulang makan gimana, meskipun kemungkinannya tidak terlalu besar.
Gadis yang modis ini berkeliling dipasar telah menjadi pusat pandangan di mata orang, menarik perhatian paman-paman dan tante-tante sekitarnya.
Joyce An berdiri di depan sebuah stan yang menjual produk-produk akuatik, padahal ingin membuka mode tawar-menawarnya, tapi pemilik tokonya melihat dia cantik, beranyun tangannya:” ei..Cantik, lobster ini aku kasih kamu murah sedikit, setengah-jual setengah kasih."
"Benaran?" Joyce An terkejut, matanya kebuka lebar, dia dulu sering datang ke stan ini membeli udang, tapi bos pelit ini tidak pernah sebaik itu, dengan dia selalu satu yah satu, dua yah dua.
"Tentu saja, jarang melihat seorang wanita cantik yang begitu rajin mengurus rumah tangga, mana mungkin gak kasih murah.” Bos berkedip-kedip mata pada Joyce An.
Dalam hati Joyce An “cihcih” dua kali, Wanita cantic punya pelayanan emang berbeda,
Dia dengan bosnya mengucapkan terima kasih, kemudian dengan senang hati membawa tas penuh lobster menuju pintu pasar, sambil berjalan sambil menghitung berapa banyak uang yang dihemat hari ini.
Baru saja berdiri di stasiun, disamping ada dua orang pemuda sebentar-bentar melihat kearah Joyce An, salah satunya sengaja mendorong satunya maju kedepan satu langkah, agar dia bisa tegak pas di depan Joyce An.
Joyce An menatap bocah yang canggung di depannya, serasa bingung sambil memiringkan kepalanya.
Ini situasi apa, orang ini mau ngapain?
"Itu, halo, gini masalahnya, aku melihat tanganmu membawa begitu banyak barang, pasti sangat berat kan.” Pemuda itu berkata sambil mengaruk kepala bagian belakang.
Joyce An melihat sekilas barang yang dipegang ditangannya, beneran agak berat, tapi dulu saat dia kerja, pernah mengangkat barang lebih berat daripada ini, jadi ini bukan apa apa baginya.
“Masih okay si, tidak berat, aku bisa mengangkatnya.” Meskipun Joyce An tidak mengerti lelaki dihadapannya ingin ngapain, tapi dia masih tersenyum sopan dengannya.
Dengar perkataannya, ekpresi lelaki itu kaku selama beberapa detik. Metode pembukaan ini tampaknya agak salah. Biasanya wanita cantik bukannya semua suka, menunjukkan kelemahan? Tapi kali ini keknya agak sedikit berbeda...
"Itu, kalau enggak aku membantumu angkat aja, sekalian menganterinmu pulang." lanjut pria itu.
"Tidak perlu, aku ..." kata Joyce An sampai sini tiba-tiba berhenti, dia sekarang mengerti maksud lelaki itu, dia ini dicaper dengan orang?
Ketika kepikiran sampai sini, Hati Joyce An tiba-tiba merasa senang, tapi bertahunan dari kebiasaannya dia juga gak bakalan menerima permintaan lelaki itu, baru saja bersiap menolaknya, sebuah mobil Benz hitam tiba tiba berhenti didepannya.
Ketika jendela bergoyang ke bawah, Joyce An melihat orang yang duduk di dalam mobil itu.
Orang yang datang adalah lelaki yang berpakai jas abu-abu gelap, wajahnya kelihatan sangat tampan, dari atas ke bawah penuh memancarkan arwah keagunan, sepasang mata sekarang seperti mutiara hitam menatap tajam kearah Joyce An, bersinar-sinar, bagaikan sebuah kolam gelap yang tidak terlihat kedalamannya.
“Joyce An, siapa suruh kamu disini menunggu bus, segera langsung mobil ikut aku pulang.” Alis Wilson Zhou mengerut, sedikit tidak puas berkata, matanya bertatap tajam kearah pemuda yang mencoba mencaper dia.
Barusan tidak jauh dari situ, Wilson Zhou melihat pemandangan yang luar biasa indah di halte bus. Kulit wanita itu putih, dandannya juga sangat modis, kedua kakinya putih panjangnya kelihatanan luar biasa menggoda orang, padahal dia tidak terlalu peduli, saat mobil melaju sampai sekitarnya, sekilas melihat lagi halte bus, tidak sengaja dia melirik kearah wajah wanita itu, meskipun Joyce An sekarang berbeda dari sebelumnya yang hancur itu, tapi dia tetap bisa mengenalnya langsung, saat itu tangan Wilson Zhou sekejap tergetar, mobilnya hampir saja menumbur mobil depannya, untung saha di rem mendadak, jadi tidak muncul kejadian insiden belakang yang konyol itu .
Awalnya Wilson Zhou masih ragu mau gak datang menjemput Joyce An, tiba-tiba melihat dua lelaki aneh datang berbicara dengannya, hatinya serasa muncul sedikit ketidakpuasan, langsung menginjak rem dan mengendarai sampai di halte bus.
Lelaki yang caper Joyce An itu setelah melihat pandangan Wilson Zhou yang dingin, tidak tahan mundur satu langkah, sekejap juga mengerti langsung hubungan anatar wanita cantik dihadapannya dan lelaki kaya itu, dia bilang mah, wanita secantik gini mana mungkin bisa sebiasa itu membawa sayuran, berdiri di halte tunggu bus!
Sepertinya Wanita cantik ini sudah ada yang punya, lagian lelaki dalm mobil itu sepertinya statusnya juga gak biasa.
Pria itu berlahan mundur kembali ke sisi temannya, dan tidak lupa menghanjar temannya satu tinjuan.
Joyce An melihat Wilson Zhou yang di dalam mobil, dari awal yang terkejut perlahan-lahan berubah menjadi canggung, dalam otaknya dengan biasa muncul adegan ciuman dia dengan Wilson Zhou kemarin malam, wajahnya juga samar-samar ikutan muncul warna merah.
Setelah berubah penampilannya sendiri, jika menghapuskan kejadian kemarin di kamar mandi itu, dia seharusnya pertama kali secara resmi melihat dia kayaknya, enggak tahu apa yang dipikirakan Wilson Zhou saat ini, mengapa dia merasa Wilson Zhou kelihatan tidak begitu senang yah.
Melihat Joyce An masih berdiri disana tidak bergerak, Wilson Zhou langsung menekan klakson mobil, berkata dengan dingin: “ Masih tidak naik mobil.”
Joyce An melihat wajah Wilson Zhou yang tidak begitu ramah itu, ditambah dibelakang mobil Wilson Zhou ada yang klakson, dia tidak lagi bertele-tele, “Sluut” langsung duduk di kursi penumpangan mobil.
Setelah duduk aman, Wilson Zhou langsung menginjak pedal gas dan melaju ke depan.
dikarenakan hari ini Jocye An memakai rok yang pendek, saat berdiri tidak masalah, tapi ketika duduk, roknya langsung menaik kearah paha atas, tertampak sinar semi yang tak terbatas.
Joyce An hanya bisa menumpuk sayuran yang dia beli tadi pasar taruh diatas pahanya, seusahanya menutupin pahanya, termasuk kantong lobster yang masih bertetesan air itu.
Di satu sisi, Wilson Zhou tampak seperti sedang serius mengemudi, tetapi sudut matanya tidak bisa menahan diri untuk ingin melihat wanita disampingnya.
Postur tubuh Joyce An sangat bagus, Wilson Zhou juga tahu ini, tetapi setelah ia mengenakan gaun ini, membuat semua kelebihannya tertampil keluar, ditambah wajah kecil yang halus dan unik itu, bikin ornag semakin tidak bisa mengalih perhatian.
Dalam perjalanannya, Wilson Zhou berturut-turut melakukan banyak kali kesalahan, berapa kali hampir menyerobos lampu merah, tetapi di sisi Joyce An sedang sibuk cara jalan untuk menutupin pahanya, tidak menyadarin kenaehannya si Wilson Zhou.
Suasana dalam mobil sejenak terhening, kedua orang memiliki pemikiran masing masing, sampai di tangan Joyce An punya kantong lobsternya gak tahu gimana rusak, air bocor membasahinnya, lobster jatuh dimana-mana.
Joyce An juga tidak peduli lagi untuk menutupinnya lagi, berulang kali teriak: “Aiya… Lobster aku semua lari keluar.”
"Ah, ah, ah, tang mereka memijit pahaku."
"Ya, Wilson Zhou, ada dua lobster merangkak di pangkuanmu."
"..."
Wilson Zhou dengan terpaksa memarkir mobilnya di samping jalan, berwajah hitam dan membantu Joyce An menangkap lobster.
Karena ada dua lobster terjerat mati-matian di paha Joyce An, apalagi di bagain paha atas, Joyce An mau gak mau mesti mengangkat rok pendeknya semakin tinggi dikit, agar lelaki itu membantu dia tarik lepas lobster itu.
Dia sekarang akhirnya mengerti apa artinya kelakuan konyol sendiri gak bisa hidup, kalau tahu demikian ia tak akan menutupinnya, kalau mau lihat, lihat saja, daripada dijepit dengan lobster lebih bagus.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved