Bab 1 Hidup di Bawah Belas Kasih Orang Lain
by Tessa
09:41,Dec 09,2019
“Istriku, bisakah kamu meminjamkan 20 juta lagi? Rumah sakit sudah mengejar-ngejarku lagi,” tanya Zayden Zhou pada Hailee Xie dengan tidak enak hati.
Hailee Xie terdiam, lalu menghembuskan nafas panjang menahan kesal. Ia mengeluarkan segepok uang dari dompetnya dan memberikannya pada Zayden Zhou.
Zayden Zhou menunduk bersiap mengambil uang itu. Ia kemudian berucap terima kasih dengan pelan.
Hailee Xie bertubuh tinggi dan ramping. Wajahnya tirus dan menarik. Ia sungguh tiada duanya.
Sementara itu, Zayden Zhou, meski ia tampan, namun bila disandingkan dengan Hailee xie, ia masih kalah jauh.
Tiga tahun lalu, ketika lulus dari sekolah vokasi, Zayden Zhou mendambakan karir yang baik, sama seperti semua orang muda lainnya. Sayangnya, ibunya, yang membesarkannya seorang diri, tiba-tiba terkena penyakit ginjal.
Ketika Zayden Zhou pusing memikirkan biaya pengobatannya, Hailee Xie, yang ia cintai selama tiga tahun menempuh SMA, menemukannya. Wanita itu memberi sebuah pengajuan: asalkan ia bersedia, wanita itu mau menikah dengannya.
Bukan hanya itu, Hailee Xie juga berjanji memberinya mas kawin yang tidak sedikit.
Zayden Zhou tahu Hailee Xie tidak pernah menyukainya. Wanita itu mencarinya semata-mata karena kehilangan seorang pria lain. Meski begitu, demi bisa memberi pengobatan pada ibunya, Zayden Zhou menerima tawarannya.
Tiga tahun ini, Zayden Zhou bekerja sangat keras di Xie’s Corp untuk membuktikan kepantasannya.
Meski begitu, kehadirannya dari dulu tidak pernah diterima ayah dan ibu Hailee Xie. Ia bahkan sering disindir mereka.
Sementara itu, meski Hailee Xie tidak begitu sering menyindir dan meledeknya, namun selama tiga tahun pernikahan mereka wanita itu tidak pernah mengizinkannya menyentuhnya sedikit pun.
Tepat ketika Zayden Zhou akan mengambil uang dari Hailee Xie itu, ibu Hailee Xie masuk.
Melihat pemandangan ini, wanits itu langsung emosi dan berkata keras: “Hailee Xie, kamu mengapa lagi-lagi memberi uang pada sampah ini?”
“Zayden Zhou, coba kamu katakan, beberapa tahun ini kamu sudah mengambil uang berapa banyak dari keluarga kami?”
“Kamu sadar diri tidak kamu sudah sering mengambil uang dari kami?”
Sederet teguran dan sindiran ibu mertuanya ini membuat Zayden Zhou tertunduk.
“Ma, semua uang ini cepat atau lambat akan kukembalikan pada Hailee Xie. Mamaku sekarang harus cuci ginjal.”
Mertuanya menjawab dingin: “Mamamu perlu sakit ginjal dengan keluarga kami apa hubungannya? Kamu menganggap keluarga kami sebagai bank? Kamu tahu tidak perusahaan Hailee Xie sekarang sedang kesulitan?”
Wanita paruh baya itu pun menegur Hailee Xie: “Pokoknya uang ini jangan diberikan pada dia!”
Sembari mengatakan ini, wanita itu pun berjalan ke arah Zayden Zhou untuk mengambil uang itu dengan paksa.
“Ma, sudahlah.”
Hailee Xie melarangnya dengan nada lelah: “Sudahlah, urusan kantor juga tidak bisa diselesaikan hanya dengan uang 20 juta.”
Melihat ekspresi Hailee Xie, Zayden Zhou merasa semakin frustrasi dengan dirinya sendiri.
Perusahaan kosmetik Hailee Xie sedang menghadapi krisis besar, namun ia sama sekali tidak bisa membantunya. Ia tidak bisa menjadi tiang tempat istrinya bersandar dan mengeluh!
Ketidaksukaan mertuanya pada dirinya nampaknya sudah mencapai tahap yang tidak bisa diperbaiki. Wanita itu kini marah: “Aku sungguh tidak paham apa gunanya keberadaanmu di rumah ini! Suami orang lain semua bisa menumpuk kekayaan, sementara kamu malah menghabiskan uang kami, kamu sungguh sampah yang paling buruk diantara sampah-sampah lain!”
Ini baru lewat jam 12 siang. Pintu tiba-tiba diketuk seseorang.
Zayden Zhou mengernyitkan alis, ia terlihat gusar.
Sementara itu, Hailee Xie membuka pintu dengan wajah tidak berdaya dan malas.
“Nona Xie, ini bunga hari ini, tolong terima!”
Ternyata yang mengetuk barusan adalah seorang kurir barang. Tangannya memegang sebuket besar mawar merah. Bunga-bunga itu terlihat sangat memanjakan mata.
Melihat pemandangan itu, Zayden Zhou mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Ia sungguh geram. Ia tahu, bunga itu pemberian Steve Chen, pria yang dari dulu mengejar-ejar Hailee Xie.
Tiga tahun lalu, tanpa mengindahkan permohonan Hailee Xie, Steve Chen bersikeras pergi sekolah ke luar negeri. Ini lah yang kemudian membuat Hailee Xie mencari Zayden Zhou dan mengajaknya menikah.
Tetapi, satu tahun terakhir, sepulangnya Steve Chen dari luar negeri, pria itu malah mengejar-ngejar Hailee Xie lagi, bahkan dengan sangat gencar.
Dibandingkan Zayden Zhou yang berasal dari keluarga miskin, Steve Chen berasal dari keluarga terhormat yang cukup disegani beberapa tahun terakhir. Pria itu juga orang keuangan yang sangat handal di bidangnya.
Sejak satu tahun lalu Hailee Xie menolak kiriman bunga pertamanya, Steve Chen setiap hari selama satu tahun malah terus bersikeras mengirimkan bunga.
Kalau wanita lain yang menghadapi situasi ini, wanita itu pasti pada akhirnya luluh juga. Tetapi Hailee Xie berbeda dari mereka semua.
Hailee Xie sepertinya sudah membulatkan hatinya untuk menjauh dari Steve Chen. Wanita itu dari dulu tidak pernah meladeni segala godaan Steve Chen. Bagi Zayden Zhou, ini sesuatu yang amat menenangkan hati.
Sayangnya, mertua Zayden Zhou sebaliknya malah berharap anaknya bercerai dari Zayden Zhou dan menerima cinta Steve Chen.
Dengan begitu, kesulitan yang dihadapi perusahaan Hailee Xie akan menemukan solusi.
Karena bagaimana pun juga keluarga Steve Chen sangat kuat. Pria itu pasti bisa membantunya semudah membalikkan telapak tangan.
Meski begitu, Hailee Xie tidak pernah memenuhi harapan ibunya.
Wanita itu berkata pada kurir: “Maaf, aku tidak bersedia menerima, kamu bawa pulang saja.”
Ibunya buru-buru berkata: “Steve Chen sudah berlaku seromantis ini, mengapa kamu tidak mau menghargainya sama sekali?”
“Sini, sini aku saja yang terima!”
Wanita paruh baya itu melangkah gembira menerima sebuket bunga itu.
Melihat tingkah ibunya, Hailee Xie tidak mendebat apa-apa. Hanya raut kelelahan dalam wajahnya saja yang bertambah jelas.
“Ma, aku mau ke bank membicarakan urusan peminjaman uang, aku pergi dulu ya!”
Hailee Xie terdiam, lalu menghembuskan nafas panjang menahan kesal. Ia mengeluarkan segepok uang dari dompetnya dan memberikannya pada Zayden Zhou.
Zayden Zhou menunduk bersiap mengambil uang itu. Ia kemudian berucap terima kasih dengan pelan.
Hailee Xie bertubuh tinggi dan ramping. Wajahnya tirus dan menarik. Ia sungguh tiada duanya.
Sementara itu, Zayden Zhou, meski ia tampan, namun bila disandingkan dengan Hailee xie, ia masih kalah jauh.
Tiga tahun lalu, ketika lulus dari sekolah vokasi, Zayden Zhou mendambakan karir yang baik, sama seperti semua orang muda lainnya. Sayangnya, ibunya, yang membesarkannya seorang diri, tiba-tiba terkena penyakit ginjal.
Ketika Zayden Zhou pusing memikirkan biaya pengobatannya, Hailee Xie, yang ia cintai selama tiga tahun menempuh SMA, menemukannya. Wanita itu memberi sebuah pengajuan: asalkan ia bersedia, wanita itu mau menikah dengannya.
Bukan hanya itu, Hailee Xie juga berjanji memberinya mas kawin yang tidak sedikit.
Zayden Zhou tahu Hailee Xie tidak pernah menyukainya. Wanita itu mencarinya semata-mata karena kehilangan seorang pria lain. Meski begitu, demi bisa memberi pengobatan pada ibunya, Zayden Zhou menerima tawarannya.
Tiga tahun ini, Zayden Zhou bekerja sangat keras di Xie’s Corp untuk membuktikan kepantasannya.
Meski begitu, kehadirannya dari dulu tidak pernah diterima ayah dan ibu Hailee Xie. Ia bahkan sering disindir mereka.
Sementara itu, meski Hailee Xie tidak begitu sering menyindir dan meledeknya, namun selama tiga tahun pernikahan mereka wanita itu tidak pernah mengizinkannya menyentuhnya sedikit pun.
Tepat ketika Zayden Zhou akan mengambil uang dari Hailee Xie itu, ibu Hailee Xie masuk.
Melihat pemandangan ini, wanits itu langsung emosi dan berkata keras: “Hailee Xie, kamu mengapa lagi-lagi memberi uang pada sampah ini?”
“Zayden Zhou, coba kamu katakan, beberapa tahun ini kamu sudah mengambil uang berapa banyak dari keluarga kami?”
“Kamu sadar diri tidak kamu sudah sering mengambil uang dari kami?”
Sederet teguran dan sindiran ibu mertuanya ini membuat Zayden Zhou tertunduk.
“Ma, semua uang ini cepat atau lambat akan kukembalikan pada Hailee Xie. Mamaku sekarang harus cuci ginjal.”
Mertuanya menjawab dingin: “Mamamu perlu sakit ginjal dengan keluarga kami apa hubungannya? Kamu menganggap keluarga kami sebagai bank? Kamu tahu tidak perusahaan Hailee Xie sekarang sedang kesulitan?”
Wanita paruh baya itu pun menegur Hailee Xie: “Pokoknya uang ini jangan diberikan pada dia!”
Sembari mengatakan ini, wanita itu pun berjalan ke arah Zayden Zhou untuk mengambil uang itu dengan paksa.
“Ma, sudahlah.”
Hailee Xie melarangnya dengan nada lelah: “Sudahlah, urusan kantor juga tidak bisa diselesaikan hanya dengan uang 20 juta.”
Melihat ekspresi Hailee Xie, Zayden Zhou merasa semakin frustrasi dengan dirinya sendiri.
Perusahaan kosmetik Hailee Xie sedang menghadapi krisis besar, namun ia sama sekali tidak bisa membantunya. Ia tidak bisa menjadi tiang tempat istrinya bersandar dan mengeluh!
Ketidaksukaan mertuanya pada dirinya nampaknya sudah mencapai tahap yang tidak bisa diperbaiki. Wanita itu kini marah: “Aku sungguh tidak paham apa gunanya keberadaanmu di rumah ini! Suami orang lain semua bisa menumpuk kekayaan, sementara kamu malah menghabiskan uang kami, kamu sungguh sampah yang paling buruk diantara sampah-sampah lain!”
Ini baru lewat jam 12 siang. Pintu tiba-tiba diketuk seseorang.
Zayden Zhou mengernyitkan alis, ia terlihat gusar.
Sementara itu, Hailee Xie membuka pintu dengan wajah tidak berdaya dan malas.
“Nona Xie, ini bunga hari ini, tolong terima!”
Ternyata yang mengetuk barusan adalah seorang kurir barang. Tangannya memegang sebuket besar mawar merah. Bunga-bunga itu terlihat sangat memanjakan mata.
Melihat pemandangan itu, Zayden Zhou mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Ia sungguh geram. Ia tahu, bunga itu pemberian Steve Chen, pria yang dari dulu mengejar-ejar Hailee Xie.
Tiga tahun lalu, tanpa mengindahkan permohonan Hailee Xie, Steve Chen bersikeras pergi sekolah ke luar negeri. Ini lah yang kemudian membuat Hailee Xie mencari Zayden Zhou dan mengajaknya menikah.
Tetapi, satu tahun terakhir, sepulangnya Steve Chen dari luar negeri, pria itu malah mengejar-ngejar Hailee Xie lagi, bahkan dengan sangat gencar.
Dibandingkan Zayden Zhou yang berasal dari keluarga miskin, Steve Chen berasal dari keluarga terhormat yang cukup disegani beberapa tahun terakhir. Pria itu juga orang keuangan yang sangat handal di bidangnya.
Sejak satu tahun lalu Hailee Xie menolak kiriman bunga pertamanya, Steve Chen setiap hari selama satu tahun malah terus bersikeras mengirimkan bunga.
Kalau wanita lain yang menghadapi situasi ini, wanita itu pasti pada akhirnya luluh juga. Tetapi Hailee Xie berbeda dari mereka semua.
Hailee Xie sepertinya sudah membulatkan hatinya untuk menjauh dari Steve Chen. Wanita itu dari dulu tidak pernah meladeni segala godaan Steve Chen. Bagi Zayden Zhou, ini sesuatu yang amat menenangkan hati.
Sayangnya, mertua Zayden Zhou sebaliknya malah berharap anaknya bercerai dari Zayden Zhou dan menerima cinta Steve Chen.
Dengan begitu, kesulitan yang dihadapi perusahaan Hailee Xie akan menemukan solusi.
Karena bagaimana pun juga keluarga Steve Chen sangat kuat. Pria itu pasti bisa membantunya semudah membalikkan telapak tangan.
Meski begitu, Hailee Xie tidak pernah memenuhi harapan ibunya.
Wanita itu berkata pada kurir: “Maaf, aku tidak bersedia menerima, kamu bawa pulang saja.”
Ibunya buru-buru berkata: “Steve Chen sudah berlaku seromantis ini, mengapa kamu tidak mau menghargainya sama sekali?”
“Sini, sini aku saja yang terima!”
Wanita paruh baya itu melangkah gembira menerima sebuket bunga itu.
Melihat tingkah ibunya, Hailee Xie tidak mendebat apa-apa. Hanya raut kelelahan dalam wajahnya saja yang bertambah jelas.
“Ma, aku mau ke bank membicarakan urusan peminjaman uang, aku pergi dulu ya!”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved