Bab 7 Terlihat Oleh Marson Gu

“Ayah, jangan...” Natalia Wu takut ayah Gu benar-benar akan meneleponnya dan memarahinya, lalu hanya bisa berterus terang berkata: “Aku karena bosan di rumah, jadi mau pergi keluar kerja, bukannya karena tidak ada uang, dan juga ayah, aku sudah yakin untuk bercerai dengan Marson, jadi semua ini bukan salahnya, dan semua masalah ada di diriku, jadi kamu jangan memarahinya.”

Mendengar itu, ayah Gu langsung mengernyitkan alis, dengan keras menjawab: “Cerai? Lia, apa yang terjadi? Aku sudah berjanji dengan ibumu untuk menjagamu, selama ada aku, kamu akan selalu menjadi nyonya keluarga Gu, tidak ada orang yang bisa menggantikannya, kamu mau pergi kerja, aku tidak melarang, tapi pernikahan bukan sebuah permainan, mana bisa sembarangan meminta cerai? Kalau Marson ada melakukan sesuatu yang tidak baik, kamu bisa mengatakannya, aku bisa membantumu untuk memberinya pelajaran.”

“Aku...” Natalia Wu menggigit bibirnya, tidak tahu harus berkata apa, dia dan Marson Gu sudah menandatangani surat perceraian itu.

Menarik nafas dalam, Natalia Wu akhirnya hanya bisa berkata: “Ayah, aku akan membicarakan ini baik-baik dengannya, masalah diantara kami biarkan kami berdua yang menyelesaikannya, kamu tidak usah khawatir!”

“Ya baiklah, ayah mendengarkan katamu saja.” Ayah Gu dengan lembut berkata: “Ayo, hari ini ikut ayah pulang ke rumah lama, ayah nanti akan memanggil Marson juga, kita makan bersama.”

Natalia Wu mendengar ini, jantungnya seketika berdegup kencang.

Dia sekarang bahkan susah untuk menghindari Marson Gu, sekarang bagaimana bisa mau bertemu langsung dengannya?

Dan dia segera menjawab: “Ayah, aku kemarin malam lembur, sekarang sangat lelah, aku boleh istirahat dulu tidak, nanti baru menemani ayah pulang?”

Ayah Gu tidak tega menyulitkan Natalia Wu, juga tidak tega melihatnya kelelahan, melihatnya berkata seperti itu, hanya bisa menjawab: “Kalau memang begitu, ya sudah minggu ini saja, kamu pulang temani ayah makan, begini bisakan ”

“Baik...” Natalia Wu tidak ada cara lain, hanya bisa menyetujuinya.

Dia berharap, saat itu tiba dia tidak bertemu dengan Marson Gu.

Setelah perjanjian itu, dia masih menolak tawaran ayah Gu untuk mengantarnya pulang, lalu di depan kantor mengantar ayah Gu pulang.

Melihat mobil ayah Gu yang akhirnya menyala, Natalia Wu baru bisa menarik nafas lega, baru bersiap membalikkan badan pergi, dan tiba-tiba...

Terdengar suara “Cit...” yang begitu memekakan telinga.

Sebuah mobil ferarri merah berhenti di sebelahnya.

Natalia Wu terkejut, dengan curiga menatap mobil itu.

Tak lama, pintu mobil itu terbuka, laki-laki di dalam mobil itu perlahan berjalan keluar.

Tinggi laki-laki itu semampai, memiliki dada yang bidang dan pinggang yang berotot, bentuk badannya sangat perfect, seperti model dunia papan atas, dan yang lebih membuat orang kagum lagi, dia memiliki sebuah wajah yang tidak kalah dengan artis papan atas, kontur dan bentuk wajahnya seperti karya seni pahatan terbaik, mata hitamnya yang pekat, begitu mempesona seperti galaksi, wajahnya terpasang senyum yang jahat, terlihat seperti orang yang berbahaya dan juga orang yang sulit untuk di lawan, seluruh tubuhnya mengeluarkan bau hormonnya yang khas dan memabukkan.

Laki-laki ini, sungguh seperti anak kesayangan Tuhan yang paling sempurna.

Wajah Natalia Wu agak berubah, orang yang datang ternyata...

Marson Gu!!

“Bagaimana bisa kamu?” Natalia Wu agak takut dan tersadar menolehkan kepala melihat arah kepergian mobil ayah Gu, oh Tuhan, Marson Gu harusnya tidak melihat mobil ayah Gu yang baru pergi tadi kan?

Marson Gu melihat keanehan pada Natalia Wu, mengangkat alisnya: “Kamu sedang melihat apa?”

“Tidak...” Natalia Wu langsung maju selangkah, menutupi depan Marson Gu, karena dia baru melihat, lampu merah jalan sedang menyala, mobil ayah Gu masih berhenti di depan, belum jalan jauh dari sana, dia takut Marson Gu bisa melihatnya.

Statusnya dia tidak akan membiarkan Marson Gu menyadarinya, karena kalau tidak, dia pasti akan bisa mati di tangannya.

Hanya, karena tinggi tubuh yang ada batas, Marson Gu masih bisa melihat ke arah kepergian ayah Gu.

“Mobil itu...”