Bab 13 Rencana Penyelamatan

by Abarakwan 07:25,Dec 16,2020
"Aku tahu... " Molly menunduk dan memainkan jari-jari di kedua telapak tangannya, "aku tahu... Dan aku akan berkerjasama, aku akan menceritakan semuanya!"

"Please... Silahkan kalau begitu!"

"Seperti ceritaku sebelumnya, aku terlahir dengan kekuatan ini. Kami tujuh bersaudara dan akulah yang memiliki kekuatan paling dominan. Hanya anak perempuan ke-satu, ke-tiga, ke-lima yang memiliki kekuatan menyerupaiku, dan aku--anak perempuan ke-tujuh adalah penyempurna kekuatan itu. Tak satupun kakak-kakakku bisa berkomunikasi dua arah dan berteman dengan mahluk dimensi lain." Molly memandang mata Hendrick dengan pandangan berkabut, sedih bercampur sesal. Karena kekuatannyalah yang membuat semua bencana ini terjadi.

"Semua kawanku di dimensi lain, tak mengharap dan meminta apapun dari hubungan kami. Mereka sahabatku, sedangkan kakak pertama, ke-tiga dan ke-limaku harus membuat perjanjian khusus agar mereka mau berbicara dengannya."

"Kakak ke-dua dan ke-limaku pernah menghubungiku dua bulan yang lalu. Keduanya memperingati keselamatanku dan Sofia. Mereka bilang Jocelyn--kakak pertama kami mengincar kekuatanku melalui Sofia. Namun, dua hari berikutnya kedua kakakku ditemukan tewas di dalam kamar yang terkunci, tak ada pintu atau jendela yang rusak!! mereka tewas begitu saja!! Dan saat itu aku tahu, Jocelyn yang telah membunuh mereka"

"Jocelyn..? Maksudmu kakak tertuamu!! Untuk apa ia tega membunuh saudaranya sendiri?" Tanya Hendrick bingung.

"Oh... Tuan Hawkin... Hendrick, maksudku!!... Joyce merasa seharusnya ia yang memiliki kekuatan terbesar dari kami bertujuh, ibukupun mengetahui masalah ini dari sejak Joyce mulai mencoba mencelakakan diriku. Mendorong dari ayunan, penyebrangan jalan, bahkan menyewa geng pria hidung belang untuk mengerjaiku. Beruntung aku selalu dilindungi sahabat alam lainku, tak ada satupun rencananya yang berhasil. Ibuku meninggal karena usia tua, aku merawatnya sampai akhir hidupnya."

"Kakak kandungmu mencoba mencelakaimu? Lalu apa yang ibumu lakukan?" Hendrick merasa semakin bingung dengan kliennya ini. Wanita misterius dengan wajah sepucat mayat yang ternyata bisa berkomunikasi dengan arwah--sungguh ia harus mengambil cuti dan berlibur ke Barbados, menemui para model yang menantinya setiap detik. Sungguh kasus ajaib ini membuat wajah tanpa celanya berkerut dalam.

"Keluargaku.. Tak seindah keluarga normal lainnya Hendrick!! Saat kau menikmati liburan di pulau eksotis bersama keluargamu di liburan sekolah--aku harus merawat ibuku dalam pengasingan. Saat aku berusia tujuh belas tahun, ibu mengajakku pergi--meninggalkan ke-enam saudaraku lainnya. Ibuku bilang, demi keselamatan."

"Tunggu.....!!!" Hendrick menyela ucapan Molly dengan cepat. Dahinya berkerut dan kedua mata biru lautnya memandang penuh konsentrasi ke mata Molly, "kenapa kau menceritakan semua rahasia keluargamu?... Maksudku... Kau sangat detil, bahkan aku tak membutuhkan informasi itu... Aku hanya bertanya mengenai Sofia, dimana dan siapa pelakunya--yang sudah kau sebut bahwa Jocelyn-kakakmu yang melakukannya..." Hendrick meracau dan mengacak rambutnya bingung. Untuk apa wanita di depannya melibatkan dirinya ke dalam urusan keluarga yang aneh. Ia tidak perlu tahu dan memang tidak mau tahu sejarah Molly bisa berbicara dengan mahluk lain. Ia sama sekali tak tertarik.

"Aku akan menceritakan alasanku... Alasan memberitahu dirimu tentang hal ini. Boleh ku lanjut?" Ucapnya tenang tanpa ekspresi. Hendrick memperhatikan jemari Molly bergetar. Jemari kurus kering yang sama pucatnya dengan wajah dan bagiaj tubuh lain.

"Ibuku mengandung anak ke-delapan saat itu, dan ia merasa dirinya, aku dan bayi di dalam perutnya terancam. Kami berpindah-pindah, untuk menghilangkan jejak. Philadelphia, New Jersey, Texas bahkan sampai ke Rio-Brazil."

Hendrick memijit dahinya. Mencoba memahami ucapan sang wanita, "Ayahmu? Kau..? Apa yang terjadi dengan Ayahmu?"

"Ayahku? Aah... Haha" Molly tertawa sarkas, "ayah dalam kartu pendudukku hanya pria asing yang berkedok sebagai suami ibuku. Ia tak pernah sekalipun menyentuh ibu, ia telah dimantrai agar menerima kami sebagai keluarganya namun tak berani menyentuh kami. Perbuatan ayah kandungku."

"Siapa?...Siapa ayah kandungmu?"

"Salah satu pemimpin dunia arwah--jika kau berkeras ingin tahu!! Saat ayah dan ibu menyadari ada yang salah dengan Joyce, ia meminta kami melarikan diri--menghilang untuk sementara. Aku mendapatkan dua adik perempuan di masa pelarian kami. Saat adikku yang terakhir lahir, tak lama setelahnya ibuku meninggal."

"Ayahmu pemimpin arwah? Bagaimana mungkin ibumu meninggal--mereka bersama saat ini? Dunia arwah? Ya Tuhan... aku mungkin gila!!" Ucap Hendrick frustasi. Kenapa bukan seorang ayah pejabat? Atau presiden? Atau pencipta resep ayam goreng Krispy? Kenapa pemimpin para arwah?

"Entahlah. Aku tak pernah berbicara dengan ibu, atau kakakku yang meninggal. Hanya ibu yang berbicara dengan ayah saat masih hidup. Ibu bilang, Joyce akan membunuh kami satu-persatu, maka aku harus melindungi dan menyamarkan keberadaan adik-adikku. Itulah yang kulakukan selama ini."

"Maksudmu?" Hendrick semakin tidak mengerti apa yang dibicarakan kliennya. Kenapa ia harus berurusan dengan wanita ini. Apa tidak ada kasus perceraian lain dan ia menyesalkan kenapa seorang Mallory datang ke kantor firma dan meminta bantuan hukum. Kenapa Molly tidak pergi ke firma lain saat itu!

"Saat ini, satu-satunya kakakku yang hidup adalah Jocelyn. Ia membunuh saudaraku satu-persatu demi ketamakannya dengan kekuatan, bahkan kakakku yang tak memiliki kekuatan apapun--ikut dibunuhnya. Sofia adalah adikku yang terkecil, Fred adalah pria yang berkedok sebagai suamiku, aku memantrainya--seperti apa yang ibuku lakukan dulu. Joyce ikut campur dan menyadarkan Fred, tuntutan cerai dan penculikan Sofia!! Bagaimana?... Kau mengerti?" Tanya Molly pelan. Seolah dirinya sedang bercerita kepada anak sekolah dasar. Sebenarnya Hendrick adalah orang yang cerdas, tapi otaknya hanya berisi logika dan omong kosong.

"Otakku berasap... Memikirkan ceritamu!!" Celetuk Hendrick pelan yang dijawab tawa kecil dari Molly. "Lalu... Bagaimana mendapatkan Sofia kembali?"

"Itulah alasanku bercerita hal ini kepadamu. Hanya kau yang bisa mengambil Sofia dari Joyce, kau dan Jaxon yang bisa."

"Apa maksudmu? Kalau kau memintaku menyelamatkan Sofia dari para arwah yang marah. Maaf aku angkat tangan. Aku masih mencintai hidupku dan tak mau seumur hidup dibayang-bayangi arwah gentayangan yang menyimpan dendam padaku karena ikut campur." Protes Hendrick, ia lebih memilih mundur dari kasus ini dibanding berurusan dengan arwah.

"Tidak. Seandainya hanya arwah yang berulah. Aku tak perlu bantuan siapapun. Saat kau menjadi aku, kau akan paham bahwa manusia jauh lebih jahat dari arwah. Lebih menyeramkan, lebih mematikan." Ucap Molly tanpa ekspresi. Terkadang raut wajahnya seperti orang yang menahan rasa sakit.

"Lalu apa yang harus kuperbuat? Kenapa Jaxon ikut di sini? Kau kenal dia?"

"Harus kalian berdua. Nanti akan kuberitahu caranya."

"Aku dan Jaxon belum tentu setuju! Jelaskan dulu! Baru kupertimbangkan apakah aku mau atau tidak!" Perintah Hendrick tegas.

"Oh.. Percayalah. Jaxon akan membantumu tanpa kau minta. Kau juga akan melakukannya dengan sukarela." Ucap Molly tersenyum kecil. Tatapan matanya masih sedikit menerawang. Melihat senyum dan pandangan perempuan di depannya Hendrick merinding.

Download APP, continue reading

Chapters

99