Bab 6 Tujuh Jenderal Pasukan Kegelapan
by Reza Oktovian
16:17,Mar 15,2021
Rumah mereka berdua berada di daerah pemukiman yang agak tua, rumah kecil dengan dua kamar.
Meski rumahnya tidak besar, namun selalu dibersihkan oleh Lexia setiap hari.
"Kamu pergi sekarang juga, pergi dari Inazuma sejauh mungkin!"
Cendani buru-buru membantu Lexia mengemasi beberapa bawaan sederhana, sambil berkata, " Gibran pasti tidak akan membiarkanmu begitu saja. Keluarga mereka berani melakukan apa pun."
Meskipun Lexia memberinya rasa aman jangka pendek dalam perjalanan pulang, tapi dia langsung tersadar segera setelah tiba di rumah.
Dia mengagumi keberanian Lexia yang meledak barusan, tetapi keberanian saja jelas tidak cukup untuk menghadapi orang besar seperti Joko.
"Bagaimana dengan kamu?"
Lexia berdiri di samping, memandangi Cendani yang panik, hatinya terasa hangat.
"Aku tidak boleh pergi. Kalau aku pergi, seluruh Keluarga Trenosa bakal habis. Aku harus tinggal supaya bisa menahan mereka agar kamu punya lebih banyak waktu untuk melarikan diri. Setelah kamu meninggalkan Inazuma... Ah, apa yang kamu lakukan!"
Sebelum Cendani selesai berbicara, sepasang tangan besar tiba-tiba melingkari pinggangnya yang ramping dari belakang.
"Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Sepanjang hidup ini, aku akan selalu berada di sisimu."
Suara lembut nan berenergi terdengar di dekat telinga.
Wajah cantik Cendani sontak memerah. Setelah menikah lebih dari dua tahun, ini adalah pertama kalinya dia dipeluk oleh pria ini. Dia merasa kedua lengan pria ini sangat kuat. Punggungnya merasakan detak jantung dan kelembutan dari dada pria.
"Cepat lepaskan aku, sekarang bukan saatnya untuk bermain-main."
Cendani buru-buru melepaskan diri dari pelukan pria. Entah kenapa, dia tidak merasakan sedikitpun penolakan. Dia cuma merasakan bahwa jantungnya berdebar kencang.
"Aku tidak main-main."
Lexia tersenyum, "Aku sudah pernah bilang bahwa aku tidak akan merubah kata-kata yang pernah aku ucapkan. Sepanjang hidup ini, di mana kamu berada, di situ pula aku berada!"
Usai berbicara, Lexia berbalik, memakai celemek dan berjalan menuju dapur, tersenyum santai, "Kamu duduk dulu dan istirahat sebentar. Aku akan memasak untukmu. Kamu belum makan malam, jangan sampai kelaparan."
"Tapi……."
Cendani membuka mulut, namun seketika tidak tahu harus berkata apa. Emosinya kembali rileks tanpa bisa dijelaskan.
Mengapa pria ini terlihat seperti orang yang berbeda hari ini?
Cendani menghabiskan sepanjang malam dalam kecemasan dan kekhawatiran. Begitu ada sedikit suara yang terdengar dari luar pintu, dia langsung tegang dan gugup karena takut orang-orang dari Keluarga Axel akan datang kapan saja.
Sementara Lexia malah menonton TV dengan penuh antusias, seolah-olah tidak terjadi apa pun.
“Apa kamu tidak khawatir sama sekali?” Cendani tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
Lexia tertegun sejenak, "Khawatir apa?"
Cendani mengentak-entakkan kaki dengan cemas. Dia benar-benar curiga apakah orang ini terlalu ceroboh atau memang sudah menjadi bodoh, " Gibran, kamu memukulnya sampai segitu parah, dia pasti tidak akan membebaskanmu!"
Lexia tertegun lagi, kemudian barulah dia tiba-tiba tersadar, "Kamu bilang masalah itu? Keluarga Axel tidak perlu dianggap penting. Jangan pikirkan tentang itu lagi, ayo kita nonton TV. Pemeran pria dan wanita mau berciuman. Aduh, apakah drama-drama zaman ini memang segitu terbuka?"
Cendani benar-benar tidak tahu apakah dia harus memuji Lexia sebagai pemberani atau mengirimnya ke rumah sakit untuk memeriksa otaknya.
Keluarga Axel tidak perlu dianggap penting?
Kata-kata itu mungkin bahkan tidak berani diucapkan oleh orang terkaya di Inazuma, Henner Setiono!
Saat ini, layar TV tiba-tiba berkedip dan menayangkan sebuah berita.
"Stasiun kami baru saja mendapat kabar bahwa Jenderal Protector Of Teyvat akan tiba di Inazuma besok pagi..."
Beritanya sangat singkat, tetapi menyebabkan guncangan di Inazuma. Pihak bandara langsung memblokir semua penerbangan, semua petugas keamanan dikirim untuk bertanggung jawab atas pekerjaan keamanan. Tentara memblokir seluruh bandara hingga tak menyisakan satu celah pun, tiga lapis di dalam dan tiga lapis di luar.
Pesawat khusus yang diduduki Jenderal Protector dikelilingi oleh ratusan jet tempur yang mengawalnya!
Orang super besar ini tiba-tiba mengunjungi Inazuma yang hanya merupakan kota tingkat tiga, pengaruhnya tidak kalah dari ledakan bom nuklir!
“Orang ini keren sekali!” Cendani kagum.
Lexia, yang berada di sebelahnya, tampak kesal. Dia bergumam, "Bocah ini cukup datang saja secara langsung, kenapa harus melangsungkan gerakan sebesar itu? Memblokir jalan dan menggerakkan militer, itu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga."
"Apa yang kamu ketahui!"
Cendani menoleh dan memelototinya, "Apakah kamu tahu siapa dia? Jenderal Protector, dewa pelindung negara, pelindung rakyat. Dia layak menerima perlakuan ini!"
Setelah berbicara, dia berkata dengan wajah penuh kekaguman, "Aku mendengar bahwa orang ini baru berusia awal 30-an. Bisa-bisanya dia mencapai prestasi seperti ini pada usia segitu muda, sungguh pahlawan yang hebat. Mungkinkah aku dapat menemuinya dengan mata kepalaku sendiri besok."
Lexia tersenyum sambil berkata, "Tidak usah dilihat, orangnya seperti kayu, lemah tak berdaya. Walau dia memohon untuk bertemu denganku pun aku pun tidak akan menemuinya."
"Diam!"
Tatapan Cendani pada Lexia penuh dengan kekecewaan dan ketidakberdayaan, "Aku tidak memintamu untuk menjadi seunggul dia, tapi setidaknya kamu harus memiliki keinginan untuk bergerak maju. Kamu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan jari kelingkingnya, tapi kamu malah mengatakan hal-hal jelek tentangnya. Aku benar-benar sangat kecewa padamu!"
Lexia membuka mulut, tapi akhirnya menelan sisa kalimat yang ingin dikatakan.
Ada beberapa kebenaran yang belum boleh dibocorkan saat ini.
Larut malam, gurun di pinggiran kota.
Tujuh bayangan indah muncul di tengah kegelapan, semuanya merupakan wanita cantik. Kecantikan mereka menakjubkan seluruh dunia, seolah-olah dunia dikalahkan oleh keindahan mereka.
Tidak akan ada yang terpikir bahwa pemimpin tujuh batalyon Pasukan Pasukan Kegelapan yang berkuasa di medan perang dan menggemparkan seluruh dunia itu ternyata adalah tujuh wanita muda dengan penampilan indah yang menakjubkan.
"Bawahan hormat pada Lord Gardian !"
Ketujuh wanita itu berlutut di tanah secara serentak, ekspresi mereka sangat hormat.
"Bangun."
Lexia membelakangi mereka, tangan diletakkan di belakang, mata memandangi bintang-bintang di kejauhan, tubuh memancarkan aura dominan yang ganas.
" Lord Gardian, karena ingatan Anda telah pulih, mohon terus pimpin kami untuk berperang!"
Tujuh wanita berkata dengan nyaring.
Lexia mengangkat tangan dengan lembut, "Sekarang belum waktunya. Aku terluka dan kehilangan ingatanku tiga tahun lalu. Itu pasti bukan sekadar kebetulan. Masalah ini harus diselidiki. Kondisiku sekarang lebih memudahkan aku untuk merahasiakan identitasku. Kalian harus merahasiakan informasi lain juga."
Tiga tahun lalu, Lexia disergap selama misi dan hampir mati. Ketika dia bangun, dia telah datang ke Inazuma. Dia kehilangan semua ingatannya selama tiga tahun terakhir. Sampai ketika Gibran mendorongnya pada hari itu, barulah dia teringat kembali.
" Lord Gardian, Barnabel akan tiba di Inazuma besok. Apakah Anda mau menemuinya?"
Salah seorang wanita bertanya dengan lembut.
Lexia tidak berbicara, hanya sedikit mengernyit, seolah terpikir sesuatu yang tidak menyenangkan.
" Lord Gardian, masalah itu telah berlalu sekian banyak tahun, Anda masih tidak mau memaafkannya?"
Sentuhan kesedihan melintas di mata ketujuh wanita yang menakjubkan. Pemandangan peristiwa masa lalu berputar di benak mereka.
Dulunya Barnabel sama dengan mereka, merupakan salah satu jenderal di bawah komando Lexia.
Dalam satu misi, Barnabel membuat kesalahan tingkat rendah dan menyebabkan sahabat terbaik Lexia tewas dalam pertempuran.
Lexia sangat marah. Dia ingin mengeksekusi Barnabel. Namun, Lanaya dan yang lainnya berlutut untuk memohon belas kasihan, barulah Lexia membebaskannya. Akan tetapi, Lexia tetap mengeluarkan Barnabel dari Pasukan Pasukan Kegelapan untuk selamanya!
Kemudian, Barnabel kembali ke dalam negeri dan bergabung dengan tentara. Dia berusaha selangkah demi selangkah hingga mencapai kedudukan seperti hari ini, menjadi dewa pelindung negara dengan gelar Jenderal Protector !
"Masalah itu tidak usah diungkit lagi!"
Lexia menghela nafas panjang, "Pertemuan hari ini cukup berakhir di sini, bubar! Ingat, sekarang aku hanyalah orang biasa!"
Usai berbicara, dia berbalik dan pergi.
Ketujuh wanita menakjubkan di belakangnya tersentuh, berkata serempak, "Kami dan 100.000 anggota Pasukan Kegelapan akan selalu mematuhi perintah Lord Gardian untuk selamanya!"
Pada saat bersamaan.
Barnabel bersandar di sandaran kursi yang besar dan empuk, memandangi ratusan jet tempur yang mengawalnya melalui jendela kapal, mendesah di dalam hati.
Sekarang dia adalah dewa pelindung negara, Jenderal Protector yang terkenal. Namun, hanya dia sendiri yang tahu bahwa semua ini bukan apa yang dia inginkan.
Selama bertahun-tahun ini, apa yang selalu dipikirkannya sepanjang hari adalah bahwa suatu hari dia akan kembali ke Pasukan Pasukan Kegelapan. Walau bahkan hanya menjadi tentara kecil, dia sudah bersyukur asal bisa kembali ke sisi The One !
Dia baru saja mendapat berita pada dua hari lalu bahwa The One mungkin belum mati dan kemungkinan besar berada di Inazuma. Itulah mengapa dia datang ke sini dengan gerakan besar, mencoba mendapatkan perhatian The One dengan cara tersebut.
Mungkin saja Lord Gardian akan memaafkan dirinya........
Meski rumahnya tidak besar, namun selalu dibersihkan oleh Lexia setiap hari.
"Kamu pergi sekarang juga, pergi dari Inazuma sejauh mungkin!"
Cendani buru-buru membantu Lexia mengemasi beberapa bawaan sederhana, sambil berkata, " Gibran pasti tidak akan membiarkanmu begitu saja. Keluarga mereka berani melakukan apa pun."
Meskipun Lexia memberinya rasa aman jangka pendek dalam perjalanan pulang, tapi dia langsung tersadar segera setelah tiba di rumah.
Dia mengagumi keberanian Lexia yang meledak barusan, tetapi keberanian saja jelas tidak cukup untuk menghadapi orang besar seperti Joko.
"Bagaimana dengan kamu?"
Lexia berdiri di samping, memandangi Cendani yang panik, hatinya terasa hangat.
"Aku tidak boleh pergi. Kalau aku pergi, seluruh Keluarga Trenosa bakal habis. Aku harus tinggal supaya bisa menahan mereka agar kamu punya lebih banyak waktu untuk melarikan diri. Setelah kamu meninggalkan Inazuma... Ah, apa yang kamu lakukan!"
Sebelum Cendani selesai berbicara, sepasang tangan besar tiba-tiba melingkari pinggangnya yang ramping dari belakang.
"Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Sepanjang hidup ini, aku akan selalu berada di sisimu."
Suara lembut nan berenergi terdengar di dekat telinga.
Wajah cantik Cendani sontak memerah. Setelah menikah lebih dari dua tahun, ini adalah pertama kalinya dia dipeluk oleh pria ini. Dia merasa kedua lengan pria ini sangat kuat. Punggungnya merasakan detak jantung dan kelembutan dari dada pria.
"Cepat lepaskan aku, sekarang bukan saatnya untuk bermain-main."
Cendani buru-buru melepaskan diri dari pelukan pria. Entah kenapa, dia tidak merasakan sedikitpun penolakan. Dia cuma merasakan bahwa jantungnya berdebar kencang.
"Aku tidak main-main."
Lexia tersenyum, "Aku sudah pernah bilang bahwa aku tidak akan merubah kata-kata yang pernah aku ucapkan. Sepanjang hidup ini, di mana kamu berada, di situ pula aku berada!"
Usai berbicara, Lexia berbalik, memakai celemek dan berjalan menuju dapur, tersenyum santai, "Kamu duduk dulu dan istirahat sebentar. Aku akan memasak untukmu. Kamu belum makan malam, jangan sampai kelaparan."
"Tapi……."
Cendani membuka mulut, namun seketika tidak tahu harus berkata apa. Emosinya kembali rileks tanpa bisa dijelaskan.
Mengapa pria ini terlihat seperti orang yang berbeda hari ini?
Cendani menghabiskan sepanjang malam dalam kecemasan dan kekhawatiran. Begitu ada sedikit suara yang terdengar dari luar pintu, dia langsung tegang dan gugup karena takut orang-orang dari Keluarga Axel akan datang kapan saja.
Sementara Lexia malah menonton TV dengan penuh antusias, seolah-olah tidak terjadi apa pun.
“Apa kamu tidak khawatir sama sekali?” Cendani tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
Lexia tertegun sejenak, "Khawatir apa?"
Cendani mengentak-entakkan kaki dengan cemas. Dia benar-benar curiga apakah orang ini terlalu ceroboh atau memang sudah menjadi bodoh, " Gibran, kamu memukulnya sampai segitu parah, dia pasti tidak akan membebaskanmu!"
Lexia tertegun lagi, kemudian barulah dia tiba-tiba tersadar, "Kamu bilang masalah itu? Keluarga Axel tidak perlu dianggap penting. Jangan pikirkan tentang itu lagi, ayo kita nonton TV. Pemeran pria dan wanita mau berciuman. Aduh, apakah drama-drama zaman ini memang segitu terbuka?"
Cendani benar-benar tidak tahu apakah dia harus memuji Lexia sebagai pemberani atau mengirimnya ke rumah sakit untuk memeriksa otaknya.
Keluarga Axel tidak perlu dianggap penting?
Kata-kata itu mungkin bahkan tidak berani diucapkan oleh orang terkaya di Inazuma, Henner Setiono!
Saat ini, layar TV tiba-tiba berkedip dan menayangkan sebuah berita.
"Stasiun kami baru saja mendapat kabar bahwa Jenderal Protector Of Teyvat akan tiba di Inazuma besok pagi..."
Beritanya sangat singkat, tetapi menyebabkan guncangan di Inazuma. Pihak bandara langsung memblokir semua penerbangan, semua petugas keamanan dikirim untuk bertanggung jawab atas pekerjaan keamanan. Tentara memblokir seluruh bandara hingga tak menyisakan satu celah pun, tiga lapis di dalam dan tiga lapis di luar.
Pesawat khusus yang diduduki Jenderal Protector dikelilingi oleh ratusan jet tempur yang mengawalnya!
Orang super besar ini tiba-tiba mengunjungi Inazuma yang hanya merupakan kota tingkat tiga, pengaruhnya tidak kalah dari ledakan bom nuklir!
“Orang ini keren sekali!” Cendani kagum.
Lexia, yang berada di sebelahnya, tampak kesal. Dia bergumam, "Bocah ini cukup datang saja secara langsung, kenapa harus melangsungkan gerakan sebesar itu? Memblokir jalan dan menggerakkan militer, itu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga."
"Apa yang kamu ketahui!"
Cendani menoleh dan memelototinya, "Apakah kamu tahu siapa dia? Jenderal Protector, dewa pelindung negara, pelindung rakyat. Dia layak menerima perlakuan ini!"
Setelah berbicara, dia berkata dengan wajah penuh kekaguman, "Aku mendengar bahwa orang ini baru berusia awal 30-an. Bisa-bisanya dia mencapai prestasi seperti ini pada usia segitu muda, sungguh pahlawan yang hebat. Mungkinkah aku dapat menemuinya dengan mata kepalaku sendiri besok."
Lexia tersenyum sambil berkata, "Tidak usah dilihat, orangnya seperti kayu, lemah tak berdaya. Walau dia memohon untuk bertemu denganku pun aku pun tidak akan menemuinya."
"Diam!"
Tatapan Cendani pada Lexia penuh dengan kekecewaan dan ketidakberdayaan, "Aku tidak memintamu untuk menjadi seunggul dia, tapi setidaknya kamu harus memiliki keinginan untuk bergerak maju. Kamu bahkan tidak bisa dibandingkan dengan jari kelingkingnya, tapi kamu malah mengatakan hal-hal jelek tentangnya. Aku benar-benar sangat kecewa padamu!"
Lexia membuka mulut, tapi akhirnya menelan sisa kalimat yang ingin dikatakan.
Ada beberapa kebenaran yang belum boleh dibocorkan saat ini.
Larut malam, gurun di pinggiran kota.
Tujuh bayangan indah muncul di tengah kegelapan, semuanya merupakan wanita cantik. Kecantikan mereka menakjubkan seluruh dunia, seolah-olah dunia dikalahkan oleh keindahan mereka.
Tidak akan ada yang terpikir bahwa pemimpin tujuh batalyon Pasukan Pasukan Kegelapan yang berkuasa di medan perang dan menggemparkan seluruh dunia itu ternyata adalah tujuh wanita muda dengan penampilan indah yang menakjubkan.
"Bawahan hormat pada Lord Gardian !"
Ketujuh wanita itu berlutut di tanah secara serentak, ekspresi mereka sangat hormat.
"Bangun."
Lexia membelakangi mereka, tangan diletakkan di belakang, mata memandangi bintang-bintang di kejauhan, tubuh memancarkan aura dominan yang ganas.
" Lord Gardian, karena ingatan Anda telah pulih, mohon terus pimpin kami untuk berperang!"
Tujuh wanita berkata dengan nyaring.
Lexia mengangkat tangan dengan lembut, "Sekarang belum waktunya. Aku terluka dan kehilangan ingatanku tiga tahun lalu. Itu pasti bukan sekadar kebetulan. Masalah ini harus diselidiki. Kondisiku sekarang lebih memudahkan aku untuk merahasiakan identitasku. Kalian harus merahasiakan informasi lain juga."
Tiga tahun lalu, Lexia disergap selama misi dan hampir mati. Ketika dia bangun, dia telah datang ke Inazuma. Dia kehilangan semua ingatannya selama tiga tahun terakhir. Sampai ketika Gibran mendorongnya pada hari itu, barulah dia teringat kembali.
" Lord Gardian, Barnabel akan tiba di Inazuma besok. Apakah Anda mau menemuinya?"
Salah seorang wanita bertanya dengan lembut.
Lexia tidak berbicara, hanya sedikit mengernyit, seolah terpikir sesuatu yang tidak menyenangkan.
" Lord Gardian, masalah itu telah berlalu sekian banyak tahun, Anda masih tidak mau memaafkannya?"
Sentuhan kesedihan melintas di mata ketujuh wanita yang menakjubkan. Pemandangan peristiwa masa lalu berputar di benak mereka.
Dulunya Barnabel sama dengan mereka, merupakan salah satu jenderal di bawah komando Lexia.
Dalam satu misi, Barnabel membuat kesalahan tingkat rendah dan menyebabkan sahabat terbaik Lexia tewas dalam pertempuran.
Lexia sangat marah. Dia ingin mengeksekusi Barnabel. Namun, Lanaya dan yang lainnya berlutut untuk memohon belas kasihan, barulah Lexia membebaskannya. Akan tetapi, Lexia tetap mengeluarkan Barnabel dari Pasukan Pasukan Kegelapan untuk selamanya!
Kemudian, Barnabel kembali ke dalam negeri dan bergabung dengan tentara. Dia berusaha selangkah demi selangkah hingga mencapai kedudukan seperti hari ini, menjadi dewa pelindung negara dengan gelar Jenderal Protector !
"Masalah itu tidak usah diungkit lagi!"
Lexia menghela nafas panjang, "Pertemuan hari ini cukup berakhir di sini, bubar! Ingat, sekarang aku hanyalah orang biasa!"
Usai berbicara, dia berbalik dan pergi.
Ketujuh wanita menakjubkan di belakangnya tersentuh, berkata serempak, "Kami dan 100.000 anggota Pasukan Kegelapan akan selalu mematuhi perintah Lord Gardian untuk selamanya!"
Pada saat bersamaan.
Barnabel bersandar di sandaran kursi yang besar dan empuk, memandangi ratusan jet tempur yang mengawalnya melalui jendela kapal, mendesah di dalam hati.
Sekarang dia adalah dewa pelindung negara, Jenderal Protector yang terkenal. Namun, hanya dia sendiri yang tahu bahwa semua ini bukan apa yang dia inginkan.
Selama bertahun-tahun ini, apa yang selalu dipikirkannya sepanjang hari adalah bahwa suatu hari dia akan kembali ke Pasukan Pasukan Kegelapan. Walau bahkan hanya menjadi tentara kecil, dia sudah bersyukur asal bisa kembali ke sisi The One !
Dia baru saja mendapat berita pada dua hari lalu bahwa The One mungkin belum mati dan kemungkinan besar berada di Inazuma. Itulah mengapa dia datang ke sini dengan gerakan besar, mencoba mendapatkan perhatian The One dengan cara tersebut.
Mungkin saja Lord Gardian akan memaafkan dirinya........
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved