Bab 9 Bawa Kamu Pergi Makan

by Reza Oktovian 16:17,Mar 15,2021
Di ruang tamu, Cendani masih bersedih atas hal yang baru saja dideritanya.

 Lexia menyodorkan secarik tisu untuknya, tersenyum lembut, "Jangan bersedih lagi. Menurutku, meninggalkan Keluarga Trenosa adalah hal yang baik untukmu. Ayo, aku akan membawamu makan makanan enak. Setelah menikah lebih dari dua tahun, aku belum pernah mentraktirmu makan."

Sambil berkata, dia menggandeng tangan kecil Cendani dan berjalan keluar.

 Cendani merasa sangat bingung, Seperti apa yang dikatakan Lexia pada dirinya barusan, sejak mereka berdua menikah, Lexia benar-benar tidak pernah mengajaknya keluar untuk makan.

"Aku merasa kamu berubah dalam beberapa hari terakhir."

 Cendani duduk di kursi sebelah pengemudi, mengamati Lexia dengan saksama. Dia selalu merasa bahwa pria di depannya ini amat akrab, tapi juga asing.

 Lexia tersenyum, "Kalau begitu penilaianmu benar-benar bagus. Sejujurnya, aku adalah saudara kembar Lexia. Adikku pergi karena ada urusan dalam beberapa hari ini. Dia memintaku untuk menjadi suamimu."

"Dasar!"

 Cendani memberinya tatapan putih. Dulunya bocah ini seperti kayu, hanya bisa tersenyum bodoh saat melihatnya. Sekarang bocah ini bahkan sudah bisa bergurau dengannya. 

"Kamu mau bawa aku pergi ke mana?"

 Cendani seketika merasa ada yang tidak beres. Tidak jauh dari keberadaan mereka adalah gedung pesta paling canggih di Inazuma. Hari ini tempat tersebut digunakan untuk mengadakan pesta penyambutan Jenderal Protector.

"Aku mendengar bahwa makanan disini sangat enak. Aku mau membawamu pergi ke sana untuk mencicipi makanannya."

 Lexia memutar setir, mengemudi mobil menuju pintu masuk gedung pesta.

"Dasar gila, hentikan. Tempat ini sedang digunakan untuk mengadakan pesta penyambutan Jenderal Protector !"

 Cendani berkata dengan cemas di samping.

"Bagus sekali. Karena sedang diadakan pesta penyambutan Jenderal Protector, maka rasa makanannya pasti enak. Nanti kita harus makan sampai kenyang!"

 Lexia tersenyum dengan acuh tak acuh.

 Cendani mengentak-entakkan kaki dengan cemas. tokoh seperti apa Jenderal Protector itu?

Pada saat ini, gedung pesta dikawal oleh militer dengan tiga lapisan di luar dan tiga lapisan di dalam. Jika mereka masuk, mereka bakal terjebak masalah besar. 

Namun, Lexia sama sekali tidak mendengarkan bujukan Cendani. Dia langsung mengemudikan mobil ke tempat parkir, lalu membuka pintu dan berjalan keluar.

"Jangan main-main!"

 Cendani buru-buru membuka pintu mobil dan mengejar Lexia, mencoba menghentikan Lexia.

"Kenapa kalian datang ke sini!"

Pada saat ini, Keluarga Trenosa yang bertugas menyambut tamu menemukan Cendani dan Lexia. Mereka langsung berjalan ke sini dengan agresif.

Nyonya besar berkata dengan marah, "Untuk apa kalian datang ke sini, apakah kalian mau membuat masalah lagi?"

 Lexia berkata dengan tenang, "Kalau kalian semua boleh datang, kenapa aku tidak boleh datang?"

"Diam!"

Nyonya besar mengumpat, "Sekarang kalian bukan bagian dari Keluarga Trenosa lagi. Jangan mencoba untuk mendapatkan bagian dari keberuntungan kami. Cepat pergi dari sini!"

"Mendapatkan bagian dari keberuntungan kalian?"

 Lexia tersenyum sambil menggelengkan kepala, berpikir bahwa orang-orang ini sungguh sangat murahan.

Tidak ada gunanya berbasa-basi dengan orang-orang ini. Lexia menggandeng tangan Cendani dan terus berjalan ke depan.

"Berhenti!"

Nyonya Besar Trenosa buru-buru melangkah maju dan menghentikan mereka berdua. Kruk di tangannya menghantam lantai beberapa kali, berkata dengan marah, "Aku ulangi, kalian bukan lagi bagian dari Keluarga Trenosa, kalian tidak memenuhi syarat untuk berdiri bersama kami. Sekarang aku memerintahkan kalian untuk pergi dari sini sekarang juga!"

Mampu menjadi resepsionis di pintu masuk pesta penyambutan Jenderal Protector merupakan kehormatan besar bagi Keluarga Trenosa. Nyonya besar takut kalau mereka berdua datang ke sini untuk berbagi kehormatan mereka.

"Benar, sungguh tidak tahu malu. Mereka sudah dikeluarkan dari Keluarga Trenosa, tapi malah masih punya muka untuk datang ke sini, benar-benar tidak tahu malu!"

"Kenapa? Bukankah kamu berlagak sangat hebat di ruang rapat barusan? Sekarang kamu cemburu pada kami? Keluar dari sini, jangan berharap untuk berbagi keberuntungan kami!"

Melihat kemarahan Keluarga Trenosa, Lexia hanya menggelengkan kepala, tatapan penuh dengan hinaan.

Bisa-bisanya sekelompok orang ini merasa bahwa menjadi anjing penjaga pintu adalah suatu kehormatan besar. Sungguh menyedihkan.

"Oh, bukankah itu anjing!"

Pada saat ini, Gibran yang mengenakan setelan rapi berjalan kemari.

" Tuan Muda Axel, Anda datang pada waktu yang tepat!"

Melihat Gibran, Nyonya Besar Trenosa segera maju untuk menyanjungnya, "Kedua orang ini benar-benar tidak tahu malu. Kami telah mengusir mereka dari Keluarga Trenosa, tapi sekarang mereka malah masih punya muka untuk datang demi berbagi keberuntungan kami.”

Selain bermaksud menyanjung Gibran, nyonya besar berkata demikian juga bertujuan untuk memberi tahu Gibran bahwa mereka berdua sudah dikeluarkan dari Keluarga Trenosa. Jadi, apa yang terjadi di ruang rapat hari ini tidak ada kaitannya dengan Keluarga Trenosa.

"Hehe, sepertinya anjing ini juga merupakan anjing yang tidak tahu malu!"

 Gibran mencibir, "Aku akan menagih apa yang seharusnya kamu bayar setelah pesta malam ini berlalu. Hanya saja, aku amat penasaran. Keluarga Trenosa sudah mengusir kalian, untuk apa kalian datang ke sini lagi? Sungguh tidak tahu malu. Kenapa kalian tidak langsung melamar Guinness Records saja?"

Pesta penyambutan Jenderal Protector bukanlah hal sepele. Oleh karena itu, Gibran tidak berencana untuk membalas dendam pada Lexia di saat ini. Namun, karena sudah bertemu, maka mempermalukan mereka tidak akan menimbulkan masalah besar. 

 Lexia tersenyum dengan acuh tak acuh, "Sebelumnya ketika aku bilang bahwa kamu idiot, kamu tidak mau terima. Kamu bertanya padaku untuk apa aku datang ke sini? Tentu saja untuk makan."

Begitu kata-kata itu terucap, semua orang tercengang, kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, sepertinya anjing ini sudah gila. Orang seperti dia mau makan di dalam?"

"Dia mungkin menganggap tempat ini sebagai warung kecil. Orang desa memang orang desa. Bahkan kami pun hanya bisa menyapa tamu di depan pintu. Dia kira dia siapa!"

Ejekan tidak habis-habisnya. Gibran ikut tertawa, "Kalau kalian berdua bisa masuk, aku bakal makan taik sambil melakukan siaran langsung!"

Setelah berbicara, dia mengeluarkan kartu undangan berwarna merah dari saku dan berkata dengan sombong, "Apakah kamu lihat? Kamu harus punya ini untuk bisa masuk. Tapi, aku mengizinkan kalian berdua untuk ikut di belakang pantatku. Mungkin saja kalian cukup beruntung sehingga bisa masuk, hahaha! "

Sambil tertawa, Gibran berjalan menuju pintu gedung pesta.

Keluarga Trenosa menunjukkan ekspresi kagum dan iri. Mereka berpikir alangkah baiknya jika mereka bisa masuk juga.

" Lexia..."

 Cendani sudah sangat gugup dari tadi. Dia menarik tangan Lexia, memberi isyarat padanya untuk pergi dari sini secepat mungkin.

Tanpa diduga, Lexia hanya tersenyum, menggandeng tangannya dan berjalan langsung menuju pintu gedung pesta.

Melihat adegan ini, Keluarga Trenosa tertawa lebih keras.

"Hahaha, lihat, mereka benar-benar ikut!"

"Aduh, tingkat kecerdasannya sungguh membuat cemas. Apakah mereka benar-benar mengira bahwa mereka bisa masuk? Ini adalah pesta penyambutan Jenderal Protector. Tanpa kartu undangan, bahkan seekor nyamuk pun tidak akan bisa masuk!"

"Kebetulan kita bisa menonton pertunjukkan. Menurut kalian, apakah kedua orang itu akan langsung dieksekusi di tempat!"

"Aku rasa mereka setidaknya akan dijatuhi hukuman sepuluh atau delapan tahun. Ini adalah pesta penyambutan Jenderal Protector, masuk tanpa izin adalah pelanggaran besar!"

Keluarga Trenosa dengan antusias menunggu pertunjukan bagus dari kejauhan. Mereka bahkan sudah menyalakan kamera ponsel, siap merekam adegan yang akan terjadi.

 Gibran berjalan di depan. Melihat mereka berdua benar-benar mengikutinya, dia tidak tahan untuk tertawa. Kemudian, dia menyindir, "Oke, kalian berdua ikuti saja seperti itu. Apakah kalian pernah mendengar cerita pencuri yang menutup telinga sendiri untuk mencuri bel? Nanti tutup wajah kalian, mungkin saja mereka tidak menemukan kalian, haha!"

 Lexia tersenyum acuh tak acuh, "Oke, itu cara yang bagus. Nantinya aku akan menunggu siaran langsung dari kamu yang makan taik."

Usai itu, dia mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan singkat.

Download APP, continue reading

Chapters

810