Bab 6 Aku Datang Untuk Tinggal Bersama

by Leo 11:28,Sep 12,2021
Pada saat ini, tangan Ellen Chu lainnya dipegang oleh seseorang, dan jari kelingking orang itu masih tertaut di jari tangan merah muda Ellen Chu. Pada saat yang sama terdengar suara: "Siapa yang berani menindas pacarku hah!"

Kepala Bos Six terangkat dan melihat seseorang mengenakan pakaian rakyat jelata, sepasang sepatu usang dan gulungan barang jeleknya. Lihat sekilas sudah tahu dia adalah seorang pria yang datang dari desa. Dia memegang lengan perawat kecil yang cantik itu, sambil menyipitkan matanya menatap dirinya.

Melihat ada orang yang datang mengganggu urusannya, dalam hati Bos Six tentu saja tidak senang, dia langsung mengancam pria itu dengan kejam: "Orang desa, cepat menyingkir! Jangan ganggu urusanku!"

“Kalau aku ingin ganggu urusanmu, kamu mau apa?” Ucap Dave Chen dengan ringan.

“Kalau begitu aku akan menghancurkanmu!” Bos Six langsung mengangkat tinjunya dan mengarahkannya ke Dave Chen. Namun, saat tinjunya berada 10 sentimeter dari Dave Chen, tinjunya tidak bisa jatuh ke tubuh pemuda itu. Karena tinjunya sudah ditahan 2 jari Dave Chen.

Melihat ke bawah ke lengannya yang kokoh, dan kemudian pada 2 jari yang ditahan oleh pihak lain, Bos Six merasa seperti bermimpi. Dia merasa tidak masuk akal, dalam hatinya berkata pemuda ini bagaimana mungkin bisa menggunakan 2 jarinya untuk menahan tinjunya?

Dia berusaha keras untuk menarik tinjunya, tetapi dia tidak bisa bergerak sama sekali.

Dave Chen meraih lengannya dengan satu tangan, memutarnya dengan ringan dan mengguncangnya lagi. Dengan satu klik, Bos Six merasakan rasa sakit yang tajam, dan kemudian lengannya jatuh lemas mati rasa.

"Ah, sakit, sakit!" Bos Six mulai melolong.

"Untuk apa teriak!" Dengan senyum tipis di wajah Dave Chen, dia mendecis melanjutkan, "Aku hanya mematahkan lenganmu, bukannya benar-benar membunuhmu."

“Nak, kamu sebaiknya perbaiki letak tulang tanganku, kalau tidak aku nanti akan membuatmu merangkak keluar dari sini!” Bos Six sudah sangat kesakitan, dia melambaikan tangannya, dan kaki tangannya segera mengelilinginya menatap tajam ke arah Dave Chen.

Dave Chen menciutkan lehernya dan berkata dengan ketakutan, "Wah aku takut sekali, kalian jangan pukul aku ya. Baik-baik, aku akan mengembalikan letak tulangnya!"

Dengan itu, Dave Chen mengulurkan lagi tangannya, dan kemudian ada bunyi klik lagi, dan Bos Six tiba-tiba menjerit lagi.

“Hah? Aduh aku tidak sengaja salah sambung, aku minta maaf ya. Aku coba sambung lagi.” Sambil mengatakan itu Dave Chen menarik kembali lengannya dan klik, lengan Bos Six terkilir lagi, dan rasa sakit ini hampir membuat Bos Six pingsan.

Mata indah Ellen Chu melebar. Dia benar-benar tidak menyangka adik laki-laki dari desa ini begitu kuat. Untuk sesaat, mata Ellen Chu memancarkan percikan yang ganjal. Jantung kecilnya juga tanpa alasan berdebar kencang.

"Hm itu, sepertinya aku yang tidak belajar dengan baik, jadi agak asing. Kakak tolong bersabar ya, aku akan mencoba lagi." Sambil mengatakan itu Dave Chen mengulangi gerakan di tangannya terus-menerus, menggerakkan lengan Bos Six, mengangkatnya lalu menariknya…

“Tidak usah, tidak usah, aku tahu aku salah. Kakak aku tahu salah, aku tidak akan berani seperti ini lagi! Tolong lepaskan aku.” Bos Six saat ini bagaimana mungkin tidak tahu kalau dia telah bertemu seseorang yang handal. Ekspresi ketakutan tiba-tiba muncul di matanya.

"Kamu bilang lepaskan jadi lepaskan gitu? Tidak bisa, hari ini kita sudah tidak mudah bisa bertemu. Pertemuan ini jelas takdir, jadi, kamu harus temani aku berlatih 100 kali, baru urusan lainnya kita bicarakan lagi." Ucap Dave Chen, melanjutkan gerakannya barusan, mengangkat lengan lawan lalu menariknya mengkliknya lagi.

Bos Six akhirnya pingsan karena rasa sakit yang luar biasa, kaki tangan di belakangnya saling memandang dan beberapa kali mencoba untuk maju, tetapi mereka akhirnya tetap tidak berani maju.

Setengah jam kemudian, Ellen Chu mengendarai sepeda listrik kecilnya, lari sepeda listriknya sangat cepat. Di kursi belakang sepeda listrik ada Dave Chen, 2lengannya memeluk pinggang Ellen Chu dengan erat, dan kepalanya menempel di punggung gadis itu. Sepanjang jalan, wajah cantik Ellen Chu hampir meneteskan air karena malu. Dalam hatinya berkata pria ini terlalu lancang, dia bagaimana bisa memeluk pinggangnya begitu erat, kalau ini dilihat orang-orang, pasti bisa membuat orang lain salah paham kan?

Dia tidak ingin terlihat, tetapi dalam perjalanannya, yang dia temui malahan orang yang kenal dengannya.

“Ellen, pulang kerja ya.” Seorang bibi yang membeli sayuran tersenyum dan menyapanya, tetapi pada saat yang sama menatap lurus ke arah pria di belakang Ellen Chu.

“Ellen, ini siapa?” ​​tanya nenek tua yang sedang duduk di ambang pintu dengan penuh arti.

Ellen Chu ternganga, tidak tahu bagaimana menjawab. Pria di belakangnya masih tidak tahu diri. Sok akrab memperkenalkan dirinya, "Halo bibi. Aku teman kakak Chu, dan aku datang untuk tinggal bersama kakak Chu."

Pfft! Tinggal bersama!

Rem mendadak Ellen Chu hampir membuatnya jatuh. Dalam hatinya bertanya-tanya pria ini sengaja ya melakukan ini. Dengan perkataannya itu, maka dia sudah tidak bisa membersihkan namanya lagi.

Ellen Chu sedikit kesal, tetapi wajah orang ini terus tersenyum dan terlihat polos, membuat orang yang ingin marah jadi tidak bisa marah.

Sebenarnya ceritanya seperti ini. Dia hari ini membantu dirinya keluar dari masalah, dia juga tidak punya tempat tinggal, jadi Ellen Chu baru dengan niat baik membawanya pulang. Mengenai tinggal bersama, sebaiknya jangan pakai kata ini lah ya?

Daerah tempat tinggal ini agak tua dan sudah lama. Dan tempat ini diserahkan oleh seorang kerabat kepada Ellen Chu. Kerabatnya membeli sebuah rumah besar dan pindah. Dan rumah tua ini bisa disewa ke Ellen Chu dengan harga lebih murah. Kebetulan Ellen Chu baru saja lulus dan masih menjalani masa magang, tidak punya banyak uang, jadi hanya bisa tinggal di sini.

Rumahnya tidak besar, hanya 50 meter persegi, satu kamar tidur dan satu ruang tamu. Namun, kamarnya sangat bersih dan rapi, dapat dilihat kalau Ellen Chu adalah gadis yang sangat rajin.

Masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Baru saat itulah rasa malu Ellen Chu mereda. Dia memberi Dave Chen peraturan lalu berkata: "Dave Chen, tempatku kecil, hanya ada satu kamar tidur. Jadi, aku hanya bisa membiarkanmu tidur di sofa."

“Sofanya juga bagus. Sangat nyaman kok.” Dave Chen duduk di sofa dan mencobanya. Meskipun sofa ini sofa kuno, tapi masih memiliki elastisitas yang baik dan cukup nyaman.

“Kalau begitu, istirahatlah lebih awal. Itu... aku pergi mandi.” Ellen Chu adalah gadis yang suka kebersihan, dan dia setiap hari harus mandi sebelum dia bisa naik ke tempat tidur. Tapi setelah mengatakan ini, wajahnya yang cantik menjadi sedikit merah. Lagi pula, di depan anak laki-laki dewasa mengatakan dia mau pergi mandi, itu benar-benar agak... memalukan. Jadi saat mengatakan ini Ellen Chu terlihat sedikit malu.

Namun, kalimat yang diucapkan pria itu selanjutnya membuat Ellen Chu hampir pingsan!

“Kakak Chu, aku kebetulan mau mandi juga, atau kalau tidak kita mandi bareng saja.” Pria ini berkata tanpa malu-malu, dengan ekspresi tidak berbahaya di wajahnya.

Tapi akibatnya membuat Ellen Chu lari ketakutan, dia berlari ke kamar mandi, menutup dan mengunci pintunya. Ellen Chu masih merasa tidak tenang, dia turut memindahkan meja riasnya dan memblokir pintu kamar mandi dari dalam.

Dave Chen di luar merasa ini lucu, sebenarnya, jika dia ingin masuk, semua itu tidak akan bisa menghentikannya.

Selama proses mandi, Ellen Chu penuh ketakutan. Matanya menyapu sekeliling pintu dengan gelisah. Dia berpikir, bagaimana jika pria idiot itu menerobos masuk? Bagaimana jika dia menjadi impulsif terhadap dirinya? Pada saat itu haruskah dia menolaknya atau tidak usah menolak? Dalam hati Ellen Chu saat ini sangat amat tidak tenang.

Download APP, continue reading

Chapters

60