Bab 3 Ayo Kita Bercerai
by Clarissa
08:00,Jan 01,1970
Bab 3 Ayo Kita Bercerai
"Kak Raymon, aku lapar ..."
Ruang tamu yang hening, suara Steffy terdengar jelas dari sisi lain telepon, suaranya enak didengar, suaranya sangat lembut, tapi yang terdengar di telinga Ayunia, seperti mimpi buruk.
Sudah lima tahun, sejak hari pernikahannya dengan Raymon, telepon dari Steffy selalu tidak mengenal waktu, tidak peduli sedang makan, atau tidur, bahkan ketika sedang berhubungan badan, dering telepon ini selalu mengganggu segalanya di saat yang tak terduga.
Dan Raymon, selalu mengangkat telepon dari Steffy, bahkan dalam keadaan seperti sekarang, seluruh tubuhnya sakit, seluruh tubuhnya berbaring berkedut di atas lantai marmer yang dingin, dan masih tidak bisa menghentikan Raymon yang dengan sabar, dengan teliti mendengarkan setiap kata dan kalimat Steffy di sisi lain telepon.
Air mata, akhirnya mengalir keluar, walaupun Ayunia menutup matanya, masih tidak bisa menghentikan air mata yang membasahi pipinya yang dingin.
"Apa yang ingin kamu makan? Sushi atau burger? Aku dengar baru-baru ini ada restoran sushi Jepang yang lumayan."
Berlawanan dengan perasaan dingin tadi, bahasa Raymon saat ini lembut, suaranya pelan, di bawah terang lampu, bahkan jambang pipinya yang menangkup wajahnya pun terlihat lembut.
"Selama kamu menemaniku, makan apa saja tidak masalah."
"Baik, aku akan pergi ke tempatmu sekarang."
Raymon menutup telepon, kemudian bangkit ingin pergi.
Mata Ayunia yang mulai menemukan beberapa cahaya kemudian memegang lengan bajunya, ujung jarinya memutih karena menggunakan kekuatan.
"Lepaskan! Tidakkah kamu tahu bahwa sifatmu yang terus menempeliku sepeti ini, hanya akan membuatku merasa lebih jijik?"
Raymon menghempaskan tangan yang tergantung di lengan bajunya, tetapi tidak menyangka, bahwa tangan itu sekali meraba dan mengencangkan pegangannya di lengan bajunya.
"Raymon, aku bertanya sekali lagi padamu, apakah kamu benar-benar tidak mencintaiku? Tidak sedikitpun?"
Di lantai marmer yang dingin, Ayunia berjuang untuk duduk, mengangkat wajahnya, menggunakan matanya yang sementara dapat melihat cahaya, mencari keberadaannya.
Namun, sebelum dia menemukannya, dengan cepat dagunya dicengkram dengan erat, kemudian suara Raymon yang lebih dingin dari marmer di bawah tubuhnya terdengar di samping telinganya.
"Ayunia, aku memberitahumu untuk terakhir kalinya, yang aku cintai adalah Steffy, Steffy yang dulunya pernah ingin dibunuh olehmu dengan tanganmu sendiri!!"
Cukup, benar-benar sudah cukup.
Bukankah dia seharusnya sudah tahu dari awal bahwa ini adalah jawabannya, bukan?
Mengikuti suaranya, wajahnya menengok, jelas-jelas sangat sedih hingga sulit untuk bernapas, tapi masih saja dengan lembut tertawa kepadanya: "Raymon, ayo kita bercerai."
Bercerai?
Setelah akhirnya mendengar kalimat ini, Raymon terpaku, tapi dengan segera, dia juga ikut tertawa, matanya yang dingin sedikit menyipit, jari tangannya yang mencengkram dagunya makin bertenaga.
"Kamu bermimpi!"
"... Kenapa?"
Ayunia tidak mengerti, bukankah dia mengatakan bahwa dia mencintai Steffy? Bukankah dia mengatakan bahwa dia membenci dirinya? Kenapa sewaktu pada akhirnya dia ingin melepaskan, tapi dia tidak setuju?
Raymon menggunakan kekuatannya dengan penuh kebencian, mengcengkram dagunya dengan keras, sama sekali tidak mempedulikan alisnya yang berkerut dikarenakan kesakitan.
"Sekarang sudah merasakan sakit, dan ingin bercerai? Saat kamu dan Ayahmu memaksaku untuk menikahimu, mengapa kamu tidak berpikir akan ada hari seperti ini?! Ayunia aku beritahu kepadamu, sekarang hanyalah awal dari penderitaanmu, aku ingin membuatmu seumur hidup memiliki gelar Nyonya Raymon! Aku ingin membuat sisa hidupmu menderita!!"
Menghempaskan dagunya, Raymon pergi ke arah meja makan, membuka tas kerjanya, mengambil setumpuk informasi dan foto di dalamnya, melempar ke arah Ayunia.
Mata Ayunia akhirnya bisa melihat sesuatu dengan samar, mengambil foto yang tersebar di sekitarnya, yang ada di foto itu semuanya adalah dia, ada foto dia yang masuk ke firma hukum, ada foto dia duduk di dalam kantor Kaila, dan juga ada foto dia keluar dari firma hukum ...
Menatap ke atas, suaranya sedikit bergetar: "Raymon, apa ini? Apakah kamu menyewa detektif untuk membuntutiku?"
Apakah dia sudah tahu semuanya?
Dengan panik dia bangkit berdiri dari lantai, terseok-seok berlari ke hadapan Raymon, tetapi sebelum menunggu dia berdiri dengan benar, dia didorong pergi oleh Raymon dengan kejam.
"Pergi! Jangan mendekatiku!"
"Ah!"
Ayunia sekali lagi dihempaskan ke atas meja teh, gelas teh yang hancur berantakan ikut terlempar bersama dengan tubuhnya ke atas lantai, pecahan kaca menusuk masuk ke dalam kulitnya, menggores permukaannya.
Raymon tidak berpikir bahwa dia akan menghancurkan meja teh, dia melangkah mendekat untuk memeriksa, tapi malah melihat dia yang sekali lagi berjuang untuk bangkit, ketika sekali lagi menerjang ke arahnya, kemudian dia menghentikan langkahnya.
Wanita ini benar-benar berbuat hal yang memalukan sampai tidak menginginkan nyawanya, benar-benar menjijikkan!
Emosinya naik, Raymon tersenyum dingin: "Jika tidak menyewa detektif, aku benar-benar tidak berpikir Nyonya Raymon bisa melakukan hal seperti itu ...... Pertama-tama pergi ke firma hukum untuk melakukan peralihan harta, lalu dengan tampang memelas mencariku, berpura-pura tanpa pamrih bercerai denganku... "
Tidak, bukan seperti ini, tidak, dia tidak ...
"Nyonya Raymon, kamu tidak hanya murahan, tetapi juga menjijikkan hingga membuatku ingin muntah!"
"Brak-!"
Pintu depan terbuka kemudia ditutup dengan kencang, ruang tamu akhirnya kembali hening.
Darah segar, menodai kemeja, sebercak demi sebercak, seperti mawar merah yang mekar, Ayunia memandang pintu yang tertutup, terpaku untuk sesaat, perlahan-lahan menutup kedua matanya yang telah merasakan sakit sejak awal.
Dia ingin tertawa, karena sepertinya dia tidak mengetahui bahwa dia tidak lama lagi akan meninggal.
Tetapi pada akhirnya, dia menangis, karena dia dapat melihat, bahwa dia sangat berharap melihat dia mati.
"Kak Raymon, aku lapar ..."
Ruang tamu yang hening, suara Steffy terdengar jelas dari sisi lain telepon, suaranya enak didengar, suaranya sangat lembut, tapi yang terdengar di telinga Ayunia, seperti mimpi buruk.
Sudah lima tahun, sejak hari pernikahannya dengan Raymon, telepon dari Steffy selalu tidak mengenal waktu, tidak peduli sedang makan, atau tidur, bahkan ketika sedang berhubungan badan, dering telepon ini selalu mengganggu segalanya di saat yang tak terduga.
Dan Raymon, selalu mengangkat telepon dari Steffy, bahkan dalam keadaan seperti sekarang, seluruh tubuhnya sakit, seluruh tubuhnya berbaring berkedut di atas lantai marmer yang dingin, dan masih tidak bisa menghentikan Raymon yang dengan sabar, dengan teliti mendengarkan setiap kata dan kalimat Steffy di sisi lain telepon.
Air mata, akhirnya mengalir keluar, walaupun Ayunia menutup matanya, masih tidak bisa menghentikan air mata yang membasahi pipinya yang dingin.
"Apa yang ingin kamu makan? Sushi atau burger? Aku dengar baru-baru ini ada restoran sushi Jepang yang lumayan."
Berlawanan dengan perasaan dingin tadi, bahasa Raymon saat ini lembut, suaranya pelan, di bawah terang lampu, bahkan jambang pipinya yang menangkup wajahnya pun terlihat lembut.
"Selama kamu menemaniku, makan apa saja tidak masalah."
"Baik, aku akan pergi ke tempatmu sekarang."
Raymon menutup telepon, kemudian bangkit ingin pergi.
Mata Ayunia yang mulai menemukan beberapa cahaya kemudian memegang lengan bajunya, ujung jarinya memutih karena menggunakan kekuatan.
"Lepaskan! Tidakkah kamu tahu bahwa sifatmu yang terus menempeliku sepeti ini, hanya akan membuatku merasa lebih jijik?"
Raymon menghempaskan tangan yang tergantung di lengan bajunya, tetapi tidak menyangka, bahwa tangan itu sekali meraba dan mengencangkan pegangannya di lengan bajunya.
"Raymon, aku bertanya sekali lagi padamu, apakah kamu benar-benar tidak mencintaiku? Tidak sedikitpun?"
Di lantai marmer yang dingin, Ayunia berjuang untuk duduk, mengangkat wajahnya, menggunakan matanya yang sementara dapat melihat cahaya, mencari keberadaannya.
Namun, sebelum dia menemukannya, dengan cepat dagunya dicengkram dengan erat, kemudian suara Raymon yang lebih dingin dari marmer di bawah tubuhnya terdengar di samping telinganya.
"Ayunia, aku memberitahumu untuk terakhir kalinya, yang aku cintai adalah Steffy, Steffy yang dulunya pernah ingin dibunuh olehmu dengan tanganmu sendiri!!"
Cukup, benar-benar sudah cukup.
Bukankah dia seharusnya sudah tahu dari awal bahwa ini adalah jawabannya, bukan?
Mengikuti suaranya, wajahnya menengok, jelas-jelas sangat sedih hingga sulit untuk bernapas, tapi masih saja dengan lembut tertawa kepadanya: "Raymon, ayo kita bercerai."
Bercerai?
Setelah akhirnya mendengar kalimat ini, Raymon terpaku, tapi dengan segera, dia juga ikut tertawa, matanya yang dingin sedikit menyipit, jari tangannya yang mencengkram dagunya makin bertenaga.
"Kamu bermimpi!"
"... Kenapa?"
Ayunia tidak mengerti, bukankah dia mengatakan bahwa dia mencintai Steffy? Bukankah dia mengatakan bahwa dia membenci dirinya? Kenapa sewaktu pada akhirnya dia ingin melepaskan, tapi dia tidak setuju?
Raymon menggunakan kekuatannya dengan penuh kebencian, mengcengkram dagunya dengan keras, sama sekali tidak mempedulikan alisnya yang berkerut dikarenakan kesakitan.
"Sekarang sudah merasakan sakit, dan ingin bercerai? Saat kamu dan Ayahmu memaksaku untuk menikahimu, mengapa kamu tidak berpikir akan ada hari seperti ini?! Ayunia aku beritahu kepadamu, sekarang hanyalah awal dari penderitaanmu, aku ingin membuatmu seumur hidup memiliki gelar Nyonya Raymon! Aku ingin membuat sisa hidupmu menderita!!"
Menghempaskan dagunya, Raymon pergi ke arah meja makan, membuka tas kerjanya, mengambil setumpuk informasi dan foto di dalamnya, melempar ke arah Ayunia.
Mata Ayunia akhirnya bisa melihat sesuatu dengan samar, mengambil foto yang tersebar di sekitarnya, yang ada di foto itu semuanya adalah dia, ada foto dia yang masuk ke firma hukum, ada foto dia duduk di dalam kantor Kaila, dan juga ada foto dia keluar dari firma hukum ...
Menatap ke atas, suaranya sedikit bergetar: "Raymon, apa ini? Apakah kamu menyewa detektif untuk membuntutiku?"
Apakah dia sudah tahu semuanya?
Dengan panik dia bangkit berdiri dari lantai, terseok-seok berlari ke hadapan Raymon, tetapi sebelum menunggu dia berdiri dengan benar, dia didorong pergi oleh Raymon dengan kejam.
"Pergi! Jangan mendekatiku!"
"Ah!"
Ayunia sekali lagi dihempaskan ke atas meja teh, gelas teh yang hancur berantakan ikut terlempar bersama dengan tubuhnya ke atas lantai, pecahan kaca menusuk masuk ke dalam kulitnya, menggores permukaannya.
Raymon tidak berpikir bahwa dia akan menghancurkan meja teh, dia melangkah mendekat untuk memeriksa, tapi malah melihat dia yang sekali lagi berjuang untuk bangkit, ketika sekali lagi menerjang ke arahnya, kemudian dia menghentikan langkahnya.
Wanita ini benar-benar berbuat hal yang memalukan sampai tidak menginginkan nyawanya, benar-benar menjijikkan!
Emosinya naik, Raymon tersenyum dingin: "Jika tidak menyewa detektif, aku benar-benar tidak berpikir Nyonya Raymon bisa melakukan hal seperti itu ...... Pertama-tama pergi ke firma hukum untuk melakukan peralihan harta, lalu dengan tampang memelas mencariku, berpura-pura tanpa pamrih bercerai denganku... "
Tidak, bukan seperti ini, tidak, dia tidak ...
"Nyonya Raymon, kamu tidak hanya murahan, tetapi juga menjijikkan hingga membuatku ingin muntah!"
"Brak-!"
Pintu depan terbuka kemudia ditutup dengan kencang, ruang tamu akhirnya kembali hening.
Darah segar, menodai kemeja, sebercak demi sebercak, seperti mawar merah yang mekar, Ayunia memandang pintu yang tertutup, terpaku untuk sesaat, perlahan-lahan menutup kedua matanya yang telah merasakan sakit sejak awal.
Dia ingin tertawa, karena sepertinya dia tidak mengetahui bahwa dia tidak lama lagi akan meninggal.
Tetapi pada akhirnya, dia menangis, karena dia dapat melihat, bahwa dia sangat berharap melihat dia mati.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved