Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya

by Clarissa 08:00,Jan 01,1970
Bab 5 Masih Tidak Bisa Membiarkannya

Malam hari, Steffy, yang telah memakan sushi, tidur nyenyak di pelukan Raymon.

Sejak kecelakaan itu, Steffy baru bisa tidur jika ditemani oleh Raymon setiap harinya, dan Raymon juga sudah terbiasa, tidak peduli betapa sibuknya dia sampai malam, dia akan datang ke sini untuk menemani Steffy tidur.

Raymon mungkin juga terlalu lelah, sesudah Steffy tertidur tidak lama, dia juga ikut tertidur, tetapi dia tidur dengan tidak nyaman, di mimpinya semuanya adalah wajah Ayunia, wajah yang berlumuran darah.

Darah!

Raymon tiba-tiba terbangun, ketenangan di sekelilingnya akhirnya mengingatkannya, ketika dia pergi, Ayunia jatuh di atas meja teh, meja teh itu terbelah, jadi dia ...

Tanpa sadar dia berdiri, mengenakan jaketnya, berjalan keluar dari rumah Steffy, menyalakan mobil, dia tidak memberikan dirinya satu alasan, satu penjelasan.

Ketika dia akhirnya berdiri di depan pintu rumahnya, baru menenangkan diri, memegang kunci, tidak bisa menahan tawanya sendiri, apa yang dia lakukan? Prihatin pada wanita itu?

Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin?!!

Dia sangat menginginkan wanita itu mati bersama dengan ayahnya, dengan begitu bisa melunasi hutangnya kepadanya dan hutangnya kepada Steffy!

Tapi mengapa, dia bisa begitu cemas dan bergegas pulang? Kenapa, dia sangat takut jika dia kenapa-kenapa?

Apakah dia gila?

Tidak, bukan seperti itu!

Alasan mengapa dia takut bahwa wanita itu kenapa-kenapa, adalah dikarenakan dia belum cukup puas menyiksanya!

Ya, benar begitu!

Berpikir seperti itu, hati Raymon akhirnya tenang lalu membuka pintu, berjalan masuk, ruang tamu besar itu kosong, kekacauan dan darah di lantai, cukup mengejutkan.

"Ayunia!"

"Ayunia, turun sekarang juga!"

Sial, apakah wanita itu naik ke atas untuk tidur? !

Mengingat kejadian Steffy tadi yang berada dalam pelukannya, badannya tidak berhenti gemetar, setelah gemetar untuk waktu yang lama baru bisa tertidur, hati Raymon sekali lagi mulai panas.

"Jangan berteriak, dia tidak bisa melihatmu sekarang."

Yang menanggapi Raymon bukanlah Ayunia, tapi Kaila.

Keluar dari kamar tidur, dengan lembut menutup pintu, Kaila berdiri di samping pagar di lantai dua, menundukkan kepalanya, memandang Raymon yang baginya tampak seperti binatang buas.

Dia selamanya tidak akan pernah mengerti, Raymon, pria ini selain tampilan luarnya yang bagus, apa lagi yang layak untuk dicintai Ayunia.

Dan lagi, benar-benar sangat mencintainya, mencintainya dengan sangat dalam...

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" Dihadapkan dengan Kaila, sikap Raymon tidak juga sebaik yang dipikirkan.

Teman baik Ayunia, bagaimana mungkin adalah orang baik?

"Direktur Raymon harusnya bersyukur, aku di sini sekarang."

Untungnya, dia merasa khawatir dan datang ke sini malam ini untuk melihat, jika tidak walau Ayunia berdarah sampai kehabisan darah dan matipun tidak akan ada orang yang tahu!!

"Kenapa? Apa karena wanita itu tidak punya wajah untuk menemuiku?"

Ketidakpedulian Raymon sangat sinis, "Apa mungkin ... Pengacara Kaila, datang untuk berdiskusi dengan Ayunia, menggunakan cara apa untuk mengalihkan harta di belakangku?"

"Aku datang untuk apa, Direktur Raymon bisa naik ke atas untuk melihat sendiri, dengan begitu bukankah Anda akan tahu?" Kaila berkata, melakukan gerakan mempersilahkan.

Raymon terdiam selama beberapa detik sebelum melangkah menaiki tangga, dia ingin melihatnya, Ayunia sampai sekarang belum muncul, apa yang sedang dia rencanakan.

Berdiri di depan pintu kamar tidur lantai dua, Raymon memegang gagang pintu, tetapi ketika dia ingin memutar kenop pintu, ponsel di sakunya berdering.

Dia angkat, merupakan suara Ibu Steffy: "Raymon, kamu pergi ke mana? Steffy terbangun, tidak bisa menemukanmu kemudian langsung menangis terus menerus, apa kamu punya waktu? Bisakah kamu datang dan melihatnya?"

"Tante, kamu jangan panik, aku akan segera kembali."

Menutup telepon, Raymon berbalik dan turun.

"Raymon!"

Kaila memegang pergelangan tangannya: "Kamu pergi begitu saja? Istrimu masih pingsan di kamar tidur, kamu berpaling demi wanita lain, apa kamu masih memiliki rasa kemanusiaan? "

"Kemanusiaan?"

Raymon berbalik dan tersenyum dengan sinis: "Pengacara besar Kaila, apa kamu yakin ingin membandingkan rasa kemanusiaan keluarga Ayunia denganku?"

Apa yang terjadi pada keluarga Ayunia?

Keluarga Ayunia tidak pernah berhutang padamu Raymon satu peser pun!!

Kata-kata yang ada di ujung bibir, hampir saja ingin dikeluarkan, tetapi mengingat permintaan Ayunia, Kaila menahannya seakan tenggorokannya terasa pahit.

Dia telah berjanji pada Ayunia, untuk tidak mengatakan apa-apa ...

"Bagaimana? Bahkan Pengacara Kaila tidak bisa berkata apa-apa?"

Menghadapi keheningan Kaila, bibir Raymon tersenyum sinis, Ayunia oh Ayunia, sebenarnya seberapa kejam dirimu, sampai teman terbaikmu tidak dapat membantah untukmu?!

"Raymon."

Kaila menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya: "Apakah kamu benar-benar tidak peduli pada Ayunia? Kamu tidak takut jika dia mati?!"

Mati?

Ketika Raymon mendengar kata ini, dia tertawa dengan lebih sinis: "Bahkan walaupun orang di seluruh dunia mati, orang seperti Ayunia yang sangat egois, wanita yang tidak tahu malu itu tidak akan mati!"

Ketika dia melepaskan tangan Kaila, dia bahkan tidak menengok lagi ke belakang dan langsung turun.

Bayangan Raymon, acuh tak acuh dan dingin, sama seperti duri, menusuk mata Kaila, akhirnya tidak bisa menahan, dengan menghimpun kekuatan dia berteriak: "Raymon, kamu pria brengsek, suatu saat nanti pasti kamu akan menyesalinya--!"

Melihat pintu yang dibuka kemudian tertutup, air mata Kaila akhirnya tidak bisa ditahan lagi.

Berbalik, membuka pintu kamar tidur, ranjang yang besar, wajah Ayunia pucat, berbaring di satu sisi bagai lembaran tipis, luka gores ada di seluruh tubunya, jarum infus menancap di permukaan tangannya yang kurus.

Berpikir kembali keadaan sewaktu dia datang, ingin membawa Ayunia pergi ke rumah sakit, tapi dia bersikeras tidak ingin pergi, dia takut jika dia muncul di rumah sakit, akan membawa berita negatif pada Raymon, wajahnya saat itu yang penuh toleransi dan kepedulian, membuat hati Kaila sangat sakit hingga tidak terbentung.

Apa itu layak?

Ayunia, apakah itu benar-benar layak?

Di dalam hatimu, sampai mati pun kamu tidak bersedia untuk menyakitinya, tapi pria itu, demi wanita lain, dia bahkan tidak rela untuk membuka pintu kamarmu dan memilih berbalik kemudian pergi ...

Download APP, continue reading

Chapters

41