Bab 8 Ulah Siapa

by Clarissa 08:00,Jan 01,1970
Bab 8 Ulah Siapa

Rasa tidak tega? Atau rasa khawatir?

Dalam lima tahun terakhir pernikahan, untuk pertama kalinya Ayunia melihat ekspresi lain Raymon, selain sarkasme, ejekan, dan kebencian.

Di bawah meja, jari-jarinya saling terkait dengan erat, kukunya menancap masuk ke daging, rasa pedih yang menumpuk di dada kembali membuncah.

Dia berpikir jika Raymon bertanya padanya saat ini, dia mungkin akan memberitahunya.

Dia akan mati, dia tidak punya cara untuk terus mencintainya lagi ...

"Ayunia, kamu ..."

"Direktur Raymon."

Belum selesai berbicara, pintu kantor didorong oleh sekretaris.

Sekretaris berjalan ke sisi Raymon, melihat sekilas Ayunia yang duduk di arah berlawanan, dengan sopan berkata, "Direktur Raymon, beritamu masuk ke topik utama hari ini."

Setelah berbicara, sambil menyerahkan koran di tangannya ke atas meja.

"Direktur Perusahaan keluarga Ayunia menyembunyikan simpanan di rumah emasnya, tinggal menginap di malam hari di rumah mewah."

Kata-kata besar di topik utama, tidak hanya terlihat di mata Ayunia, tetapi juga menusuk di jantung Raymon.

Karena Steffy depresi, Raymon sengaja membeli villa megah terjauh dari tempatnya, untuk memberikan lingkungan yang tenang bagi Steffy, perlindungan privasi, dia tidak ingin Steffy diikuti paparazi, membuatnya menjadi topik pembicaraan, hanya akan memperburuk kondisi Steffy.

Tapi sekarang!!

"Pergi!"

Suaranya menggelegar, sekretarisnya kaget hingga tidak berani membawa pergi koran itu, bergegas keluar dari kantor dan menutup pintu.

Raymon berdiri dari kursi bosnya, wajahnya penuh kesuraman, arogan, melewati meja bos, menjulurkan tangan menggenggam lengan Ayunia, memaksanya bankit dari kursi.

"Ayunia, aku benar-benar tidak menyadari, kamu bisa berakting seperti ini?"

Ada sedikit kebingungan di mata Ayunia: "Apa maksudmu?"

"Apa maksudku? Sudah seperti ini sekarang tapi kamu masih bertanya padaku apa maksudnya?!" Kedua mata Raymon gelap seakan tidak ada sinar, dengan tajam, menarik tangan yang memegang lengannya, kekuatannya hampir bisa mematahkannya.

"Berakting dengan menyedihkan di hadapanku, berpura-pura sebagai orang yang sangat baik, sangat murah hati, pada kenyataannya, kamu hanya ingin terus hidup mengekangku, membiarkan paparazzi mengganggu Steffy di villa, Ayunia, bagaimana bisa seorang wanita sepertimu sebegitu liciknya seperti ini? Apakah kamu harus membunuhnya?!"

Fitnah lagi?

Sama seperti lima tahun yang lalu?

Ayunia mendongak dalam kemarahannya, suara gemetar dikarenakan lemah, air mata karena tidak rela menumpuk di matanya, dia tersedak beberapa kali, akhirnya bersuara dengan pelan: "Jika kukatakan bukan aku, apa kamu percaya? "

"Bukan? Hah ..."

Raymon mencibir dengan dingin, dengan penuh kekuatan menggoyangkan tubuhnya: "Yang mengatur Steffy tinggal di villa, selain aku, hanya tersisa kamu yang mengetahuinya, jika sekarang kamu bilang bukan kamu, apa kamu pikir aku akan percaya ?!"

Ternyata...

Dia tidak percaya, atau bisa dibilang dia tidak pernah percaya padanya.

Tubuhnya, di bawah ayunannya, bergoyang seperti daun yang tertiup angin, kepalanya, tiba-tiba sakit dengan parah, pandangannya perlahan-lahan kehilangan cahaya, sakitnya seperti tertusuk ribuan panah, seperti meledak di setiap sarafnya.

Sebelum kesadarannya kabur, Ayunia mendengar telepon Raymon berdering, Ibu Steffy yang menelepon.

"Raymon, kamu cepatlah datang kemari, Stef, Steffy dia bunuh diri -- !!"

"Apa? Baik, aku akan segera ke sana."

Raymon menutup telepon, melempar tubuhnya yang lemah ke samping seperti membuang sampah.

"Bruk-!"

Saat Ayunia jatuh ke lantai, tanpa suara mengatupkan bibirnya, sebenarnya tidak bisa melihat juga cukup baik, setidaknya, kali ini dia tidak harus melihat dengan mata kepala sendiri, sekali lagi dia meninggalkan dirinya demi wanita lain.

............

Di saat yang sama, di Villa.

Ibu Steffy yang baru menutup telepon berbalik, melihat Steffy yang memegang pisau buah, dia tidak yakin dengan lengannya, dengan cemas berjalan ke arahnya.

"Kenapa kamu masih tidak melakukannya? Raymon sudah mengarah datang ke sini."

Mudah untuk dikatakan, tapi ini adalah memotong urat nadi!

Steffy melihat tampilan Ibunya yang cemas, untuk sesaat, dia ketakutan dan panik.

Wanita yang duduk di hadapannya adalah ibu kandungnya!

"Kamu benar-benar sangat bodoh!"

Saat Steffy masi terpaku, Ibunya menggenggam tangan Steffy, tanpa ragu-ragu, dia menggores pisau buah di pergelangan tangan yang putih itu, dengan kejam menggoresnya...

Dagingnya robek, darahnya dalam sekejap keluar.

Pergelangan tangannnya secara bertahap mulai dingin, hati Steffy juga perlahan-lahan dingin, sebelum matanya tertutup, mencari Raymon yang menerjang masuk, dia bertekad untuk berpikir, akan menikah dengan Raymon, karena di dunia ini, selain Raymon, dia tahu tidak ada lagi yang bisa dia andalkan.

Raymon menggendong Steffy yang tidak sadarkan diri bergegas keluar dari Villa, berkendara ke rumah sakit dengan cepat, setelah menderita beberapa waktu, Steffy akhirnya dikirim keluar dari ruang gawat darurat.

Di ruang rawat, Steffy bagaikan boneka yang tak bernyawa, dia berbaring dengan tenang di atas ranjang rumah sakit, luka yang sangat dalam di pergelangan tangannya hingga tulangnya terlihat, sudah dijahit dan dibungkus dengan lapisan kasa tebal.

Raymon, duduk di tepi kasur rumah sakit, menatap wajah Steffy dengan penuh rasa bersalah, jika dia datang terlambat, konsekuensinya tak dapat terbayangkan ...

"Raymon."

Ibu Steffy menatap pandangan bersalah dan penyesalan di mata Raymon, berdiri di belakangnya berkata sambil menangis: " Kalau tidak ...... kamu jangan datang lagi untuk melihat Steffy, Nona Ayunia sangat temperamen, bisa memikirkan cara apapun, aku tidak peduli, tapi Steffy ... "

"Kak Raymon ..."

Steffy yang berada di ranjang rumah sakit, perlahan membuka matanya, tetapi malah melihat sepasang mata Raymon yang merah karena menyalahkan diri sendiri, dengan lemah tersenyum kecil.

"Tidak apa-apa, aku akan bersikap baik lain kali, jika tidak, bagaimana jika aku pergi memohon pada Kak Ayunia? Aku akan mengatakan padanya, Steffy akan bersikap baik, biarkan dia merasa kasihan pada Steffy, jangan biarkan Kak Raymon tidak menginginkan Steffy lagi... "

"Steffy!"

Ibu Steffy bergegas berlutut di samping kasur, dengan penuh kesungguhan, air matanya tidak berhenti: "Kita tidak boleh membuat marah Nona Ayunia, apa kamu lupa ketika dia mencoba untuk membunuhmu? Apa kamu benar-benar ingin mati di tangannya?!!"

Steffy yang berperilaku baik, Ibu Steffy yang sakit hati, seperti akar duri, tumbuh di jantung hati Raymon.

Bahkan sampai saat ini, Steffy tidak hanya tidak menyalahkan, tetapi juga ingin memohon ...

Ayunia, wanita yang munafik ini, benar-benar sangat kejam bahkan tidak memiliki hati!!

Cukup, benar-benar sudah cukup!

"Tante, kamu jangan khawatir, serahkan masalah ini padaku."

Raymon menarik napas, berusaha untuk menekan kemarahan dalam hatinya, menjulurkan tangan, dengan lembut menyentuh rambut Steffy: "Steffy, apa kamu ingin sebuah rumah? Aku akan memberikanmu sebuah rumah sekarang."

Sukacita berkelebat sekilas di mata Steffy, di bawah sentuhan Raymon, dengan patuh menganggukkan kepalanya, tapi Ibu Steffy yang berdiri di samping, malah diam kaku dikarenakan pandangan mata Raymon yang dingin, menundukkan kepala, tidak berani melihat untuk kedua kalinya.

Download APP, continue reading

Chapters

41