Bab 12 Istriku, Apakah Kamu Pernah Main Bombom Car

by Hideo Takashi 11:20,Sep 23,2020
“Ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?”
Jared terus mondar mandir didepan meja kerjanya.
Dia berbalik dan melihat kearah Reinhard, “Bukankah kamu yang mengatakan kalau Aeris adalah kekasih Grandy ?”
“Ini apanya yang kekasih, Aeris sekarang sudah seperti nenek moyang Grandy !”
Reinhard juga sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi.
“Ayah, tidak perduli apapun yang terjadi kita tidak bisa membiarkan proyek ini dilanjutkan.”
“Kalau Aeris si jalang ini menyelesaikan proyek ini, maka kakek akan semakin menyukainya!”
Jared memelototi Reinhard dengan ekspresi menyeramkan.
“Apakah ini masih perlu dikatakan lagi!”
Ekspresi wajah Jared semakin menakutkan, dari dalam matanya terpancar sorot mata penuh kekejaman.
“Kamu segera cari tahu sekarang juga, cari tahu apa hubungan Grandy dan Aeris yang sebenarnya?!”
……
Fera Nicha sekarang merasa dirinya sangat sial.
Karena sikapnya terhadap pengunjung tidak baik hari ini, dia habis dimarahi oleh manager.
Dan gadis muda yang baru datang itu.
Bukan hanya mendapatkan pujian dari manager, dia bahkan mendapatkan komisi 40 juta lebih banyak daripada biasanya.
Dan dia sekarang malah harus mengendarai motor listrik yang sudah jelek ke sebuah pemukiman yang kumuh.
Di pemukiman yang sudah kumuh seperti ini bagaimana mungkin tinggal seorang orang kaya local seperti itu?
Dia bahkan curiga, jangan-jangan Cloud ini sengaja memberikan alamat palsu untuk mengerjainya.
“Eh, Fera, kenapa kamu bisa ada disini?”
Ketika Fera sedang mencari lokasi yang diberikan Cloud, tiba-tiba dia mendengar suara yang familiar.
Ketika ia menoleh dan melihat, ternyata yang muncul adalah kliennya Brandon .
Dulu, agar Brandon membeli mobil Benz.
Fera sempat bermain dengannya selama beberapa hari.
Mereka berdua sempat check in di hotel sebanyak tiga kali agar bisa bermain lebih puas.
Fera juga sempat mengeluh pada Brandon Salim, setelah Brandon mendengarnya, dia langsung menendang motor listrik itu sampai jatuh.
“Brengsek! Bukankah hanya membeli sebuah Benz seharga 1,4 miliar, apa yang disombongkan?!”
“Besok aku akan ke sana dan membeli sebuah mobil seharga 2 miliar!”
Mendengar apa yang Brandon katakan, Fera langsung bersandar di pelukannya.
“Kak Brandon, kamu sungguh baik padaku.”
“Hehe! Aku begitu baik padamu, bagaimana kamu membalasku?”
Ketika mengatakannya, Brandon sudah mengulurkan tangannya dan memeluk erat tubuh Fera .
“Menyebalkan! Disamping ada banyak orang yang melihat.”
Disaat ini, Gavia kebetulan muncul dari samping dan lewat disamping mereka.
Dia melihat motor listrik yang jatuh dijalan sangat familiar, sehingga mendekat untuk melihat lebih jelas.
“Bukankah ini motor listrik punya kami?”
Gavia Resoda berkata sambil memarkir motor listrik dengan benar.
Lalu, dia baru memarkir motor itu dengan benar, Brandon kembali menendang motor itu sampai terjatuh.
Gavia segera menghindar, lalu berseru pada Brandon : “Apa yang kamu lakukan?!”
“Nenek tua! Apakah motor gembel ini milikmu?”
Mendengar ada yang mengatai dirinya nenek tua, wanita manapun tidak akan ada yang bisa menerimanya.
Gavia juga menaikkan volume suaranya : “Siapa yang kamu panggil nenek tua? Ada apa dengan anak sepertimu? Apakah kamu masih tahu tata karma?”
Demi menunjukkan kegagahannya dihadapan Fera, Brandon langsung menginjak lampu motor listrik sampai hancur dan menendangnya.
“Apa yang kamu lakukan?!”
“Jangan hancurkan, jangan hancurkan!”
Melihat Brandon mengambil batu, Gavia segera mencegahnya.
“Minggir!”
Brandon langsung mendorong Gavia sampai jatuh, lalu dengan sadis menghancurkan kedua kaca spion motor listrik sampai tidak berbentuk.
Melihat motor listrik dihancurkan seperti itu, Gavia sungguh merasa sedih.
Brandon ini tidak terlihat seperti orang yang baik, Gavia juga tidak berani mencegahnya lagi, hanya bisa mleihat semua perbuatannya dari samping.
Saat ini Brandon melempar batu kesamping dan menepuk debu ditangannya.
“Nenek tua! Motor gembelmu ini menghalangi jalanku, maka aku harus menghancurkannya sampai tidak berbentuk!”
Setelah mengatakannya, Brandon mengambil dua lembar uang kertas dari dalam dompetnya dan melemparkannya di lantai.
Melihat Brandon merangkul Fera, lalu berjalan menuju mobil sport import yang terparkir tidak jauh didepan sana.
Gavia segera mengeluarkan ponsel dan menelepon Aeris .
“Ibu! Kami sudah hampir sampai rumah.”
Pagi ini Aeris juga sudah lelah bekerja, Cloud menjadi supir untuk melindunginya diperjalanan pulang.
Ketika menerima telepon dari Gavia, ekspresi Aeris langsung berubah setelah mendengar apa yang dikatakan.
“Ibu, jangan panik dulu, kami akan segera tiba dirumah!”
Aeris segera memutus sambungan telepon, dia berbalik dan hendak berkata.
Cloud tiba-tiba bicara : “Istriku, apakah kamu pernah naik bombom car?”
Aeris menggeleng pelan.
“Kalau begitu hari ini kebetulan bisa merasakan, bagaimana rasanya naik bombom car.”
Baru selesai mengatakannya, Cloud langsung membawa mobil Benz yang baru dibeli masuk ke daerah pemukiman kecil.
Ketika sudah hampir tiba didepan rumah, Cloud melihat sebuah mobil sport Infiniti import yang terparkir ditengah jalan.
Brandon dan Fera sedang berdiri dibawah pohon samping mobil dan berciuman dengan mesra.
“Bruumm! Bruumm!”
Aeris mendengar suara mobil Benz yang menderu!
“Istriku, duduk yang benar.”
Lalu mobil Benz yang baru dibeli ini menabrak mobil sport Infiniti yang berharga 2 miliar dengan keras.
“Brakk!”
Seiringan dengan suara bebnturan yang keras, mobil sport yang harganya menakjubkan ini tertabrak sampai sebagian body depannya menekuk masuk ke dalam.
“Brakk!”
Cloud memundurkan mobil lalu menabraknya mobil ini sekali lagi!
“Brakk!”
“Brakk!”
Setelah tabrakan yang keras sebanyak empat kali, mobil Infiniti ini sudah tidak berbentuk sama sekali.
Sejak awal sampai akhir Brandon hanya bisa melihat pemandangan ini dengan mata membelalak.
Ketika dia menyadari apa yang terjadi, Cloud sudah mengendarai mobil Benznya dan berhenti di hadapan Gavia .
Bagian depan mobil Benz juga sudah rusak beberapa bagian.
Gavia melihat Cloud dan Aeris turun dari mobil dengan wajah tercengang.
Dia belum sempat membuka mulutnya, Brandon sudah seperti orang yang kebakaran jenggot dan langsung maju dengan garang.
“Mobilku! Mobilku!”
“Hei brengsek, beraninya kamu menabrak mobilku!”
Brandon berjalan menghampiri Cloud dan mengulurkan tangan untuk menarik kerah baju Cloud .
Namun tangannya baru menjulur, Cloud sudah terlebih dahulu mencengkram pergelangan tangannya.
“Aaagh! Tanganku, tanganku!”
Brandon menjerit seperti babi yang akan dipotong.
Sementara Cloud hanya mencengkram pergelangan tangannya dan tidak melakukan hal lainnya.
Namun Brandon malah menjerit sampai terkulai lemah dihadapan Cloud dan tidak sanggup berdiri.
Disaat ini Cloud melepaskan cengkraman tangannya dan berkata dengan datar.
“Jalanan ini bukan milik keluargamu, kamu menghalangi jalan semua orang, aku hanya membantu melancarkan lalu lintas saja.”
Brandon segera merangkak pergi dan menyingkir ke samping.
“Kamu berani balepan kejam denganku disini!”
“Tunggu saja! aku akan segera mengirim orang untuk datang!”
Mendengar Brandon akan memanggil bantuan, Gavia langsung panik.
Dia segera berjalan kesamping Cloud dan berbisik : “Orang ini sepertinya bukan orang baik.”
“Cepat minta maaf saja padanya.”
Cloud melihat celana Gavia yang kotor oleh tanah, alisnya langsung menekuk.
“Ibu, tadi kamu jatuh.”
Begitu mendengar pertanyaan Cloud, Gavia segera menepuk tanah yang menempel di celananya.
“Tidak apa. Ketika sedang jalan tadi tidak sengaja tersenggol.”
Mata Cloud cukup jeli, cukup satu lirikkan dida bisa melihat ada luka lecet di telapak tangan Gavia .
Dalam sekejap saja, sinar mata Cloud yang tadinya terlihat cukup tenang langsung menjadi tajam!
Tepat ketika dia berbalik, ada sebuah mobil Van hitam yang tiba-tiba mendekat.
Ada belasan berandalan yang turun dari atas mobil dengan garang.
Dan Cloud mengenal ketua yang memimpin mereka, itu adalah anak buah Bang Jago yang bernama Norton .
“Bang Norton, bocah ini menabrak mobilku sampai hancur seperti ini.”
“Bang Norton, aku akan memberi kalian 400 juta, buat kaki tangannya patah!”
KetikaNorton baru turun dari mobil, dia masih terlihat begitu menyeramkan.
Namun saat ia melihat kearah yang ditunjuk oleh Brandon, dan yang muncul dihadapannya adalah Cloud, sekujur tubuhnya langsung mengeluarkan keringat dingin!

Download APP, continue reading

Chapters

1930