Bab 23 Aku Menyetujuimu
by Febi
11:35,Nov 12,2020
Sebelum dia tersadar, Bella Zhao sudah keluar dari kantor polisi, menarik kencang tangannya: "Jen, bibi yang sudah berpikiran salah padamu. Bibi minta maaf padamu dan akan menggantikan ganti rugi untuk Kherin. Jadi untuk masalah ini, lupakan saja ya. Kherin belum dewasa dan tidak paham akan apapun."
Lupakan? Belum dewasa?
Jenifer Wen mendadak mengangkat matanya. Wajahnya yang pucat seperti kertas saat ini keringat dingin bercucuran. Dia tampak sangat mengenaskan, hanya sepasang mata yang cerah dan terlihat tajam, "Dia 3 tahun lebih tua dariku. Kenapa kamu tidak memikirkan seperti itu saat mengirimku ke kantor polisi tadi?"
Jenifer Wen mengepalkan tangannya, dia sangat membencinya, dan rasanya ingin segera merobek wajah munafik Bella Zhao.
Melihat penampilan sedih Bella Zhao, dan matanya yang merah, dia terlihat sangat menyedihkan dan tampak seperti dia bisa menanggung segalanya demi anak-anak.
Siapa yang tidak akan meleleh kalau melihatnya seperti ini? Sejak kecil dia sudah terlalu sering menderita karena ini.
"Apa yang di lakukan harus dia tanggung sendiri, jadi biar saja dia menerima pelajaran pertama tentang kehidupannya di sini, agar dia dapat memahami bahwa hal-hal yang tidak boleh dikatakan tidak boleh dikatakan dengan sembarangan di lain waktu." Setelah mengatakan itu, Jenifer Wen memanggil taksi dan pergi dari sana.
Bella Zhao berdiri di tempat sambil menggertakan gigi, bagus ya kamu anak ingusan, kamu tidak hanya berada di balik keluarga Lu, tapi juga ada orang kaya yang melindungimu.
Wanita murahan, dasar kamu, tunggu saja!
Setelah kesana kemari seharian, Jenifer Wen merasa tubuhnya begitu lelah, tapi begitu tiba di rumah keluarga Lu, dia di panggil Nicholas Lu pergi ke ruang kerja.
Sekeluarga ini ya baik yang tua maupun yang muda suka sekali memanggil orang pergi ke ruang kerja.
Jenifer Wen berdiri tidak jauh dari meja kerjanya, dan Nicholas Lu selesai melihat dokumennya baru perlahan meliriknya: “Jelaskan, kenapa bisa masuk ke kantor polisi.”
“Memangnya ini apa hubungannya dengan tuan Lu?”
Karena bukan Nicholas Lu yang menyelamatkannya jadi dia untuk apa menjelaskan panjang lebar padanya?
“Jenifer, kita ini adalah suami istri sah di mata hukum, kamu masuk ke kantor polisi itu sama saja dengan menampar wajahku, aku tidak peduli kamu di dalam sana menerima apa saja, aku hanya ingin tahu, apakah pihak pelapor itu ingin menyerang keluarga Lu atau tidak?”
“Heh.” Jenifer Wen tersenyum sinis, benar-benar suami yang tidak berperasaan.
“Pihak pelapor murni datang menyerangku, kamu lupa ya dengan perjanjian kita, dunia luar tidak tahu kalau kita suami istri, dan orang orang bagaimana bisa memanfaatkanku untuk memukul wajahmu, presdir Lu!”
“Bagus lah kalau begitu, pergi lah.”
Nicholas Lu melambaikan tangannya, Jenifer Wen berbalik badan saat hendak keluar dari sana, Nicholas Lu berkata lagi: “Jenifer, aku tidak peduli hidup dan matimu, tapi kalau kamu berani di luar menampar wajahku, aku pasti tidak akan membiarkanmu hidup dengan baik.”
Mata Jenifer Wen berkedut, lelaki ini, bukan lagi lelaki yang menghangatkan saat kedinginan dan mau mendengarkan segala keluh kesahnya.
“Baiklah, aku tahu.”
Keluar menutup pintu, Jenifer Wen pergi dari sana tanpa ekspresi.
Sampai di kamar, di lantai di penuhi oleh plastik belanja, melihat mereknya, itu adalah toko baju yang tadi siang dia sambangi dan terlibat cekcok dengan Bella Zhao dan Kherin Liu.
Tapi dia tidak membeli apapun disana? Kenapa barang-barangnya bisa ada disini?
Teleponnya lagi-lagi berdering, laki-laki itu yang meneleponnya: “Aku sudah membelikan semua baju di toko itu untukmu, ukurannya sesuai denganmu, bagaimana, suka tidak? Wanita bodoh, ingat lain kali kalau menerima penghinaan seperti tadi jangan sampai buat aku kembali datang dan membereskannya untukmu ya.”
Mata Jenifer Wen berair, bibirnya bergetar, tanpa sadar mengatakan perkataan yang selama ini dia takut untuk katakan: “Malam ini kemari lah, aku menyetujuimu.”
Selama ini, kecuali laki-laki ini, tidak ada lagi orang yang membantunya, orang-orang lainnya hanya bisa membullynya, menyakitinya, dan selain laki-laki ini dia tidak bisa percaya pada siapapun.
Setelah menutup teleponnya, dia mengelap air matanya, menegarkan diri, membereskan baju memasukannya ke dalam lemari, tapi saat melihat satu bagian lemari yang tersembunyi dia langsung terdiam.
...
Tengah malam, Jenifer Wen seperti biasa tidur di lantai, Nicholas Lu masih di ruang kerja bekerja, dia dengan gugup mengulurkan tangan memegang sesuatu di bawah bantal berusaha memperhatikan segalanya telah terletak dengan baik baru bisa merasa lega.
Tubuhnya tiba-tiba di peluk dari belakang, dia tahu kalau dia sudah datang.
“Kamu sudah datang.”
Dada lelaki itu menempel di punggungnya, begitu hangat menembus ke kulitnya yang memakai piyama tidur, tapi hatinya sebaliknya terasa dingin.
“Hari ini sudah menyetujuiku, membuatku sedikit terkejut.” Lelaki itu memegang tangannya yang bekas di borgol lalu dengan lembut membelainya, gerakannya itu begitu lembut dan kalau bukan karena hatinya sudah dingin dia pasti akan sepenuhnya terharu dan percaya padanya.
Jenifer Wen berbalik dan menempelkan kepalanya di dadanya, dengan suara lemah lembut berkata: “Mulai sekarang aku hanya akan bergantung padamu.”
Lelaki itu tertawa kecil, memeluknya begitu erat: “Tentu saja, setelah bersamaku, itu pasti tidak akan kurang dari bersama Nicholas.”
Jenifer Wen dalam pelukannya tersenyum sinis, heh benarkah seperti itu, tidak peduli baik itu dia ataupun Nicholas Lu, mereka sama-sama monster baginya!
Setelah mengatakan itu, lelaki itu memasukan tangannya ke dalam bajunya dan mulai menjelajahi tubuhnya.
Seluruh tubuh Jenifer Wen mengeras, jantungnya berdegup kencang, tahan sebentar lagi, tunggu sebentar lagi!
Setelah menunggu sampai dia tidak bertingkah was was lagi, dia baru bisa melakukan itu!
Deru nafasnya semakin tak teratur, tapi itu bukan karena godaan lelaki itu melainkan karena rasa gugup dalam dirinya sendiri.
Malam ini, dia akan melihat siapa lelaki ini sebenarnya!
Di saat laki-laki itu akan membobol pertahanan terakhirnya, Jenifer Wen mengambil lampu senter di bawah bantalnya, sinar yang menyilaukan itu langsung jatuh di wajah lelaki itu!
Lupakan? Belum dewasa?
Jenifer Wen mendadak mengangkat matanya. Wajahnya yang pucat seperti kertas saat ini keringat dingin bercucuran. Dia tampak sangat mengenaskan, hanya sepasang mata yang cerah dan terlihat tajam, "Dia 3 tahun lebih tua dariku. Kenapa kamu tidak memikirkan seperti itu saat mengirimku ke kantor polisi tadi?"
Jenifer Wen mengepalkan tangannya, dia sangat membencinya, dan rasanya ingin segera merobek wajah munafik Bella Zhao.
Melihat penampilan sedih Bella Zhao, dan matanya yang merah, dia terlihat sangat menyedihkan dan tampak seperti dia bisa menanggung segalanya demi anak-anak.
Siapa yang tidak akan meleleh kalau melihatnya seperti ini? Sejak kecil dia sudah terlalu sering menderita karena ini.
"Apa yang di lakukan harus dia tanggung sendiri, jadi biar saja dia menerima pelajaran pertama tentang kehidupannya di sini, agar dia dapat memahami bahwa hal-hal yang tidak boleh dikatakan tidak boleh dikatakan dengan sembarangan di lain waktu." Setelah mengatakan itu, Jenifer Wen memanggil taksi dan pergi dari sana.
Bella Zhao berdiri di tempat sambil menggertakan gigi, bagus ya kamu anak ingusan, kamu tidak hanya berada di balik keluarga Lu, tapi juga ada orang kaya yang melindungimu.
Wanita murahan, dasar kamu, tunggu saja!
Setelah kesana kemari seharian, Jenifer Wen merasa tubuhnya begitu lelah, tapi begitu tiba di rumah keluarga Lu, dia di panggil Nicholas Lu pergi ke ruang kerja.
Sekeluarga ini ya baik yang tua maupun yang muda suka sekali memanggil orang pergi ke ruang kerja.
Jenifer Wen berdiri tidak jauh dari meja kerjanya, dan Nicholas Lu selesai melihat dokumennya baru perlahan meliriknya: “Jelaskan, kenapa bisa masuk ke kantor polisi.”
“Memangnya ini apa hubungannya dengan tuan Lu?”
Karena bukan Nicholas Lu yang menyelamatkannya jadi dia untuk apa menjelaskan panjang lebar padanya?
“Jenifer, kita ini adalah suami istri sah di mata hukum, kamu masuk ke kantor polisi itu sama saja dengan menampar wajahku, aku tidak peduli kamu di dalam sana menerima apa saja, aku hanya ingin tahu, apakah pihak pelapor itu ingin menyerang keluarga Lu atau tidak?”
“Heh.” Jenifer Wen tersenyum sinis, benar-benar suami yang tidak berperasaan.
“Pihak pelapor murni datang menyerangku, kamu lupa ya dengan perjanjian kita, dunia luar tidak tahu kalau kita suami istri, dan orang orang bagaimana bisa memanfaatkanku untuk memukul wajahmu, presdir Lu!”
“Bagus lah kalau begitu, pergi lah.”
Nicholas Lu melambaikan tangannya, Jenifer Wen berbalik badan saat hendak keluar dari sana, Nicholas Lu berkata lagi: “Jenifer, aku tidak peduli hidup dan matimu, tapi kalau kamu berani di luar menampar wajahku, aku pasti tidak akan membiarkanmu hidup dengan baik.”
Mata Jenifer Wen berkedut, lelaki ini, bukan lagi lelaki yang menghangatkan saat kedinginan dan mau mendengarkan segala keluh kesahnya.
“Baiklah, aku tahu.”
Keluar menutup pintu, Jenifer Wen pergi dari sana tanpa ekspresi.
Sampai di kamar, di lantai di penuhi oleh plastik belanja, melihat mereknya, itu adalah toko baju yang tadi siang dia sambangi dan terlibat cekcok dengan Bella Zhao dan Kherin Liu.
Tapi dia tidak membeli apapun disana? Kenapa barang-barangnya bisa ada disini?
Teleponnya lagi-lagi berdering, laki-laki itu yang meneleponnya: “Aku sudah membelikan semua baju di toko itu untukmu, ukurannya sesuai denganmu, bagaimana, suka tidak? Wanita bodoh, ingat lain kali kalau menerima penghinaan seperti tadi jangan sampai buat aku kembali datang dan membereskannya untukmu ya.”
Mata Jenifer Wen berair, bibirnya bergetar, tanpa sadar mengatakan perkataan yang selama ini dia takut untuk katakan: “Malam ini kemari lah, aku menyetujuimu.”
Selama ini, kecuali laki-laki ini, tidak ada lagi orang yang membantunya, orang-orang lainnya hanya bisa membullynya, menyakitinya, dan selain laki-laki ini dia tidak bisa percaya pada siapapun.
Setelah menutup teleponnya, dia mengelap air matanya, menegarkan diri, membereskan baju memasukannya ke dalam lemari, tapi saat melihat satu bagian lemari yang tersembunyi dia langsung terdiam.
...
Tengah malam, Jenifer Wen seperti biasa tidur di lantai, Nicholas Lu masih di ruang kerja bekerja, dia dengan gugup mengulurkan tangan memegang sesuatu di bawah bantal berusaha memperhatikan segalanya telah terletak dengan baik baru bisa merasa lega.
Tubuhnya tiba-tiba di peluk dari belakang, dia tahu kalau dia sudah datang.
“Kamu sudah datang.”
Dada lelaki itu menempel di punggungnya, begitu hangat menembus ke kulitnya yang memakai piyama tidur, tapi hatinya sebaliknya terasa dingin.
“Hari ini sudah menyetujuiku, membuatku sedikit terkejut.” Lelaki itu memegang tangannya yang bekas di borgol lalu dengan lembut membelainya, gerakannya itu begitu lembut dan kalau bukan karena hatinya sudah dingin dia pasti akan sepenuhnya terharu dan percaya padanya.
Jenifer Wen berbalik dan menempelkan kepalanya di dadanya, dengan suara lemah lembut berkata: “Mulai sekarang aku hanya akan bergantung padamu.”
Lelaki itu tertawa kecil, memeluknya begitu erat: “Tentu saja, setelah bersamaku, itu pasti tidak akan kurang dari bersama Nicholas.”
Jenifer Wen dalam pelukannya tersenyum sinis, heh benarkah seperti itu, tidak peduli baik itu dia ataupun Nicholas Lu, mereka sama-sama monster baginya!
Setelah mengatakan itu, lelaki itu memasukan tangannya ke dalam bajunya dan mulai menjelajahi tubuhnya.
Seluruh tubuh Jenifer Wen mengeras, jantungnya berdegup kencang, tahan sebentar lagi, tunggu sebentar lagi!
Setelah menunggu sampai dia tidak bertingkah was was lagi, dia baru bisa melakukan itu!
Deru nafasnya semakin tak teratur, tapi itu bukan karena godaan lelaki itu melainkan karena rasa gugup dalam dirinya sendiri.
Malam ini, dia akan melihat siapa lelaki ini sebenarnya!
Di saat laki-laki itu akan membobol pertahanan terakhirnya, Jenifer Wen mengambil lampu senter di bawah bantalnya, sinar yang menyilaukan itu langsung jatuh di wajah lelaki itu!
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved