Bab 3 Bertingkah Seperti Anak Manja, Memeluknya Untuk Tidur
by Arawinda Kiranna
15:09,Jul 14,2022
"Kamu jaga diri."
Arka menutup telepon setelah berbicara dengan tergesa-gesa.
"Oke."
Meskipun Arka menutup telepon segera, Vinda masih mendengar suara Mulan Jamela.
Dia mendengar kata-kata "candlelight dinner" jelas di mulut Mulan.
Dia dan suaminya sudah bersama selama 2 tahun, tapi suaminya bersama wanita lain candlelight dinner bersama wanita lain di hari jadi mereka yang kedua, memikirkannya serasa hatinya tertusuk.
Mulan benar-benar kembali!
Meskipun Vinda tidak ingin mempercayainya, itu adalah fakta.
Dan fakta ini juga membuatnya kehilangan pertahannya dalam sekejap, dia dihancurkan.
Tidak perlu sekarang, dua tahun lalu, dia sudah kalah total dari Mulan.
Apa yang dia punya supaya Arka memilih dirinya?
Hanya karena dia sudah hamil?
Pada saat ini, Vinda bersyukur dia tidak mengatakannya, kalau tidak, dia akan benar-benar mempermalukan dirinya sendiri.
Menangis sebentar, kemudian dia menghela napas.
Vinda sangat tenang Sekarang setelah dia mengambil keputusan, dia memilih untuk menerimanya dengan tenang.
Setelah mandi, Vinda berbaring di tempat tidur.
Setelah berguling-guling untuk waktu yang lama, tepat ketika dia akan tertidur, dia tiba-tiba menerima telepon dari Axel: "Arka mabuk dan sangat berisik, kesini dan bawa dia pulang."
Vinda bertanya-tanya: Bukankah Arka menghabiskan malam romantis dengan Mulan?
Mengapa masih pergi minum dengan Axel?
Vinda berkata, "Aku sedikit tidak nyaman, cari orang untuk membawanya kembali!"
Axel sudah menutup telepon.
Ketika Vinda coba menelepon lagi, Hp disana sudah mati.
Menahan ketidaknyamanan, Vinda bangkit dari tempat tidur, berganti pakaian, meminta sopir untuk membawanya ke clubhouse yang sering dikunjungi Arka.
Di dalam sepi ketika Vinda tiba.
Arka sangat mabuk, dia tidur di sofa, kakinya yang panjang disilangkan, dasinya rapi, dia tetap tampan seperti biasanya.
Harus dikatakan beberapa orang di dunia ini sempurna, mereka dapat mempertahankan tampilan kerennya meski mereka mabuk, seperti Arka ini.
Begitu Vinda mendekat, dia segera muntah lagi.
Dia menduga bahwa itu mungkin reaksi mual di pagi hari.
Setelah akhirnya menahan diri, dia menatap Axel: "Mengapa dia begitu mabuk? Bukankah dia bersama Mulan?"
“Kamu masih ga tahu?” Axel menatapnya, tidak menutupi perasaan kesalnya: “Suamimu menghabiskan malam dengan wanita lain, kamu membiarkannya pergi?”
Vinda meremas tangannya dengan erat, mengambil napas dalam-dalam, perlahan melepaskannya.
Dia menjawab dengan ringan: "Kami sudah menegosiasikan perceraian. Kecuali untuk akta cerai, sebenarnya dia sudah bebas, aku tidak punya hak untuk mengendalikannya."
"Heh..." Axel menatapnya dengan mencibir: "Kamu murah hati."
"Vinda, apakah kamu punya hati nurani? Bagaimana dia memperlakukanmu selama bertahun-tahun? Dia memanjakan dan menyayangimu habis-habisan. Dia bilang mau cerai terus cerai gitu aja, kamu tidak mempertahankannya?" Axel sangat bersemangat.
Vinda menatapnya dengan sedikit heran: "Aku ingat ketika menikahinya, kamu sangat menentang, sekarang aku ingin meninggalkannya, bukankah seharusnya kamu jadi yang paling bahagia? Kok malah kamu lebih galak daripada aku?? "
"Sekarang ya sekarang, aku tidak menyukaimu pada saat itu, tetapi sekarang setelah kamu menikah, kamu harus menghargainya dan tidak memperlakukan pernikahan seperti mainan anak-anak. Dan..."
Axel berhenti dan berkata dengan penuh arti, "Kamu lebih cocok untuknya daripada Mulan."
Vinda memanggil pengemudi, dia dan pengemudi membantu Arka ke mobil.
Tanpa diduga, begitu turun dari mobil, dia bertemu Absar Lewis.
"Ayah, kenapa kamu di sini?"
Absar memandang Arka dengan dingin: "Sudah berkeluarga, masih ga tahu diri. Masih minum sampai mabuk, memang tidak beretika."
Vinda segera tersenyum dan berkata: "Ayah, jangan salahkan Arka, hari ini adalah ulang tahun pernikahannya dan aku, beberapa teman berkumpul, semua orang merayakan dan mau bersulang, karena kasihan sama aku, Arka gantiin aku minum, dia minum dua porsi."
Mendengar ini, ekspresi Absar sedikit melunak: "Ya sudahlah."
Kemudian dia menyerahkan barang-barang di tangannya kepada Vinda: "Ini adalah hadiah dari Kakek dan aku untuk ulang tahun pernikahanmu. Aku ada urusan jadi agak larut ngasihnya. Aku harap kamu menyukainya, aku berharap kalian berdua bisa terus bersama di masa depan, saling cinta sampai tua."
"Terima kasih kakek dan ayah, aku sangat menyukainya. Dan terima kasih sudah mengingatnya."
Vinda dengan tulus berterima kasih, juga sangat tersentuh.
“Tidak dibuka dan lihat?” Absar bertanya.
"Selama itu dari Kakek dan Ayah, aku sangat menyukainya, apa pun itu."
"Kamu ini, sederhana, baik hati, berhati lembut, juga sangat menyenangkan." Matanya tertuju pada Arka: "Jika dia menyakitimu, jangan sungkan, beri tahu aku dan kakek kapan saja, kita akan mendukungmu.."
“Terima kasih Ayah, aku pasti akan mengingatnya.” Vinda tersenyum cerah.
"Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu, istirahatlah lebih awal."
Vinda menyerahkan Arka kepada pengurus rumah tangga: "Ayah, aku akan mengantarmu pergi."
"Tidak perlu, kamu masih perlu waktu untuk beresin dia, istirahatlah lebih kalau sudah selesai."
"Oke Ayah, hati-hati!"
Arka akhirnya dibawa ke atas dan air mandi sudah disiapkan.
Ketika Vinda keluar dari kamar mandi, dia menemukan bahwa Arka sudah jatuh langsung ke lantai dan tertidur.
Vinda tiba-tiba tersenyum, ternyata Arka tidak selalu lembut dan anggun, tetapi juga terkadang serampangan.
Dia berjongkok, mengulurkan tangan dan menyodok: "Arka, bangun, mandi."
"Bangun, jika kamu tidak bangun, aku juga tidak peduli padamu!"
Tidak ada respon.
Vinda menghela nafas dan hanya bisa membantunya melepas pakaiannya satu per satu.
Kemudian membawanya ke kamar mandi dan memandikannya.
Aroma shower gel kaya akan susu, Vinda secara pribadi memilih shower gel ini, yang sangat dia sukai.
Tapi hari ini, saat Vinda memandikan Arka, dia tersedak dan muntah beberapa kali berturut-turut.
Setelah akhirnya memandikannya dan membawanya ke tempat tidur, Vinda berpikir dia bisa pergi untuk beristirahat.
Tapi Arka tiba-tiba berbalik, melingkarkan lengannya di pinggangnya, berbisik, "Jangan pergi, tidurlah denganku!"
Jantung Vinda tiba-tiba terasa hangat, jantungnya berdetak tak terkendali.
Perasaan itu sangat mirip pertama kali bertemu dia, tidak karuan, seakan segalanya terasa manis dan indah.
Biasanya, Arka selalu memiliki penampilan yang serius, elegan dan tenang, dia tidak pernah memiliki tampilan menggoda seperti itu.
Hati Vinda serasa lunak, tiba-tiba tidak tahan untuk mendorong Arka menjauh.
Yah, ini malam terakhir.
Mereka bercerai besok, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk berbagi ranjang yang sama lagi.
Biarkan hari ini menjadi kenangan terakhirnya!
"Baik."
Vinda menjawab dengan lembut, berbaring di atas Arka, menutupi keduanya dengan selimut.
Sebelum tidur, jari-jari Vinda seperti kuas melukis ringan alis pria, juga hidungnya, bibirnya.
Akhirnya mendarat di tangan Arka, menyilangkan jari-jarinya dan memegangnya erat-erat.
Vinda berani melakukan hal-hal ini dengan tenang hanya ketika Arka tertidur.
Di pagi hari, Vinda dibangunkan oleh getaran ponselnya.
Dia masih sedikit mengantuk dan kurang tidur. Dia meraih telepon dengan linglung dan menempelkannya di telinganya: "Halo, halo!"
"Kamu... Vinda Aziza?" Suara kaget seorang wanita datang dari telepon.
Suara Mulan terdengar.
Vinda salah ambil, ini telepon Arka.
Vinda terkejut dan segera duduk dari tempat tidur.
Dia membuka matanya, melirik telepon segera, menyerahkannya kepada Arka: "Nona Jamela mencarimu."
Arka menutup telepon setelah berbicara dengan tergesa-gesa.
"Oke."
Meskipun Arka menutup telepon segera, Vinda masih mendengar suara Mulan Jamela.
Dia mendengar kata-kata "candlelight dinner" jelas di mulut Mulan.
Dia dan suaminya sudah bersama selama 2 tahun, tapi suaminya bersama wanita lain candlelight dinner bersama wanita lain di hari jadi mereka yang kedua, memikirkannya serasa hatinya tertusuk.
Mulan benar-benar kembali!
Meskipun Vinda tidak ingin mempercayainya, itu adalah fakta.
Dan fakta ini juga membuatnya kehilangan pertahannya dalam sekejap, dia dihancurkan.
Tidak perlu sekarang, dua tahun lalu, dia sudah kalah total dari Mulan.
Apa yang dia punya supaya Arka memilih dirinya?
Hanya karena dia sudah hamil?
Pada saat ini, Vinda bersyukur dia tidak mengatakannya, kalau tidak, dia akan benar-benar mempermalukan dirinya sendiri.
Menangis sebentar, kemudian dia menghela napas.
Vinda sangat tenang Sekarang setelah dia mengambil keputusan, dia memilih untuk menerimanya dengan tenang.
Setelah mandi, Vinda berbaring di tempat tidur.
Setelah berguling-guling untuk waktu yang lama, tepat ketika dia akan tertidur, dia tiba-tiba menerima telepon dari Axel: "Arka mabuk dan sangat berisik, kesini dan bawa dia pulang."
Vinda bertanya-tanya: Bukankah Arka menghabiskan malam romantis dengan Mulan?
Mengapa masih pergi minum dengan Axel?
Vinda berkata, "Aku sedikit tidak nyaman, cari orang untuk membawanya kembali!"
Axel sudah menutup telepon.
Ketika Vinda coba menelepon lagi, Hp disana sudah mati.
Menahan ketidaknyamanan, Vinda bangkit dari tempat tidur, berganti pakaian, meminta sopir untuk membawanya ke clubhouse yang sering dikunjungi Arka.
Di dalam sepi ketika Vinda tiba.
Arka sangat mabuk, dia tidur di sofa, kakinya yang panjang disilangkan, dasinya rapi, dia tetap tampan seperti biasanya.
Harus dikatakan beberapa orang di dunia ini sempurna, mereka dapat mempertahankan tampilan kerennya meski mereka mabuk, seperti Arka ini.
Begitu Vinda mendekat, dia segera muntah lagi.
Dia menduga bahwa itu mungkin reaksi mual di pagi hari.
Setelah akhirnya menahan diri, dia menatap Axel: "Mengapa dia begitu mabuk? Bukankah dia bersama Mulan?"
“Kamu masih ga tahu?” Axel menatapnya, tidak menutupi perasaan kesalnya: “Suamimu menghabiskan malam dengan wanita lain, kamu membiarkannya pergi?”
Vinda meremas tangannya dengan erat, mengambil napas dalam-dalam, perlahan melepaskannya.
Dia menjawab dengan ringan: "Kami sudah menegosiasikan perceraian. Kecuali untuk akta cerai, sebenarnya dia sudah bebas, aku tidak punya hak untuk mengendalikannya."
"Heh..." Axel menatapnya dengan mencibir: "Kamu murah hati."
"Vinda, apakah kamu punya hati nurani? Bagaimana dia memperlakukanmu selama bertahun-tahun? Dia memanjakan dan menyayangimu habis-habisan. Dia bilang mau cerai terus cerai gitu aja, kamu tidak mempertahankannya?" Axel sangat bersemangat.
Vinda menatapnya dengan sedikit heran: "Aku ingat ketika menikahinya, kamu sangat menentang, sekarang aku ingin meninggalkannya, bukankah seharusnya kamu jadi yang paling bahagia? Kok malah kamu lebih galak daripada aku?? "
"Sekarang ya sekarang, aku tidak menyukaimu pada saat itu, tetapi sekarang setelah kamu menikah, kamu harus menghargainya dan tidak memperlakukan pernikahan seperti mainan anak-anak. Dan..."
Axel berhenti dan berkata dengan penuh arti, "Kamu lebih cocok untuknya daripada Mulan."
Vinda memanggil pengemudi, dia dan pengemudi membantu Arka ke mobil.
Tanpa diduga, begitu turun dari mobil, dia bertemu Absar Lewis.
"Ayah, kenapa kamu di sini?"
Absar memandang Arka dengan dingin: "Sudah berkeluarga, masih ga tahu diri. Masih minum sampai mabuk, memang tidak beretika."
Vinda segera tersenyum dan berkata: "Ayah, jangan salahkan Arka, hari ini adalah ulang tahun pernikahannya dan aku, beberapa teman berkumpul, semua orang merayakan dan mau bersulang, karena kasihan sama aku, Arka gantiin aku minum, dia minum dua porsi."
Mendengar ini, ekspresi Absar sedikit melunak: "Ya sudahlah."
Kemudian dia menyerahkan barang-barang di tangannya kepada Vinda: "Ini adalah hadiah dari Kakek dan aku untuk ulang tahun pernikahanmu. Aku ada urusan jadi agak larut ngasihnya. Aku harap kamu menyukainya, aku berharap kalian berdua bisa terus bersama di masa depan, saling cinta sampai tua."
"Terima kasih kakek dan ayah, aku sangat menyukainya. Dan terima kasih sudah mengingatnya."
Vinda dengan tulus berterima kasih, juga sangat tersentuh.
“Tidak dibuka dan lihat?” Absar bertanya.
"Selama itu dari Kakek dan Ayah, aku sangat menyukainya, apa pun itu."
"Kamu ini, sederhana, baik hati, berhati lembut, juga sangat menyenangkan." Matanya tertuju pada Arka: "Jika dia menyakitimu, jangan sungkan, beri tahu aku dan kakek kapan saja, kita akan mendukungmu.."
“Terima kasih Ayah, aku pasti akan mengingatnya.” Vinda tersenyum cerah.
"Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu, istirahatlah lebih awal."
Vinda menyerahkan Arka kepada pengurus rumah tangga: "Ayah, aku akan mengantarmu pergi."
"Tidak perlu, kamu masih perlu waktu untuk beresin dia, istirahatlah lebih kalau sudah selesai."
"Oke Ayah, hati-hati!"
Arka akhirnya dibawa ke atas dan air mandi sudah disiapkan.
Ketika Vinda keluar dari kamar mandi, dia menemukan bahwa Arka sudah jatuh langsung ke lantai dan tertidur.
Vinda tiba-tiba tersenyum, ternyata Arka tidak selalu lembut dan anggun, tetapi juga terkadang serampangan.
Dia berjongkok, mengulurkan tangan dan menyodok: "Arka, bangun, mandi."
"Bangun, jika kamu tidak bangun, aku juga tidak peduli padamu!"
Tidak ada respon.
Vinda menghela nafas dan hanya bisa membantunya melepas pakaiannya satu per satu.
Kemudian membawanya ke kamar mandi dan memandikannya.
Aroma shower gel kaya akan susu, Vinda secara pribadi memilih shower gel ini, yang sangat dia sukai.
Tapi hari ini, saat Vinda memandikan Arka, dia tersedak dan muntah beberapa kali berturut-turut.
Setelah akhirnya memandikannya dan membawanya ke tempat tidur, Vinda berpikir dia bisa pergi untuk beristirahat.
Tapi Arka tiba-tiba berbalik, melingkarkan lengannya di pinggangnya, berbisik, "Jangan pergi, tidurlah denganku!"
Jantung Vinda tiba-tiba terasa hangat, jantungnya berdetak tak terkendali.
Perasaan itu sangat mirip pertama kali bertemu dia, tidak karuan, seakan segalanya terasa manis dan indah.
Biasanya, Arka selalu memiliki penampilan yang serius, elegan dan tenang, dia tidak pernah memiliki tampilan menggoda seperti itu.
Hati Vinda serasa lunak, tiba-tiba tidak tahan untuk mendorong Arka menjauh.
Yah, ini malam terakhir.
Mereka bercerai besok, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk berbagi ranjang yang sama lagi.
Biarkan hari ini menjadi kenangan terakhirnya!
"Baik."
Vinda menjawab dengan lembut, berbaring di atas Arka, menutupi keduanya dengan selimut.
Sebelum tidur, jari-jari Vinda seperti kuas melukis ringan alis pria, juga hidungnya, bibirnya.
Akhirnya mendarat di tangan Arka, menyilangkan jari-jarinya dan memegangnya erat-erat.
Vinda berani melakukan hal-hal ini dengan tenang hanya ketika Arka tertidur.
Di pagi hari, Vinda dibangunkan oleh getaran ponselnya.
Dia masih sedikit mengantuk dan kurang tidur. Dia meraih telepon dengan linglung dan menempelkannya di telinganya: "Halo, halo!"
"Kamu... Vinda Aziza?" Suara kaget seorang wanita datang dari telepon.
Suara Mulan terdengar.
Vinda salah ambil, ini telepon Arka.
Vinda terkejut dan segera duduk dari tempat tidur.
Dia membuka matanya, melirik telepon segera, menyerahkannya kepada Arka: "Nona Jamela mencarimu."
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved