Bab 6 Pemadatan Roh Pedang, Jangan Sembunyikan Bakat
by Ken Satoshi
10:59,Feb 22,2023
Karena ini berada di area terlarang Makam Pedang Api Langit.
Jadi keanehan alam, tidak terlau diperhatikan oleh anggota Sekte Pedang Iblis lainnya.
"Apa yang terjadi!! Pedang panjang di rak pedang di sekitarku bergetar."
"Aku juga."
"Apa yang terjadi, haruskah kita melarikan diri? "
"Lari? Mau kemana, ini adalah Makam Pedang Api Langit, jika ada kecelakaan, kita akan langsung mati."
Penjaga makam baru belum pernah melihat pemandangan seperti itu.
Semuanya ketakutan dan tetap berdiri di tempatnya, tidak ada yang berani bergerak.
Tidak jauh dari sana, sesosok bayangan muncul dari Paviliun Pedang, dia bergegas menuju fatamorgana dengan kecepatan tinggi.
Itu adalah salah satu pelayan Paviliun Pedang, Diakon Ogre.
Ada kengerian di matanya.
Karena ada jarak antara fatamorgana, dia juga tidak yakin apa yang terjadi di sana.
Jika itu bisa menyebabkan ribuan rak pedang bergetar, pasti bukan masalah kecil.
Mungkinkah sesuatu yang kebetulan muncul di fatamorgana?
Memikirkan hal itu, Diakon Ogre semakin bersemangat.
Jika dia adalah orang pertama yang menemukannya, bahan jika dia tidak sendiri, dia tetap akan mendapatkan pengakuan.
Diakon Ogre semakin cepat.
Tapi ketika dia sampai di fatamorgana,.
Alisnya berkerut dalam.
Hilang! ?
Tidak ada sama sekali.
Fatamorgana itu menghilang.
Di lapangan juga tidak ada apa-apa.
Mungkinkah keberuntungan diambil oleh orang lain?
Tidak…
Diakon Ogre mendekati rak pedang itu, dia memperhatiannya dengan hati-hati.
"Ini adalah... sisa jejak Roh Pedang!? Hiss— seseorang telah memadatkan Roh Pedang di sini !?" kata Diakon Ogre.
Dia tahu bahwa Roh Pedang adalah simbol ikonik dari para master besar alam Penyempurnaan Diri.
Bahkan bagi seseorang dengan bakat yang hebat, hanya mungkin untuk memahami Roh Pedang sampai masuk ke tahap tengah dan akhir Alam Pemahaman Spiritual.
Meski sudah memasuki alam Penggabungan Roh, jangankan bicara tentang memahami Roh Pedang, apakah dia dapat menembus Alam Pemahaman Spiritual atau tidak dalam kehidupan ini masih diperdebatkan.
"Kak Ogre! Apa yang terjadi di sini? Apakah ada keberuntungan muncul?" sosok lain yang bergegas ke tempat kejadian, dengan cepat bertanya.
"Bukan keberuntungan, ada tetua yang memadatkan Roh Pedang di sini. “Diakon Ogre berkata dengan serius.
"Memadatkan Roh Pedang?! Huh——dasar!" Orang-orang yang datang kemudian merasakannya dengan perlahan dan wajah penuh keterjutan.
"Aku tidak tahu tetua mana yang bisa menerobos. Berhenti bicara, aku merasakannya di sini, Roh Pedang sisa ini sangat bermanfaat untuk pelatihan" Diakon Ogre duduk di tempatnya setelah berbicara.
Dia menutup matanya untuk mulai pelatihan.
"Ya, sebelum Roh Pedang yang tersisa menghilang, berlatih sangat penting. “Para pelayan lainnya juga segera duduk dan mulai pelatihan.
Setelah dua orang, beberapa orang juga ikut bergegas.
Bisa ditebak apa yang terjadi ketika mereka menemukan Roh Pedang sisa di sini.
Untuk sementara, tempat ini telah menjadi tempat pelatihanmereka.
...
Di sisi lain.
Vernon berlari kencang di Makam Pedang Api Langit, setelah berputar-putar, dia kembali ke kediamannya.
Sampai sekarang, dia sulit mempercayainya bahwa dia benar-benar memadatkan Roh Pedang.
Setelah mengumpulkan ribuan cakra pedang, cakra pedang itu bergabung menjadi Roh Pedang sempurna dengan sendirinya.
Dan karena pengaruh mekanisme aura ini, dia bahkan memanfaatkan kesempatan untuk menerobos Alam Pemurnian aura. Pelatihan dasarnya secara resmi telah mencapai tingkat pertama alam Penggabungan Roh.
Sungguh rezeki nomplok.
Merasakan Roh Pedang yang ganas tapi sangat akrab di vitalnya, Vernon sangat gembira.
Pamungkas !
Dia akhirnya memiliki pamungkasnya sendiri.
Meski Roh Pedang yang diserap sebelumnya cukup besar, tapi itu milik orang lain dan dia hanya menggunakannya.
Dan sekarang Roh Pedang ini benar-benar miliknya.
Terlebih lagi lagi, memadatkan Roh Pedang ini tidak mempengaruhi kemampuannya untuk terus menyerap cakra pedang.
Hanya saja, dia tidak tahu seberapa kuat Roh Pedang ini.
Saat dia memiliki kesempatan untuk keluar lain kali, dia akan mencari tempat untuk mencobanya.
Vernon berjalan-jalan lagi sebelum akhirnya istirahat dan tidur.
Sekarang terlepas dari cakra jiwa yang melimpah dan Roh Pedang, di tubuhnya kini kosong.
Babak baru menyerap cakra pedang bisa dimulai besok.
Vernon kembali ke kamar mewahnya.
Dia menyebutnya kamar mewah, walau nyatanya, itu adalah gubuk seluas sepuluh meter persegi.
Bagaimanapun, dia hanyalah seorang penjaga makam, satu kamar saja sudah cukup.
Namun, saat Vernon memasuki ruangan. Bulu kuduknya langsung berdiri, dia merasakan ada bahaya di sekitarnya!
Ada orang!
Ada orang berdiri di kamarnya.
Bukan poster, itu adalah seorang lelaki tua berambut abu-abu dengan jubah putih.
Reaksi pertama Vernon adalah lari ke arah pintu.
Dia merasa bahwa dia jelas bukan lawan dari lelaki tua di depannya.
Tapi sebelum dia melakukan apapun, seolah-olah sebuah gunung diletakkan di atas tubuhnya dan membuatnya sesak napas.
"Jangan lari, aku tidak bermaksud menyakitimu," sebuah suara keluar dari mulut lelaki tua itu.
Mata Vernon terbelalak ketika mendengar suara orang itu.
Ini adalah pertama kalinya dia melihat orang tua ini, tapi suara tua ini tidak asing baginya.
Suara inilah yang membawanya ke Makam Pedang Api Langit dan mengajarinya pemurnian aura.
Vernon ingat Jargozan memanggil pria itu Tetua Dalasim.
Siapa orang ini?
Kenapa dia ada di sini?
Apa yang ingin dia lakukan!
Vernon penuh dengan keraguan.
Pada saat yang sama, dia merasa sangat tidak berdaya.
Di depan orang yang sangat kuat, dia benar-benar seperti semut yang dikasihani orang lain.
Dia tidak bisa melawan.
Tetua Dalasim dengan santai maju selangkah, dia lalu muncul di sebelah Vernon.
Lalu Tetua Dalasim meletakkan tangannya di bahu Vernon.
Gelombang cakra jiwa menembus dirinya.
"Hah? Tidak ada bekas cakra pedang di dalam tubuhmu??"
“Dan jelas kamu hanya alam Penggabungan Roh level satu, tapi kamu sudah memadatkan Roh Pedang. Meskipun Roh Pedang masih memiliki beberapa cacat, tapi bakat ini sangat langka..."
Ekspresi terkejut muncul di wajah Tetua Dalasim.
Setelah dia memperhatikan Vernon dengan seksama, dia menarik tangannya.
Setelah Tetua Dalasim berhenti, Vernon merasakan tekanan pada tubuhnya menghilang dan dia kembali bisa bergerak.
Tapi setelah melihat betapa kuatnya lelaki tua itu, dia tidak berani melarikan diri.
"Tetua Dalasim sangat hebat!" Vernon membungkuk hormat.
Belum lagi kekuatan tak terduga dari lelaki tua di depannya ini. Dialah yang mengajarinya teknik pemurnian aura dan membawanya ke langkah awal.
Sapaan ini juga diperlukan.
"Ini adalah Pil Elemental. kamu bisa menggunaannya untuk menstabilkan alam dalam diri. Ada juga dua lencana yang membuatmu dapat masuk Paviliun Jurus Gelap dan memilih dua jurus."
Tetua Dalasim tidak menjelasan lebih lanjut. Setelah memberi Vernon tiga hal itu, dia bergegas berjalan menuju pintu.
Vernon: "???"
Dia menatap bingung pada pil dan lencana di tangannya.
Pil Elemental adalah ramuan terbaik yang digunakan oleh Imortal alam Penggabungan Roh.
Untuk membuat satu buah membutuhkan dua ratus batu roh tingkat rendah.
Dan untuk masuk ke Paviliun Jurus Gelap dan memilih jurus, hanya dengan status murid luar atau lebih atas, atau hanya bisa ditembus dengan poin Sekte.
Vernon ingin mengatakan sesuatu. Baginya yang baru saja menerobos ke alam Penggabungan Roh, kedua hal ini adalah bantuan yang datang tepat waktu saat benar-benar dibutuhkan.
"Tetua Dalasim, kamu..." Vernon menoleh untuk menanyakan keraguan di hatinya.
Saat dia memutar kepalanya, Tetua Dalasim yang berada di belakangnya beberapa saat yang lalu sudah menghilang.
Hanya satu kalimat yang dapat dia dengar.
"Setelah ujian luar sekte selesai, cari aku di Paviliun Pedang. Dan... nak, di Sekte Pedang Iblis, jangan sembunyikan bakatmu, tunjukkanlah! "
Jadi keanehan alam, tidak terlau diperhatikan oleh anggota Sekte Pedang Iblis lainnya.
"Apa yang terjadi!! Pedang panjang di rak pedang di sekitarku bergetar."
"Aku juga."
"Apa yang terjadi, haruskah kita melarikan diri? "
"Lari? Mau kemana, ini adalah Makam Pedang Api Langit, jika ada kecelakaan, kita akan langsung mati."
Penjaga makam baru belum pernah melihat pemandangan seperti itu.
Semuanya ketakutan dan tetap berdiri di tempatnya, tidak ada yang berani bergerak.
Tidak jauh dari sana, sesosok bayangan muncul dari Paviliun Pedang, dia bergegas menuju fatamorgana dengan kecepatan tinggi.
Itu adalah salah satu pelayan Paviliun Pedang, Diakon Ogre.
Ada kengerian di matanya.
Karena ada jarak antara fatamorgana, dia juga tidak yakin apa yang terjadi di sana.
Jika itu bisa menyebabkan ribuan rak pedang bergetar, pasti bukan masalah kecil.
Mungkinkah sesuatu yang kebetulan muncul di fatamorgana?
Memikirkan hal itu, Diakon Ogre semakin bersemangat.
Jika dia adalah orang pertama yang menemukannya, bahan jika dia tidak sendiri, dia tetap akan mendapatkan pengakuan.
Diakon Ogre semakin cepat.
Tapi ketika dia sampai di fatamorgana,.
Alisnya berkerut dalam.
Hilang! ?
Tidak ada sama sekali.
Fatamorgana itu menghilang.
Di lapangan juga tidak ada apa-apa.
Mungkinkah keberuntungan diambil oleh orang lain?
Tidak…
Diakon Ogre mendekati rak pedang itu, dia memperhatiannya dengan hati-hati.
"Ini adalah... sisa jejak Roh Pedang!? Hiss— seseorang telah memadatkan Roh Pedang di sini !?" kata Diakon Ogre.
Dia tahu bahwa Roh Pedang adalah simbol ikonik dari para master besar alam Penyempurnaan Diri.
Bahkan bagi seseorang dengan bakat yang hebat, hanya mungkin untuk memahami Roh Pedang sampai masuk ke tahap tengah dan akhir Alam Pemahaman Spiritual.
Meski sudah memasuki alam Penggabungan Roh, jangankan bicara tentang memahami Roh Pedang, apakah dia dapat menembus Alam Pemahaman Spiritual atau tidak dalam kehidupan ini masih diperdebatkan.
"Kak Ogre! Apa yang terjadi di sini? Apakah ada keberuntungan muncul?" sosok lain yang bergegas ke tempat kejadian, dengan cepat bertanya.
"Bukan keberuntungan, ada tetua yang memadatkan Roh Pedang di sini. “Diakon Ogre berkata dengan serius.
"Memadatkan Roh Pedang?! Huh——dasar!" Orang-orang yang datang kemudian merasakannya dengan perlahan dan wajah penuh keterjutan.
"Aku tidak tahu tetua mana yang bisa menerobos. Berhenti bicara, aku merasakannya di sini, Roh Pedang sisa ini sangat bermanfaat untuk pelatihan" Diakon Ogre duduk di tempatnya setelah berbicara.
Dia menutup matanya untuk mulai pelatihan.
"Ya, sebelum Roh Pedang yang tersisa menghilang, berlatih sangat penting. “Para pelayan lainnya juga segera duduk dan mulai pelatihan.
Setelah dua orang, beberapa orang juga ikut bergegas.
Bisa ditebak apa yang terjadi ketika mereka menemukan Roh Pedang sisa di sini.
Untuk sementara, tempat ini telah menjadi tempat pelatihanmereka.
...
Di sisi lain.
Vernon berlari kencang di Makam Pedang Api Langit, setelah berputar-putar, dia kembali ke kediamannya.
Sampai sekarang, dia sulit mempercayainya bahwa dia benar-benar memadatkan Roh Pedang.
Setelah mengumpulkan ribuan cakra pedang, cakra pedang itu bergabung menjadi Roh Pedang sempurna dengan sendirinya.
Dan karena pengaruh mekanisme aura ini, dia bahkan memanfaatkan kesempatan untuk menerobos Alam Pemurnian aura. Pelatihan dasarnya secara resmi telah mencapai tingkat pertama alam Penggabungan Roh.
Sungguh rezeki nomplok.
Merasakan Roh Pedang yang ganas tapi sangat akrab di vitalnya, Vernon sangat gembira.
Pamungkas !
Dia akhirnya memiliki pamungkasnya sendiri.
Meski Roh Pedang yang diserap sebelumnya cukup besar, tapi itu milik orang lain dan dia hanya menggunakannya.
Dan sekarang Roh Pedang ini benar-benar miliknya.
Terlebih lagi lagi, memadatkan Roh Pedang ini tidak mempengaruhi kemampuannya untuk terus menyerap cakra pedang.
Hanya saja, dia tidak tahu seberapa kuat Roh Pedang ini.
Saat dia memiliki kesempatan untuk keluar lain kali, dia akan mencari tempat untuk mencobanya.
Vernon berjalan-jalan lagi sebelum akhirnya istirahat dan tidur.
Sekarang terlepas dari cakra jiwa yang melimpah dan Roh Pedang, di tubuhnya kini kosong.
Babak baru menyerap cakra pedang bisa dimulai besok.
Vernon kembali ke kamar mewahnya.
Dia menyebutnya kamar mewah, walau nyatanya, itu adalah gubuk seluas sepuluh meter persegi.
Bagaimanapun, dia hanyalah seorang penjaga makam, satu kamar saja sudah cukup.
Namun, saat Vernon memasuki ruangan. Bulu kuduknya langsung berdiri, dia merasakan ada bahaya di sekitarnya!
Ada orang!
Ada orang berdiri di kamarnya.
Bukan poster, itu adalah seorang lelaki tua berambut abu-abu dengan jubah putih.
Reaksi pertama Vernon adalah lari ke arah pintu.
Dia merasa bahwa dia jelas bukan lawan dari lelaki tua di depannya.
Tapi sebelum dia melakukan apapun, seolah-olah sebuah gunung diletakkan di atas tubuhnya dan membuatnya sesak napas.
"Jangan lari, aku tidak bermaksud menyakitimu," sebuah suara keluar dari mulut lelaki tua itu.
Mata Vernon terbelalak ketika mendengar suara orang itu.
Ini adalah pertama kalinya dia melihat orang tua ini, tapi suara tua ini tidak asing baginya.
Suara inilah yang membawanya ke Makam Pedang Api Langit dan mengajarinya pemurnian aura.
Vernon ingat Jargozan memanggil pria itu Tetua Dalasim.
Siapa orang ini?
Kenapa dia ada di sini?
Apa yang ingin dia lakukan!
Vernon penuh dengan keraguan.
Pada saat yang sama, dia merasa sangat tidak berdaya.
Di depan orang yang sangat kuat, dia benar-benar seperti semut yang dikasihani orang lain.
Dia tidak bisa melawan.
Tetua Dalasim dengan santai maju selangkah, dia lalu muncul di sebelah Vernon.
Lalu Tetua Dalasim meletakkan tangannya di bahu Vernon.
Gelombang cakra jiwa menembus dirinya.
"Hah? Tidak ada bekas cakra pedang di dalam tubuhmu??"
“Dan jelas kamu hanya alam Penggabungan Roh level satu, tapi kamu sudah memadatkan Roh Pedang. Meskipun Roh Pedang masih memiliki beberapa cacat, tapi bakat ini sangat langka..."
Ekspresi terkejut muncul di wajah Tetua Dalasim.
Setelah dia memperhatikan Vernon dengan seksama, dia menarik tangannya.
Setelah Tetua Dalasim berhenti, Vernon merasakan tekanan pada tubuhnya menghilang dan dia kembali bisa bergerak.
Tapi setelah melihat betapa kuatnya lelaki tua itu, dia tidak berani melarikan diri.
"Tetua Dalasim sangat hebat!" Vernon membungkuk hormat.
Belum lagi kekuatan tak terduga dari lelaki tua di depannya ini. Dialah yang mengajarinya teknik pemurnian aura dan membawanya ke langkah awal.
Sapaan ini juga diperlukan.
"Ini adalah Pil Elemental. kamu bisa menggunaannya untuk menstabilkan alam dalam diri. Ada juga dua lencana yang membuatmu dapat masuk Paviliun Jurus Gelap dan memilih dua jurus."
Tetua Dalasim tidak menjelasan lebih lanjut. Setelah memberi Vernon tiga hal itu, dia bergegas berjalan menuju pintu.
Vernon: "???"
Dia menatap bingung pada pil dan lencana di tangannya.
Pil Elemental adalah ramuan terbaik yang digunakan oleh Imortal alam Penggabungan Roh.
Untuk membuat satu buah membutuhkan dua ratus batu roh tingkat rendah.
Dan untuk masuk ke Paviliun Jurus Gelap dan memilih jurus, hanya dengan status murid luar atau lebih atas, atau hanya bisa ditembus dengan poin Sekte.
Vernon ingin mengatakan sesuatu. Baginya yang baru saja menerobos ke alam Penggabungan Roh, kedua hal ini adalah bantuan yang datang tepat waktu saat benar-benar dibutuhkan.
"Tetua Dalasim, kamu..." Vernon menoleh untuk menanyakan keraguan di hatinya.
Saat dia memutar kepalanya, Tetua Dalasim yang berada di belakangnya beberapa saat yang lalu sudah menghilang.
Hanya satu kalimat yang dapat dia dengar.
"Setelah ujian luar sekte selesai, cari aku di Paviliun Pedang. Dan... nak, di Sekte Pedang Iblis, jangan sembunyikan bakatmu, tunjukkanlah! "
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved