Bab 10 Kakak Kelas?
by Laurent Rando
17:38,Mar 26,2021
Wajah cantik Tania tersirat rasa maaf.
Dia mengira Ahong akan tetap menggunakan berbagai macam alasan membujuknya minum alkohol. Siapa juga yang tahu Ahong malah tersenyum, dan berkata, “Tidak masalah, karena Direktur Abimanyu tidak mau minum, kalau begitu mari kita ganti saja dengan minum sampanye.”
Sambil bicara, dia mengambil sebotol sampanye, lalu menuangkannya ke dua gelas untuk Tania dan Eric.
Tania tercengang dalam hati.
Dia masih mengira dirinya malam ini pasti akan dipaksa minum alkohol, oleh karena itu dia mengajak Eric.
Tapi tak disangka, Ahong ternyata tidak memaksanya minum alkohol?
Namun, dia sangat senang sekali jika memang tidak perlu minum alkohol.
Tania Mengambil sampanyenya, dan hendak meminumnya.
"Tunggu."
Tiba-tiba, Eric menghentikannya.
Tania sedikit mengernyit dan berkata dengan dinginnya, " Eric, apa yang kamu lakukan?"
Eric melihat sampanye di gelasnya dan berkata, "Kamu tidak boleh minum sampanye ini."
“ Direktur Abimanyu, ada apa dengan sopirmu ini?” wajah Ahong muram, ada ketidaksenangan di wajahnya.
“ Eric, duduklah!” Tania menatap Eric dengan ekspresi muak di matanya.
Kamu orang tak berguna ini mau apa sih?
Eric meliriknya dan berkata, “Ada sesuatu dalam sampanye itu.”
“Apa?” mata indahnya langsung tersentak ketika mendengar ini. Dia tentu saja tahu sesuatu yang dimaksud oleh Eric itu apa.
Lalu, pada saat ini. ekspresi wajah Ahong begitu muram, dia berkata, “ Direktur Abimanyu, apa maksud supirmu ini? apa jangan-jangan maksudnya, aku ingin menggunakan cara yang menyimpang dari norma kepada Direktur Abimanyu ?”
Dia bicara dengan wajah yang penuh kemarahan, dia berkata, “Aku Ahong siapa coba? Bos besar dari Djarum yang memiliki harta kekayaan lebih dari ratusan milyar. Apa mungkin aku menggunakan cara licik begitu? kamu anggap orang seperti apa aku ini?”
“ Direktur Abimanyu, aku juga tidak akan memaksamu minum sampanye ini malam ini. Tapi jika kamu benar-benar tidak meminumnya, khawatirnya itu akan menyakiti perasaanku.”
Begitu Tania mendengarkan ucapan Ahong, dan setelah merenung s ejenak, dia pun kembali mengambil gelas sampanyenya.
Dia juga merasa kalau Ahong tidak akan melakukan hal yang memalukan seperti itu.
Eric melihat presdir yang sedingin gunung es ini benar-benar masih saja percaya dengan ucapan Ahong, dia sampai tak bisa berkata apa-apa, lalu dia berkata, “Apa kamu bodoh ya? aku sudah bilang, tidak boleh meminumnya!”
Tania melirik Eric dengan kesal, dan berkata dengan marahnya, “Kamu sekarang juga, keluar sana.”
Orang tak berguna ini apa dia ini terlalu banyak nonton film ya?
Wajah Eric menggelap, lalu tersenyum dingin, “Boleh saja aku pergi keluar. Tapi nanti kamu jangan sampai menyesal ya!”
“Oke oke oke!” pada saat ini, Ahong melontarkan kata oke tiga kali. Wajahnya sangat muram dan dia langsung berbalik dan pergi.
Tiga orang yang dibawanya juga ikut keluar bersamanya.
Tania langsung panik begitu melihat situasi ini, dia bergegas mengejarnya keluar.
“ Tuan Ahong, jangan marah.”
" Direktur Abimanyu, mari kita bicarakan mengenai kerja sama kita nanti nanti saja.”
“Segera setelah itu, Tania kembali masuk ke dalam ruangan itu. Dia menatap Eric dengan marah sekali, lalu berteriak padanya, “ Eric kamu ini bajingan ya! coba lihat hal baik yang kamu lakukan ini!”
Eric menatapnya dan berkata dengan suara berat, “Aku ini sedang menyelamatkanmu.”
“Menyelamatkan apaan! Dasar bajingan!” maki Tania dengan marah.
Jika memang ada sesuatu dalam sampanye itu, lalu kenapa Ahong tidak memikirkan cara lain untuk membuatnya terus meminumnya. Tapi malah langsung pergi karena kata-kata sederhana yang kamu katakan tadi?
“Jika dari awal tahu begini, aku tidak akan mengajakmu orang tak berguna. Apa kamu tahu sudah berapa lama aku berusaha keras untuk mendapatkan proyek ini? dan sudah berapa banyak aku menggunakan relasiku?”
Teriak Tania dengan keras kepada Eric.
“Sampanye itu benar-benar mengandung obat.” Eric menatapnya dan menjelaskan dengan berkata, "Jika kamu tidak percaya padaku, kamu bisa mengujinya.”
“Cukup!” Tania meliriknya dengan jijik, dan meninggalkan ruangan itu dengan marah sekali.
Eric mengikutinya, dan ketika dia sampai di tempat parkir, mobil BMW Tania melaju begitu saja di depannya, tapi tidak berhenti.
"Sialan, sudah berniat baik tapi malah diperlakukan seperti keledai.”
Eric diam-diam memakinya. Kebetulan ketika dia hendak pergi keluar untuk mencegat taksi untuk pulang.
Pada saat ini, sebuah mobil mercedez benz hitam berhenti, lalu beberapa pria keluar.
Itu adalah orang-orang Ahong yang pergi barusan tadi.
“Hei bocah, kamu berani memfitnahku?”
Ketika Ahong melihat Eric, wajahnya sangat muram.
Eric meliriknya dan berkata dengan santai, “Obat tidur, tak berwarna dan tak beraroma. Dari namanya saja bisa dijelaskan bahkann dewa pun bisa mabuk karena itu.”
“Kamu...kamu bagaimana bisa tahu?” Ekspresi Ahong langsung berubah drastis ketika mendengar Eric bahkan menyebutkan nama obat itu.
Eric tersenyum ringan, lalu berkata, “Aku punya caraku sendiri.”
“Oke, bocah. Kamu cukup hebat juga. Namun... kamu sudah menghancurkan urusan baikku. Aku akan membuatmu menyesalinya hari ini.” Wajah Ahong muram.
Eric menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Kamu mau bagaimana memangnya?”
"Mau bagaimana? Tentu saja mau membereskanmu!” Ahong tersenyum dingin, menatap Eric dengan tatapan mata penuh kesuraman.
Jika bukan karena bocah ini, dewi sedingin gunung es itu yang sangat terkenal di Kota Heaven malam ini pasti akan menjadi orang di atas ranjangnya,
Sialan!
Ahong melambaikan tangannya. Tiga pria di belakangnya perlahan berjalan maju ke depan.
Eric memandang Ahong dengan senyum dingin di wajahnya, “Bukankah kamu ini presdir dari Grup Djarum, yang sikapnya tentu sangat bagus sekali? tapi kenapa sekarang malah terlihat seperti preman?”
“Cari mati!”
Ahong tidak menyangka Eric berani menertawakannya, dia berteriak dengan marah, dan tiga pria itu langsung bergegas menyerang Eric.
Tiga pria itu sampai di depan Eric dalam sekejap, lalu mengangkat tinju kepalan tangan mereka dan melemparkannya ke Eric.
Eric memandang mereka bertiga, lalu tersenyum menghina, “Sialan, sekelompak orang elit yang berjas dan menggunakan dasi tapi malah sama seperti preman.”
“Cari mati!”
Kata-kata Eric membuat mereka bertiga wajah mereka memerah marah, tampak keganasan di mata mereka.
Bruak!
Eric menendang perut pria di depannya.
Awww!
Pria itu memegangi perutnya dan langsung berjongkok di lantai, memuntahkan semua yang ada di perutnya.
Selajutnya, Eric menghempaskan tangan kanannya kepada seorang pria berjas dan tepat mengenai setengah wajahnya sampai bengkak.
“Kamu... kamu...”
Ekspresi wajah pria yang tersisa pun sangat kaget dan ketakutan ketika mellihat dua rekannya meratap di lantai.
“Pergi sana!”
Eric menendangnya sampai terlempar ke udara, sampai menabrak mobil mercedez di sampingnya.
Eric melirik mereka bertiga lalu berbalik dan perlahan berjalan menuju Ahong.
Wajah Ahong terkejut sekali pada saat ini, dia tidak menyangka kalau Eric semengerikan ini.
Begitu melihat Eric berjalan menghampirinya, wajahnya langsung tampak panik, dia berkata, “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Setiap kali Eric mengambil langkah maju, jantung Ahong seperti berkedut dengan keras.
Dia panik sekali, langsung menggerakkan kakinya untuk kabur.
Namun, Eric dengan satu langkah saja berhasil menghalangi di depannya.
Di bawah ekspresi ketakutannya, ada telapak tangan yang terangkat lalu menampar tepat di wajahnya dengan keras.
Ahong memegangi wajahnya yang bengkak, menatap Eric dengan matanya yang memerah, lalu berkata dengan marah, “Kamu berani sekali menamparku? Apa kamu tahu siapa aku ini?”
Plak plak plak!
Eric tidak menjawab, tapi malah menamparnya beberapa kali. Terutama tamparan terakhirnya langsung membuat Ahong terhempas jatuh ke tanah.
Eric berjalan ke depannya, lalu berkata dengan marah, “Mana peduli aku siapa kamu, aku ini sedang tidak senang. Kamu masih berani datang dengan sombongnya.”
Eric menendangnya lagi dan lagi, Ahong meringkuk dan seluruh tubuhnya gemetar kesakitan.
Saat ini, dia seperti anjing yang mati, mana ada penampilannya sekarang yang seperti seorang presdir?
“Presdir? Presdir lumpuh kamu itu!”
Eric meludahinya, lalu barulah dia pergi.
Ahong berjuang untuk bangun, dengan hidung memar dan wajah bengkak menatap sosok Eric di kejauhan. Matanya sekarang penuh dengan kebencian.
Eric kembali pulang ke rumah, tepat ketika hendak membuka pintu dan masuk rumah.
Pada saat ini, terdengar suara tawa manis yang terdengar dari dalam pintu.
“Kakak kelas, kamu jangan menggodaku lagi deh.”
Bola mata Eric menyusut.
Dia mengira Ahong akan tetap menggunakan berbagai macam alasan membujuknya minum alkohol. Siapa juga yang tahu Ahong malah tersenyum, dan berkata, “Tidak masalah, karena Direktur Abimanyu tidak mau minum, kalau begitu mari kita ganti saja dengan minum sampanye.”
Sambil bicara, dia mengambil sebotol sampanye, lalu menuangkannya ke dua gelas untuk Tania dan Eric.
Tania tercengang dalam hati.
Dia masih mengira dirinya malam ini pasti akan dipaksa minum alkohol, oleh karena itu dia mengajak Eric.
Tapi tak disangka, Ahong ternyata tidak memaksanya minum alkohol?
Namun, dia sangat senang sekali jika memang tidak perlu minum alkohol.
Tania Mengambil sampanyenya, dan hendak meminumnya.
"Tunggu."
Tiba-tiba, Eric menghentikannya.
Tania sedikit mengernyit dan berkata dengan dinginnya, " Eric, apa yang kamu lakukan?"
Eric melihat sampanye di gelasnya dan berkata, "Kamu tidak boleh minum sampanye ini."
“ Direktur Abimanyu, ada apa dengan sopirmu ini?” wajah Ahong muram, ada ketidaksenangan di wajahnya.
“ Eric, duduklah!” Tania menatap Eric dengan ekspresi muak di matanya.
Kamu orang tak berguna ini mau apa sih?
Eric meliriknya dan berkata, “Ada sesuatu dalam sampanye itu.”
“Apa?” mata indahnya langsung tersentak ketika mendengar ini. Dia tentu saja tahu sesuatu yang dimaksud oleh Eric itu apa.
Lalu, pada saat ini. ekspresi wajah Ahong begitu muram, dia berkata, “ Direktur Abimanyu, apa maksud supirmu ini? apa jangan-jangan maksudnya, aku ingin menggunakan cara yang menyimpang dari norma kepada Direktur Abimanyu ?”
Dia bicara dengan wajah yang penuh kemarahan, dia berkata, “Aku Ahong siapa coba? Bos besar dari Djarum yang memiliki harta kekayaan lebih dari ratusan milyar. Apa mungkin aku menggunakan cara licik begitu? kamu anggap orang seperti apa aku ini?”
“ Direktur Abimanyu, aku juga tidak akan memaksamu minum sampanye ini malam ini. Tapi jika kamu benar-benar tidak meminumnya, khawatirnya itu akan menyakiti perasaanku.”
Begitu Tania mendengarkan ucapan Ahong, dan setelah merenung s ejenak, dia pun kembali mengambil gelas sampanyenya.
Dia juga merasa kalau Ahong tidak akan melakukan hal yang memalukan seperti itu.
Eric melihat presdir yang sedingin gunung es ini benar-benar masih saja percaya dengan ucapan Ahong, dia sampai tak bisa berkata apa-apa, lalu dia berkata, “Apa kamu bodoh ya? aku sudah bilang, tidak boleh meminumnya!”
Tania melirik Eric dengan kesal, dan berkata dengan marahnya, “Kamu sekarang juga, keluar sana.”
Orang tak berguna ini apa dia ini terlalu banyak nonton film ya?
Wajah Eric menggelap, lalu tersenyum dingin, “Boleh saja aku pergi keluar. Tapi nanti kamu jangan sampai menyesal ya!”
“Oke oke oke!” pada saat ini, Ahong melontarkan kata oke tiga kali. Wajahnya sangat muram dan dia langsung berbalik dan pergi.
Tiga orang yang dibawanya juga ikut keluar bersamanya.
Tania langsung panik begitu melihat situasi ini, dia bergegas mengejarnya keluar.
“ Tuan Ahong, jangan marah.”
" Direktur Abimanyu, mari kita bicarakan mengenai kerja sama kita nanti nanti saja.”
“Segera setelah itu, Tania kembali masuk ke dalam ruangan itu. Dia menatap Eric dengan marah sekali, lalu berteriak padanya, “ Eric kamu ini bajingan ya! coba lihat hal baik yang kamu lakukan ini!”
Eric menatapnya dan berkata dengan suara berat, “Aku ini sedang menyelamatkanmu.”
“Menyelamatkan apaan! Dasar bajingan!” maki Tania dengan marah.
Jika memang ada sesuatu dalam sampanye itu, lalu kenapa Ahong tidak memikirkan cara lain untuk membuatnya terus meminumnya. Tapi malah langsung pergi karena kata-kata sederhana yang kamu katakan tadi?
“Jika dari awal tahu begini, aku tidak akan mengajakmu orang tak berguna. Apa kamu tahu sudah berapa lama aku berusaha keras untuk mendapatkan proyek ini? dan sudah berapa banyak aku menggunakan relasiku?”
Teriak Tania dengan keras kepada Eric.
“Sampanye itu benar-benar mengandung obat.” Eric menatapnya dan menjelaskan dengan berkata, "Jika kamu tidak percaya padaku, kamu bisa mengujinya.”
“Cukup!” Tania meliriknya dengan jijik, dan meninggalkan ruangan itu dengan marah sekali.
Eric mengikutinya, dan ketika dia sampai di tempat parkir, mobil BMW Tania melaju begitu saja di depannya, tapi tidak berhenti.
"Sialan, sudah berniat baik tapi malah diperlakukan seperti keledai.”
Eric diam-diam memakinya. Kebetulan ketika dia hendak pergi keluar untuk mencegat taksi untuk pulang.
Pada saat ini, sebuah mobil mercedez benz hitam berhenti, lalu beberapa pria keluar.
Itu adalah orang-orang Ahong yang pergi barusan tadi.
“Hei bocah, kamu berani memfitnahku?”
Ketika Ahong melihat Eric, wajahnya sangat muram.
Eric meliriknya dan berkata dengan santai, “Obat tidur, tak berwarna dan tak beraroma. Dari namanya saja bisa dijelaskan bahkann dewa pun bisa mabuk karena itu.”
“Kamu...kamu bagaimana bisa tahu?” Ekspresi Ahong langsung berubah drastis ketika mendengar Eric bahkan menyebutkan nama obat itu.
Eric tersenyum ringan, lalu berkata, “Aku punya caraku sendiri.”
“Oke, bocah. Kamu cukup hebat juga. Namun... kamu sudah menghancurkan urusan baikku. Aku akan membuatmu menyesalinya hari ini.” Wajah Ahong muram.
Eric menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Kamu mau bagaimana memangnya?”
"Mau bagaimana? Tentu saja mau membereskanmu!” Ahong tersenyum dingin, menatap Eric dengan tatapan mata penuh kesuraman.
Jika bukan karena bocah ini, dewi sedingin gunung es itu yang sangat terkenal di Kota Heaven malam ini pasti akan menjadi orang di atas ranjangnya,
Sialan!
Ahong melambaikan tangannya. Tiga pria di belakangnya perlahan berjalan maju ke depan.
Eric memandang Ahong dengan senyum dingin di wajahnya, “Bukankah kamu ini presdir dari Grup Djarum, yang sikapnya tentu sangat bagus sekali? tapi kenapa sekarang malah terlihat seperti preman?”
“Cari mati!”
Ahong tidak menyangka Eric berani menertawakannya, dia berteriak dengan marah, dan tiga pria itu langsung bergegas menyerang Eric.
Tiga pria itu sampai di depan Eric dalam sekejap, lalu mengangkat tinju kepalan tangan mereka dan melemparkannya ke Eric.
Eric memandang mereka bertiga, lalu tersenyum menghina, “Sialan, sekelompak orang elit yang berjas dan menggunakan dasi tapi malah sama seperti preman.”
“Cari mati!”
Kata-kata Eric membuat mereka bertiga wajah mereka memerah marah, tampak keganasan di mata mereka.
Bruak!
Eric menendang perut pria di depannya.
Awww!
Pria itu memegangi perutnya dan langsung berjongkok di lantai, memuntahkan semua yang ada di perutnya.
Selajutnya, Eric menghempaskan tangan kanannya kepada seorang pria berjas dan tepat mengenai setengah wajahnya sampai bengkak.
“Kamu... kamu...”
Ekspresi wajah pria yang tersisa pun sangat kaget dan ketakutan ketika mellihat dua rekannya meratap di lantai.
“Pergi sana!”
Eric menendangnya sampai terlempar ke udara, sampai menabrak mobil mercedez di sampingnya.
Eric melirik mereka bertiga lalu berbalik dan perlahan berjalan menuju Ahong.
Wajah Ahong terkejut sekali pada saat ini, dia tidak menyangka kalau Eric semengerikan ini.
Begitu melihat Eric berjalan menghampirinya, wajahnya langsung tampak panik, dia berkata, “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Setiap kali Eric mengambil langkah maju, jantung Ahong seperti berkedut dengan keras.
Dia panik sekali, langsung menggerakkan kakinya untuk kabur.
Namun, Eric dengan satu langkah saja berhasil menghalangi di depannya.
Di bawah ekspresi ketakutannya, ada telapak tangan yang terangkat lalu menampar tepat di wajahnya dengan keras.
Ahong memegangi wajahnya yang bengkak, menatap Eric dengan matanya yang memerah, lalu berkata dengan marah, “Kamu berani sekali menamparku? Apa kamu tahu siapa aku ini?”
Plak plak plak!
Eric tidak menjawab, tapi malah menamparnya beberapa kali. Terutama tamparan terakhirnya langsung membuat Ahong terhempas jatuh ke tanah.
Eric berjalan ke depannya, lalu berkata dengan marah, “Mana peduli aku siapa kamu, aku ini sedang tidak senang. Kamu masih berani datang dengan sombongnya.”
Eric menendangnya lagi dan lagi, Ahong meringkuk dan seluruh tubuhnya gemetar kesakitan.
Saat ini, dia seperti anjing yang mati, mana ada penampilannya sekarang yang seperti seorang presdir?
“Presdir? Presdir lumpuh kamu itu!”
Eric meludahinya, lalu barulah dia pergi.
Ahong berjuang untuk bangun, dengan hidung memar dan wajah bengkak menatap sosok Eric di kejauhan. Matanya sekarang penuh dengan kebencian.
Eric kembali pulang ke rumah, tepat ketika hendak membuka pintu dan masuk rumah.
Pada saat ini, terdengar suara tawa manis yang terdengar dari dalam pintu.
“Kakak kelas, kamu jangan menggodaku lagi deh.”
Bola mata Eric menyusut.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved