Bab 5 Bu RT Luar Biasa
by Nietha_setiaji
20:22,Aug 05,2023
Bu RT Luar Biasa
Bu RT mulai duduk di sampingku dan bu Anna juga sudah duduk di sofa yang ada di sebelah kanan bu RT.
“Bu Hesti, saya akan mengajari mengenai dasar dasar make up, oh iya, bay the way, apa yang membuat bu Hesti tiba tiba ingin merubah penampilan?” tanya bu RT seraya menatapku tajam. Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku ingin merubah penampilan setelah melihat nama kontak di ponsel suamiku, itu terdengar seperti lelucon.
“Hmmm, ya sepertinya saya kok sudah mulai tidak menarik lagi,” ucapku lirih.
“Tidak menarik? Ah yang benar saja, coba sini saya lihat,” ucap bu RT yang kemudian memegang wajahku.
“Rahang tegas, hidung cukup mancung, alis tebal kurang rapi, bulu mata pendek, kusam, ada guratan keriput walau tidak terlalu jelas dan bekas jerawat,” gumam bu RT seraya mengamati wajahku dengan seksama.
Bintang yang ada di pangkuanku terlihat mulai berceloteh, serta mengamati ke arah bu Rt, mungkin dia juga ingin ikut berinteraksi.
“Ya, sebenarnya bu Hesti ini cantik, memiliki wajah dasar yang cukup menarik, hanya saja kulit bu Hesti kusam, dengan beberapa bekas jerawat dan kekusaman kulit ini menurut saya sudah ada di taraf memprihatinkan,” ucapnya seraya tersenyum.
“Dan juga, ibu sepertinya harus menurunkan badan sedikit, sedikit saja, mungkin tiga hingga lima kilogram. Sebenarnya postur bu Hesti sudah cukup bagus, sedikit berisi, namun jika bisa turun sedikit itu bisa mencapai berat ideal, body goals,” ucap bu RT. Aku dan bu Anna hanya melihat dengan seksama ke arah bu RT, lalu bu RT juga melihat ke arah dirinya sendiri.
“Maaf, maaf, bukan maksudnya menilai bentuk tubuh, untuk saya ini pengecualian, saya sudah gemuk sejak kecil, bahkan sejak lahir,” ucapnya seraya tersenyum.
“Oh, iya bu RT, bu RT tetap cantik kok,” ucapku seraya mengangguk.
“Iya, bu RT cantik sekali,” ucap bu Anna seraya melihat ke arah bu RT.
“Ya, ini berkah, juga kekuatan perawatan diri dan kemauan untuk bisa memanfaatkan apa yang dimiliki. Saya dulu pernah mencoba menurunkan berat badan, tapi ternyata, asam lambung saya yang tidak bisa diajak kompromi. Coba mencari bantuan, dokter kecantikan, pakar gizi dan lainnya, tetap saja nihil, ya sudah, saya anggap ini pemberian Tuhan, harus disyukuri,” ucap bu RT.
“Until you value yourself, you will not do anything with it,” ucap bu RT seraya melihatku juga melihat ke arah bu Anna.
“Wah, bu RT ini luar biasa lho, cas cis cus bahasa inggrisnya T.O.P, saya sampai ndak ngerti,” ucap bu Anna seraya tersenyum, logat Jawa yang kental membuat suaranya terdengar begitu lembut, namun juga jenaka.
“Ah bu Anna, intinya, kita harus mencintai diri sendiri, sebelum kita bisa mencintai diri sendiri, kita tidak bisa melakukan apapun untuk menjadikannya lebih baik. Saya sudah berusaha, jati tidak akan ada penyesalan, sekarang saya lebih memilih untuk menerima, mensyukuri dan memaksimalkan potensi,” ucap bu RT yakin.
Aku menatap bu RT dalam dalam, sungguh dia adalah sosok yang luar biasa, dengan ukuran badan yang big size ternyata hatinya juga luar biasa besar.
“Bu Hesti pakai kontrasepsi apa?” tanya bu RT menelisik.
“Kontrasepsi?” tanyaku dengan mata bulat penuh.
“Maksud saya ini juga bisa berpengaruh dengan berat badan,” ucap bu RT.
“Pernah dengar rumor kalau suntik KB atau pil KB bisa membuat berat badan bertambah?” tanya bu RT. Mendengar hal itu, aku dan bu Anna mengangguk cepat.
“Faktanya, setiap wanita memiliki reaksi berbeda terhadap kontrasepsi hormonal, secara umum sebenarnya tidak ada pengaruh antara pil KB dengan kenaikan berat badan. Perubahan berat badan umumnya terjadi secara alami, seiring dengan pertambahan usia, dan perubahan kondisi lingkungan. Bagi pengguna KB suntik progestin, kenaikan berat badan bisa saja terjadi. Jika ada wanita yang mengalami berat badan akibat KB hormonal kemungkinan han]l tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa berupa riwayat obesitas keluarga, sedangkan faktor eksternal ya kandungan hormon dalam kontrasepsi,” penjelasan bu RT.
“Oh begitu bu, jadi memang ada pengaruhnya?” tanya bu Anna.
“Penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pengendapan lemak pada jaringan tubuh. Sementara itu, hormon progesteron dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan pengguna kontrasepsi makan lebih banyak dari porsi biasanya. Progesteron juga mempermudah penumpukan karbohidrat dan gula menjadi lemak, tapi tidak semua wanita mengalami ini,” penjelasan bu RT yang begitu rinci.
“Wah, saya seperti mendengar petugas kesehatan sedang memberi penyuluhan,” ucapku seraya tersenyum.
“Mahlumlah bu, saya dulu bekerja di bidang pemasaran, yang saya jual cukup beragam, mulai dari make up, skin care, alat kontrasepsi, program diet, dan lain lain,” ucap bu RT.
“Wah, luar biasa, saya juga pakai KB suntik bu, tapi kenapa tidak gemuk?” tanya bu Anna seraya melihat ke arah tubuhnya yang kurus kering.
“Ya, seperti yang saya sampaikan tadi,setiap wanita memiliki reaksi yang berbeda terhadap kontrasepsi hormonal,” ucap bu RT.
“Saya pakai IUD bu, lebih tenang hati dan pikiran saya, tapi jika dipikir pikir ini kaum pria cukup egois juga ya,” ucapku.
“Egois?” tanya bu RT.
“Ya, mereka takut memiliki anak lagi, takut menambah anak, istri yang harus ber KB karna pilihan KBnya lebih beragam daripada pria, tapi jika kemudian ada efek samping, salah satunya berat badan yang meningkat, istri yang disalahkan, ditinggalkan, dianggap tidak bisa menjaga diri, wah, benar benar egois,” ucapku.
“Ya, pria memang seperti itu, mereka hanya bisa melakukan satu hal, lurus, fokus pada hal itu, tidak bisa melakukan segala sesuatu secara bersamaan,” ucap bu RT.
“Tapi pak RT ini lain lho bu RT,” ucap bu Anna.
“Suami saya? Wah, dia ini istimewa,” ucap bu RT seraya tersenyum sumringah.
Pak RT memiliki nama asli Radit Mahardika, bekerja di salah satu kantor pelayanan pajak, kota Jakarta. Banyak orang menjulukinya pria paling tampan di komplek Cempaka. Tinggi, berkulit bersih, dengan postur tubuh yang proporsional. Visualnya cukup mempesona, tampan, pegawai negeri dengan gaji yang cukup besar karna merupakan pegawai negeri di kantor pusat. Ya, pak RT adalah pria yang sangat tampan, ketika berjalan dengan sang istri dia sering diledek seperti angka sepuluh, tapi rupanya tidak hanya tampan, hatinya juga luar biasa. Dia adalah sosok suami yang setia, mencintai istrinya dengan begitu luar biasa.
“Ibu ibu ini pasti penasaran, bagaimana saya bisa mempunyai suami seperti mas Radit?” tanya bu RT.
“Se-sebenarnya iya bu, tapi nanti dibilang kepo,” ucapku.
“Nah, iya, mumpung kita lagi kumpul, saya akan ceritakan kisah romantis saya, sambil belajar make up. Oh iya bu Anna, tolong ajak Bintang sebentar, saya coba untuk merias wajah bu Hesti,” ucap bu RT. Mendengar hal itu, aku dan bu Anna terlihat bersemangat. Sungguh bu RT ini sudah seperti panutan, luar biasa, tidak salah aku menggali ilmu darinya.
Bu RT mulai duduk di sampingku dan bu Anna juga sudah duduk di sofa yang ada di sebelah kanan bu RT.
“Bu Hesti, saya akan mengajari mengenai dasar dasar make up, oh iya, bay the way, apa yang membuat bu Hesti tiba tiba ingin merubah penampilan?” tanya bu RT seraya menatapku tajam. Tidak mungkin aku mengatakan bahwa aku ingin merubah penampilan setelah melihat nama kontak di ponsel suamiku, itu terdengar seperti lelucon.
“Hmmm, ya sepertinya saya kok sudah mulai tidak menarik lagi,” ucapku lirih.
“Tidak menarik? Ah yang benar saja, coba sini saya lihat,” ucap bu RT yang kemudian memegang wajahku.
“Rahang tegas, hidung cukup mancung, alis tebal kurang rapi, bulu mata pendek, kusam, ada guratan keriput walau tidak terlalu jelas dan bekas jerawat,” gumam bu RT seraya mengamati wajahku dengan seksama.
Bintang yang ada di pangkuanku terlihat mulai berceloteh, serta mengamati ke arah bu Rt, mungkin dia juga ingin ikut berinteraksi.
“Ya, sebenarnya bu Hesti ini cantik, memiliki wajah dasar yang cukup menarik, hanya saja kulit bu Hesti kusam, dengan beberapa bekas jerawat dan kekusaman kulit ini menurut saya sudah ada di taraf memprihatinkan,” ucapnya seraya tersenyum.
“Dan juga, ibu sepertinya harus menurunkan badan sedikit, sedikit saja, mungkin tiga hingga lima kilogram. Sebenarnya postur bu Hesti sudah cukup bagus, sedikit berisi, namun jika bisa turun sedikit itu bisa mencapai berat ideal, body goals,” ucap bu RT. Aku dan bu Anna hanya melihat dengan seksama ke arah bu RT, lalu bu RT juga melihat ke arah dirinya sendiri.
“Maaf, maaf, bukan maksudnya menilai bentuk tubuh, untuk saya ini pengecualian, saya sudah gemuk sejak kecil, bahkan sejak lahir,” ucapnya seraya tersenyum.
“Oh, iya bu RT, bu RT tetap cantik kok,” ucapku seraya mengangguk.
“Iya, bu RT cantik sekali,” ucap bu Anna seraya melihat ke arah bu RT.
“Ya, ini berkah, juga kekuatan perawatan diri dan kemauan untuk bisa memanfaatkan apa yang dimiliki. Saya dulu pernah mencoba menurunkan berat badan, tapi ternyata, asam lambung saya yang tidak bisa diajak kompromi. Coba mencari bantuan, dokter kecantikan, pakar gizi dan lainnya, tetap saja nihil, ya sudah, saya anggap ini pemberian Tuhan, harus disyukuri,” ucap bu RT.
“Until you value yourself, you will not do anything with it,” ucap bu RT seraya melihatku juga melihat ke arah bu Anna.
“Wah, bu RT ini luar biasa lho, cas cis cus bahasa inggrisnya T.O.P, saya sampai ndak ngerti,” ucap bu Anna seraya tersenyum, logat Jawa yang kental membuat suaranya terdengar begitu lembut, namun juga jenaka.
“Ah bu Anna, intinya, kita harus mencintai diri sendiri, sebelum kita bisa mencintai diri sendiri, kita tidak bisa melakukan apapun untuk menjadikannya lebih baik. Saya sudah berusaha, jati tidak akan ada penyesalan, sekarang saya lebih memilih untuk menerima, mensyukuri dan memaksimalkan potensi,” ucap bu RT yakin.
Aku menatap bu RT dalam dalam, sungguh dia adalah sosok yang luar biasa, dengan ukuran badan yang big size ternyata hatinya juga luar biasa besar.
“Bu Hesti pakai kontrasepsi apa?” tanya bu RT menelisik.
“Kontrasepsi?” tanyaku dengan mata bulat penuh.
“Maksud saya ini juga bisa berpengaruh dengan berat badan,” ucap bu RT.
“Pernah dengar rumor kalau suntik KB atau pil KB bisa membuat berat badan bertambah?” tanya bu RT. Mendengar hal itu, aku dan bu Anna mengangguk cepat.
“Faktanya, setiap wanita memiliki reaksi berbeda terhadap kontrasepsi hormonal, secara umum sebenarnya tidak ada pengaruh antara pil KB dengan kenaikan berat badan. Perubahan berat badan umumnya terjadi secara alami, seiring dengan pertambahan usia, dan perubahan kondisi lingkungan. Bagi pengguna KB suntik progestin, kenaikan berat badan bisa saja terjadi. Jika ada wanita yang mengalami berat badan akibat KB hormonal kemungkinan han]l tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa berupa riwayat obesitas keluarga, sedangkan faktor eksternal ya kandungan hormon dalam kontrasepsi,” penjelasan bu RT.
“Oh begitu bu, jadi memang ada pengaruhnya?” tanya bu Anna.
“Penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi dapat menyebabkan pengendapan lemak pada jaringan tubuh. Sementara itu, hormon progesteron dapat merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan pengguna kontrasepsi makan lebih banyak dari porsi biasanya. Progesteron juga mempermudah penumpukan karbohidrat dan gula menjadi lemak, tapi tidak semua wanita mengalami ini,” penjelasan bu RT yang begitu rinci.
“Wah, saya seperti mendengar petugas kesehatan sedang memberi penyuluhan,” ucapku seraya tersenyum.
“Mahlumlah bu, saya dulu bekerja di bidang pemasaran, yang saya jual cukup beragam, mulai dari make up, skin care, alat kontrasepsi, program diet, dan lain lain,” ucap bu RT.
“Wah, luar biasa, saya juga pakai KB suntik bu, tapi kenapa tidak gemuk?” tanya bu Anna seraya melihat ke arah tubuhnya yang kurus kering.
“Ya, seperti yang saya sampaikan tadi,setiap wanita memiliki reaksi yang berbeda terhadap kontrasepsi hormonal,” ucap bu RT.
“Saya pakai IUD bu, lebih tenang hati dan pikiran saya, tapi jika dipikir pikir ini kaum pria cukup egois juga ya,” ucapku.
“Egois?” tanya bu RT.
“Ya, mereka takut memiliki anak lagi, takut menambah anak, istri yang harus ber KB karna pilihan KBnya lebih beragam daripada pria, tapi jika kemudian ada efek samping, salah satunya berat badan yang meningkat, istri yang disalahkan, ditinggalkan, dianggap tidak bisa menjaga diri, wah, benar benar egois,” ucapku.
“Ya, pria memang seperti itu, mereka hanya bisa melakukan satu hal, lurus, fokus pada hal itu, tidak bisa melakukan segala sesuatu secara bersamaan,” ucap bu RT.
“Tapi pak RT ini lain lho bu RT,” ucap bu Anna.
“Suami saya? Wah, dia ini istimewa,” ucap bu RT seraya tersenyum sumringah.
Pak RT memiliki nama asli Radit Mahardika, bekerja di salah satu kantor pelayanan pajak, kota Jakarta. Banyak orang menjulukinya pria paling tampan di komplek Cempaka. Tinggi, berkulit bersih, dengan postur tubuh yang proporsional. Visualnya cukup mempesona, tampan, pegawai negeri dengan gaji yang cukup besar karna merupakan pegawai negeri di kantor pusat. Ya, pak RT adalah pria yang sangat tampan, ketika berjalan dengan sang istri dia sering diledek seperti angka sepuluh, tapi rupanya tidak hanya tampan, hatinya juga luar biasa. Dia adalah sosok suami yang setia, mencintai istrinya dengan begitu luar biasa.
“Ibu ibu ini pasti penasaran, bagaimana saya bisa mempunyai suami seperti mas Radit?” tanya bu RT.
“Se-sebenarnya iya bu, tapi nanti dibilang kepo,” ucapku.
“Nah, iya, mumpung kita lagi kumpul, saya akan ceritakan kisah romantis saya, sambil belajar make up. Oh iya bu Anna, tolong ajak Bintang sebentar, saya coba untuk merias wajah bu Hesti,” ucap bu RT. Mendengar hal itu, aku dan bu Anna terlihat bersemangat. Sungguh bu RT ini sudah seperti panutan, luar biasa, tidak salah aku menggali ilmu darinya.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved