Bab 2 Jilson Lee (2)
by Riski saputro
15:37,Dec 04,2019
Ketika Monika dan Angel pergi, Jilson baru mematikan keran dan membasuh air di wajahnya dengan kuat.
Tadi itu sangat memalukan, bagaimana bisa Jilson menyentuhnya tanpa terkendali?
Jilson kesal, dan menyalahkan dirinya sendri.
Monika itu masih perawan, meskipun suami Monika sama sekali tidak pernah menyentuhnya, tapi Jilson telah mengambil keuntungan dari orang lain, dia takut kedepannya nanti akan dalam masalah.
Tapi perasaan barusan itu terasa enak.
Jilson meninggalkan keluarga di usia 18 tahun dan bekerja di luar negeri selama tujuh tahun, dia berpikir suatu hari nanti dia akan kembali ke keluarga dan membiarkan orang-orang yang membencinya menyesal, dia tidak pernah lengah dan tidak pernah menyentuh seorang wanita. Ini pertama kalinya dia berhubungan dengan seorang wanita, membuatnya terus mengingat rasa menyenangkan itu, mengingat situasi barusan dia tidak tahan untuk tersenyum.
Monika benar-benar cantik, jika menjadi suaminya pasti senang.
“Ikut aku pulang.”Monika tiba-tiba kembali dari luar, menatap Jilson dengan tatapan aneh dan berubah menjadi acuh tidak acuh.
“Oh.”Jilson merasa masih belum cukup mengambil keuntungan, dia malu melakukan hal ini setelah melihat Angel kecil.
Kamar pernikahan Jilson dan Monika adalah vila seluas 150m2, meskipun bukan villa mewah, tapi membelinya di kota Paolo tidaklah murah, rumah ini dihiasi dengan indah dan penuh dengan perabotan Eropa mewah, dapat terlihat kondisi keuangan keluarga Monika cukup baik.
“Fendi, ibuku baru meneleponku, mengatakan penyakit jantung ayahku sudah sembuh dan sudah keluar dari rumah sakit, tapi perlu istirahat, menyuruh kita dua hari lagi baru pergi menjenguk, ku dengar kamu diselamatkan dari laut, kamu juga harus istirahat di rumah dua hari, untuk sementara Angel aku yang jaga, kantor polisi ku masih ada tugas, mungkin malam baru kembali, ingat janji kita.” ditengah perjalanan diantar Jilson, Monika mengatakan beberapa kalimat padanya, lalu pergi terburu-buru.
Masih ada perasaan belum puas dihati Jilson.
Jilson kecewa, melihat Monika yang baru membawanya pulang sudah pergi lagi.
Tapi ya sudah kalau pergi, Jilson juga buka tipe orang yang tidak tahu malu yang ingin selalu mengambil keuntungan dari orang lain. Ada beberapa hal boleh dilakukan, tapi kalau terlalu berlebihan tidak baik, tunggu dia kembali baru cari kesempatan lain.
Sekarang Jilson sudah datang kesini dengan aman, Jilson menganggap dirinya sebagai Fendi dimata Monika.
Lumayan.
Setelah cukup melihat rumah barunya, Jilson masuk ke ruang baca duduk didepan meja. Dia merasakan dadanya sakit, dia membuka pakaiannya, melihat dadanya ada bekas memar pukulan tangan.
“Aku sudah menjadi ahli terhebat didunia ini, bahkan masih bisa dihajar sama orang sampai luka berat, siapa gadis itu?”
Di ruang baca Jilson menemukan tumpukan kertas A4 dan pulpen, dengan cepat dia menggambar penampilan gadis itu. Wajah gadis itu bulat, rambut hitam panjang, manis dan cantik, sepasang matanya dingin bagai salju. Itulah dia, yang membuat diri Jilson luka serius.
Dia dikepung oleh banyak musuh pasukan internasional, dengan kekuatannya, dia bisa merebut speedboat dan melarikan diri, masih belum sampai tahap melompat kelaut untuk bunuh diri.
Dia hampir saja dibunuh orang, ketika Jilson selesai menggambar gadis itu, dia memandang gambar itu dengan tenang.
Aku sudah ahli terhebat didunia ini, bahkan ada orang yang dengan satu pukulan bisa membuatku terluka parah, ini artinya keahlian dia diatasku, keahlian sehebat ini sekalipun aku tidak mengenal orangnya tapi pernah mendengarnya, sebelumnya malah tidak tahu akan keberadaannya, siapa dia?
Di ruang baca ada beberapa cerutu, ini pemberian dari ayah Monika untuk mereka, Jilson membuka satu kotak dan menyalakannya, lalu terdiam menutup mata berbaring dikursi.
Kelihatannya banyak ahli tersembunyi di Teluk Jiang yang tidak ku ketahui. Pertempuran kali ini aku kalah, aku hampir tenggelam dilaut lepas, tiga puluh ribu orang terbunuh. Aku pasti akan balas dendam, tapi aku harus bagaimana agar bisa bangkit kembali dan mengalahkan musuh-musuh itu?
Piak, seseorang menampar wajah Jilson dengan keras.
Jilson terkejut karena tamparan itu.
Memandang Angel yang memakai baju tidur beruang berdiri didepannya, mencagakkan tangan dipinggang dan berkata: “Fendi, aku lapar, cepat buatkan aku makanan!”
Cieeh, beraninya anak kecil berusia 5 tahun menindasku, Fendi yang dulu seberapa lemah!?
“Masih berani melototiku, cari mati ya?”Angel melototi Jilson.
“Adik kecil, kamu lagi berbicara denganku ya?”dalam sekejap Jilson menjadi ramah, sepasang matanya berubah menjadi dingin.
“Apa?” Angel terkejut.
“Ibumu tidak pernah mengajarimu, harus menghormati ayah sendiri?”
Jilson dengan tenang mengambil asbak kaca yang ada didepannya, lalu ‘Kha’, asbak itu hancur berkeping.
Melihat asbak kaca itu hancur berkeping-keping, Angel…………
Fendi yang dulu selalu di pandang rendah orang lain, dipandang rendah istrinya, dipandang rendah teman, bahkan anak kecil berumur 5 tahun juga memandang rendah dirinya.
Tapi, dia bukan Fendi, dia Jilson!
Tadi itu sangat memalukan, bagaimana bisa Jilson menyentuhnya tanpa terkendali?
Jilson kesal, dan menyalahkan dirinya sendri.
Monika itu masih perawan, meskipun suami Monika sama sekali tidak pernah menyentuhnya, tapi Jilson telah mengambil keuntungan dari orang lain, dia takut kedepannya nanti akan dalam masalah.
Tapi perasaan barusan itu terasa enak.
Jilson meninggalkan keluarga di usia 18 tahun dan bekerja di luar negeri selama tujuh tahun, dia berpikir suatu hari nanti dia akan kembali ke keluarga dan membiarkan orang-orang yang membencinya menyesal, dia tidak pernah lengah dan tidak pernah menyentuh seorang wanita. Ini pertama kalinya dia berhubungan dengan seorang wanita, membuatnya terus mengingat rasa menyenangkan itu, mengingat situasi barusan dia tidak tahan untuk tersenyum.
Monika benar-benar cantik, jika menjadi suaminya pasti senang.
“Ikut aku pulang.”Monika tiba-tiba kembali dari luar, menatap Jilson dengan tatapan aneh dan berubah menjadi acuh tidak acuh.
“Oh.”Jilson merasa masih belum cukup mengambil keuntungan, dia malu melakukan hal ini setelah melihat Angel kecil.
Kamar pernikahan Jilson dan Monika adalah vila seluas 150m2, meskipun bukan villa mewah, tapi membelinya di kota Paolo tidaklah murah, rumah ini dihiasi dengan indah dan penuh dengan perabotan Eropa mewah, dapat terlihat kondisi keuangan keluarga Monika cukup baik.
“Fendi, ibuku baru meneleponku, mengatakan penyakit jantung ayahku sudah sembuh dan sudah keluar dari rumah sakit, tapi perlu istirahat, menyuruh kita dua hari lagi baru pergi menjenguk, ku dengar kamu diselamatkan dari laut, kamu juga harus istirahat di rumah dua hari, untuk sementara Angel aku yang jaga, kantor polisi ku masih ada tugas, mungkin malam baru kembali, ingat janji kita.” ditengah perjalanan diantar Jilson, Monika mengatakan beberapa kalimat padanya, lalu pergi terburu-buru.
Masih ada perasaan belum puas dihati Jilson.
Jilson kecewa, melihat Monika yang baru membawanya pulang sudah pergi lagi.
Tapi ya sudah kalau pergi, Jilson juga buka tipe orang yang tidak tahu malu yang ingin selalu mengambil keuntungan dari orang lain. Ada beberapa hal boleh dilakukan, tapi kalau terlalu berlebihan tidak baik, tunggu dia kembali baru cari kesempatan lain.
Sekarang Jilson sudah datang kesini dengan aman, Jilson menganggap dirinya sebagai Fendi dimata Monika.
Lumayan.
Setelah cukup melihat rumah barunya, Jilson masuk ke ruang baca duduk didepan meja. Dia merasakan dadanya sakit, dia membuka pakaiannya, melihat dadanya ada bekas memar pukulan tangan.
“Aku sudah menjadi ahli terhebat didunia ini, bahkan masih bisa dihajar sama orang sampai luka berat, siapa gadis itu?”
Di ruang baca Jilson menemukan tumpukan kertas A4 dan pulpen, dengan cepat dia menggambar penampilan gadis itu. Wajah gadis itu bulat, rambut hitam panjang, manis dan cantik, sepasang matanya dingin bagai salju. Itulah dia, yang membuat diri Jilson luka serius.
Dia dikepung oleh banyak musuh pasukan internasional, dengan kekuatannya, dia bisa merebut speedboat dan melarikan diri, masih belum sampai tahap melompat kelaut untuk bunuh diri.
Dia hampir saja dibunuh orang, ketika Jilson selesai menggambar gadis itu, dia memandang gambar itu dengan tenang.
Aku sudah ahli terhebat didunia ini, bahkan ada orang yang dengan satu pukulan bisa membuatku terluka parah, ini artinya keahlian dia diatasku, keahlian sehebat ini sekalipun aku tidak mengenal orangnya tapi pernah mendengarnya, sebelumnya malah tidak tahu akan keberadaannya, siapa dia?
Di ruang baca ada beberapa cerutu, ini pemberian dari ayah Monika untuk mereka, Jilson membuka satu kotak dan menyalakannya, lalu terdiam menutup mata berbaring dikursi.
Kelihatannya banyak ahli tersembunyi di Teluk Jiang yang tidak ku ketahui. Pertempuran kali ini aku kalah, aku hampir tenggelam dilaut lepas, tiga puluh ribu orang terbunuh. Aku pasti akan balas dendam, tapi aku harus bagaimana agar bisa bangkit kembali dan mengalahkan musuh-musuh itu?
Piak, seseorang menampar wajah Jilson dengan keras.
Jilson terkejut karena tamparan itu.
Memandang Angel yang memakai baju tidur beruang berdiri didepannya, mencagakkan tangan dipinggang dan berkata: “Fendi, aku lapar, cepat buatkan aku makanan!”
Cieeh, beraninya anak kecil berusia 5 tahun menindasku, Fendi yang dulu seberapa lemah!?
“Masih berani melototiku, cari mati ya?”Angel melototi Jilson.
“Adik kecil, kamu lagi berbicara denganku ya?”dalam sekejap Jilson menjadi ramah, sepasang matanya berubah menjadi dingin.
“Apa?” Angel terkejut.
“Ibumu tidak pernah mengajarimu, harus menghormati ayah sendiri?”
Jilson dengan tenang mengambil asbak kaca yang ada didepannya, lalu ‘Kha’, asbak itu hancur berkeping.
Melihat asbak kaca itu hancur berkeping-keping, Angel…………
Fendi yang dulu selalu di pandang rendah orang lain, dipandang rendah istrinya, dipandang rendah teman, bahkan anak kecil berumur 5 tahun juga memandang rendah dirinya.
Tapi, dia bukan Fendi, dia Jilson!
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved