Bab 7 Kegilaan Karena Putus Asa
by Angel Veronica
11:21,Aug 05,2019
Aku berusaha setengah mati melepaskan diri, tapi demam yang tinggi membuatku tak bertenaga melawan Nicho, aku bahkan tak bisa melepaskan tangannya dari leherku, aku tahu dia saat ini mempunyai niat untuk mencekikku hingga mati!
Kelima jarinya dengan erat mencekik, tenaganya semakin kuat!
Aku tersenyum pahit, dan itu semakin mendorongnya ke dalam lubang yang penuh amarah!
Dia kemudian melepaskanku, kedua matanya yang berwarna merah menatapku dengan tajam lalu mendorongku hingga ke dinding, ia menjambak rambutku, memaksaku untuk menegakkan kepala menatapnya, “Hidup disana beberapa tahun, masih seperti anjing yang tidak berubah untuk makan kotoran? Nia begitu bersih, aku tak menyangka kau berani mencari orang untuk menghancurkannya?!”
Nafasnya yang panas, segala kebenciannya ia semburkan tepat di pipiku, aku kesakitan hingga tak bisa bernafas, tapi tetap dengan senyum mempesona menatapnya, “Iya. Aku hanya ingin menghancurkannya...Kamu begitu menyukai dia yang bersih, dan aku hanya ingin dia kotor sama sepertiku...”
“Pelacur!”
Kedua mata Nicho semakin merah, ia mendorongku hingga ke depan kaca toilet.
Ia memaksaku menegakkan kepala, memaksaku bersandar pada wastafel, ia mendorong wajahku hingga kedepan kaca toilet.
Bibirnya yang panas menempel di telingaku, “Kau melakukan segalanya, hanya untuk membuatku menyetubuhimu kan?! Baiklah, aku kabulkan permintaanmu, hari ini kalau aku tidak menyetubuhimu sampai kau mati, jangan panggil aku Nicho!”
Emosinya semakin membuncah karenaku.
Dan tanpa pemanasan apapun, dia langsung berdiri dan menancapkan punyanya ke dalam.
Rasa sakit yang begitu menyayat, terasa hingga ke otak.
Aku setengah mati menahan hantaman dari dalamnya yang begitu kuat, seluruh badan seperti tidak nyata, rasa pusing, panas dan sulit bernafas, ditambah saat ini Nicho mendorongku membuatku tidak bisa bernafas sama sekali.
Aku rasa sebentar lagi aku akan mati, tapi aku masih berusaha mengimbanginya, dengan tidak langsung tubuhku mulai bergetar, dengan penuh gairah dan tubuh yang telah terangsang aku menjerit, “Ah...cepat. Ah...Nicho, kamu hebat sekali!”
Mata Nicho yang gelap semakin terlihat ganas.
Ia mengepitku ke pelukannya, lalu mengangkat wajahku, di tengah emosi yang membara ia menggigit bibirku, “Diam kau!”
Aku dengan terhuyung-huyung, sekuat tenaga menggantungkan tangan di lehernya, tubuh yang panas dan tak terkendali menempel di tubuhnya yang keras dan berotot, aku tidak mau melepaskan diri darinya, dan dengan cepat memasukkan lidahku ke dalam mulutnya, betapa gila dan tak tahu diri lidah kami saling bertautan.
Ia marah, lalu mencengkeram daguku berusaha menghentikanku, “Kotor!”
Aku malah tak peduli, dan dengan penuh gejolak mulai mencumbuinya lagi.
Kegilaan karena putus asa.
Nicho tidak mampu menahan dirinya lagi, langsung menggendongku kembali ke ranjang, dengan kasar mendorongku ke bawah.
Malam ini, seperti neraka.
Aku tidak tahu diriku sudah pingsan beberapa kali, dan suaraku serak, seluruh badan semuanya sakit, seperti terbelah dan juga remuk, tidak bisa bergerak sama sekali.
Setelah berakhir, Nicho mengenakan baju yang rapi lalu berdiri di depan ranjang, matanya yang dingin melihat ke bawah tempat dimana aku berada.
“Kasih kamu uang, kamu tidak mau, dan sekarang malah membiarkanku menyetubuhimu dengan gratis. Shella, kamu tidak seharusnya memancing kemarahanku, dan tidak seharusnya menyentuh Nia.”
Aku juga tidak tahu mengapa begitu sedih.
Padahal sudah berlatih lama agar hati tak mudah tergoyahkan, tapi saat ini, saat memandangnya, ada sesuatu yang tak jelas namanya membuatku merasakan pahit.
Tidak ada pertolongan, lemah, merasa teraniaya setiap waktu dan tidak ada orang yang bisa menjadi tempat berkeluh kesah, ya seperti ini lah takdir hidupku.
Menyengsarakan diri sendiri, menyengsarakan orang lain.
Jika tidak ada aku, dia dan Nia pasti menjadi pasangan yang paling bahagia, dia juga bagaimana bisa menahan suatu pengkhianatan, menerima kebohongan, juga merasakan sakit karena kehilangan cinta dan anak laki-lakinya.
Aku yang membawa petaka baginya.
Tapi aku sangat ingin memeluknya, air mataku luruh, membuat kabur pandangan, aku sedih hingga tak bisa mengucapkan satu katapun, hanya bisa menggenggam erat sprei di bawah badanku, “Suamiku, tolong peluk aku...aku sangat sakit...”
Ia melihatku dengan heran, tangannya mengepal, urat di jidatnya terlihat seperti tengah menahan tawa sehabis mendengar lawakan lucu.
“Shella, kamu pikir kamu siapa?”
“Aku adalah wanitamu...Kamu pernah bilang, seumur hidupmu hanya ingin aku yang menjadi wanitamu,tapi akhirnya kamu sendiri juga yang mendorongku masuk ke dalam neraka...”
“Diam!” Perkataanku berhasil mengorek luka lamanya, ia menghirup nafas dalam-dalam, di dalam matanya menyimpan luka yang begitu dalam, ia berjalan mendekatiku, lalu dengan kuat menciumku, “Ini semua karenamu, Shella, kau duluan yang tega membunuh anak kita, dia masih sangat kecil, bagaimana bisa hatimu sekejam itu!”
Kelima jarinya dengan erat mencekik, tenaganya semakin kuat!
Aku tersenyum pahit, dan itu semakin mendorongnya ke dalam lubang yang penuh amarah!
Dia kemudian melepaskanku, kedua matanya yang berwarna merah menatapku dengan tajam lalu mendorongku hingga ke dinding, ia menjambak rambutku, memaksaku untuk menegakkan kepala menatapnya, “Hidup disana beberapa tahun, masih seperti anjing yang tidak berubah untuk makan kotoran? Nia begitu bersih, aku tak menyangka kau berani mencari orang untuk menghancurkannya?!”
Nafasnya yang panas, segala kebenciannya ia semburkan tepat di pipiku, aku kesakitan hingga tak bisa bernafas, tapi tetap dengan senyum mempesona menatapnya, “Iya. Aku hanya ingin menghancurkannya...Kamu begitu menyukai dia yang bersih, dan aku hanya ingin dia kotor sama sepertiku...”
“Pelacur!”
Kedua mata Nicho semakin merah, ia mendorongku hingga ke depan kaca toilet.
Ia memaksaku menegakkan kepala, memaksaku bersandar pada wastafel, ia mendorong wajahku hingga kedepan kaca toilet.
Bibirnya yang panas menempel di telingaku, “Kau melakukan segalanya, hanya untuk membuatku menyetubuhimu kan?! Baiklah, aku kabulkan permintaanmu, hari ini kalau aku tidak menyetubuhimu sampai kau mati, jangan panggil aku Nicho!”
Emosinya semakin membuncah karenaku.
Dan tanpa pemanasan apapun, dia langsung berdiri dan menancapkan punyanya ke dalam.
Rasa sakit yang begitu menyayat, terasa hingga ke otak.
Aku setengah mati menahan hantaman dari dalamnya yang begitu kuat, seluruh badan seperti tidak nyata, rasa pusing, panas dan sulit bernafas, ditambah saat ini Nicho mendorongku membuatku tidak bisa bernafas sama sekali.
Aku rasa sebentar lagi aku akan mati, tapi aku masih berusaha mengimbanginya, dengan tidak langsung tubuhku mulai bergetar, dengan penuh gairah dan tubuh yang telah terangsang aku menjerit, “Ah...cepat. Ah...Nicho, kamu hebat sekali!”
Mata Nicho yang gelap semakin terlihat ganas.
Ia mengepitku ke pelukannya, lalu mengangkat wajahku, di tengah emosi yang membara ia menggigit bibirku, “Diam kau!”
Aku dengan terhuyung-huyung, sekuat tenaga menggantungkan tangan di lehernya, tubuh yang panas dan tak terkendali menempel di tubuhnya yang keras dan berotot, aku tidak mau melepaskan diri darinya, dan dengan cepat memasukkan lidahku ke dalam mulutnya, betapa gila dan tak tahu diri lidah kami saling bertautan.
Ia marah, lalu mencengkeram daguku berusaha menghentikanku, “Kotor!”
Aku malah tak peduli, dan dengan penuh gejolak mulai mencumbuinya lagi.
Kegilaan karena putus asa.
Nicho tidak mampu menahan dirinya lagi, langsung menggendongku kembali ke ranjang, dengan kasar mendorongku ke bawah.
Malam ini, seperti neraka.
Aku tidak tahu diriku sudah pingsan beberapa kali, dan suaraku serak, seluruh badan semuanya sakit, seperti terbelah dan juga remuk, tidak bisa bergerak sama sekali.
Setelah berakhir, Nicho mengenakan baju yang rapi lalu berdiri di depan ranjang, matanya yang dingin melihat ke bawah tempat dimana aku berada.
“Kasih kamu uang, kamu tidak mau, dan sekarang malah membiarkanku menyetubuhimu dengan gratis. Shella, kamu tidak seharusnya memancing kemarahanku, dan tidak seharusnya menyentuh Nia.”
Aku juga tidak tahu mengapa begitu sedih.
Padahal sudah berlatih lama agar hati tak mudah tergoyahkan, tapi saat ini, saat memandangnya, ada sesuatu yang tak jelas namanya membuatku merasakan pahit.
Tidak ada pertolongan, lemah, merasa teraniaya setiap waktu dan tidak ada orang yang bisa menjadi tempat berkeluh kesah, ya seperti ini lah takdir hidupku.
Menyengsarakan diri sendiri, menyengsarakan orang lain.
Jika tidak ada aku, dia dan Nia pasti menjadi pasangan yang paling bahagia, dia juga bagaimana bisa menahan suatu pengkhianatan, menerima kebohongan, juga merasakan sakit karena kehilangan cinta dan anak laki-lakinya.
Aku yang membawa petaka baginya.
Tapi aku sangat ingin memeluknya, air mataku luruh, membuat kabur pandangan, aku sedih hingga tak bisa mengucapkan satu katapun, hanya bisa menggenggam erat sprei di bawah badanku, “Suamiku, tolong peluk aku...aku sangat sakit...”
Ia melihatku dengan heran, tangannya mengepal, urat di jidatnya terlihat seperti tengah menahan tawa sehabis mendengar lawakan lucu.
“Shella, kamu pikir kamu siapa?”
“Aku adalah wanitamu...Kamu pernah bilang, seumur hidupmu hanya ingin aku yang menjadi wanitamu,tapi akhirnya kamu sendiri juga yang mendorongku masuk ke dalam neraka...”
“Diam!” Perkataanku berhasil mengorek luka lamanya, ia menghirup nafas dalam-dalam, di dalam matanya menyimpan luka yang begitu dalam, ia berjalan mendekatiku, lalu dengan kuat menciumku, “Ini semua karenamu, Shella, kau duluan yang tega membunuh anak kita, dia masih sangat kecil, bagaimana bisa hatimu sekejam itu!”
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved