Bab 10 Selamat Tinggal, NICHO

by Angel Veronica 11:22,Aug 05,2019
"Nia, kamu begitu menjijikkan! jangan harap aku mau memohon padamu!"

Nia tak sanggup terpukul olehku, badannya yang rapuh jatuh terduduk di lantai, matanya seketika kabur berair, wajahnya seketika membengkak.

Dia menutupi wajahnya dan menuduh "kak, sebenarnya kapan kamu dapat mengakui kesalahanmu?"

Nicho pada dasarnya tidak menyangka aku masih punya nyali.

Dia ingin menghentikanku tapi terlambat.

Dengan kasar Nicho menendangku keluar, "Shella, kamu masih berani memukul Nia? kamu sudah bosan hidup ya?"

Sebuah bau darah, menyebar ke seluruh pikiranku.

Kupikir, Nicho pasti benar-benar mencintai Nia, jika tidak bagaimana mungkin tanpa keberatan percaya padanya, apa yang dilakukan Nia selalu benar,selamanya Nia sangat suci dan polos, bahkan jika perempuan ini membunuh anak laki-lakinya dengan tangannya sendiri, Nicho juga dapat setiap hari memeluknya dengan penuh kasih sayang, bersamanya di atas tempat tidur dan bantal yang sama, membuatnya seperti seorang perempuan yang berhati baik dan lembut.

Tanpa suara aku meneteskan air mata.

“Nicho. Aku Shella, yang selama hidup selalu menyedihkan, sendirian, aku benci diriku mempunyai sepasang mata yang berwarna hijau, aku benci diriku dilahirkan bersamanya tapi malah memiliki nasib kehidupan yang jauh berbeda...... aku sejak kecil tidak punya keluarga, ingin makan harus menjadi budak, aku hidup di bawah kolong jembatan, aku tidak tahu aku hampir pernah mati berapa kali. Tapi walaupun menderita dan kesusahan, aku juga tak pernah berpikir ingin mati......”

Nicho menatapku lekat-lekat, tak dapat menahan maju selangkah.

Namun langkah kaki itu terhenti.

Dia menutup erat bibirnya, menarik napas dalam-dalam.

Wajahku sudah basah dengan air mata, “aku tahu aku kotor dan tidak pantas bersamamu, aku tahu aku hanya diperalat oleh Nia, aku tahu aku hanyalah barang cadangan...... aku ingin melahirkan anak untukmu, tapi aku tak pantas untuk menjadi seorang ibu...... tapi, kamu dan anak kita yang membuatku memiliki keluarga.. kamu dan anak itu adalah keluargaku satu-satunya dalam hidup ini.”

Aku bangun dengan terhuyung-huyung.

Memandang melalui tirai, melihat keluar, langit yang berwarna biru gelap, dulu ketika di penjara, aku sering berpikir, jika suatu hari nanti aku bisa keluar dari tembok tinggi ini, aku ingin hidup sekali untuk diriku sendiri.

“Aku tidak membunuh anakku sendiri. Dia adalah darah dagingku yang kulahirkan di bulan Oktober, dia adalah darah dagingku dengan pria yang aku cintai. Aku mencintainya, aku sangat ingin memberikan semua yang aku punya untuknya......”

Matanya memerah.

Seluruh tubuh tenggelam dalam rasa sakit yang mendalam, Nicho menatap mataku yang sendu, terdapat rasa sakit hati, rasa benci berubah menjadi rasa sakit, dan malah ragu, tidak berani mempercayai.

“Aku dapat membalaskan dendamnya, meskipun jika aku mati, aku sangat ingin menyeret Nia, perempuan itu ke neraka!”

“Orang gila! Kau sudah gila! Shella mengapa kamu bersikap tidak adil, aku tahu kamu cemburu, tapi aku ini adikmu, bagaimana kamu bisa seperti itu padaku?” Nia gugup, wajahnya pucat demi menjelaskan padaku.

Kupikir dia pasti melihat mata Nicho yang bergetar.

Bahkan melihat kecurigaan Nicho padanya.

Aku tertawa dingin, melangkah pergi.

Bahkan jika bertaruh hidup mati, aku ingin dia mati sama seperti anakku

Nicho ingin meraih tanganku, tapi tangannya yang sudah terangkat dengan tega, aku pergi menjauh selangkah demi selangkah, tidak menoleh ke belakang.

Aku tahu setelah ini Nicho pasti tidak mempercayai kata-kataku, aku tidak tahu Nia akan memfitnahku seperti apa di telinga Nicho.

Tapi aku tahu, dia amat sangat mencintai Nia.

Kalau tidak, tidak mungkin demi Nia dia menumpahkan amarahnya, dan menjualku kepada Bryan yang terkenal jahat.

Aku baru saja menyeret tubuh yang sakit ini kembali ke klub malam, dan membiarkan diri diculik oleh orang-orang yang sedang berpesta.

Belasan pria dalam baju hitam menatapku, aku dimasukkan ke ruangan yang gelap menunggu kedatangan Bryan.

Saat ini, saya tak tanggung-tanggung mati rasa padanya.

Tapi kenapa juga aku mau mengalah?

Nicho, aku mencintaimu seumur hidupku, tapi kamu malah tidak pernah mempercayaiku.

Meskipun aku adalah wanita penghibur yang menemani suami orang minum, tapi seluruh hatiku semuanya bersih, di dalam hatiku hanya ada kamu.

Tapi demi orang pembunuh anak kita, kamu malah menjualku.

Aku tahu, jatuh ke tangan Bryan, seluruh hidupku akan berakhir.

Bryan bermain wanita, paling suka menipu wanita.

Ini adalah hal yang semua orang tahu di lingkaran ini.

Aku kehilangan harapan, dengan diam duduk di atas kasur, genggamanku terasa panas,aku pun menyalakan korek api menyambar-nyambar di depan mataku, aku tertawa, duduk di bara api yang menyala-nyala ini, tidak ada setetespun air mata.

Sejak tidak mempercayaiku, aku hanya bisa menggunakan api ini, sebagai simbol kemurnianku.

Tapi permainanku ini tidak mungkin melewatkan kalian.

Napas, semakin lama semakin sulit.

Di tengah bara api aku terbakar, aku seperti melihat anakku yang mungil, tertawa melambaikan tangan padaku.

Download APP, continue reading

Chapters

41