Bab 3 Aku Akan Menikah

by Fang Fang 16:06,Aug 11,2019
Amarah yang ditahan Mike telah mencapai batasnya, tetapi Mike masih bersedia sabar menahan amarahnya dan kembali bertanya untuk yang terakhir kalinya.

Agnes berusaha untuk melarikan diri, "Berapa kalipun kamu bertanya, aku tetap tidak bisa memberikan jawaban kepadamu."

Jika bisa mengatakannya, 3 tahun yang lalu Agnes sudah mengatakannya, kenapa harus diulur sampai sekarang? dan juga dia harus menahan penderitaan yang sangat tidak manusiawi.

"Agnes! Kau benar-benar murahan!" Mike benar-benar marah dibuatnya, dalam sekejap kemarahan yang ia simpan meluap keluar.

Tangan besarnya tiba-tiba melayang ke tubuh Agnes, sampai tubuh Agnes terlempar kasar ke tanah.

Agnes berteriak kaget, tubuhnya terguling jatuh mengikuti anak tangga!

Bug! Bug! Bug!

Tubuhnya dilumuri oleh darah.

Bagian kepala belakangnya membentur batu dengan keras, darah merah segar mengucur deras dari tubuhnya, tanah berubah menjadi warna merah darah, lalu mekar setangkai bunga yang dipenuhi oleh keputus-asaan.

Mike terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya, dia maju dua tiga lingkah ke depan tubuh Agnes yang terbujur kaku.

Mike memeluk tubuh mungil gadis itu, dengar bibir bergetar berkata, "Wanita yang pantas mati, berani-beraninya kau mati!"

Sulit untuk dijelaskan, Mike merasa bahwa hatinya seperti dicengkram kuat oleh sepasang tangan besar yang tak terlihat.

Rasa sakit yang tak dapat dilukiskan menjalar ke seluruh tubuh dan tulangnya.

Oleh kepala belakangnya Agnes sering diperdengarkan hal-hal yang menyakitkan untuk membangunkannya.  

Dia perlahan-lahan membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah warna putih yang terang dan udara yang dipenuhi dengan bau infus.

Teringat akan kejadian di pemakaman, menyebabkan sudut bibirnya turun ke bawah, muram.

Masih belum selesai bersedih, pintu kamar pasien dibuka kasar oleh seseorang.

Suara langkah sepatu hak tinggi memecahkan kesunyian kamar pasien.

Dia mengerutkan dahinya, sambil menopang tubuhnya yang kesakitan ia bangkit dari tempat tidurnya.

Dia menemukan Joey dengan angkuhnya berdiri di tengah ruangan. Seluruh tubuhnya dibalut dengan barang-barang bermerek, dari tubuhnya menguarkan aura kejam.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Agnes memasang wajah serius, menunjukkan bahwa dirinya tak ingin melihat wanita itu.

"Agnes, caramu masih saja begitu cerdas! Tak disangka-sangka kau masih berangan-angan untuk merayu kak Mike. Apakah pelajaran saat itu kau sudah melupakannya?" Tatapan Joey sama seperti ular berbisa, menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Keluar kau! Aku tidak ingin melihatmu!" Agnes baru saja terbangun dari komanya, seluruh tubuhnya sangat lemas.

Agnes sama sekali tak memiliki energi, terlebih lagi dia tidak dalam keadaan yang tidak baik untuk berdebat dengan Joey.

"Aku peringatkan kau, aku dan kak Mike akan bertunangan, lebih baik kau jauh-jauh dari hidupku, kalau tidak, aku pastikan kau mendapatkan hukuman yang lebih kejam dari sebelumnya!" Joey berucap dengan kejam, rupanya yang menawan berubah menjadi buruk saat mengucapkan kalimat tersebut.

Mendengar kalimat tersebut, Agnes mengerutkan dahinya, merasa agak pusing.

Agnes tak menyangka, orang yang pernah menjadi teman baiknya, ternyata adalah orang yang sangat berbisa.

Tiga sampai empat kali dia berencana untuk tidak bicara, yang lebih buruknya lagi adalah bertahun-tahun telah berlalu, Agnes tidak bisa mendapatkan aib wanita itu, terlebih lagi Agnes tidak memiliki cara untuk menempatkan Joey di posisi yang sulit.

Melihat Agnes tak bersuara, Joey berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya, dia berjalan mendekati Agnes
sampai hanya tersisa beberapa senti dari tempat Agnes berada.

Joey sedikit membungkukkan tubuhnya, lalu dengan pelan berbisik di telinga Agnes: "Aku tahu kamu menyukainya, tetapi sekarang dia adalah adik iparmu. Bagaimanapun kamu menggodanya, kamu tidak akan mungkin pantas berada disampingnya. Dan juga, sebentar lagi aku akan menjadi istrinya, menjadi wanita paling penting dalam hidupnya."

Beberapa kalimat singkat dari Joey menyulut kemarahan Agnes.

Jika saja saat itu bukan wanita ular ini yang membuat kesulitan, mungkin Mike akan melakukan pernikahan dengan keluarga Agnes.

Jika bukan karena rencana wanita ini sebelum pernikahan, Gerry tidak akan mati, keluarga Agnes tidak akan bangkrut, dia juga tidak akan tanpa alasan mengalami begitu banyak penderitaan.

Agnes pernah menganggapnya sebagai saudara perempuan terbaiknya, mencurahkan seluruh hatinya kepada wanita itu, dirinya sudah disakiti dan menjadi seperti ini sekarang, apakah wanita ular itu tak bisa melepaskan dirinya?
   

Download APP, continue reading

Chapters

48