Bab 5 Musuh Yang Tidak Dapat Di Kalahkannya

by Mevita 12:42,Aug 21,2019
Beni masih tidak menangkap bahwa yang dikatakan David itu bukanlah kebalikannya, menemaninya tertawa dan berusaha mendamaikan mereka: “Jika kedua pasangan ribut itu biasa, David...”

“Kerja sama di batalkan.” Tadi baru saja tertawa bercanda seketika wajahnya berubah menjadi serius: “Istri saya telah meninggal tiga tahun yang lalu, Beni kalau kamu masih tidak menghormatinya, jangan salahkan saya kalau saya tidak memandang kamu lagi.”

Yang dia maksud “Istri” adalah Anqila yang telah meninggal.

Yang mendapat pengakuan di dalam hati David sebagai istrinya dari awal sampai akhir hanya Anqila seorang.

Tidak peduli bagaimanapun Bella berhati-hati menghadapi ibu mertua, membungkuk dalam mengambil hatinya, semua itu sia-sia di matanya. Tiga tahun telah berlalu, setiap malam terasa sangat panjang, kehilangan anak membuatnya melewati hari dengan menyalahkan dirinya sendiri dan perasaan malu.

Tidak peduli seberapa besar usahanya tetapi tetap saja dia mendapatkan dendam dan penghinaan yang tidak ada habisnya.

Mencintai pria dengan merendahkan diri merupakan kesalahan dirinya sendiri.

Beni merasa rugi, di dalam hatinya merasa tidak senang. Yang pertama menjulurkan tangan memeluk Bella adalah dia, dengan amarah yang membarah mengoyak bajunya: “Karena David sudah berkata, maka saya tidak akan ragu-ragu lagi. Mawar, demi kamu saya sudah menghabiskan uang sebesar 100 juta untuk membeli anggur, bahkan masih belum bisa menyentuh tanganmu. Hari ini akhirnya saya mendapatkan yang saya inginkan!”

Bajunya yang basah dengan sangat licin menuruni bahunya, terlihat kulitnya yang lebih putih bahkan terlihat lebih putih dari semua orang di sana, sudah murah tidak sia-sia sudah datang kemari, seketika dia menerkam ke atas tubuhnya, tangannya yang besar mengunci bahunya, he he terdengar tawa iblis: “Jane sudah lama sekali menyembunyikan Mawar. Hehe, sungguh lembut...”

Satu per satu tangan itu menuju ke dadanya dan memegang dadanya, Bella dengan kuat menutup melindungi dirinya sendiri, beberapa orang bahkan sedang mencium wajahnya dan lehernya, bau air liur yang menempel di sekitar tubuhnya membuatnya ingin muntah.

Di antara celah kerumunan orang, David hanya menjadi seorang pengamat, tangannya berada di atas pegangan sofa, dan tangan yang satunya lagi memegang kaki gelas itu dari bawah dan hanya terus memainkan cangkir tersebut, bahkan terlihat seperti menonton sebuah pertunjukan, melihat dia berteriak ketakutan merasa sedih dan putus asa, lengkungan di bibir pria itu semakin lama semakin terbuka lebar.

“David kenapa kamu memperlakukanku seperti ini...” tangisan wanita itu tenggelam dalam kerumunan pria, semakin banyak orang yang bergeliang-geliat mendekatinya, begitu banyak tangan meletakkan minyak di tubuhnya.

Satu gigitan perak yang dapat mengigitnya berkeping-keping. Dia tahu David di sini mengawasi dia, demi reputasi keluarganya tidak rusak dia tidak dapat melawan, demi ayahnya yang telah meninggal tidak merasa malu, dia hanya bisa menangung semua itu!

Menyerahkan semua takdir dengan menutup matanya, perlahan tenaganya habis terpakai,dia menyerah untuk memberontak.

Peng...

Terdengar satu suara yang membuat semua orang terdiam.
    
Suara pintu kamar yang roboh, sesosok orang yang tinggi perlahan berjalan masuk ke dalam: “Kalian semua terlihat sangat bahagia sedang bermain apa?”

Di mata Beni yang sedang memeluk Bella terlihat cahaya berwarna hijau: “Ternyata itu adalah James, David mempersembahkan kepada kami seorang gadis yang paling cantik di Klub Malam ini Mawar, wajahnya yang bulat tubuhnya yang bagus, sungguh membuat saya bersemangat. Jika James anda tertarik, anda boleh memainkannya dahulu?”

Bella memusatkan pikirannya, memaksakan dirinya untuk melihat jelas siapa yang telah datang.

Orang ini... bukannya barusan saja mengatakan dirinya adalah wanita miliknya... orang yang baik hati itu?

Dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Beni, berguling jatuh di lantai, dan dengan kesulitan merangkak ke arah pria itu: “Tolong saya, saya mohon kepadamu, tolonglah saya... ah——” sepatu kulit dengan keras menginjak tangannya, suara kesakitan yang keluar dari tenggorokan, sakitnya membuat bola matanya terlihat putih.

Pemilik sepatu kulit tersebut dengan sikap yang dingin mengatakan: “James kamu ingin menjadi pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik? Perusahan LS dan James seperti air sumur yang tidak bercampur dengan air sungai, kita saling tidak menggangggu satu sama lain. Saya menyarankan kepadamu jangan campuri urusan orang lain.”

James hanya acuh tak acuh terhadap perkataannya lalu tersenyum, dengan serampangan duduk di atas sofa, melihat Bella yang merangkat di lantai: “David kamu jangan salah paham, saya datang kesini juga hanya mencari hiburan semata, tidak perlu terlalu waspada terhadap saya.”

Pria itu berjongkok, dengan lembut mengangkat wajah Bella dengan sangat teliti menilai wajahnya: “Tadi saya tidak melihatnya dengan teliti, setelah melihatnya dengan teliti ternyata benar, Jane memang memiliki selera yang bagus.”

Air mata Bella tidak dapat berhenti menetes, tangan yang di injak oleh David tidak pindah sedikitpun, kewaspadaan David tertujuh kepada James: “James, apakah kamu tertarik terhadap wanita itu?”

James memikirkannya sebentar, lalu mengangguk “Masih tidak terlalu buruk.”

“Oh...” David menyeringainya, dan akhirnya dia mengangkat kakinya, “Dia hanyalah sebuah mainan saja, jika James suka silakan untuk memainkannya. Tetapi sebagai teman saya ingatkan bahwa wanita di Klub Malam ini semuanya sangat kotor. Kamu jangan sampai tertular penyakit yang menjijikan.”

James tertawa: “Terima kasih banyak karena telah memperingatkan saya.”

Satu lengan Bella terasa sakit sampai mati rasa, hanya merasakan sebuah baju yang hangat membungkus tubuhnya. Seketika seluruh tubuhnya terasa ringan, dengan mudahnya mengangkatnya berdiri, lalu membawanya pergi dari kamar yang membuat wanita itu putus asa.
        
James membawanya ke kamar yang bersih di dekat jalan besar, dengan lemah lembut meletakan Bella di atas tempat tidur.

Wanita itu tidak memiliki tenaga untuk membuat dirinya sendiri duduk, dengan suara yang sangat lemah: “Terima kasih...”

“Jangan terlalu terburu-buru untuk mengucapkan terima kasih.”

Bella tersenyum, bagaimana bisa ada orang yang mengatakan kalimat yang sama lagi.

David mengatakan kalimat ini lalu mengirim dia ke dalam Klub Malam membuat anaknya keguguran, Kak Jane juga mengatakan kalimat ini lalu menjadikan dia seorang wanita pendamping pria minum bir, dan orang ini? Bagaimana dia bisa mengatakan hal ini lagi?

Setelah menunggu lama, saya hanya mendengar suara air menetes dari kamar mandi.

James pergi ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air, lalu berjalan keluar dari kamar mandi mengatakan: “Pertama mandi dan istirahatlah dahulu, terima kasih bisa kamu ucapkan kapan saja.”

Dia mengendong Bella masuk ke dalam kamar mandi, memasukan wanita itu ke dalam air yang hangat, bermaksud menghiburnya berkata: “Jika kamu butuh bantuan panggil saja, saya menunggumu di depan.”

Bella menganggukan kepalanya, melihat tubuh bagian belakang pria itu pergi, dia bertanya: “Mengapa kamu menyelamatkanku?”

Demi menyatukan dia dan David, sebenarnya itu bukan keputusan yang bijak.

James terdiam untuk waktu yang lama, memutar tubuhnya lalu keluar dari pintu: “Karena kamu mirip seperti seseorang di keluargaku.”

Bella tersenyum pahit, luka di bagian bawah rahangnya terasa sakit karena dia mengerakan rahangnya, dan karena sakit dia langsung mengerutkan dahi. Lagi-lagi karena keluarga, seumur hidupnya jatuh kalah di tangan keluarganya.

Air panas itu tidak menutupi seluruh tubuhnya dan terasa sedikit panas, Bella perlahan menengelamkan dirinya ke dalam air, dari dalam air dia melihat dunia yang tidak berdasar.

Suara pria itu terdengar samar-samar: “Kenapa? Apakah kamu ingin bunuh diri?”

Bella mengeluarkan kepalanya dari dalam air, lalu mengunakan busa untuk menyembunyikan tubuhnya yang telanjang, “Tidak, tidak ingin.”

James duduk di sebelah bak mandi, tangannya menjepit satu batang cerutu, dengan lembut memuntahkan lingkaran asap berwarna putih, “Bunuh diri adalah tindakan yang paling lemah. Nona, jika saya adalah kamu, walaupun saya mati, saya tidak akan membiarkan orang yang mencelakakan saya hidup dengan tenang.”

Di tengah mata Bella terlihat patah semangat: “Saya tidak bisa mengalahkannya.”

David sampai sekarang merupakan orang yang memiliki kekuasaan yang besar di kota H ini dan tidak ada yang tidak bisa di lakukannya, sedangkan Bella hanyalah seorang wanita rendahan yang bekerja di dalam Klub Malam. Dalam permainan ini dia memang di takdirkan untuk kalah, sebelum game di mulai saya sudah tahu akan hasilnya.

“Saya tahu batasan saya.” Bella mengatakan, “Saya sudah pernah mencoba, bagaimanapun saya berusaha, saya tidak bisa mengalahkan orang itu.”

James hanya tersenyum, melihat rokok di tangannya: “Sudah pernah merokok?”

Bella menggelengkan kepala, keluarga mereka dalam mendidik anak sangatlah ketat. Jangan bilang merokok, bahkan minum bir saja tidak pernah. Dia memang didik menjadi anak orang kaya. Siapa yang tahu, dengan mudahnya dia jatuh hancur menjadi seperti ini.

“Apakah kamu ingin mencobanya?”

Bella masih tidak mengerti dengan perkataannya, mengangkat kepalanya melihat pria itu.

James tidak memaksanya, dan dia berdiri: “Beberapa masalah itu sama seperti rokok ini, jika kamu tidak mencobanya, kamu tidak akan tahu hasilnya? Saya masih ada urusan. Mawar, saya bisa membantumu sekali atau dua kali, tetapi tidak mungkin setiap kali dapat tepat waktu membantumu, dan kamu masih harus mengandalkan dirimu sendiri.”

Download APP, continue reading

Chapters

199