Bab 6 Derita yang Dia Rasakan Harus Kamu Rasakan Juga
by Mevita
12:42,Aug 21,2019
Setelah mandi membenahi diri, membawa tubuhnya yang sudah sangat letih kembali ke kamar, Bella melongo, kedua kakinya tiba-tiba melemas tanpa ia mampu kontrol, kunci yang ada di tangannya ia genggam begitu erat, hingga membuat tangannya memucat.
David duduk dengan santai, sudut bibirnya sedikit terangkat, tapi tatapan matanya begitu dingin menatap Bella, seperti sedang mencari lubang masalah pada Bella, “Aku salah karena menganggap kecil dirimu, dan kamu ternyata begitu cepat sudah berhasil menggoda James.”
Bella mulai gemetaran, dia melangkah mundur, dan menumbur dada bodyguard David yang keras seperti baja, sekumpulan bodyguard sudah berdiri mengelilinginya mentupi jalan pintu keluar, ya, Bella sekarang sudah tidak memiliki jalan keluar.
Tawa David begitu serampangan: “Apakah kamu bahagia?”
“Tidak, aku tidak...” Bella dengan ragu maju selangkah, berkata: “Tuan David, aku akan berusaha secepat mungkin meninggalkan kota H, sungguh, aku akan pergi sekarang, aku mohon lepaskan keluarga kami.”
“Setelah menemani James tidur, lalu berhasil mengumpulkan uang untuk meninggalkan tempat ini?” David tertawa dingin, deru nafasnya terdengar begitu kasar: “Kamu kira setelah menemukan orang yang bisa di andalkan, aku jadi tidak berani menyentuhmu?”
Tangan David yang besar menjambak rambut Bella, lalu mendorongnya ke samping: “Bella, kamu bagaimana bisa begitu murahan sama seperti anjing, melihat siapapun akan menggoyangkan ekor meminta belas kasihan.”
Bella terjatuh di atas tanah, hatinya terasa sakit mendengar perkataan David: “Iya, aku memang murahan, tuan David, kalau kamu membunuhku kamu sama saja sedang mengotori tanganmu, jadi lepaskan saja aku, anggap saja aku anjing liar yang kamu buang.”
“Heh,” David tertawa hambar: “Aku sudah berubah pikiran, karena kamu sebelumnya tidak pergi, jadi untuk selamanya jangan pernah berpikir untuk pergi, tinggal disini seumur hidupmu dengan menjadi anjing! Kalau kamu ketahuan melarikan diri dari sini, tunggu saja keluargamu dan adik laki-lakimu akan ku buat hancur!”
Bella menatap David tidak percaya atas apa yang baru saja dia dengar, dan kembali memohon pada David: “Jangan, aku mohon jangan, aku tidak akan melarikan diri, aku akan tetap di sini menerima pembalasanmu, jangan sentuh adik laki-lakiku, aku mohon...”
Lampu menggelap, jadi semua karena bodyguardnya yang masuk ke ruangan kecil menutupi cahaya lampu dengan sangat rapat.
Ruang yang begitu kecil, dan masuk belasan orang berbadan kekar ke dalam, Bella terasa terimpit, dan dia tiba-tiba memiliki firasat buruk, dia tidak berhenti berjalan mundur ke sudut menghindari orang-orang itu, tidak mempedulikan lagi rasa sakitnya, kembali memohon: “Apa yang mau kalian perbuat?”
“Orang-orang yang hanya tahu makan itu tidak bisa memuaskanmu, aku sudah membantumu mencari beberapa orang yang bertenaga,” David duduk di atas kursi dengan kaki menyilang, tawanya begitu menyeramkan: “Beberapa bodyguard ini tubuhnya sangat kuat, dibanding pria pengecut di ruangan itu, mereka lebih kuat, Nona Bella mau tidak mencoba?”
Mata Bella melotot karena ketakutan, tak menyangka David menyuruhnya dengan bodyguard...
“Tidak bisa, aku bisa mati kalau begini...” Tubuh Bella meringkuk, sekuat tenaga menggelengkan kepalanya.
“Anqila karena ini mati!” Mata David begitu dingin, dengan suara keras berkata: “Derita yang dirasakan Anqila, kamu juga harus merasakannya! Kalian masih bengong apa, tidak tahu ya bagaimana cara memperkosa wanita?”
Para bodyguard mulai berjalan melaksanakan perintah David, tapi ada beberapa yang masih maju mundur, seolah ragu, hingga mendengar teriakan David, mereka baru mendorong Bella hingga ke tanah, mengoyaki baju Bella.
Bella dengan panik berteriak, “Lepaskan aku, kalian cepat lepaskan aku, siapapun tolong aku--”
Tidak ada orang yang menjawabnya, tidak ada orang yang bisa menyelamatkannya.
Anqila mati, dia hidup, dan ini adalah karma untuk seumur hidupnya, asal dia masih hidup, maka dia akan selamanya menanggung kemarahan David.
“David, Anqila di langit melihatmu, dia tidak akan suka dengan sikapmu yang sekarang!”
Dasi di gulung bulat lalu di masukkan ke dalam mulut Bella, tangan David menampar keras wajah Bella, “Jangan bahas Anqila, namanya yang keluar dari mulutmu, baginya adalah sebuah hinaan.”
Suara David terdengar begitu berat: “Baik-baik 'memperlakukan' nona Bella, kalau dia masih bernafas, kalian akan tahu apa akibatnya.”
Maksud dari David adalah menyuruh mereka menyiksa Bella sampai mati?
Mata Bella melotot, dari bibirnya hanya terdengar 'Uhuh', kata-katanya tak terdengar karena mulutnya yang tersumbat, David keluar dari kamar kecil itu, pintu mulai tertutup membawa pergi harapannya.
Pakaianya yang menutup dada hingga perut sudah tersingkap, Bella pada akhirnya tidak bisa melarikan dirinya dari takdir ini.
Bella dengan putus asa berpikir, benar kata-kata James, orang lain bisa menyelamatkannya satu atau dua kali, tapi pada akhirnya tak ada yang bisa setiap kali menyelamatkannya di waktu yang tepat.
Bella salah, dan kesalahannya adalah karena jatuh cinta pada David yan tidak mencintainya.
Dari kecil sampai besar, segala kegembiraan dan kesedihan, keberuntungan dan penghinaannya semua terhubung pada diri, jatuh hingga di kondisi saat ini, semua adalah balasan atas apa yang telah dia perbuat.
Kalau kematiannya bisa membuat David lega, melepaskan keluarganya, kalau begitu, biarlah seperti ini.
Bella menutup matanya, tidak melawan lagi.
Anqila, bawa aku pergi, tunggu aku sampai di surga, aku akan meminta maaf padamu langsung, menebus segala dosaku padamu.
Di sebelah dinding kamar, David mendengar suara di balik kamar, meneguk setengah botol bir whisky yang kadar alkoholnya kuat, bunyi suara Peng menaruh botol bir di atas meja, abu rokok di asbak berterbangan lalu kembali jatuh ke dalam asbak.
Tok tok tok, bunyi pintu di ketuk.
David mengernyitkan dahinya: “Siapa?”
“Tuan David, saya datang mengantar bir untuk anda.”
Vanny mengenakan baju cheongsam merah membawa nampan yang berisi berbagai macam bir anggur merah yang sudah di mix oleh bartender, bagian bawah dress cheongsamnya koyak menyilang hingga sepinggang, menampakkan kakinya yang putih, bagian depan dadanya cekung ke depan, belahan dadanya terlihat jelas, ketika dia menundukkan badan menumpahkan bir, dadanya tiak berhenti bergetar, suaranya yang manis terdengar menjijikkan: “Tuan David, ini adalah bir yang baru datang di klub malam kami, nama birnya 'Mabuk dan Bermimpi', tuan mau mencobanya?”
David mengangkat kepalanya, wajah mungil yang cantik dan bercahaya tersenyum tipis, tangan putihnya yang lembut membawa nampan berisikan gelas minum berbentuk piala, membawanya hingga ke depan David, tiba-tiba kedua tangannya gemetaran, gelas birnya terbalik, cairan berwarna merah segar jatuh dan tumpah di daerah pangkal paha David, suara Vanny “Duh”, tangan kecilnya naik ke atas lalu turun ke bawah, dari nada suaranya tidak terdengar tulus meminta maaf: “Maafkan saya, semuanya salah saya, saya akan membantu tuan membersihkannya...”
Mata David merah, tangannya memegang dagu pelayan, memanfaatkan cahaya lampu pink melihat jelas wajah pelayan, “Operasi plastik dimana?”
Wajahnya, mirip sekali dengan Anqila.
Wajahnya belum pulih sempurna sudah tidak sabar untuk naik ke atas ranjang David?
Klub malam, dimana berita sangat cepat tersebar, banyak akal, terlebih dalam memahami pria.
Dahi Vanny mengkerut, berlagak lugu: “Apa yang tuan David katakan, saya tidak mengerti, wajah saya sebelumnya sudah seperti ini, walaupun tidak sebanding dengan kecantikan wajahnya, tapi bisa jadi tuan suka yang seperti ini...”
Tangan mungilnya yang lembut membuka resleting celana David, mencoba memancing David yang mulai panas: “Duh, di dalam sudah basah, saya bantu tuan David untuk mengelapnya ya.” Kedua tangannya seperti mengurut sambil mengelap ke atas ke bawah, dan sesuai keinginannya, dia merasakan tubuh David semakin memanas, Vanny semakin berani dan berdiri: “Air bir sangat lengket, sepertinya lebih baik di cuci, tapi di dalam kamar tidak ada air, atau kalau tidak saya bantu tuan menjilatnya...Uh--”
Dagunya di cengkeram keras David, sakitnya hingga membuat alis matanya mengkerut.
Tangan David penuh tenaga, melihat wajahnya yang mirip dengan Anqila pelan-pelan berubah aneh, bentuknya tak lagi sama, dalam hati David merasa begitu jijik: “Menyingkir dari sini!”
Vanny yang di buang keluar dari kamar, merasa terhina dan malu, menutupi wajahnya dan meninggalkan tempat itu, sebelum melewati kamar Bella, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Dengar-dengar Bella adalah mantan istri dari tuan David?
Kesimpulan ini membuatnya tidak senang!
Vanny memperbaiki penampilannya, lalu mendorong pintu masuk.
Cahaya masuk menyinari mata Bella, membuatnya silau dan mulai membuka mata, dan selanjutnya dia melongo, menjadi kaku.
Berdiri di depannya, adalah kakaknya?
Kakak, kamu sungguh datang dan ingin membawaku pergi ya?
David duduk dengan santai, sudut bibirnya sedikit terangkat, tapi tatapan matanya begitu dingin menatap Bella, seperti sedang mencari lubang masalah pada Bella, “Aku salah karena menganggap kecil dirimu, dan kamu ternyata begitu cepat sudah berhasil menggoda James.”
Bella mulai gemetaran, dia melangkah mundur, dan menumbur dada bodyguard David yang keras seperti baja, sekumpulan bodyguard sudah berdiri mengelilinginya mentupi jalan pintu keluar, ya, Bella sekarang sudah tidak memiliki jalan keluar.
Tawa David begitu serampangan: “Apakah kamu bahagia?”
“Tidak, aku tidak...” Bella dengan ragu maju selangkah, berkata: “Tuan David, aku akan berusaha secepat mungkin meninggalkan kota H, sungguh, aku akan pergi sekarang, aku mohon lepaskan keluarga kami.”
“Setelah menemani James tidur, lalu berhasil mengumpulkan uang untuk meninggalkan tempat ini?” David tertawa dingin, deru nafasnya terdengar begitu kasar: “Kamu kira setelah menemukan orang yang bisa di andalkan, aku jadi tidak berani menyentuhmu?”
Tangan David yang besar menjambak rambut Bella, lalu mendorongnya ke samping: “Bella, kamu bagaimana bisa begitu murahan sama seperti anjing, melihat siapapun akan menggoyangkan ekor meminta belas kasihan.”
Bella terjatuh di atas tanah, hatinya terasa sakit mendengar perkataan David: “Iya, aku memang murahan, tuan David, kalau kamu membunuhku kamu sama saja sedang mengotori tanganmu, jadi lepaskan saja aku, anggap saja aku anjing liar yang kamu buang.”
“Heh,” David tertawa hambar: “Aku sudah berubah pikiran, karena kamu sebelumnya tidak pergi, jadi untuk selamanya jangan pernah berpikir untuk pergi, tinggal disini seumur hidupmu dengan menjadi anjing! Kalau kamu ketahuan melarikan diri dari sini, tunggu saja keluargamu dan adik laki-lakimu akan ku buat hancur!”
Bella menatap David tidak percaya atas apa yang baru saja dia dengar, dan kembali memohon pada David: “Jangan, aku mohon jangan, aku tidak akan melarikan diri, aku akan tetap di sini menerima pembalasanmu, jangan sentuh adik laki-lakiku, aku mohon...”
Lampu menggelap, jadi semua karena bodyguardnya yang masuk ke ruangan kecil menutupi cahaya lampu dengan sangat rapat.
Ruang yang begitu kecil, dan masuk belasan orang berbadan kekar ke dalam, Bella terasa terimpit, dan dia tiba-tiba memiliki firasat buruk, dia tidak berhenti berjalan mundur ke sudut menghindari orang-orang itu, tidak mempedulikan lagi rasa sakitnya, kembali memohon: “Apa yang mau kalian perbuat?”
“Orang-orang yang hanya tahu makan itu tidak bisa memuaskanmu, aku sudah membantumu mencari beberapa orang yang bertenaga,” David duduk di atas kursi dengan kaki menyilang, tawanya begitu menyeramkan: “Beberapa bodyguard ini tubuhnya sangat kuat, dibanding pria pengecut di ruangan itu, mereka lebih kuat, Nona Bella mau tidak mencoba?”
Mata Bella melotot karena ketakutan, tak menyangka David menyuruhnya dengan bodyguard...
“Tidak bisa, aku bisa mati kalau begini...” Tubuh Bella meringkuk, sekuat tenaga menggelengkan kepalanya.
“Anqila karena ini mati!” Mata David begitu dingin, dengan suara keras berkata: “Derita yang dirasakan Anqila, kamu juga harus merasakannya! Kalian masih bengong apa, tidak tahu ya bagaimana cara memperkosa wanita?”
Para bodyguard mulai berjalan melaksanakan perintah David, tapi ada beberapa yang masih maju mundur, seolah ragu, hingga mendengar teriakan David, mereka baru mendorong Bella hingga ke tanah, mengoyaki baju Bella.
Bella dengan panik berteriak, “Lepaskan aku, kalian cepat lepaskan aku, siapapun tolong aku--”
Tidak ada orang yang menjawabnya, tidak ada orang yang bisa menyelamatkannya.
Anqila mati, dia hidup, dan ini adalah karma untuk seumur hidupnya, asal dia masih hidup, maka dia akan selamanya menanggung kemarahan David.
“David, Anqila di langit melihatmu, dia tidak akan suka dengan sikapmu yang sekarang!”
Dasi di gulung bulat lalu di masukkan ke dalam mulut Bella, tangan David menampar keras wajah Bella, “Jangan bahas Anqila, namanya yang keluar dari mulutmu, baginya adalah sebuah hinaan.”
Suara David terdengar begitu berat: “Baik-baik 'memperlakukan' nona Bella, kalau dia masih bernafas, kalian akan tahu apa akibatnya.”
Maksud dari David adalah menyuruh mereka menyiksa Bella sampai mati?
Mata Bella melotot, dari bibirnya hanya terdengar 'Uhuh', kata-katanya tak terdengar karena mulutnya yang tersumbat, David keluar dari kamar kecil itu, pintu mulai tertutup membawa pergi harapannya.
Pakaianya yang menutup dada hingga perut sudah tersingkap, Bella pada akhirnya tidak bisa melarikan dirinya dari takdir ini.
Bella dengan putus asa berpikir, benar kata-kata James, orang lain bisa menyelamatkannya satu atau dua kali, tapi pada akhirnya tak ada yang bisa setiap kali menyelamatkannya di waktu yang tepat.
Bella salah, dan kesalahannya adalah karena jatuh cinta pada David yan tidak mencintainya.
Dari kecil sampai besar, segala kegembiraan dan kesedihan, keberuntungan dan penghinaannya semua terhubung pada diri, jatuh hingga di kondisi saat ini, semua adalah balasan atas apa yang telah dia perbuat.
Kalau kematiannya bisa membuat David lega, melepaskan keluarganya, kalau begitu, biarlah seperti ini.
Bella menutup matanya, tidak melawan lagi.
Anqila, bawa aku pergi, tunggu aku sampai di surga, aku akan meminta maaf padamu langsung, menebus segala dosaku padamu.
Di sebelah dinding kamar, David mendengar suara di balik kamar, meneguk setengah botol bir whisky yang kadar alkoholnya kuat, bunyi suara Peng menaruh botol bir di atas meja, abu rokok di asbak berterbangan lalu kembali jatuh ke dalam asbak.
Tok tok tok, bunyi pintu di ketuk.
David mengernyitkan dahinya: “Siapa?”
“Tuan David, saya datang mengantar bir untuk anda.”
Vanny mengenakan baju cheongsam merah membawa nampan yang berisi berbagai macam bir anggur merah yang sudah di mix oleh bartender, bagian bawah dress cheongsamnya koyak menyilang hingga sepinggang, menampakkan kakinya yang putih, bagian depan dadanya cekung ke depan, belahan dadanya terlihat jelas, ketika dia menundukkan badan menumpahkan bir, dadanya tiak berhenti bergetar, suaranya yang manis terdengar menjijikkan: “Tuan David, ini adalah bir yang baru datang di klub malam kami, nama birnya 'Mabuk dan Bermimpi', tuan mau mencobanya?”
David mengangkat kepalanya, wajah mungil yang cantik dan bercahaya tersenyum tipis, tangan putihnya yang lembut membawa nampan berisikan gelas minum berbentuk piala, membawanya hingga ke depan David, tiba-tiba kedua tangannya gemetaran, gelas birnya terbalik, cairan berwarna merah segar jatuh dan tumpah di daerah pangkal paha David, suara Vanny “Duh”, tangan kecilnya naik ke atas lalu turun ke bawah, dari nada suaranya tidak terdengar tulus meminta maaf: “Maafkan saya, semuanya salah saya, saya akan membantu tuan membersihkannya...”
Mata David merah, tangannya memegang dagu pelayan, memanfaatkan cahaya lampu pink melihat jelas wajah pelayan, “Operasi plastik dimana?”
Wajahnya, mirip sekali dengan Anqila.
Wajahnya belum pulih sempurna sudah tidak sabar untuk naik ke atas ranjang David?
Klub malam, dimana berita sangat cepat tersebar, banyak akal, terlebih dalam memahami pria.
Dahi Vanny mengkerut, berlagak lugu: “Apa yang tuan David katakan, saya tidak mengerti, wajah saya sebelumnya sudah seperti ini, walaupun tidak sebanding dengan kecantikan wajahnya, tapi bisa jadi tuan suka yang seperti ini...”
Tangan mungilnya yang lembut membuka resleting celana David, mencoba memancing David yang mulai panas: “Duh, di dalam sudah basah, saya bantu tuan David untuk mengelapnya ya.” Kedua tangannya seperti mengurut sambil mengelap ke atas ke bawah, dan sesuai keinginannya, dia merasakan tubuh David semakin memanas, Vanny semakin berani dan berdiri: “Air bir sangat lengket, sepertinya lebih baik di cuci, tapi di dalam kamar tidak ada air, atau kalau tidak saya bantu tuan menjilatnya...Uh--”
Dagunya di cengkeram keras David, sakitnya hingga membuat alis matanya mengkerut.
Tangan David penuh tenaga, melihat wajahnya yang mirip dengan Anqila pelan-pelan berubah aneh, bentuknya tak lagi sama, dalam hati David merasa begitu jijik: “Menyingkir dari sini!”
Vanny yang di buang keluar dari kamar, merasa terhina dan malu, menutupi wajahnya dan meninggalkan tempat itu, sebelum melewati kamar Bella, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya.
Dengar-dengar Bella adalah mantan istri dari tuan David?
Kesimpulan ini membuatnya tidak senang!
Vanny memperbaiki penampilannya, lalu mendorong pintu masuk.
Cahaya masuk menyinari mata Bella, membuatnya silau dan mulai membuka mata, dan selanjutnya dia melongo, menjadi kaku.
Berdiri di depannya, adalah kakaknya?
Kakak, kamu sungguh datang dan ingin membawaku pergi ya?
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved