Bab 1 Teman Yang Jahat

by Brick 22:38,Oct 29,2020
sebuah kota bernama Einklag. Di Kota Einklag ini terdapat sebuah kedai teh yang dikenal dengan Kedai Teh Harue.

Di dalam ruangan Kedai Teh Harue.

Darwin sedang menuangkan teh hijau, dimana harga satu teko sebesar 600 ribu, ke dalam dua cangkir. Ia pun tersenyum dan menyerahkan sebuah cangkir kepada pria yang duduk di seberangnya, yaitu Enrico. Keduanya orang ini merupakan teman kuliah di kampus, jadi hubungan mereka baginya sangat dekat. Darwin pun mengumpulkan keberaniannya dan akhirnya berkata, “Enrico... sebenarnya tujuanku mencarimu pada hari ini adalah untuk membahas hutang 60 jutamu padaku, bisakah kamu mengembalikan uangku? Aku sedang lagi butuh uang.”

Jika bukan karena keluarga pacarnya Darwin yang mendesaknya untuk membeli rumah, ia pun tidak akan meminta Enrico mengembalikan uang yang sudah dipinjamnya selama empat tahun.

Begitu mendengarnya, Enrico yang sedang minum pun langsung menundukkan kepalanya!

Karena dia sekarang juga tidak memiliki uang.

Akhir-akhir ini, Enrico masih memiliki hutang dan terus ditelepon oleh orang-orang untuk melunasi hutangnya. Dia menjawab telepon Darwin pun karena dia ingin meminjam uang padanya, tetapi ia tidak menyangka Darwin pun akan memintanya untuk mengembalikan uangnya. Enrico tentu tidak terlihat seperti orang yang jujur dan baik. Selain itu, dia juga tidak memiliki pekerjaan dan hanya hidup dengan bersenang-senang, bermalas-malasan dan membuat onar.

Dia mengenal Darwin, tahu bahwa temannya ini amat mementingkan reputasinya. Selain itu, dia orangnya sangat polos dan tidak pandai berbicara, makanya Enrico diam-diam suka mencibirnya. Lalu sebuah ide seketika terlintas dalam benaknya.

"Kamu minta uang? Ha ha! Sobatku, kamu kejam sekali ya! Pada saat bisnisku gagal, kamu sendiri yang meminjamkan uangnya padaku agar aku dapat membuka ulang bisnisku, lalu kamu bilang aku dapat mengembalikannya kapan saja, tapi sekarang kamu malah mendesakku untuk mengembalikannya! Selain itu, kamu juga yang dari awal menyarankanku untuk membuka usaha, tapi pada akhirnya aku malah bangkrut dan bahkan sampai kehilanganku. Apakah kamu tidak malu meminta uang ini dariku?! Aku bahkan telah dirugikan olehmu!"

Enrico pun menuduh Darwin.

Namun faktanya, ia kehilangan rumahnya karena memiliki hutang dengan para lintah darat, tetapi ia pun tahu bahwa perkataannya ini dapat menipu Darwin.

Sesuai dengan dugaannya, Darwin, yang awalnya merasa tak enak menagih hutangnya, langsung terdiam! Meskipun dia menatap Enrico dengan tatapan amarah, ia pun masih tetap menahan amarahnya, karena ia tidak ingin memutuskan tali persahabatan dengan Encrico.

"Tapi aku sangat membutuhkannya."

Darwin sekali lagi mengatakannya.

"Alasan saja! Aku sering mendengar perkataan seperti itu. Apakah kau mengira aku akan tertipu dengan omonganmu ini?! Bukankah selama 4 tahun kuliah aku sering membantumu berkelahi? Membantu memberimu bekal? Tampaknya aku sudah salah menilai orang! Aku tidak menyangka kamu akan berubah menjadi begitu sombong dan pelit!”

"...Enrico, kau..."

"Tutup mulutmu! Ketika aku keluar rumah, aku tidak ada membawa uang. Ini adalah batu giok, barang antik turunan keluargaku yang bernilai 60 juta. Mulai saat ini, kita tidak perlu mengurusi urusan masing-masing lagi! Tali persahabatan kita sudah putus! Selamat tinggal! Aku yang akan membayar minuman ini!”

Enrico pun berdiri dan melempar kalung giok tersebut ke atas meja, beserta dengan uang 400 ribu, lalu ia berbalik, bergegas keluar dan membanting pintunya! Darwin pun tercengang. Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan diejek karena meminta kembali uang yang tidak dibayar selama empat tahun, dan bahkan tali persahabatannya mereka telah diputuskan?!

Setelah keluar dari ruangan tersebut, Enrico bergegas keluar dari kedai teh dan masuk ke dalam sebuah mobil.

"Kak Enrico, apakah urusanmu sudah beres?"

"Sudah beres. Tadi ada orang bodoh ingin meminjamkan uangku, tapi aku langsung menolaknya. Bahkan kalau aku punya uang, aku pun akan menyerahkannya padamu. Memangnya dia kira dia siapa, hah!"

Ucap Enrico sambil tersenyum. Wanita cantik yang duduk di sampingnya seketika tersenyum menawan, lalu mereka pun pergi ke sebuah motel yang terletak tidak jauh dari sini. Mengenai batu giok tersebut, Enrico pun tampak cuek, karena itu adalah permata yang dibeli di sebuah kios dengan harga 40 ribu saja. Dia pun telah berhasil menipu uang 60 juta Darwin dan bahkan mendapat keuntungan darinya.

Inilah yang disebut dengan pria yang lebih mementingkan wanita dibanding sahabatnya.

Darwin pun marah sampai napasnya terengah-engah. Wajahnya pun tampak pucat!

Dia ingin segera keluar dan berbicara dengan Enrico, tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya, ini bukan karena dia takut berkelahi, tetapi karena dia masih memiliki pembatasan pada dirinya.

Darwin mendobrak keras meja teh tersebut, kecewa dengan persahabatan yang dijalankan selama empat tahun dapat dengan begitu mudah runtuh oleh uang 60 juta ini. Lalu ia mengambil batu giok, yang dikatakan merupakan barang antik, tetapi dalam sekilas ia pun bisa tahu kalau itu adalah barang palsu. Darwin kini bekerja di sebuah perusahaan lelang Einklag, jadi dia setidaknya pernah melihat beberapa barang antik, dan juga memiliki penglihatan yang bagus.

Darwin menggenggam erat batu giok itu, tampak ingin sekali berteriak.

Prak!

Batu giok itu malah hancur karena diremesnya! Darwin pun menjadi semakin marah. Astaga, separah apa barang palsu ini? ! Lalu dia membuka tangannya, melihat bahwa telapak tangannya tergores dan berdarah. Dia pun buru-buru ingin mengambil tisu untuk menyeka tangannya, tapi pada saat ini, telapak tangannya entah kenapa terasa sangat panas, seakan telah disentuh besi solder yang panas!

Segera setelah itu, kepalanya terasa pusing dan matanya perih seakan ditusuk jarum! Ia pun hampir jatuh ke lantai.

Darwin segera menopang tangannya di meja teh. Setelah empat lima menit, ia pun kembali normal, tetapi wajahnya masih tampak pucat dan mengerikan. Dia menggelengkan kepalanya, mencoba untuk membangunkan dirinya. Ia barusan merasa ada yang aneh, jadi ia kembali melihat tangannya yang tergores, dan seketika tertegun melihatnya.

Tangannya tidak berdarah lagi!

Bahkan lukanya pun telah hilang...

Darwin membelalakkan matanya, melihat lebih dekat tangannya. Ia terkejut melihat batu giok yang barusan telah hancur itu kini malah menjadi bubuk. Ia sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi! Pada akhirnya, ia pun menggunakan sisa teh tersebut untuk membilas tangannya, lalu menyeka dengan kertas, dan buru-buru meninggalkan kedai teh tersebut.

Ia kini tampak sangat jengkel, karena jika ia tidak mengambil kembali 60 juta tersebut, ia tidak bisa membayar uang muka untuk membeli rumah, dan keluarga pacarnya akan semakin mempersulit dirinya.

Setelah keluar dari Kedai Teh Harue, Darwin tidak langsung pulang ke rumah, melainkan berjalan di sepanjang jalan sambil memikirkan bagaimana menyelesaikan masalahnya ini. Mata Darwin pun terasa gatal, dan ia secara tak sadar terus menggosoknya.

Setelah melewati pertigaan, ia pun dihentikan oleh kerumunan orang berpakaian hitam.

Darwin menghentikan langkahnya dan melihat-lihat, ternyata itu adalah acara Treasure Appraisal yang sering ditayang di TV. Banyak warga akan mengeluarkan barang berharga di rumah mereka dan menunjukkannya kepada para juri apresiator untuk mendapatkan penilaian dari mereka. Namun tidak hanya itu saja, lima barang antik sekaligus berharga yang terpilih juga bisa mendapatkan sertifikat dan juga penghargaan berupa uang. Pada zaman dulu, Einklag merupakan kota perlayaran, jadi akan ada banyak pengusaha kaya dan pejabat yang datang kemari, dan tentu saja barang berharga yang diturunkan akan banyak.

Darwin yang sedih pun memutuskan untuk melihat keramaian tersebut.

Di atas stan tersebut terdapat porselen biru putih, benda perunggu, kaligrafi kayu mahoni, ornamen emas perak, dan juga kayu hitam yang pernah terkubur entah di mana, dan masing-masing dari barang itu sedang dinilai para apresiator.

Ada beberapa orang tampak bahagia karena barang berharga mereka telah diakui para juri dan diberi penilaian yang sangat tinggi, tetapi ada beberapa orang yang tampak sedih ataupun marah dan turun dari panggung karena barang berharga mereka tidak diakui dan bahkan dikatakan sebagai barang palsu yang tidak berharga.

Darwin pun melihat sekitarnya, merasa ada begitu banyak orang yang tampak lebih sedih dari dirinya. Suasana hatinya pun menjadi jauh lebih baik.

Pada saat ini, orang-orang di sekitarnya seketika membukakan jalan, lalu muncul seorang pria gemuk, yang memakai rantai emas mencolok, yang sedang berjalan kemari. Semua orang yang melihatnya pun segera memanggil namanya "Tuan Reyhan!"

Karena Darwin sedang takjub melihat panggung tersebut, ia pun tidak menyingkir, makanya ia didorong oleh antek Reyhan, membuatnya terhuyung-huyung. Darwin pun berdiri di sebelah sambil melirik orang-orang itu. “Apa kau lihat-lihat, kau tidak senang, hah! Pergi sana, jangan menghalangi jalan orang-orang!” seru antek itu.

Sedangkan Reyhan melirik Darwin dengan panangan jijik.

Darwin mengamati raut kerumunan di sekitarnya, dan langsung tahu bahwa orang-orang ini bukanlah orang dengan status rendah. Dirinya, yang merupakan orang dusun, tidak memiliki kekuatan maupun kekuasaan, jadi ia tentu tahu kalau berdebat dengan orang seperti ini tidak akan ada untungnya. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk terdiam dan mencaci maki orang itu dalam hatinya.

"Tuan Reyhan, apakah Anda juga ingin berpartisipasi dalam Treasure Appraisal?"

Kata seorang pria berwajah kurus kering sembari tersenyum padanya.

"Betul. Sudah melihat belum? Ini adalah patung Buddha dari Dinasti Yuan dan patung ini setidaknya bernilai hingga beberapa miliar . Hari ini aku datang kemari untuk memperlihatkan barang ini pada kalian, dan juga membiarkan para juri untuk memberikan penilaiannya! Apakah kau tahu dari mana asal patung Buddha ini?"

Reyhan mengelus perut buncitnya sambil tersenyum dingin.

Antek di sebelahnya pun mengangkat patung Buddha yang dipegangnya. Dari bentuknya, dapat terlihat kalau itu merupakan benda yang berasal dari Dinasti Yuan. Selain itu, patung itu tampak amat antik dan indah. Orang-orang yang melihatnya pun tak dapat menyembunyikan iri hati dan kekaguman mereka.

"...Aku kurang tahu, tapi Tuan Reyhan memang memiliki mata yang bagus. Apakah Anda membelinya?”

Ucap pria berwajah kurus kering itu sambil menyanjungnya.

"Haha, hebat juga kau! Ini adalah barang milik orang bodoh di kota sebelah yang kutemui ketika melakukan perdagangan di Jalan Kumlang. Saat itu aku memintanya untuk menjualkan barang ini padaku, tetapi dia malah tidak mau menjualnya! Jadi aku menyuruh orang untuk memotongnya, lalu melemparkan 400 juta padanya dan mengambil barang ini. Tetapi uang itu bukan untuk membayar patung Buddha ini, melainkan untuk membayar biaya pengobatannya! Aku baik kan? Bukankah aku begitu murah hati?! Siapa suruh orang itu tidak berpikir dulu, dan malah membuatku, makannya aku membuatnya menderita. Pokoknya patung Buddha itu sampai akhir tetap milikku.”

Reyhan mengatakannya secara ringan.

Ketika orang-orang di sekitar mendengarnya, mereka tiba-tiba merasa dingin!

Ini jelas merupakan tindakan perampasan yang dibenci orang-orang, tapi Reyhan mengatakannya seakan dirinya itu benar, dan ia bahkan memamerkannya. Dia memang seorang bajingan! Dia benaran sesuai dengan reputasi buruknya di Jalan Kumlang, dan Jalan Kumlang kebetulan merupakan tempat barang-barang antik di Einklag.

Tapi, siapa yang berani mengatakan kalau tindakannya itu kurang ajar? Mengatakan kalau dia adalah orang yang hina?

Semuanya hanya bisa terdiam saja!

Ketika Reyhan dan anteknya melihat raut orang-orang, mereka malah tersenyum semakin bangga.

Setelah pria berwajah wajah kurus kering itu kembali melontarkan beberapa pujian, Reyhan naik ke atas panggung bersama dengan antek yang membawa patung Buddha tersebut.

Ketika melihat sosok orang itu, Darwin ingin sekali memarahinya. Jika ia memiliki kekuatan yang besar, ia pun akan menampar orang-orang tiu! Kerumunan di sekitar pun saling berbisik, mengatakan kalau perbuatan Reyhan itu tidak patut dipuji dan membuat orang geram.

Setelah Reyhan naik ke panggung, ia pun tammpak sangat sombong, dan bahkan menunjuk sambil mengatakan sesuatu kepada para juri tersebut. Ketika tim acara melihat kalau orang itu adalah seorang gangster terkenal, mereka pun tidak berani menghentikannya, dan hanya bisa memberikan beberapa pengingat saja.

Tetapi hukumannya telah cepat tiba!

Setelah melakukan penilaian selama empat lima menit, Reyhan tercengang dan tampak pucat! Tubuhnya seketika membeku di tempat!

Orang-orang pun saling berdiskusi dan mencibir!

Patung Buddha ini adalah barang palsu!

Keenam juri apresiator pun memberikan penilaian yang bulat, dan bahkan berani bertaruh dengan Reyhan, bilang jika penilaian mereka salah, mereka pun bersedia membayar 20 miliar padanya. Ketika naik ke panggung, Reyhan tampak senang dan terus memamerkan kehebatannya, tetapi ketika dia turun dari panggung, dia malah tampak gelisah dan juga suram. Pada saat ini, tidak ada seorang pun yang berani mengganggu Reyhan.

Di suatu sudut, hanya terdapat Darwin yang terdiam dan heboh sendiri!

Pada saat ini, dia bahkan tidak dapat mendengar suara di sekitarnya, melainkan hanya dapat mendengar jantungnya yang berdetak kencang. Kedua matanya pun hampir akan memelotot keluar! Tidak ada yang menyadari kalau pandangan Darwin sedang tertuju pada patung Buddha yang dibawa antek Reyhan..

Darwin tak bisa menggambarkan perasaan yang dirasakannya ini!

Karena matanya entah kenapa bisa memiliki kemampuan untuk menembus benda yang dilihatnya. Ia pun dapat langsung melihat bagian dalam patung Budha itu! Ia awalnya mengira matanya buram, tetapi setelah mencoba beberapa kali, hasilnya pun tetap sama! Darwin berusaha untuk menenangkan dirinya, tetapi tubuhnya masih tetap gemetar dan napasnya pun menjadi terengha-engah!

Bahkan bulu kuduknya merinding.

Ini sungguh sangat mengejutkan!

Dan kemungkinan siapa pun yang melihat hal ini pun akan memiliki reaksi yang sama dengannya.

Setelah pandangannya menembus permukaan patung Buddha tersebut, Darwin bahkan menemukan sebuah rahasia yang mencengangkan, yang membuat jantungnya kembali berdebar semakin kencang!

Download APP, continue reading

Chapters

718