Bab 3 Kemampuan Aneh

by Brick 23:06,Oct 29,2020
Setelah duduk selama empat puluh menit, Darwin akhirnya telah menemukan cara menggunakan kemampuan penglihatan yang aneh ini. Selama dia terfokus melihat orang atau benda, matanya bisa langsung melihat tembus ke dalam.

Dia pun menjadi terkejut dan heboh. Dirinya, yang masih perjaka, tentu akan langsung menatap bagian dalam seluruh perempuan yang ada di bus ini. Pada akhirnya, tidak tahu apakah karena dia menggunakan terlalu banyak kemampuannya, atau karena semalam tidak beristirahat demi mengumpulkan uang mukanya, Darwin tertidur pulas di dalam bus.

Dia pun bermimpi.

Dalam mimpi itu ada monster yang belum pernah dia lihat sebelumnya, yaitu seekor kera raksasa yang berwarna emas, yang memiliki tiga mata. Kera raksasa ini sedang duduk di puncak gunung yang amat tinggi, dimana di sekitarnya terdapat kabut, burung bangau yang terbang, dan pelangi yang tergantung di cakrawala. Matanya pada awal masih terpenjam, lalu tiba-tiba terbuka! Mata ketiga, yang berada di dahinya, menembakkan sekumpulan cahaya merah keemasan, dimana membuat Darwin yang berada di alam mimpi seketika terkejut dan bercucuran dengan keringat dingin!

Ini seperti melihat langit yang penuh dengan anak panah, yang akan melenyapkan semua yang ada di tempat!

Cahaya keemasan ini dalam sekejap berada di antara alis Darwin, lalu menghilang. Darwin yang di mimpi pun jatuh pingsan, dan tubuhnya terasa sakit seakan digigit oleh ribuan semut! Ia merasakan nyeri saraf yang tak tertahankan, dan seluruh tubuhnya pun kejang-kejang.

Ketika Darwin membuka kembali matanya, ia baru menghela napas panjang dan merasa lebih tenang. Lalu ia menyentuh dahinya yang bercucuran dengan keringat dingin di dahinya, dan bahkan merasa kalau mimpi aneh yang barusan itu sangat menakutkan, tetapi sebelum dia sempat mengingat kejadian dalam mimpi itu, dia menyadari bahwa pria yang duduk di sampingnya agak aneh.

Pria itu bersandar di lengan kiri Darwin dan merogoh bajunya, seolah-olah ingin mencuri dompetnya saat dia sedang tidur!

Karena Darwin tiba-tiba terbangun, orang itu masih belum menyadarinya. Ia pun mencoba untuk mencuri sambil mengamati situasi di sekitarnya. Darwin seketika menjadi marah! Dia pun mengulurkan tangannya dan meraih lengan pria itu. "Tolong bertobatlah, sobat!"

Pria itu memiliki wajah kurus kering serta sepasang mata yang sipit dan tajam. Ketika tahu dirinya tertangkap, ia bukannya segera melepaskan tangannya, tapi malah menambahkan kekuatannya untuk menarik dompet Darwin dari saku celananya. Tapi tindakannya ini malah membuat Darwin marah. Tanpa ragu-ragu, Darwin memukul wajah pra itu!

Tapi pria ini tampak sangat ganas. Ia tiba-tiba mengeluarkan pisau belati dan menusuk ke arah tubuh Darwin!

Darwin dalam sekejap tertegun di tempat!

Bagaimanapun juga ujung pisau belati itu sangat tajam, orang yang tertusuk pun akan terluka ataupun terbunuh! Sebelum dia sempat memikirkannya, tangan yang dikepalnya terbuka dan meraihnya pergelangan tangan pria itu! Dalam kecemasannya, sebuah tenaga besar meledak dari diri Darwin. Krak! Hal yang tidak terduga telah terjadi. Pergelangan tangan pencuri itu tiba-tiba diremukkan Darwin! Dalam sekejap, terdengar jeritan kesakitan pria itu, dan pisau belati pun terjatuh!

Sopir bus yang mendengar suara itu pun buru-buru mengerem, membuat panik para penumpang!

Sebelum Darwin dapat menenangkan dirinya, dua pria langsung bergegas dari kursi belakang dan langsung menangkap pencuri itu!

"Apa kabar, kami dari pihak kepolisian yang bertugas untuk menangkap para pencopet. Terima kasih atas keberanianmu! Tindakanmu tidak termasuk sebagai pelanggaran hukum karena yang kamu lakukan adalah untuk melindungi dirimu. Sisanya serahkan saja pada kami. Bisakah kamu ikut kami ke kantor polisi agar kami dapat menginterogasimu sebentar."

Kata seorang polisi dengan nada sopan kepada Darwin.

"Tentu saja bisa," balas Darwin.

Lalu mereka bertiga turun dari bus, masuk ke mobil polisi dan pergi. Para penumpang di bus pun tercengang melihatnya. Mereka pun kagum dan takjub pada Darwin yang telah menangani pencopet yang memegang pisau.

Di sisi lain, Darwin kini sedang berada dalam mobil polisi. Meskipun dia dipuji oleh dua polisi yang mengagumi keahliannya, tetapi Darwin masin belum dapat mencerna apa yang barusan telah terjadi. Dia benaran tidak tahu darimana asal tenaga besar yang dapat menghancurkan pergelangan tangan pencopet itu.

Ia juga tidak tahu bagaimana bisa ia bereaksi begitu cepat.

Darwin pun pergi ke kantor polisi dalam keadaan linglung. Darwin pun langsung pergi setelah polisi selesai menginterogasinya. Setelah berada di jalanan, Darwin membungkuk dan mengambil sebuah batu di tanah. Ia pun menyipitkan matanya dan meremas batu itu dengan sekuat tenaga, lalu kejadian aneh itu pun telah terjadi kembali!

Batu-batu itu telah dihancurkan menjadi bubuk!

Dia membungkuk lagi dan mengambil sekrup tua yang besar, dan terus mencoba meremas dengan sekuat tenaga, sekrup itu pun hancur dan menjadi seperti plastisin...

Saat ini, Darwin sama sekali tak dapat bersikap tenang!

Apakah mungkin dirinya tidak hanya memiliki kemampuan penglihatan yang aneh itu, tetapi juga telah melahirkan kekuatan supernatural yang luar biasa? Astaga, ini bukan mimpi kan? ! Darwin pun mencubit keras dirinya. Setelah merasakan kesakitan, ia pun yakin bahwa ini kenyataan! Ia seketika tampak ketakutan sekaligus senang, dan sekujur tubuhnya pun bergemetaran!

Dia pun menaik taksi dan tidak sabar untuk pulang dulu, lalu perlahan menyelidiki rentetan kejadian aneh yang telah menimpanya.

Darwin tinggal di sebuah bangunan yang terletak di sebuah kota tua Einklag. Meskipun gedung tersebut terlihat agak bobrok dan lokasinya amat terpencil, tetapi bangunan ini dulunya merupakan apartemen termahal serta terbaik di seluruh kota, dan waktu itu telah dibeli kakeknya Darwin. Sekarang ia tinggal bersama kakek serta kedua orang tuanya. Rum Apartemen dengan tiga kamar dan satu ruang tamu ini pun tidak terasa sempit.

Tetapi begitu Darwin membuka pintu dengan kunci dan masuk ke dalam, ia pun menyadari ada yang tidak beres.

Karena paman Justin yang jarang ditemuinya, beserta bibi Martha, dan paman terkecil, Marthen, sedang berkumpul di ruang tamu, meributkan suatu hal. Sementara kakeknya dibalut perban pada lengannya, tampak pucat dan sedang berbaring di kursi goyang. Suasananya pun tampak amat tegang.

"Darwin sudah pulang ya, cepat ke sini. Kakekmu telah mengalami masalah besar, dan kamu sebagai cucu seharusnya tak boleh cuek! Uang yang didapatkan kakekmu semua digunakan untuk membiayai kuliahmu, dan sekarang uang pensiunnya kurasa sudah dihabiskan olehmu juga, kan? Rumah ini juga sudah disiapkan untukmu berserta istrimu kan? Ha ha, kami pun tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, dan sekarang kamu meminta kami untuk menanggung beban ini, memangnya siapa yang akan melakukannya?! Kakak, jika kamu tidak bisa membereskan masalah ini, biarkan saja anakmu yang menanggungnya,” marah paman Marthen.

"Betul! Bukankah ayah selalu memuji Darwin sebagai cucu yang paling menjanjikan? Darwin sejak kecil selalu diberikan lebih banyak uang tahun baru daripada anak-anak kami. Dia selalu memujinya yang paling pintar, yang merupakan satu-satunya harapan dan tulang punggu Keluarga Lin. Sekarang Darwin sudah bisa menanggungnya kan, kalau tidak, kakekmu akan masuk penjara."

Bibi Martha menggerutu secara kejam.

Melihat kedua adiknya telah selesai berbicara, paman Justin, paman yang telah sukses menjalankan bisnis kecilnya, juga membuka suaranya, tetapi dia bukannya mencoba untuk menghentikan pertengkaran itu, tapi malah menjelekkan Darwin. “Darwin, kamu sudah tidak muda lagi. Ayahmu lemah dan tak dapat berbuat apa-apa. Sekarang kakekmu telah mendapatkan masalah besar. Bukannya kami tidak ingin membantu, tetapi karena paman terkecil dan bibimu benaran memiliki kesulitan dalam keuangan mereka, dan aku juga sudah menginvestasikan seluruh uangku dalam proyek baru, dan sekarang semuanya hanya dapat tergantung padamu untuk menyelesaikannya. Bagaimanapun juga, kamu kan anak yang berprestasi, jadi pakailah otakmu untuk memikirkan jalan keluarnya. Kalau kamu masih tak bisa melakukan apa-apa, kamu boleh menggantikan kakekmu masuk ke penjara."

"Mana boleh begitu!" seru Juna, kakeknya Darwin.

"Memangnya kenapa tidak boleh, Ayah?! Anda telah membeli rumah ini dengan uang yang Anda tabung ketika masih muda, dan bukankah itu agar Darwin dan istrinya dan tinggal di sini? Lalu bukankah uang pensiunmu telah dihabiskan untuk cucumu ini? Kalau dia tak mau membantumu, maka kami tidak punya alasan untuk membantu!" ketus Marthen.

"Memangnya kalian tidak menggunakan uangku?! Darwin biasanya hidup hembat dan bahkan membayarku kembali. Kalian jangan omong kosong ya! Dia bahkan belum pernah menyentuh uangku!" bentak Juna.

"Memangnya berapa banyak uang yang kami pakai! Ayah, kamu jangan mengira kita semua bodoh ya, semua uangmu itu telah diberikan ke cucu ini! Kamu sejak dulu selalu memanjakannya, jadi Darwin yang harus mengurus masalah ini, kalau tidak putra keduamu saja yang mengurusnya!" jerit Martha. Marthen dan Justin pun menyetujuinya.

Padahal mereka adalah satu keluarga. Meskipun hubungan mereka tidak terlalu harmonis, tetapi mereka seharusnya tidak boleh memusuhi sesama keluarga dan bertengkar sampai separah ini! Wajah kakek Juna pun memucat. Pada akhirnya ia memejam matanya, menghela napas dan terdiam. Dia awalnya memang sudah lemah, jadi bagaimana mungkin ia masih bisa tahan pertengkaran ini, bukan.

Ayahnya Darwin, Arnold, hanya bisa menundukkan kepalanya sambil merokok.

Darwin, yang baru saja memasuki rumah, telah menjadi fokus perhatian dan terus-menerus dikatain mereka. Wajahnya pun seketika tampak muram!

Dia jelas tahu tentang masalah keluarganya sendiri, yaitu para paman dan bibinya tidak bersedia merawat kakeknya saat sudah tua. Karena Darwin telah diterima di sebuah universitas, sang kakek memberi 4 juta dalam uang tahun barunya, ini pun menyebabkan paman, paman terkecil, dan juga bibinya iri. Sejak saat itu, mereka terus mempersulit kakeknya, dan mereka bertiga bahkan tidak begitu mempedulikan pemakaman nenek Darwin, dan lebih tidak ingin merawat kakek yang sudah tua, jadi akhirnya mereka mendorong semua tanggung jawab itu kepada ayah Darwin, makanya Darwin kecewa berat dengan orang-orang ini.

Mereka terus-menerus mengatakan kalau uang kakek dihabiskan untuk keluarganya Darwin. Tapi Darwin sebenarnya bahkan tidak pernah berpikir untuk memiliki rumah ini, kalaupun ada, dia juga tak akan pergi meminjamkan uang untuk membayar uang muka rumah. Tabungan dan uang pension kakeknya pun tidak cukup membayar biaya pengobatan si kakek, semuanya itu disubsidi keluarga Darwin dengan menghemat biaya pengeluaran mereka agar dapat merawat si kakek. Darwin tidak ingin mengatakan hal ini, karena ia merasa merawat si kakek adalah hal yang harus dilakukan.

Ayahnya, Arnold, bukanlah orang yang fasih dalam perkataannya, ia pun baik dan polos. Sedangkan ibunya, Jane, pada saat ini sudah tidak bekerja di rumah lagi.

Setelah Darwin mendekat dan meminta ayahnya untuk mengklarifikasi seluk-beluk masalah tersebut. Kakek Juna bekerja sebagai tukang pembersih di salah toko perhiasan Shinstar. Darwin tentu mengenal perusahaan ini. Lagi pula setelah ia lulus kuliah, ia tidak menemukan tempat yang mau mempekerjakan, dan juga karena bantuan kakeknya, ia baru bisa bekerja di rumah lelang Shinstar, dan kedua toko ini berada di bawah naungan Grup Shinstar. Hari ini, ketika kakek Juna sedang bekerja, lalu ada seorang pemuda kaya secara tidak sengaja memecahkan pahatan batu giok yang seharga 3 miliar, dan dia malah bersikeras menyalahkan kakek Juna yang sedang mengepel tempat itu, dimana membuatnya terpeleset dan secara tidak sengaja memecahkan pahatan giok tersebut.

Pada akhirnya, karena pemuda kaya itu adalah tamu terhormat, ia pun dibiarkan pergi oleh penjual toko itu, tetapi kakek Juna malah dituduh menjadi pelakunya!

Pihak perusahaan pun memintanya untuk membayar ganti ruginya.

Tapi bagaimana mungkin seorang kakek bisa membayar 3 miliar, bukan?!

Makanya Juna segera memohon pengampunan, tetapi ia malah dipukul oleh satpam toko perhiasan itu! Satu lengannya pun patah dan ia akhirnya dikirim pulang! Juna pun tidak punya pilihan selain menelepon paman Justin, paman Marthen dan bibi Martha, ingin membahas cara menyelesaikan masalah ini. Tetapi siapa yang akan menyangka begitu kemari, mereka malah mengejeknya dan bilang tidak ingin membantu, dan juga mendorong seluruh tanggung jawab pada Darwin.

Melihat ketiga orang yang tidak berbakti itu, Darwin pun dapat melihat kesedihan dan amarah pada wajah kakeknya, lalu ia melihat ayahnya yang menghela napas panjang, ia pun perlahan-lahan menatap mereka dengan tatapan dingin! Kakeknya memang sangat menyayangi Darwin sejak ia masih kecil, itu pun karena Darwin adalah anak yang penurut, dan juga lebih berprestasi ketimbang cucu yang lainnya.

Jadi ia tentu harus mengurus masalah ini!

Siapapun yang menyakiti kakeknya, ia pun akan membuat orang itu membayarnya!

Tok tok tok! Terdengar suara ketokan di pintu.

Darwin pun membuka pintu tersebut, lalu mendapatkan dua satpam serta seorang pria paruh baya yang berkacamata di luar. "Apakah ini rumah Juma? Apakah uangnya sudah terkumpul? Kami dari toko perhiasan Shinstar, aku seharusnya tidak perlu menjelaskan masalahnya lagi, bukan? Aku harap kalian dapat membayarnya sekarang, jika tidak, kami benaran harus membereskannya di pengadilan," kata pria paruh baya itu sambil mengulurkan kartu namanya.

Setelah sekilas melihat, Darwin dapat mengkonfirmasi bahwa orang ini adalah manajer toko perhiasan tersebut.

Beberapa orang yang berada di ruang tamu seketika menjadi gugup!

Download APP, continue reading

Chapters

718