Bab 8 Mantan Pacar
by Olivia Summers
18:46,Jul 06,2023
Ini adalah tempat tinggal Jasper Anderson, dia hanya pernah bergerak di dalam halaman dan tidak pernah masuk ke dalamnya.
Setelah pelayan membawanya ke sini, dia segera pergi, seolah-olah sedang menghindari binatang buas apa, berlari dengan kencang.
Jessy Zibrano berdiri di gerbang halaman dan menarik napas dalam-dalam.
Dalam perjalanan ke sini, dia sudah memikirkan dengan jelas, dia telah menyetujui persyaratan Keluarga Anderson, dia harus mengandung anak Jasper Anderson baru bisa.
Jika tidak, Keluarga Anderson dapat dengan mudah menghapus tuduhan pembunuhannya, atau juga bisa membunuhnya dengan mudah, dia tidak bisa bermain-main dengan nyawanya sendiri.
Jadi biarpun dia tidak ingin terkontaminasi dengan Jasper Anderson, dia juga harus mengandung benihnya.
Jessy Zibrano memasuki halaman, perlahan membuka pintu dan melihat orang yang di ruang kerja.
Tepatnya itu tiga orang.
Dia hanya mengenal Jasper Anderson, dia duduk di dekat jendela dan bermain catur dengan seorang pria berkemeja putih, sisi wajahnya tampan dan tanpa cela.
Begitu dia masuk, pria tampan berbaju putih itu langsung tersenyum, "Kakak Ketiga, apakah ini gadis kecil yang dibelikan Bibi Kedua untuk menyelamatkan kamu itu?" Aku dengar kamu sangat simpatik tadi malam, bahkan tidak tega menyentuh orangnya. "
Jasper Anderson melihatnya dengan acuh tak acuh, dan pria kemeja putih itu tersenyum sambil berkata, "Ngapain kamu melihat aku? Yang aku katakan bukan yang sebenarnya?"
Kemudian dia menyinggung pria yang duduk di samping menonton mereka bermain catur, "Kakak Keempat, bukankah begitu?"
Pria itu tersenyum lembut, "Aku juga mendengarnya."
Pria kemeja putih itu berdiri, tersenyum pada Jessy Zibrano dan berkata, "Adik kecil, kamu jangan takut, ayo masuk."
Jessy Zibrano mengatupkan bibirnya dan berjalan ke kamar, pria kemeja putih itu memperkenalkan dirinya, "Namaku Charles Macklin, siapa namamu?"
Charles Macklin?!
Jessy Zibrano sedikit terkejut, meskipun dia belum pernah melihat orang ini, tapi dia pernah mendengar namanya.
Dia adalah putra satu-satunya dari generasi Keluarga Macklin ini di Kota Merton. Dia tumbuh dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil, jadi dia dibesarkan pada‘kesenangan dan pemborosan hidup, bisa dibilang pesolek pertama di Kota Merton.
Tidak menyangka orang seperti itu bisa berteman dengan Jasper Anderson.
Dia berkata, "Namaku Jessy Zibrano."
Charles Macklin menyentuh dagunya dan berkata, “Adik kecil, apa yang dilakukan Kakak Ketigaku padamu tadi malam? Cepatan beritahuku, biar aku dapat membantumu melampiaskan amarahnya!
"Melampiaskan amarahnya?" Pria dengan temperamen lembut tersenyum, "Siapa orang yang dipukuli Kakak Ketiga sampai terkapar di lantai pada waktu itu?"
Charles Macklin diekspos olehnya, berpandangan sinis, "Wijaya Saputra, bisakah kamu tidak merusak?"
Wijaya Saputra tersenyum, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
Jessy Zibrano tiba-tiba angkat mata dan melihat ke Wijaya Saputra.
Wijaya Saputra tercengang dan berkata, "Kenapa...... kamu mengenal aku?"
Jessy Zibrano tentu tidak mengenal Wijaya Saputra, tapi dia pernah mendengar nama besar orang ini! Jika mau dibilang pesolek Kota Merton, Charles Macklin yang pertama, tetapi jika menyangkut playboy, itu pasti Wijaya Saputra yang pertama!
Dikatakan bahwa pria ini pernah memiliki dua puluh satu pacar sekaligus, dan pacar-pacarnya itu dapat bermain mahjong dan berbelanja bersama dengan tenang, yang paling hebat adalah pria ini putus dengan damai setiap saat, dan pihak wanita tidak pernah mengeluh, merasa dirinya tidak pantas mendapatkannya dan tidak mengizinkan siapa pun memarahinya cowok bajingan.
Jessy Zibrano selalu ingin bertemu dengan pakar cinta dan raja emosional ini, dan tak tersangka akan bertemu dengannya di sini hari ini.
Charles Macklin mengedipkan mata ke Wijaya Saputra, "Kakak Keempat, ini jangan-jangan salah satu mantan pacarmu ya?"
Wijaya Saputra sesaat jadi bingung juga, begitu banyak mantan pacarnya, bagaimana dia bisa mengingat mereka semua?
Dia memandang Jessy Zibrano dengan cermat, dan menemukan bahwa wajahnya ditutupi setengah oleh rambutnya, jadi tidak bisa melihat dengan jelas. Saat dia ingin bangun dan melihat lebih dekat, sudah mendengar Jasper Anderson berkata dengan dingin, "Apakah kamu datang ke tempatku sini untuk mengoda pria?"
Jessy Zibrano tertegun
Kapan dia mengoda pria?
Jasper Anderson sama sekali tidak memandangnya, suaranya dingin, "Pergi dan tuangkan tehnya."
"....." Jessy Zibrano membiarkan dirinya tidak berdebat dengan pria brengsek statis yang bangun jadi berubah wajah dan langsung tidak mengenali orang, menyesap bibir, berbalik untuk pergi menuangkan teh.
Charles Macklin tersenyum dan berkata, "Kakak ketiga, kupikir kamu tidak akan menginginkannya, lagipula itu......"
Dia berkata sampai di sini, kata-kata di belakangnya tidak dilanjutkan.
Jasper Anderson tau apa yang dia maksud.
Jessy Zibrano adalah orang yang dikirim oleh Rose Lawrence, bagaimana pun, dia seharusnya tidak menerimanya, tapi entah kenapa, dia seperti kerasukan sesaat, jadi dia membiarkan Jessy Zibrano tinggal.
Jessy Zibrano menuangkan tiga gelas teh dan menaruhnya di atas meja, Jasper Anderson berkata dengan datar, "Keluarlah jika tidak ada urusan."
Jessy Zibrano melengkungkan bibir dengan ringan.
Ketika sadar jadi sangat dingin padaku, saat masih seekor anjing besar kamu tidak memperlakukan aku seperti ini!
Tetapi dia memerlukan bantuan dari Jasper Anderson, dan berkata dengan suara lembut, "Aku punya sesuatu untuk meminta bantuanmu."
Suara gadis itu manis dan lembut, mengingatkan orang pada makanan beras ketan dan marshmallow, yang membuat Wijaya Saputra si playboy pakar cinta ini mengangkat kepala dan memandangnya.
Jasper Anderson mengerutkan kening dan berkata, "Hal apa?"
Jessy Zibrano berkata, "Aku.....ingin kembali bersekolah."
Setelah kasus pembunuhan Vicky Garcia terjadi, ayahnya Raymond Zibrano takut masalah dia membunuh orang akan merusak reputasi Keluarga Zibrano, sehingga menekan rumor tentang masalah ini, orang-orang di sekolah tidak mengetahuinya dan mengira dia putus sekolah.
Dia ingin kembali ke sekolah.
Jasper Anderson masih belum berbicara, Charles Macklin sudah berkata, "Pergi ke sekolah? Adik kecil, berapa umurmu tahun ini?"
"Delapan belas." Kata Jessy Zibrano.
"Delapan belas......." Charles Macklin menyentuh dagunya dan tersenyum pada Jasper Anderson dengan niat jahat, "Kakak Ketiga, dia masih siswa SMA."
"Aku selalu mengira Kakak Keempat mainnya sudah cukup liar, tetapi tidak menyangka Kakak Ketiga mainnya lebih liar."
Wijaya Saputra langsung tertawa, "Jangan bicara sembarangan, di dalam mantan pacarku tidak ada siswa SMA ya."
Menghadapi ejekan dua teman baiknya, Jasper Anderson tetap tanpa ekspresi, dia bahkan mengabaikan Jessy Zibrano dan terus melihat papan catur, memperjelas bahwa dia tidak ingin berbicara dengannya.
Jessy Zibrano memikirkannya, lalu langsung duduk di sebelah Jasper Anderson, jari-jarinya yang putih meraih lengan bajunya dan menariknya dengan lembut, sengaja menyamarkan dirinya terlihat yang paling lemah, dan suaranya menyedihkan, "Tuan Muda Jasper......."
Dia seperti anak kucing yang tidak ada tempat tinggal saja, dia menatap Jasper Anderson dengan mata berair, "Tolonglah......."
Jasper Anderson seluruh orang membeku.
Tidak pernah ada orang yang berani begitu centil dengannya, apalagi duduk di sebelahnya dengan begitu berani, dia bahkan mencium aroma bunga freesia dan merasakan suhu lembut kulitnya melalui pakaian dan kain tipis tersebut.
Setelah pelayan membawanya ke sini, dia segera pergi, seolah-olah sedang menghindari binatang buas apa, berlari dengan kencang.
Jessy Zibrano berdiri di gerbang halaman dan menarik napas dalam-dalam.
Dalam perjalanan ke sini, dia sudah memikirkan dengan jelas, dia telah menyetujui persyaratan Keluarga Anderson, dia harus mengandung anak Jasper Anderson baru bisa.
Jika tidak, Keluarga Anderson dapat dengan mudah menghapus tuduhan pembunuhannya, atau juga bisa membunuhnya dengan mudah, dia tidak bisa bermain-main dengan nyawanya sendiri.
Jadi biarpun dia tidak ingin terkontaminasi dengan Jasper Anderson, dia juga harus mengandung benihnya.
Jessy Zibrano memasuki halaman, perlahan membuka pintu dan melihat orang yang di ruang kerja.
Tepatnya itu tiga orang.
Dia hanya mengenal Jasper Anderson, dia duduk di dekat jendela dan bermain catur dengan seorang pria berkemeja putih, sisi wajahnya tampan dan tanpa cela.
Begitu dia masuk, pria tampan berbaju putih itu langsung tersenyum, "Kakak Ketiga, apakah ini gadis kecil yang dibelikan Bibi Kedua untuk menyelamatkan kamu itu?" Aku dengar kamu sangat simpatik tadi malam, bahkan tidak tega menyentuh orangnya. "
Jasper Anderson melihatnya dengan acuh tak acuh, dan pria kemeja putih itu tersenyum sambil berkata, "Ngapain kamu melihat aku? Yang aku katakan bukan yang sebenarnya?"
Kemudian dia menyinggung pria yang duduk di samping menonton mereka bermain catur, "Kakak Keempat, bukankah begitu?"
Pria itu tersenyum lembut, "Aku juga mendengarnya."
Pria kemeja putih itu berdiri, tersenyum pada Jessy Zibrano dan berkata, "Adik kecil, kamu jangan takut, ayo masuk."
Jessy Zibrano mengatupkan bibirnya dan berjalan ke kamar, pria kemeja putih itu memperkenalkan dirinya, "Namaku Charles Macklin, siapa namamu?"
Charles Macklin?!
Jessy Zibrano sedikit terkejut, meskipun dia belum pernah melihat orang ini, tapi dia pernah mendengar namanya.
Dia adalah putra satu-satunya dari generasi Keluarga Macklin ini di Kota Merton. Dia tumbuh dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil, jadi dia dibesarkan pada‘kesenangan dan pemborosan hidup, bisa dibilang pesolek pertama di Kota Merton.
Tidak menyangka orang seperti itu bisa berteman dengan Jasper Anderson.
Dia berkata, "Namaku Jessy Zibrano."
Charles Macklin menyentuh dagunya dan berkata, “Adik kecil, apa yang dilakukan Kakak Ketigaku padamu tadi malam? Cepatan beritahuku, biar aku dapat membantumu melampiaskan amarahnya!
"Melampiaskan amarahnya?" Pria dengan temperamen lembut tersenyum, "Siapa orang yang dipukuli Kakak Ketiga sampai terkapar di lantai pada waktu itu?"
Charles Macklin diekspos olehnya, berpandangan sinis, "Wijaya Saputra, bisakah kamu tidak merusak?"
Wijaya Saputra tersenyum, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
Jessy Zibrano tiba-tiba angkat mata dan melihat ke Wijaya Saputra.
Wijaya Saputra tercengang dan berkata, "Kenapa...... kamu mengenal aku?"
Jessy Zibrano tentu tidak mengenal Wijaya Saputra, tapi dia pernah mendengar nama besar orang ini! Jika mau dibilang pesolek Kota Merton, Charles Macklin yang pertama, tetapi jika menyangkut playboy, itu pasti Wijaya Saputra yang pertama!
Dikatakan bahwa pria ini pernah memiliki dua puluh satu pacar sekaligus, dan pacar-pacarnya itu dapat bermain mahjong dan berbelanja bersama dengan tenang, yang paling hebat adalah pria ini putus dengan damai setiap saat, dan pihak wanita tidak pernah mengeluh, merasa dirinya tidak pantas mendapatkannya dan tidak mengizinkan siapa pun memarahinya cowok bajingan.
Jessy Zibrano selalu ingin bertemu dengan pakar cinta dan raja emosional ini, dan tak tersangka akan bertemu dengannya di sini hari ini.
Charles Macklin mengedipkan mata ke Wijaya Saputra, "Kakak Keempat, ini jangan-jangan salah satu mantan pacarmu ya?"
Wijaya Saputra sesaat jadi bingung juga, begitu banyak mantan pacarnya, bagaimana dia bisa mengingat mereka semua?
Dia memandang Jessy Zibrano dengan cermat, dan menemukan bahwa wajahnya ditutupi setengah oleh rambutnya, jadi tidak bisa melihat dengan jelas. Saat dia ingin bangun dan melihat lebih dekat, sudah mendengar Jasper Anderson berkata dengan dingin, "Apakah kamu datang ke tempatku sini untuk mengoda pria?"
Jessy Zibrano tertegun
Kapan dia mengoda pria?
Jasper Anderson sama sekali tidak memandangnya, suaranya dingin, "Pergi dan tuangkan tehnya."
"....." Jessy Zibrano membiarkan dirinya tidak berdebat dengan pria brengsek statis yang bangun jadi berubah wajah dan langsung tidak mengenali orang, menyesap bibir, berbalik untuk pergi menuangkan teh.
Charles Macklin tersenyum dan berkata, "Kakak ketiga, kupikir kamu tidak akan menginginkannya, lagipula itu......"
Dia berkata sampai di sini, kata-kata di belakangnya tidak dilanjutkan.
Jasper Anderson tau apa yang dia maksud.
Jessy Zibrano adalah orang yang dikirim oleh Rose Lawrence, bagaimana pun, dia seharusnya tidak menerimanya, tapi entah kenapa, dia seperti kerasukan sesaat, jadi dia membiarkan Jessy Zibrano tinggal.
Jessy Zibrano menuangkan tiga gelas teh dan menaruhnya di atas meja, Jasper Anderson berkata dengan datar, "Keluarlah jika tidak ada urusan."
Jessy Zibrano melengkungkan bibir dengan ringan.
Ketika sadar jadi sangat dingin padaku, saat masih seekor anjing besar kamu tidak memperlakukan aku seperti ini!
Tetapi dia memerlukan bantuan dari Jasper Anderson, dan berkata dengan suara lembut, "Aku punya sesuatu untuk meminta bantuanmu."
Suara gadis itu manis dan lembut, mengingatkan orang pada makanan beras ketan dan marshmallow, yang membuat Wijaya Saputra si playboy pakar cinta ini mengangkat kepala dan memandangnya.
Jasper Anderson mengerutkan kening dan berkata, "Hal apa?"
Jessy Zibrano berkata, "Aku.....ingin kembali bersekolah."
Setelah kasus pembunuhan Vicky Garcia terjadi, ayahnya Raymond Zibrano takut masalah dia membunuh orang akan merusak reputasi Keluarga Zibrano, sehingga menekan rumor tentang masalah ini, orang-orang di sekolah tidak mengetahuinya dan mengira dia putus sekolah.
Dia ingin kembali ke sekolah.
Jasper Anderson masih belum berbicara, Charles Macklin sudah berkata, "Pergi ke sekolah? Adik kecil, berapa umurmu tahun ini?"
"Delapan belas." Kata Jessy Zibrano.
"Delapan belas......." Charles Macklin menyentuh dagunya dan tersenyum pada Jasper Anderson dengan niat jahat, "Kakak Ketiga, dia masih siswa SMA."
"Aku selalu mengira Kakak Keempat mainnya sudah cukup liar, tetapi tidak menyangka Kakak Ketiga mainnya lebih liar."
Wijaya Saputra langsung tertawa, "Jangan bicara sembarangan, di dalam mantan pacarku tidak ada siswa SMA ya."
Menghadapi ejekan dua teman baiknya, Jasper Anderson tetap tanpa ekspresi, dia bahkan mengabaikan Jessy Zibrano dan terus melihat papan catur, memperjelas bahwa dia tidak ingin berbicara dengannya.
Jessy Zibrano memikirkannya, lalu langsung duduk di sebelah Jasper Anderson, jari-jarinya yang putih meraih lengan bajunya dan menariknya dengan lembut, sengaja menyamarkan dirinya terlihat yang paling lemah, dan suaranya menyedihkan, "Tuan Muda Jasper......."
Dia seperti anak kucing yang tidak ada tempat tinggal saja, dia menatap Jasper Anderson dengan mata berair, "Tolonglah......."
Jasper Anderson seluruh orang membeku.
Tidak pernah ada orang yang berani begitu centil dengannya, apalagi duduk di sebelahnya dengan begitu berani, dia bahkan mencium aroma bunga freesia dan merasakan suhu lembut kulitnya melalui pakaian dan kain tipis tersebut.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved