Bab 11 Tidak Tahan Godaan

by Olivia Summers 18:47,Jul 06,2023
Yenny Anderson mendapatkan cambuk kedua, kali ini pas kena di lengannya, posisinya hampir sama dengan Jessy Zibrano punya.

Jessy Zibrano sangat prihatin, "Nona Yenny, aku sebagai orang yang lebih tua dari kamu, memiliki kewajiban untuk mendidik kamu, anak perempuan itu tidak boleh selalu berbicara kata-kata kotor, jika tidak akan susah menikah."

Yenny Anderson berteriak, "Jessy Zibrano! Dasar jalang kamu ini......"

Dia menangis dan berteriak pada pelayan, "Apakah kalian semua sudah mati?!"

Para pelayan baru seperti bangun dari mimpi saja, bergegas maju untuk melindungi Yenny Anderson.

Jessy Zibrano melihat ke Jasper Anderson dan berkata, "Bagaimana ini?"

Ekspresi Jasper Anderson agak sulit dipahami, "Apakah kamu masih belum cukup memukulnya?"

Dia tadinya berpikir bahwa jika membiarkan Jessy Zibrano memukul Yenny Anderson, dia harusnya akan berusaha sebaik mungkin untuk menghindarinya.

Tapi melihat dia sekarang begini..... ternyata masih belum pengen selesai?

Jessy Zibrano tiba-tiba sadar—— Dia tidak bisa membiarkan Jasper Anderson berpikir bahwa dia adalah seorang gadis yang sangat kejam.

Pria brengsek yang seperti Jasper Anderson, harusnya lebih memilih model yang patuh dan manis gitu.

Dia dengan cepat melemparkan cambuk di tangannya, mendekat ke situ dengan mata merah, "Tuan Muda Jasper~~ tangan aku sangat sakit, kamu kelak jangan menyuruhku melakukan hal seperti ini lagi ya, aku takut sekali......"

Jasper Anderson: "......."

Semua orang: "......."

Yenny Anderson hendak mau muntah darah—— Bukannya orang yang harusnya berteriak kesakitan itu aku! Jessy Zibrano, dasar jalang kamu ini!

Jasper Anderson tentu saja tau bahwa dia sedang berakting, tetapi dia tanpa sadar tetap melihat telapak tangan putih dan lembut yang dia ulurkan kemari.

Tangan gadis itu jauh lebih kecil dari tangannya, postur tubuh yang bermartabat, kulitnya seputih salju, tetapi telapak tangannya memiliki tanda merah yang mencolok, itu karena memegang cambuknya jadi ada.

Ketika sesuatu terjadi, dia memegang tangannya itu dan berkata, "Kembali berobat."

Jessy Zibrano yang tangannya dipegang orang, "......."

Jari-jarinya agak kaku, dia dengan hati-hati melihat Jasper Anderson, tidak begitu mengerti apa yang dia maksud ini.

Apakah dia benar-benar menyukai gadis yang suka berpura-pura lemah lembut seperti ini?

Kalau begitu dia juga bukan tidak bisa berakting, lagipula tujuannya adalah untuk menghamili anaknya.

Tidak masalah apakah dia menyukai dirinya sebenarnya atau tidak, selama dia melahirkan seorang anak untuk Jasper Anderson, semua keterikatan dengannya juga akan diakhiri.

Jessy Zibrano berpikir begitu, sehingga dia mendekat dan memeluk lengan Jasper Anderson tanpa tekanan psikologis, "Tuan Muda Jasper yang lebih peduli padaku~~"

Semua orang hanya mengira Jessy Zibrano benar-benar reinkarnasi dari rubah, hanya Yugo Avaero, asisten Jasper Anderson, yang terlihat seperti melihat hantu saja.

Jika dia ingatnya tidak salah, Tuan Ketiga, dia itu punya fiksasi dengan kebersihan kan!

Dan! Sangat! Sangat! Benci orang lain menyentuhnya kan!

Apalagi! Wanita!!

Tapi sekarang......

Yugo Avaero merasa dunia ini menjadi ajaib.

Tak tersangka ada seorang wanita menarik tangan Tuan Ketiga dengan perilaku manja, memeluk lengan Tuan Ketiga, dan tidak terpotong sampaiberkeping-keping?!

Ini bohongan kan?! Siapa yang akan percaya ini jika dikatakan!

Jessy Zibrano sama sekali tidak tau bahwa dia sudah menjadi pahlawan wanita yang tangguh dan tegas di hati Yugo Avaero.

Suaranya berkata dengan lembut, "Tuan Muda Jasper, meskipun Dedek Yenny ngomongnya kasar, tapi aku orang ini sangat murah hati, tidak akan perhitungan dengan generasi muda, aku akan memaafkannya jika dia meminta maaf kepadaku."

Yenny Anderson sangat amat marah padanya——Membiarkan aku meminta maaf padamu?! Dan bertindak seperti sangat bermurah hati?! Kamu jangan berharap!

Tapi kebetulan Jasper Anderson menurunkan mata dan menatapnya dengan datar, "Apakah kamu tidak mendengar? Minta maaf kepada Kakak Ipar Pertama."

Mata Yenny Anderson hampir melotot keluar, "Apa?! Dia?! Kakak Ipar Pertama?! Kakak Pertama, kamu...... "

Pandangan mata Jasper Anderson menjadi lebih dingin, berkata, "Minta maaf, jangan membuatku mengatakannya lagi."

Yenny Anderson merinding, dia sekarang sangat takut pada Jasper Anderson, tidak berani menentang permintaannya.

Terpaksa dia berkata dengan mengertakkan gigi, ".......Kakak Ipar Pertama, maaf! Hari ini, aku berperilaku tidak masuk akal, telah menyinggungmu, berharap kamu..... anda jangan menyimpan di hati, jangan berdebat denganku!"

Jessy Zibrano terkekeh, "Dedek Yenny, mengetahui kesalahanmu dan bisa memperbaikinya itu hal terbaik, aku tidak akan perhitungan denganmu."

Dia berkata dengan lembut, "Tapi Dedek Yenny, atau kamu lebih baik jangan bermain cambuk lagi di masa depan."

Jessy Zibrano memegang cambuk panjang dan tipis itu di tangannya, berkata sambil tersenyum tipis, "Bagaimanapun, benda ini memukul orang sakit juga. Namun, ini barangmu, lebih baik mengembalikannya padamu, nih. "

Yenny Anderson melihat cambuk itu, dia langsung merasakan sakit yang luar biasa di lukanya.

Sekarang dia memiliki bayangan psikologis terhadap cambuk, tidak berani menerimanya, berkata dengan kasihan, "Aku...... aku tidak menginginkannya lagi!”

Dia menangis dan berkata, "Aku mau pulang...... aku pergi cari ibuku!"

Para pelayan dengan cepat membawanya pergi.

Jessy Zibrano memegang cambuk di tangannya, berkata sedikit mengecewakan, "Begitu tak tahan goda?"

Jasper Anderson berkata dengan dingin, "Jika kamu begitu hebat, tadi masih membiarkan dia menahan dan memukulnya?"

Jessy Zibrano berkata, "Itu berbeda."

Di saat kamu tidak datang, kika aku melawan dengan Yenny Anderson, yang Yenny Anderson benci adalah aku.

Setelah kamu datang, yang Yenny Anderson benci adalah kita berdua, tidak rugi.

Tentu saja, dia tidak mengatakan ini keluar, tetapi berkata dengan lembut, "Barusan tidak ada dukungan darimu, tapi ketika kamu datang, aku jadi tidak takut."

Suara gadis itu manis dan lembut, seperti madu rasa persik, yang membuat orang merasa seolah-olah telah merasakan manisnya.

Tentu saja, jika bukan karena Jessy Zibrano mengenakan gaya rambut yang sama dengan Sadako saat ini, itu mungkin akan membuat orang merasa kasihan padanya.

Jasper Anderson melihat gaya rambut modern-nya, "Kamu lagi apaan ini? Hantu perempuan bertindak genit?"

Senyuman Jessy Zibrano yang di wajahnya membeku, dia tanpa sadar menyentuh rambutnya sendiri.

Dia telah mempertahankan rambut ini untuk waktu yang lama, tidak menghargainya!

Jasper Anderson berkata, "Tidak ada kerjaan jangan berkeliaran kemana-mana."

Jeda sebentar, dia berkata dengan suara dingin, "Rumah Keluarga Anderson bukanlah tempat yang baik, jika tidak memperhatikannya, bahkan tulangmu akan hilang."

Jessy Zibrano tertegun, apakah orang ini sedang mengingatkannya pada sesuatu?

Sebelum dia berpikir jernih, Jasper Anderson sudah berbalik dan pergi.

Jessy Zibrano bergegas menyusulku dan bertanya, "Apakah Yenny Anderson akan mencari masalah padaku?"

"Menurutmu?" Jasper Anderson memandangnya dengan sinis, merasa dia telah mengajukan pertanyaan yang bodoh.

Jessy Zibrano bertanya dengan suara kecil, "Kalau begitu kamu masih bisa membantuku lain kali?"

Langkah kaki Jasper Anderson berhenti, dia memiringkan mata dan melirik gadis itu, berkata dengan datar, "Belum tentu."

Mata Jessy Zibrano langsung berbinar, dia langsung mengikuti situasi berbicara.

"Maksudmu itu, ketika aku di rumah Keluarga Anderson, kamu akan melindungiku, bukan? Tuan Muda Jasper, aku benar-benar sangat mencintaimu, sehingga aku ingin memberimu bayi! Boleh gak? Boleh gak?

"......." Jasper Anderson hampir tidak stabil, dan Yugo Avaero yang berada di samping, terlihat sangat terkejut yang seperti melihat hantu lagi.

Melahirkan bayi?! Apakah itu yang dia pikirkan?

Apakah gadis kecil ini begitu berani?!

Jasper Anderson menggertakkan gigi belakangnya dan berkata dengan dingin, "Tidak boleh."

Jessy Zibrano tidak menyerah, "Mengapa?"

Jasper Anderson, "Karena kamu jelek."

Jessy Zibrano: "......."

Download APP, continue reading

Chapters

100