Bab 6 – Mengambil Risiko Demi Menemani Wanita Cantik
by 疯狂小马甲
14:35,Dec 01,2023
Ketika berhadapan dengan pria lain, Miki menunjukkan sikap sebagai CEO yang tegas dan berkuasa, tetapi ketika bersama Donny, dia menjadi sosok wanita misterius yang menarik.
Perbedaan besar ini membuat Donny Wang lebih semangat.
"Baiklah, Kakak! Bagaimana kalau aku yang memasak siang ini?" Donny tersenyum licik. Keduanya terlihat mengabaikan rombongan di belakang mereka.
Semua orang berada dalam kebingungan.
Seorang manajer dari Sentra Prima yang terkenal dingin, dia justru bisa bercanda dengan pria.
Semua orang menatap Donny dengan tatapan penuh permusuhan.
"Donny, apa kamu sibuk hari ini? Kalau kamu tidak sibuk, ikutlah Kakak mengurus sesuatu!" Miki berkata sambil mengangkat sebelah alis pada Donny. Wajah Donny kembali merona merah ketika menatap bibir merahnya yang seksi dan melihat rayuan dari sepasang matanya.
"Manajer Yang, ini tidak pantas. Dia ...." Seorang pria tampan di belakang Miki melarang. Tatapan pria itu kepada Donny menyiratkan ancaman.
"Samuel, apa perlu semua yang kulakukan harus atas persetujuanmu? Pergi!" Nada suara Miki yang dingin, membuat Samuel terperanjat.
Samuel menggertakkan gigi. Dia menatap tajam dan tersenyum sinis ke arah Donny.
Donny memperhatikan sosok Samuel yang pergi. Awalnya, Donny memang tidak berniat pergi bersama Miki, tetapi tatapan dingin Samuel membuatnya merasa tidak enak. Dia tersenyum pada Miki dan berkata, "Sebagai tetangga yang baik, aku bersedia mengambil risiko demi menemani wanita cantik sepertimu. Tunggu sebentar, ya."
Donny langsung masuk ke dalam rumah.
Setelah bergegas mengganti pakaian, Donny melihat melalui jendela dengan mata menyipit kepergian Samuel dan rombongan.
Ketika pertama kali bertemu Samuel, Donny merasa tidak suka. Dia merasa ekspresi mata Samuel sangat menjijikkan. Tatapan mata Samuel kepada Miki seperti seekor harimau lapar yang ingin sekali menelan wanita cantik itu. Ketika melihat keakraban antara dirinya dengan Miki, Samuel terlihat cemburu dan seperti ingin membunuh dirinya.
Ketika Donny keluar dari rumah, Miki sudah berdiri di depan pintu mobil. Sementara mobil-mobil Mercedes-Benz berwarna hitam yang lain sudah pergi, hanya tersisa satu mobil BMW putih.
"Kakak, aku tidak menyangka kamu kaya raya. Biayai hidupku, dong !" Donny membukakan pintu mobil bagian depan untuk Miki sambil bercanda tanpa rasa malu sama sekali.
Siapa sangka Miki menggigit bibir sambil berkata, "Boleh saja. Donny, katakan saja kamu mau berapa, Kakak akan menghidupimu seumur hidup!"
Donny tidak bisa menahan godaan dari tatapan menawan itu. Dia menggosok hidung, kemudian berkata sambil tersenyum getir, "Kakak, aku katakan sejujurnya padamu. Kamu sekarang sudah jadi orang kaya, jadi berhati-hatilah saat keluar!"
Miki menjawab dengan ekspresi sedih yang natural, “Mmm!”
Donny melihat suasana hati Miki sedang tidak bagus di sepanjang perjalanan. Itulah sebabnya, dia menggunakan segala cara untuk menghibur Miki dan caranya berhasil membuat Miki tidak berhenti tertawa.
Tak lama kemudian, mereka sampai di kota. Setelah selesai parkir di tempat parkir terbuka, Miki meraih tangan Donny dengan santai, mereka menuju ke toko yang terletak tidak jauh dari sana.
Donny mengernyit saat melihat ke belakang.
Tidak lama kemudian, Donny mengumpat dalam hati. Dia segera menarik tangan Miki, kemudian mereka buru-buru berlari menuju ke tengah kerumunan.
Di saat yang bersamaan, muncul beberapa pria berperawakan kekar.
"'Sialan!” Donny mengumpat. Orang pertama kali terlintas dalam pikirannya adalah Samuel. Dia tidak menyangka Samuel akan menyusul sangat cepat. Donny segera menarik tangan Miki, lalu berbelok ke sebuah gang kecil.
"Kamu ingin menyuruh aku lari pagi ya, apa kamu tidak lihat kalau aku masih memakai sepatu hak tinggi?" Saat ditarik lari oleh Donny, terdengar bunyi sepatu hak tinggi dan belahan dada Miki yang bergerak naik turun. Di sepanjang gang kecil itu, Miki hampir kehabisan napas dan kebingungan.
"Aku merasa ada orang yang membuntuti kita,” kata Donny dengan yakin, sambil tetap melihat ke belakang.
Ketika mendengar perkataan Donny ini, Miki menenangkan diri dan mulai menganalisis. Donny baru saja kembali ke Kota Liyang, tidak mungkin ada orang yang memiliki niat buruk terhadapnya. Kalau bukan Donny yang menjadi target, itu artinya target mereka adalah dirinya, Manajer Sentra Prima. Setelah mendapat kesimpulan ini, Miki agak terkejut. Baru saja sampai di tempat ini, siapa sebenarnya yang berniat mengawasinya?
"Di sini!” Di tengah Miki sedang berpikir, mereka berdua diadang oleh tujuh sampai delapan pemuda di kedua ujung gang.
"Cepat, hubungi polisi!” kata Miki mengingatkan Donny.
"Sudah terlambat.” Donny menolak usulan Miki. Dengan sikap tenang, Donny terus memperhatikan para pemuda yang mengadang mereka di kedua sisi gang.
Semua pemuda yang berada di kedua ujung gang itu masing-masing membawa tongkat Bisbol. Mereka mengepung makin mendekat dengan ekspresi bengis dan menakutkan.
Perbedaan besar ini membuat Donny Wang lebih semangat.
"Baiklah, Kakak! Bagaimana kalau aku yang memasak siang ini?" Donny tersenyum licik. Keduanya terlihat mengabaikan rombongan di belakang mereka.
Semua orang berada dalam kebingungan.
Seorang manajer dari Sentra Prima yang terkenal dingin, dia justru bisa bercanda dengan pria.
Semua orang menatap Donny dengan tatapan penuh permusuhan.
"Donny, apa kamu sibuk hari ini? Kalau kamu tidak sibuk, ikutlah Kakak mengurus sesuatu!" Miki berkata sambil mengangkat sebelah alis pada Donny. Wajah Donny kembali merona merah ketika menatap bibir merahnya yang seksi dan melihat rayuan dari sepasang matanya.
"Manajer Yang, ini tidak pantas. Dia ...." Seorang pria tampan di belakang Miki melarang. Tatapan pria itu kepada Donny menyiratkan ancaman.
"Samuel, apa perlu semua yang kulakukan harus atas persetujuanmu? Pergi!" Nada suara Miki yang dingin, membuat Samuel terperanjat.
Samuel menggertakkan gigi. Dia menatap tajam dan tersenyum sinis ke arah Donny.
Donny memperhatikan sosok Samuel yang pergi. Awalnya, Donny memang tidak berniat pergi bersama Miki, tetapi tatapan dingin Samuel membuatnya merasa tidak enak. Dia tersenyum pada Miki dan berkata, "Sebagai tetangga yang baik, aku bersedia mengambil risiko demi menemani wanita cantik sepertimu. Tunggu sebentar, ya."
Donny langsung masuk ke dalam rumah.
Setelah bergegas mengganti pakaian, Donny melihat melalui jendela dengan mata menyipit kepergian Samuel dan rombongan.
Ketika pertama kali bertemu Samuel, Donny merasa tidak suka. Dia merasa ekspresi mata Samuel sangat menjijikkan. Tatapan mata Samuel kepada Miki seperti seekor harimau lapar yang ingin sekali menelan wanita cantik itu. Ketika melihat keakraban antara dirinya dengan Miki, Samuel terlihat cemburu dan seperti ingin membunuh dirinya.
Ketika Donny keluar dari rumah, Miki sudah berdiri di depan pintu mobil. Sementara mobil-mobil Mercedes-Benz berwarna hitam yang lain sudah pergi, hanya tersisa satu mobil BMW putih.
"Kakak, aku tidak menyangka kamu kaya raya. Biayai hidupku, dong !" Donny membukakan pintu mobil bagian depan untuk Miki sambil bercanda tanpa rasa malu sama sekali.
Siapa sangka Miki menggigit bibir sambil berkata, "Boleh saja. Donny, katakan saja kamu mau berapa, Kakak akan menghidupimu seumur hidup!"
Donny tidak bisa menahan godaan dari tatapan menawan itu. Dia menggosok hidung, kemudian berkata sambil tersenyum getir, "Kakak, aku katakan sejujurnya padamu. Kamu sekarang sudah jadi orang kaya, jadi berhati-hatilah saat keluar!"
Miki menjawab dengan ekspresi sedih yang natural, “Mmm!”
Donny melihat suasana hati Miki sedang tidak bagus di sepanjang perjalanan. Itulah sebabnya, dia menggunakan segala cara untuk menghibur Miki dan caranya berhasil membuat Miki tidak berhenti tertawa.
Tak lama kemudian, mereka sampai di kota. Setelah selesai parkir di tempat parkir terbuka, Miki meraih tangan Donny dengan santai, mereka menuju ke toko yang terletak tidak jauh dari sana.
Donny mengernyit saat melihat ke belakang.
Tidak lama kemudian, Donny mengumpat dalam hati. Dia segera menarik tangan Miki, kemudian mereka buru-buru berlari menuju ke tengah kerumunan.
Di saat yang bersamaan, muncul beberapa pria berperawakan kekar.
"'Sialan!” Donny mengumpat. Orang pertama kali terlintas dalam pikirannya adalah Samuel. Dia tidak menyangka Samuel akan menyusul sangat cepat. Donny segera menarik tangan Miki, lalu berbelok ke sebuah gang kecil.
"Kamu ingin menyuruh aku lari pagi ya, apa kamu tidak lihat kalau aku masih memakai sepatu hak tinggi?" Saat ditarik lari oleh Donny, terdengar bunyi sepatu hak tinggi dan belahan dada Miki yang bergerak naik turun. Di sepanjang gang kecil itu, Miki hampir kehabisan napas dan kebingungan.
"Aku merasa ada orang yang membuntuti kita,” kata Donny dengan yakin, sambil tetap melihat ke belakang.
Ketika mendengar perkataan Donny ini, Miki menenangkan diri dan mulai menganalisis. Donny baru saja kembali ke Kota Liyang, tidak mungkin ada orang yang memiliki niat buruk terhadapnya. Kalau bukan Donny yang menjadi target, itu artinya target mereka adalah dirinya, Manajer Sentra Prima. Setelah mendapat kesimpulan ini, Miki agak terkejut. Baru saja sampai di tempat ini, siapa sebenarnya yang berniat mengawasinya?
"Di sini!” Di tengah Miki sedang berpikir, mereka berdua diadang oleh tujuh sampai delapan pemuda di kedua ujung gang.
"Cepat, hubungi polisi!” kata Miki mengingatkan Donny.
"Sudah terlambat.” Donny menolak usulan Miki. Dengan sikap tenang, Donny terus memperhatikan para pemuda yang mengadang mereka di kedua sisi gang.
Semua pemuda yang berada di kedua ujung gang itu masing-masing membawa tongkat Bisbol. Mereka mengepung makin mendekat dengan ekspresi bengis dan menakutkan.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved