Bab 8: Kesempatan untuk Menyelamatkan Wanita dengan Menciptakan Pahlawan

by 疯狂小马甲 14:35,Dec 01,2023
Charles Wu memulai karirnya pada usia lima belas tahun dan telah berada di dunia kriminal selama lebih dari tiga puluh tahun. Meskipun kini dia sudah memasuki usia senja, dia tetap menjadi sosok yang sangat dihormati di antara para bos besar di Kota Liyang. Julukan sebagai bos besar di Kota Liyang bukanlah hal yang berlebihan.

"Kakak Wu, terima kasih atas bantuannya." Di dalam Karaoke Harmoni, Samuel Wu tampak memeluk seorang wanita cantik yang mempesona. Namun, pandangan Samuel tetap tertuju pada Charles Wu yang duduk di sebelahnya.

Charles Wu adalah pria berperawakan gemuk. Tingginya seratus delapan puluh senti. Berat badannya 250 kilogram. Rambutnya cepak, dengan kulit kepala yang putih. Di lehernya tergantung sebuah rantai emas seukuran ibu jari kecil. Mulutnya lebar, matanya tajam seperti harimau, dan otot-ototnya menonjol. Jika tubuhnya dilapisi oleh sedikit saja minyak babi, dia akan terlihat seperti seorang pembunuh babi yang khas. Namun, saat ini dia mengenakan setelan Armani seharga puluhan ribu, yang membuatnya terlihat seperti seorang taipan kaya raya.

"Ini hanyalah hal kecil. Kamu tidak perlu sungkan." Charles Wu berkata dengan sangat sopan, sementara tangannya dengan sembarangan meraba-raba wanita di sebelahnya, "Jangan khawatir. Di Kota Liyang, tidak ada masalah yang tidak bisa aku selesaikan."

Samuel Wu tersenyum dan mengangguk.

"Kakak akan memberikanmu saran." Charles Wu tersenyum licik, "Mendapatkan hati Miki Yang bukanlah hal yang sulit. Kakak telah memberi kesempatan bagimu, sekarang terserah padamu."

"Apa maksud Kakak?" Samuel Wu mengernyitkan kening

Charles Wu dengan penuh makna menatap Samuel Wu, kemudian menelepon seseorang untuk menanyakan alamat.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Samuel Wu dengan cemas setelah melihat Charles Wu menutup telepon.

"Tidak ada masalah. Mereka diborgol di sebuah pabrik terbengkalai di pinggiran selatan kota. Aku sudah membuat rencana. Jadi seperti ini..." Selanjutnya, Charles Wu dengan mahir mengajarkan Samuel Wu berakting.

"Apakah ini akan berhasil?" Samuel Wu tidak begitu yakin setelah mendengarkan rencana itu selama lima menit.

"Percayalah padaku. Pasti berhasil.kau bisa masuk langsung dari pintu lainnya, lalu jatuhkan orang yang aku atur dan akhirnya menyelamatkan Miki Yang.Trik ini disebut pahlawan penyelamat keindahanPasti Miki Yang akan cinta padamu ,hhhhh." Ujar Charles Wu dengan serius sembari berdiri, kemudian mengusap bahu gelisah Samuel Wu

Setengah jam kemudian, di pabrik terbengkalai di pinggiran selatan Kota Liyang.

"Dasar kalian..." Samuel Wu dengan serius menatap para pemuda itu dengan dingin.

"Siapa kamu?" Seorang pemuda dengan waspada menatap Samuel Wu.

"Aku adalah wakil direktur Galeri Barang Antik. Aku datang untuk memberikan uang tebusan kepada kalian." Samuel Wu mengangkat koper yang ada di tangannya.

Melihat Samuel Wu, Donny Wang menghela nafas panjang dan berkata dengan panik, "Cepat berikan uangnya pada mereka."

"Eh? Siapa kamu hingga mau menyuruhku?" Samuel Wu menggerutu, lalu mengabaikan Donny. Ia kemudian menatap Miki Yang yang terikat. "Miki, apa kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja." Miki Yang tetap bersikap tenang. Dengan santai ia berkata, "Beri mereka tebusannya."

"Cepat, bawa uangnya ke sini!" Salah satu dari para pemuda penculik dengan tidak sabar berteriak.

"Serahkan mereka berdua terlebih dahulu!" Ujar Samuel Wu dengan berani.

"Baiklah." Salah satu pemuda tersebut menuntun Donny Wang dan Miki Yang maju.

"Sebelum datang ke sini, aku sudah menelepon polisi. Kalian hanya punya waktu sepuluh menit untuk melarikan diri. Jika kalian gegabah, kalian akan kehilangan uang dan kebebasan, atau bahkan bisa dipenjara!" Ancam Samuel Wu.

"Apa?! Berani-beraninya kau menelepon polisi!" Para pemuda tersebut agak terkejut. Kemudian mereka melihat sekeliling, tapi tidak melihat tanda-tanda keberadaan polisi. Mereka kemudian menatap Samuel Wu dengan serius.

"Jangan khawatir. Selama kalian mengambil uang ini dan pergi dengan cepat, polisi tidak akan menangkap kalian." Samuel Wu berjalan mendekat.

Seluruh rencana berjalan dengan lancar. Para pemuda itu mengambil uang dan menghilang seperti angin, dan tentu saja, polisi yang disebut-sebut tidak pernah tiba.

"Miki, apa kamu baik-baik saja?" Setelah para pemuda pergi, Samuel Wu dengan gugup mendekati Miki.

"Apa kamu buta?" Donny Wang menggelengkan kepala dan berkata dengan acuh.

"Apa ini urusanmu?" Samuel Wu menjawab dingin, lalu menatap Miki Yang. "Ayo, ikut denganku"

"Manajer Wu, bagaimana kamu bisa tahu kalau kami ada di sini?" Donny Wang tiba-tiba bertanya.

"Benar juga, Samuel, bagaimana kamu tahu kalau kami diculik di sini..." Mata jernih Miki Yang dengan tenang menatap Samuel Wu dengan ragu.

“Begini," ujar Samuel Wu dengan tegas. Ia tidak menyangka saat ini akan ada dua orang yang meragukannya. Namun, dia sudah menyiapkan strategi, "Aku menerima telepon dari sekretarisku, dia memberitahu padaku bahwa kalian berdua diculik. Jadi, aku menggunakan koneksiku di Kota Liyang untuk menyelidiki dan akhirnya menemukan lokasi kalian."

"Jadi begitu!" Miki Yang mengangguk. Senyuman samar muncul di bibirnya, "Terima kasih."

"Sama-sama. Ini adalah hal yang sudah seharusnya aku lakukan," balas Samuel Wu.
"Jangan-jangan kamu yang menggunakan kenalanmu untuk menculik kami," ujar Donny Wang dengan sedikit kasar.

"Bagaimana mungkin!" Samuel Wu merasa seolah ekornya diinjak dan segera menjelaskan, "Jika aku menyuruh seseorang menculik kalian, apakah aku akan datang menyelamatkan kalian? Tidak usah berfikir aneh-aneh."

"Kamu sangat hebat dalam menangani hal ini. Aku akan selalu mengingatnya." Ujar Miki Yang sembari menatap Samuel Wu dalam-dalam. Tanpa terasa, Miki Yang tiba-tiba tersenyum.

"Terima kasih, aku juga mengingatnya." Wajah Donny Wang tampak dingin. Intonasi bicaranya seperti hembusan angin dingin di musim salju. Kata-katanya tajam seperti pisau baja yang melintang.

Yang satu penuh semangat, sedangkan yang satu dingin.

Yang satu optimis, sedangkan yang satu pesimis.

Hal ini membuat Samuel Wu merasa cemas. Saat ini, dia tidak dapat memahami apa yang sedang terjadi di antara kedua orang tersebut.

Download APP, continue reading

Chapters

47