Bab 1 Tersadar Sudah Di Dalam Hotel!

by Suxi 13:36,Aug 14,2019
Di atas ranjang yang besar, seorang wanita yang tubuhnya terbalut selimut seperti kucing yang sedang tidur dengan pulas, hanya terlihat rambutnya yang berkilau, dan di bagian bawah selimut terlihat kaki indahnya yang halus.
Tak berapa lama, Tania-nama wanita itu, dia membalikkan badan, dengan setengah sadar duduk di atas ranjang, selimut sutera berwarna putih dari bahunya merosot hingga ke dada, tubuhnya yang halus dan lembut terekspos, rupanya yang cantik dan sempurna, masih terlihat mengantuk, dan kedua matanya masih belum terbuka sempurna.
Tania mengamati keadaan di sekitarnya, dia bagaimana bisa ada di dalam hotel?
Kemarin malam seingatnya dia hanya pergi ke bar minum bir, dan juga dia tidak minum sampai mabuk apalagi sampai tak sadarkan diri! Dia kembali berusaha mengingat, tapi tidak mampu mengingat walau hanya sedikitpun, kejadian dari minum bir hingga saat ini tersadar, seperti telah di hapus dari ingatannya.
Tania menggerakan tubuhnya, dan menyadari seluruh tubuhnya begitu sakit dan rasanya seperti terpecah belah, dia dari balik selimut melihat bagian bawah tubuhnya, dan di detik itu juga kedua matanya terbelalak.
Oh Tuhan!
Siapa yang bisa memberitahunya, mengapa tubuhnya telanjang seperti ini?
Satu pikiran yang menakutkan, seperti bakteri yang menerobos masuk ke dalam otaknya, membuatnya terkejut dan tiba-tiba gelagapan.
“dret--, dret--”
Dari dalam tas Hermes hitam yang tergeletak di bawah lantai terdengar bunyi getaran hp, Tania dengan tubuh telanjang menggeserkan tubuhnya hingga ke tepi ranjang, tangannya menyambar tali tas, lalu membuka resleting tas, di paling dalam sisi tas mengambil hpnya.
Sebuah pesan!!!
Dia dengan cepat membuka pesan, isi pesan berupa, “Teman baikmu Jane memanfaatkan kepergianmu ke luar negeri dengan menggoda pacarmu-Vincent, kalau tidak percaya, kamu bisa pergi ke perusahaan Tan-Perusahan keluarga Tania untuk melihatnya, mereka sekarang selalu bersama.”
Setelah melihat isi pesan, tekanan darah Tania seketika naik, tahu kalau dia sedang di luar negeri, tahu nama teman baiknya dan pacarnya, orang yang mengirim pesan ini pasti orang yang mengenalnya dengan baik, jadi pesan ini bisa di percaya kebenarannya, paling tidak ada 50%, sisa 50%nya, Tania berharap semua ini hanyalah lelucon april mop yang di majukan harinya!
Tania menahan emosinya yang membuncah, dengan cepat turun dari ranjang memakai bajunya lalu pergi meninggalkan hotel, saat ini, yang ada di otaknya hanyalah isi pesan yang begitu mengejutkan, dia tidak ada mood memikirkan hal yang lain.
Di atas ranjang yang besar, di balik selimut yang tersingkap terdapat bekas bercak merah darah, bentuknya seperti bunga mawar merah yang baru mekar, begitu indah.
Beberapa waktu berlalu.
Pintu kamar mandi terbuka,seorang pria dengan tinggi sudah mengenakan baju dengan rapi, dia dengan langkah santai berjalan keluar kamar mandi, rambutnya berwarna cokelat gelap, bentuk wajah yang sempurna, seperti pria asia yang begitu lembut, juga seperti pahatan orang eropa dengan kontur wajah sempurna, begitu indah dan terlihat istimewa.
Sepasang mata phoenixnya melihat dengan lesu juga penuh arti pada atas ranjang yang sudah kosong.
Sebuah mobil porsche berwarna cream melaju kencang dari bandara.
Di dalam aula perusahaan Tan, sejak Tania masuk, banyak orang yang menundukkan kepala menyapanya, dengan memakai sepatu hak setinggi 12cm, bahunya terlampir coat berbulu rubah, tangannya memegang tas Hermes berwarna keemasan, auranya begitu kuat, seperti seorang ratu yang derajatnya sangat tinggi.
Wajahnya begitu dingin, dia berjalan menuju lantai 38 ke ruangan direktur utama.
Sekretaris melihat kedatangan Tania, panik sontak berdiri, “Nona besar, anda bagaimana bisa datang kesini?”
“Aku mau datang, apakah harus memberi tahu sekretaris Rindi dulu?” Nada suaranya begitu dingin, matanya memancarkan cahaya.
“Tidak...tentu saja tidak perlu!” Pandangan mata Tania yang begitu menyeramkan membuat hati sekretaris Rindi merinding dia dengan cepat menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tania juga tidak berniat menyulitkan seorang pegawai, dia berjalan lurus ke arah ruangan direktur utama, perasaannya begitu rumit, selain ingin melihat langsung kenyataan yang ada, di sisi lain juga takut melihat segalanya yang hanya membuat hatinya terluka.
Sekretaris Rindi melihat Tania yang hendak masuk dan mendorong pintu, dengan panik berlari menghentikan langkah Tania, “Nona besar, anda saat ini tidak bisa masuk, direktur sedang ada tamu.”
“Minggir--” Mata Tania melotot seperti ingin memyemburkan api, hatinya semakin berat.
“Nona besar, tolong jangan mempersulitku, anda benar-benar tidak boleh masuk.” Keringat dingin mengucur deras di seluruh tubuh sekretaris Rindi, perintah atasan dia sungguh tidak bisa menentangnya, tapi nona ini, dia juga tidak bisa menentangnya.
Tania tanpa omong kosong lagi, mendorong sekretaris Rindi ke pinggir, dan dengan sepatu hak tingginya yang 12 cm menendang pintu ruangan hingga terbuka.

Download APP, continue reading

Chapters

457