Bab 8 Perampokan Perempuan

by Suxi 13:37,Aug 14,2019
Setelah menutup telepon, Alex pura-pura tertawa, sebentar lagi aku akan menangkapmu!
Nico yang ada di sebelahnya membantu membela Tania, “Hey, mengganggu siapa pun itu tidak baik, tapi mengganggumu, adalah drama yang asyik dilihat.”
“Nico, aku peringatkan kamu, jangan di depanku selalu mengingatkanku, jika tidak, segera siapkan peti matimu!” Alex mengurungkan mukanya dan berjalan ke arah kamar.
Tania dengan kecepatan tinggi melajukan mobilnya, baru memasuki wilayah kota, dia ditangkap polisi dan dibawa ke kantor polisi, seseorang telah lama menunggunya disana.
“Tuan Alex, anda perhatikan, apa benar wanita ini yang telah mencuri mobil anda?”
“Betul!” Alex tersenyum-senyum melihat Tania yang melotot padanya, “Wanita itu dia, yang telah melukaiku, dan telah mencuri mobil balapku, benar-benar tidak kusangka di jaman seperti ini, apalagi perampok perempuan.”
Tania dengan senyum yang mencibir, “Iya ya, jaman sekarang, orang yang memperkosa juga tidak sedikit.”
Polisi membawa Tania dan menyuruhnya duduk di kursi, dengan suara yang jernih dia bertanya, “Nona, kita akan membuat catatan, sebutkan nama anda!”
“Tania.”
Polisi yang duduk di samping sambil membaca koran, dia melihat foto yang ada di koran itu, kemudian melihat wanita yang duduk disana, “Kamu adalah nona dari Perusahaan Tania itu kan, benar-benar tidak disangka, bisa bangkrut sampai ke langkah merampok.”
Alex dengan tatapan terkejut menatap Tania, dia adalah salah satu anak dari Keluarga Tania!
Wajah Tania berubah menjadi putih pucat, dia memukul meja, berdiri dan dengan tatapan marah menatap polisi itu, “Tutup mulutmu! Sebelum permasalahan diperiksa, apa kamu bisa langsung memutuskannya?”
Polisi yang terkena bentakan Tania itu terkejut, “Kamu....Sikap apa apaan ini? Ini adalah kantor polisi, kamu telah bersalah merampok, lagipula aku juga tidak salah berbicara. Rumahmu telah bangkrut, ayah dan kakakmu telah dipenjara, hanya tersisa sekelompok wanita, bukannya kehidupan penuh dengan kesusahan ya, Nona Tania, kamu berbeda dengan masa lalu, tidak boleh sesombong ini lagi, sudah seharusnya anda menundukkan kepala, dengan seperti ini baru bisa melewati kehidupan, masih saja menganggap dirinya sebagai nona yang kaya raya, benar-benar tidak tau diri!”
Tania mengepalkan tangannya erat-erat, seluruh tubuhnya bergetar, Alex kira dia akan menangis.
“Maaf, silahkan lanjutkan!” Tania menggigit giginya, dia minta maaf kepada polisi, dengan tenang dia duduk kembali, akhirnya dia tidak meneteskan air matanya setetes pun.
Bahkan nampaknya apabila dia mulai longgar, martabatnya selama 20 tahun lebih ini juga akan hilang.
Wajah Alex memancarkan sebuah senyuman rasa bangga, wanita ini, cukup bisa memikulnya, dia bisa merasakan perasaan Tania, orang yang sombong, lebih tidak suka terlukai.
Tania tanpa ekspresi menjawab semua pertanyaan polisi, saat itu waktu telah menunjukkan jam 1 dini hari.
Salah seorang polisi, menuju ke arah telepon, dia menelpon dan memberitahu Siska, ibunya.
Mendengar anaknya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi, dia terkejut dan bimbang, dan juga tidak tau harus menelpon siapa untuk meminta bantuan, karena ketakutan, dia menelpon Vincent.
Vincent yang saat itu sedang tertidur pulas, tiba-tiba terkena marah tanpa alasan yang jelas, setelah mendapat info Tania ada di kantor polisi, dia berjanji, akan segera kesana untuk melihat keadaannya.
Di kantor polisi, saat polisi bertanya kepada Tania mengapa dia mencuri mobil Alex, Tania dengan perasaan yang jengkel melotot ke arah Alex, dia awalnya ingin berkata bahwa Alex akan memperkosanya, akan tetapi setelah dipikir-pikir pertama dia tidak mempunyai bukti, kedua, sekelompok polisi yang menyebalkan ini bersama dengan pria ini, bisa bekerja sama, siapa tau dia bilang bahwa Tania yang merayunya.
Dia memegang bibirnya, dengan menghela nafas dia berkata, “Terserah kalian bagaimana mau tulis saja.”
“Berarti, anda mengakuinya, ya kan?” Polisi juga ingin segera menyelesaikan masalah ini, kemudian pergi tidur.
Dia menganggukan kepalanya tanpa mengeluarkan suara, juga berarti bahwa dia mengakuinya.
“Tuan Alex anda berencana bagaimana menyelesaikan permasalahan ini, apakah akan menuntutnya?” Polisi melihat Alex yang ada di samping.
“Aku tidak ingin menuntutnya, penjara dia satu malam sudah cukup, aku masih bermurah hati.”Alex dengan malas menjawabnya, dia bukanlah seseorang yang mudah mengubah keputusannya, misalkan saja, meskipun Tania terlihat kasihan, tapi dia tetap saja tidak mungkin berempati padanya.

Download APP, continue reading

Chapters

457