Bab 7 Lapor Polisi

by Suxi 13:37,Aug 14,2019
Tania seperti tersambar petir, wajahnya berubah menjadi merah seperti buah peach yang segar, “Dasar brengsek, hentikan perbuatanmu, hati-hati aku pecahkan kepalamu!”
“Bibir mungil yang begitu indah, terlalu beracun, harus dikunci baru oke.”Alex menundukkan kepalanya kemudian menutup kedua bibir manis, rasanya sangat enak sampai membuat keduanya tidak berbicara.
Otak Tania menjadi kosong, dia tidak memiliki pengalaman tentang ciuman bibir, dulu dengan Vincent hanya ciuman ringan saja, tapi sekarang pria ini, seperti api yang berkobar, dengan arogan dia menyerbu setiap tempat yang tidak pernah tersentuh, tetapi dia, benar-benar kehilangan kendali.
Mulut Alex terdapat aroma beer bercampur peppermint, tidak begitu menyebalkan seperti yang dikira.
Tania menutup matanya.
Alex tersenyum sinis, dia mengulurkan tangannya dan masuk ke dalam kaos putih Tania, kulitnya yang mulus seperti kulit bayi yang halus, dada yang berisi memberikan sentuhan yang luar biasa, tubuhnya kembali berapi-api yang terus menerus, mata kecil yang indah itu berubah menjadi kabur dan berbahaya, hari ini, dia memutuskan untuk bersamanya, anggap saja memulai kelanjutan dari masa lalu!
Tangannya meluncur di atas perut kecil yang rata.....
Sembari dengan itu, nafasnya menjadi lebih berat, dia dengan hasrat yang menyala-nyala ingin segera mengambil alih kontrol Tania.
Garis pertahanan terakhir telah ditembusnya, sehingga membuat Tania terkejut dan tersadarkan diri, di bawah sadar dia mendorong pria yang telah menindih tubuhnya itu, dia segera lari ke arah pintu dan keluar dari ruangan itu, apabila terus menerus berdiam di ruangan ini, dia yakin bahkan pasti akan dimakan habis oleh binatang liar ini.
Tania menghembuskan nafasnya keluar dari gedung itu, tangannya membawa kunci mobil, bola matanya berputar-putar, dari lantai dia mengambil sebongkah batu, dengan suara lantang dia mengahadap ke atas dan berteriak, “Woi, maniac sex, keluar kamu!”
Tanpa persiapan mental Alex terdorong, tanpa sengaja dia terkena tepi meja yang ada di belakangnya, pinggangnya terasa ingin patah, wanita ini kenapa bisa secepat itu begitu kasar.
Baru ingin mengejarnya, dia mendengar teriakan dari lantai bawah, berjalan ke arah jendela dan membukanya, baru saja dia mengeluarkan kepalanya, sebuah benda yang tidak tau apa bentuknya tiba-tiba melayang ke arah wajahnya.
Dia tepat waktu untuk menghindar, tapi tetap malang, benda itu mengenai dahinya, “Awww.....”
Sebongkah batu sebesar kepalan tangan, jatuh ke bawah.
“Kamu berani mengambil batu untuk memecahkanku.” Alex mengelus-elus dahinya, matanya yang kecil mulai berapi-api penuh dengan kemarahan.
“Kamu raksasa jelek ingin mengambil alih kontrolku tidak semudah itu, hari ini aku perlihatkan keahlianku.” Tania tersenyum sinis, dia mengambil beberapa bongkah batu kecil dari tanah dan dengan sembarangan melemparkan ke arah jendela.
Wajah Alex berubah menjadi hitam, dia membalikkan badan dan bergegas turun, Tania melihat lampu menyala dari beberapa gedung yang lain, dia juga mendengar suara pintu terbuka, dia langsung membuang batu-batu itu, dan langsung duduk di mobil.
Saat Alex keluar pintu, bertepatan Tania sudah duduk di dalam mobil. Tania menyalakan mobilnya sambil berteriak, “Mobil ini anggap saja sebagai bayaran atas hilangannya tenagaku, jaga baik-baik kelaminmu yang murahan itu, untuk menyerang wanita-wanita murahan.”
“Henggg” suara mobil di gas, mobil balap pun melaju seperti angin yang berhembus.
“Kembali kamu!” Alex mengejarnya beberapa meter, tapi mau bagaimanapun dia tidak mungkin dapat menyusulnya, dia menyilangkan tangannya di pinggangnya, sambil terus menerus menghembuskan nafasnya.
Dari jauh, terlihat seorang pria tampan mengenakan pakaian tidur berwarna putih, sambil menguap dia berjalan mendekati Alex. Setelah melihat kejadian ini, dia tercengang, kemudian tertawa terpingkal-pingkal.
“Hahahha...Wanita ini benar-benar cantik, sudah, mau tidak aku bantu mencari wanita untuk meredakan amarahmu, tetapi wanita-wanita sekitar tempat kita ini sudah keluarkah?” Nico berusaha keras untuk menahan ketawanya, dia memegang dagunya, berpura-pura sedang berpikir.
Alex melemparkan tatapan kepadanya sekilas, berdasarkan ekspresinya saat ini, kemungkinan untuk membunuh sangat besar.
Nico mendapatkan peringatan itu, langsung terdiam menutup mulutnya. Tetapi melihat benjolan besar di dahi Alex, dia tetap saja tidak dapat menahan ketawanya, seseorang yang penuh pengalaman tentang percintaan, tetap ada kekalahan di suatu hari.
Alex dengan “seribu ketenangan” mengeluarkan hpnya, kemudian menelpon kantor kepolisian, “Hallo, saya mau melapor, ada seorang wanita mencuri mobilku, kemudian melarikan diri, plat mobilku adalah.....”

Download APP, continue reading

Chapters

457