Bab 10 Pergi Mencari Alex

by Suxi 13:37,Aug 14,2019
Apabila teringat kejadian hari ini, dirinya tidak hanya mendapatkan pekerjaan, tidak bisa menghasilkan uang sepeser pun, bahkan hampir saja dianggap orang menjadi cewe murahan, hatinya hancur bahkan tidak dapat dibandingkan, terlebih Vincent si brengsek itu, sekali membuka mulutnya langsung bilang ingin membelinya.
Dasar gigolo, bilapun dia menjual kepada pria tua bangka pun, dia tidak akan menjual pada Vincent.
Setelah dipikir-dipikir, sebuah cairan yang asam telah memenuhi matanya, sepertinya detik berikutnya akan mengalir keluar.
Tidak boleh menangis, dia tidak boleh menangis, Tania, meskipun tidak ada orang yang melihat juga tidak boleh menangis, tidak boleh lemah, kamu pasti bisa keluar dari kesulitan ini, harus kuat, kamu masih harus melindungi keluargamu.
Di bawah cara untuk menenangkan diri sendiri ini, air matanya diam-diam ia pendam lagi di dalam perutnya, hingga langit di ujung sana memancarkan cahaya putih, dia baru tidur nyenyak.
Saat dia terbangun, hari hampir mendekati siang hari, ibu dan kakak iparnya dengan ekspresi yang gelisah sedang termenung di sebelah sana, Yohana sedang berbaring di jendela sambil menatap ke luar, karena tidak mempunyai uang dia tidak bisa masuk ke sekolah yang mahal, hingga sampai saat ini dia masih berada dirumah.
Tania bangkit kemudian mencuci mukanya menggunakan air dingin, dia mendengar kakak iparnya dari belakang tubuhnya berbicara, “Ma, kita siang makan apa?”
Siska menghadap ke arah Tania, “Tania, kamu ada uang buat beli makan tidak?”
“Ada, aku ada, sekarang aku pergi beli!” Tania dengan percaya diri menjawab, sebenarnya dia juga tidak memiliki uang lagi.
Dia mengambil jaket, dan pergi keluar, berdiri di bawah, kemudian mencari di seluruh kantongnya, hanya menemukan 10 ribu! Bagaimana! Hanya sesedikit ini, bagaimana membeli nasi.
Dia khawatir sampai tidak tau harus bagaimana, dia tidak ingin melihat keluarganya kelaparan, tidak ingin melihat mereka dengan ekspresi yang menyedihkan itu.
Hatinya menjadi semakin sedih, kenapa untuk membeli nasi saja saya tidak mempunyai uang.
Dia berjalan sampai di pintu sebuah rumah makan, dia membeli satu porsi sayur yang paling murah, dan empat porsi nasi putih, penjual mengembalikan Tania 500 rupiah, dia dengan hati-hati memasukkannya ke dalam kantong.
Di bawah tekanan saat ini, perasaan unggul dan orang nomor 1 dalam hati yang dulu, mau tidak mau harus dihilangkannya.
Sampai di loteng, Tania sedikit malu mengeluarkan seporsi sayur itu, dengan tertawa kering dia berkata, “Hehe, di persimpangan jalan ada seorang binatang, kelihatannya begitu kasian, jadi aku memberikan daging untuknya!”
Dia tertawa sendiri, ibu dan kakak iparnya tetap saja dengan muka asam, mereka tau jika benar-benar tidak punya uang untuk membeli daging, masih bisa memberi makanan ke binatang di jalankah, tapi mereka juga tidak banyak bicara, langsung mengambil sayur dan memakannya.
mereka yang dulunya sombong pun pasrah dan mau tidak mau sedang menghargai kemiskinan mereka.
Tania sangat lapar, akan tetapi mau bagaimanapun dia tidak bisa menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.
Sore hari, dia keluar rumah, berjanji mau bagaimana pun hari ini dia harus mendapatkan pekerjaan.
Melewati sebuah hotel, melihat sebuah pemberitahuan tentang lowongan mencuci piring, hatinya bimbang, saat dia meyakinkan hatinya untuk masuk kesana, seorang ibu-ibu tua telah mendahuluinya.
Dengan penyesalan yang sangat dalam dia mengalah. Dia berjalan-jalan dengan santai, sambil berharap mendapatkan informasi lowongan pekerjaan, saat melewati kios koran, seorang pria berada di cover majalah ekonomi, menarik perhatiannya.
Pria brengsek kemarin malam.
Rambut berwarna cokelat tua, mata yang dalam, hidung yang gagah, di bibirnya yang tipis tersungging sebuah senyuman jahat, dengan kualitas tinggi dia mengenakan tiga setelah jas bermotif kotak-kotak halus berwarna ungu tua menunjukkan kemewahan dan kemampuannya, mempesona dan kejahatannya, hanya sedikit pria yang cerdas dan tidak terkendali, bahkan elegan dan buaya darat, dia menggabungkan beberapa kepribadiannya yang unik menjadi sangat alami, bahkan meningkatkan pesonanya.
Dia mengarahkan matanya melihat ke arah bawah, Alex, bahkan di Perusahaan Unilever pun dia menjabat sebagai presiden eksekutif, ternyata dia bukan hanya bagian dari keluarga Alex, tapi kekuasannya juga begitu besar.
Apabila Alex dapat membantunya, meskipun Vincent memiliki kemampuan yang lebih, pasti tidak dapat menggoyahkan Alex kan.
Akan tetapi, akibat dekat-dekat dengan lelaki itu, pasti sangat mengenaskan, akan tetapi setelah berkali-kali dia pertimbangkan, demi keluarga, dia tetap memilih yang berbahaya.
Pukul 10 malam, Tania datang ke bar tempat dia kemarin malam pergi.
Tidak tau hari ini Alex datang atau tidak? Setelah datang, bagaimana cara mendekatinya, kemarin telah ribut dengannya sehingga membuatnya begitu kaku, dapat dikatakan ini mencari permasalahan yang baru ditambah kebencian yang lalu, apabila meminta bantuannya, akankan dia menggodaku lagi?
“Woww--kalian liat siapa ini!”
Suara wanita yang nyaring, membuat Tania merinding, dia memutar badannya, melihat Meinita yang selalu bekerja bersamanya, belakang tubuhnya diikuti oleh segerombol pasangan yang berpakaian cantik.
Tania diam-diam menggertakan giginya, orang yang sial.

Download APP, continue reading

Chapters

457