Bab 2 Perubahan Rumah (1)

by Suxi 13:36,Aug 14,2019
“Peng--”
Pintu menabrak kencang dinding, mengeluarkan bunyi yang sangat besar, juga mengagetkan 2 orang yang ada di dalam ruangan.
Gambaran dalam ruangan, membuat Tania terkejut.
Pacarnya dan teman baiknya saat ini dengan baju yang berantakan saling berdempetan, kalau saja dia tidak menerobos masuk ke dalam ruangan, mereka berdua pasti sudah berada di puncak-puncaknya.
Tania menahan nafas berdiri kaku di depan pintu.
Cahaya memancar ke tubuhnya, memancar ke rambutnya yang berwarna merah terang. memancar ke cincin batu nilam yang ada di jari tengahnya, Tania disana tidak bergerak sedikitpun, seperti patung lilin yang begitu indah, wajah cantiknya yang berisi, bersinar dari orang pada umumnya, juga begitu dingin seperti batu es.
Tania kira, Vincent berbeda.
Tania kira, Vincent adalah laki-laki di dunia ini yang paling bersih.
Tania kira, dia bisa bersama Vincent menggambar masa depan mereka berdua yang indah.
Tapi, ketika dia melihat laki-laki yang duduk di sofa dengan rambut berantakan dan kemeja terbuka setengah, dia tahu dia salah mengira, Vincent sama seperti kucing, tidak mengerti arti setia, terlebih ketika mangsa ada di depan mulut.
Hatinya, seperti tertusuk pisau yang tajam, tidak ada darah, tapi rasa sakitnya begitu dalam, dan di saat ini rasa marahnya menguasai jiwanya!
Vincent dan Jane yang duduk di sofa dengan cepat saling melepas diri, Jane dengan canggung membenarkan bajunya, dan Vincent ekspresi wajahnya terlihat biasa saja, dari bibir tipisnya yang seksi, mengembang senyuman yang tak bisa di artikan.
Di dalam pintu, di luar pintu, berdiri kaku selama 10 menit.
Dan tiba-tiba, Tania menghempaskan tasnya ke sofa, dengan langkah besar melaju ke depan, tanpa mau mendengar penjelasan Tania langsung menjambak rambut Jane, satu tinju melayang ke wajah Jane, “Berani-beraninya kamu menggoda Vincent, kalau hari ini aku tidak memukulmu sampai mati, jangan panggil aku Tania lagi.”
Jane yang di pukul Tania selain takut juga marah, “Tania, kamu jangan terlalu sok menguasa, kamu boleh cinta padanya, mengapa aku tidak.”
Menghadapi teman baik yang menjadi selingkuhan pacarnya dan masih merasa benar dan mengharap keadilan, emosi Tania semakin membuncah, Tania memutar lengan Jane, seperti gerakan judo yang sudah terlatih dia memutar lengan Jane hingga terjatuh.
Kenyataannya teman baik lebih mengerikan dari mata-mata.
“Ah--, Vincent, selamatkan aku.”
“Kamu menyuruhnya menyelamatkanmu, setelah menyelesaikanmu, aku juga akan menghabisinya.” Tania yang selama ini terlihat angkuh dengan derajat sosialnya yang tinggi, bagaimana bisa menerima pengkhianatan ini.
Vincent berdiri, memberi Tania dan Jane tempat, dengan sorotan mata yang dingin mengamati mereka berdua.
Vincent dengan pelan membenarkan jasnya yang mengkerut karena cengkeraman Jane, wajahnya yang mempesona penuh arti, begitu tenang, seperti segala yang telah terjadi tidak ada sangkut paut sedikitpun dengannya.
Dering hp milik tania dari tas hermesnya yang terjatuh di lantai terdengar.
Tania melepas Jane yang sudah dipukulinya hingga setengah mati, dia memungut tasnya, dan dari dalam mengambil hpnya, “Ma, kamu bilang apa, polisi kenapa menangkap ayah dan kakak, sebenarnya telah terjadi apa, sudah-sudah, ibu jangan nangis, aku sudah pulang, sekarang ada di kantor, aku segera ke atas melihatnya.”
Tania baru saja menutup teleponnya, Vincent disana juga di waktu bersamaan baru menutup teleponnya.
“Dengar-dengar di atas ada pertunjukan menarik untuk di tonton, mau tidak pergi bareng melihat kesana! ” Tawanya begitu menakutkan, terlihat begitu aneh, matanya mengkilat seperti bintang, dan udara dingin begitu cepat menyebar.
Ekspresinya, membuat perasaan Tania tidak enak.
“Jangan bilang kamu yang telah melakukannya?” Tania dengan hati-hati bertanya, nada suara Vincent yang berbeda dari sebelumnya, tidak mampu membuat Tania marah, yang dirasakannya saat ini sebaliknya takut.
Vincent mendengar pertanyaan Tania, ekspresi dinginnya berubah, dia tertawa begitu gembira, “Hehe...Tania, wanita yang terlalu pintar, terlalu kuat, sesungguhnya tidaklah lucu, sebaliknya malah membuatku merasa sangat muak!” Sorot matanya, tidak seperti dulu penuh kelembutan, sebaliknya terlihat seperti meremehkan.
Dan ternyata benar, Vincent dalang dari semua ini!!!

Download APP, continue reading

Chapters

457