Bab 6 Kenapa? Ingin Menggigitku?

by Melisa Stephanie 15:09,Jan 20,2020
Charlie Xi mengendarai mobil menuju ke arah jalan kembali ke hotel, pemandangan di jalanan begitu familiar, pandangannya sangatlah luas.

Jalanan ratusan lebih kilometer saa sekkali tidak panjang, dan juga jalanan yang berliku-liku, Charlie Xi malah sangatlah terlatih, dia melajukan mobil, dengan cepat dia melajukan mobil ke arah jalanan yang berliku-liku.

Peng!

Seketika terdengar sesuatu! Charlie Xi mendengar suara ledakan dari tutup mobil bagian depan.

Kemudian, mobil perlahan-lahan berhenti, dan pada akhirnya tidak dapat bergerak sedikitpun, hanya terdapat asap mengepul dari bagian depan.

"Astaga."Dia memaki pelan, seketika wajahnya berubah sangat tidak enak dilihat.

“Apa-apaan ini?” Tempat hiburan ini adalah perusahaan di bawah namanya, mobil juga adalah perusahaan kerja sama pilihannya, bagaimana mungkin tiba-tiba terjadi suatu masalah?

Dengan penuh kekesalan dia mencurigai, Charlie Xi hanya bisa turun dari mobil dan memeriksa, membuka tutup mobil bagian depan, namun bagaimana pun, dia memiliki anti kotor yang sangat parah!

Melihat tutup yang penuh dengan debu, dia sama sekali tidak ingin menyentuhnya.

Tanpa sadar, dia meraba kantong celananya, dia baru menyadari, saat paralayang tidak boleh membawa apapun di tubuh.

"Sialan!" Dia marah dan memukul tutup mobil itu.

Charlie Xi tau hanya dapat meminta bantuan dari orang lain, bagaimanapun jalan kembali ke hotel, adalah jalan mati, selain para pekerja tempat hiburan, sama sekali tidak ada orang lain dapat melewati tempat ini.

Dia merasa sangat kesal, ini baru pertama kalinya dia merasa terputus dari dunia!

Seketika, sebuah mobil yang sama persis melaju dari jauh.

Charlie Xi seketika mengangkat kepalanya, menatap mobil putih yang melaju dari kejauhan, dan menghembuskan nafas lega.

Sepertinya ini juga adalah pelanggan yang melewati jalanan ini, asalkan ada orang, tidak ada yang tidak mengenal Charlie Xi!

Dia berpikir, kemudian mengulurrkan tangan, saat mobil putih itu akan melewatinya, dia menghalanginya.

"Mobilku rusak, tolong bawa aku kembali ke hotel." Charlie Xi dengan sopan tersenyum dan memutar ke kursi samping supir.

Tanpa diduga, ekspresinya menjadi kaku melihat orang yang ada di dalam mobil, "Kamu?"

"Hallo Direktur Xi, tidak disangka kita begitu cepat bertemu lagi." Bibirnya tersenyum, senyuman Lavenia Luo yang cantik, akan tetapi malah menusuk mata Charlie Xi.

“Lavenia, lagi-lagi kamu!” Seketika dia teringat pelayan yang barusan memberikan kunci mobil padanya, mata Charlie Xi menajam, "Kamu yang melakukannya?"

"Bagus, iya." Lavenia Luo tersenyum, dengan wajah senang bertanya, "Kenapa, kamu ingin menggigitku?"

Melihat gerak-geriknya yang menyeramkan, Lavenia Luo semakin senang, "Ternyata kamu mengingatnya, aku hanya ingin berbalas dendam saja, kalau begini kita adil, bye."

Lavenia Luo berbicara, dan menghidupkan mesin mobil, hendak melajukan mobilnya.

"Tunggu sebentar!" Charlie Xi menahan pintu mobil, wajahnya muram, "Tidak boleh pergi!"

"Kenapa? Direktur Xi ingin menarik kembali perkataanmu?" Lavenia Luo mengangkat alis menatapnya, dia tersenyum licik seperti seekor serigala.

"Wanita menyebalkan, jangan pernah berpikir seperti itu." Charlie Xi melihat gerak-gerik Lavenia Luo, rasanya membuatnya ingin memukul.

"O? Kalau begitu aku jangan disini menghalangi matamu, jalanan ini, selain aku, kemungkinan tidak akan ada orang yang melewatinya, Direktur Xi, anda tetap berada disini saja, merenungkan semuanya."

Meskipun Charlie Xi menyinggungku, lalu kenapa? Aku juga bukanlah orang yang mudah tersinggung.

"Kamu!" Dengan seperti ini, Charlie Xi lebih tidak akan melepaskannya pergi.

Charlie Xi menggertakkan giginya dengan kesal! Charlie Xi pada akhirnya membuka pintu mobil dan naik ke dalam mobil! Kemudian menekan dagu Lavenia Luo!

"Apa yang kamu lakukan........" Hatinya berdebar, Lavenia Luo merasa Charlie Xi telah memenuhi isi mobilnya yang sempit, jarak mereka dekat....

Charlie Xi menggertakkan gigi kuat-kuat, matanya memandang mata Lavenia Luo yang cantik, akhirnya dia menghirup nafas dalam-dalam, dan menghilangkan emosinya, lalu melepaskan dagunya.

Download APP, continue reading

Chapters

390