Bab 4 Erwin Huo Ditolak

by Jes 10:53,Dec 15,2021
Kelvin Du terkejut, ini adalah pertama kalinya dia melihat wanita yang begitu menentang tuan muda Huo.

Tapi itu mungkin hanya akting.

Lagi pula, ada terlalu banyak wanita modus di sekitar tuan muda Huo.

Dia pun berkata, "Aku akan membicarakan ini pada tuan muda Huo, nona Xia silakan tunggu sebentar."

Kelvin Du segera kembali, tetapi hasilnya tidak sama dengan yang diinginkan Yunita Jing.

"Maksud dari tuan muda Huo, kalau dia sudah bosan dia sendiri yang tidak akan memakaimu, dan selama kamu dan tuan Huo menghadiri acara, kalian pasti akan bersentuhan."

Yunita Jing merasa bingung, bosan?

Siapa yang tahu kapan Erwin Huo bosan?

Dia yang kesal mengerutkan keningnya, kata-kata Kelvin Du terdengar di telinganya, "Nona Xia, kamu sudah tidak punya pilihan."

Ya, sejak dia masuk, keputusan sudah tidak ada di tangannya.

Dan uang ini benar-benar cukup.

Dalam situasinya saat ini, dia tidak punya pilihan.

Melihat Yunita Jing menandatangani namanya, Kelvin Du baru bisa menghela napas lega.

Akhir-akhir ini karena belum bisa menemukan wanita malam itu, suasana hati Erwin Huo begitu tidak baik. Kalau hal ini juga tidak berjalan mulus, takutnya semua orang akan ikut menderita.

Yunita Jing menghabiskan beberapa hari menganggur di rumah, dan dia terus mengirimkan CV-nya, tetapi hasilnya masih nihil.

Meskipun dia menandatangani perjanjian dengan Erwin Huo, tapi saat orang mereka membutuhkannya baru akan menghubungi dirinya. Dan di akhir pekan, Yunita Jing menerima telepon dari mereka untuk menghadiri pesta koktail.

Kelvin Du sudah dari awal mengiriminya gaun. Saat Mario Jing menatap ibunya yang memakai gaun biru muda yang menunjukkan punggungnya yang indah, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berdecak, "Bu, punggungmu sangat seksi! Memangnya kamu tidak takut akan ada orang jahat yang menerkammu?"

Yunita Jing berdiri di depan cermin, melihat punggungnya yang mulus, dia biasanya tidak pernah memakai pakaian seksi seperti itu, dan sekarang rasanya memanh sangat tidak terbiasa.

Tapi di lemarinya tidak ada gaun lain yang cocok untuk menghadiri acara ini.

Dia kemudian mencari syal menutupi punggungnya ya Yunita Jing saat ini hanya bisa melakukan ini.

Kelvin Du langsung membawanya ke tempat parkir Perusahaan Huo, dan tak berapa lama, Erwin Huo datang.

Melihat syal di tubuhnya, dia mengerutkan kening.

"Lepas." Ucapnya datar.

“Hah?” Yunita Jing kaget, apa?

Erwin Huo dengan tidak sabar mengerutkan kening, tangannya langsung menarik syal Yunita Jing, dan pemandangan di depannya langsung memperlihatkan bahu yang lembut dan harum.

Tubuh Yunita Jing tiba-tiba menyusut dan dia menatap Erwin Huo dengan was-was.

Pria itu berkata, "sungguh tidak bisa dideskripsikan."

Yunita Jing sedikit marah, dan menundukkan kepalanya melirik syal hitam tadi, ya itu memang tidak cocok dengan gaun ini, dan syal ini…Sudah sangat ketinggalan zaman.

Tapi tidak ada cara lain.

Kalau menyuruhnya keluar dengan keadaan seperti ini, dia tidak berani.

Tapi sikap Erwin Huo yang mendominasi begitu mengerikan, dia langsung mengambil syal dan melingkarkan lengannya yang panjang di pinggangnya. Aroma alami Yunita Jing membuatnya sedikit mabuk, "Begini saja, jauh kelihatan bagus."

Yunita Jing menggelengkan kepalanya, saat suhu ujung jari pria itu berpindah ke tubuhnya, seluruh tubuhnya langsung menjadi kaku.

Dengan kepala tertunduk, dia mencoba menahan perlawanan dirinya sendiri dan mengangguk.

Dia tahu bagaimana menjaga sikap.

Erwin Huo sangat puas dengan sikap tahu diri dan keadaabnya itu.

Meskipun Erwin Huo di pesta ini hanya seorang tamu, tapi sorot mata yang jatuh padanya tidak sedikit, wajah tampan sepertinya tentu sangat menarik perhatian banyak orang, bahkan Yunita Jing pun ikut diawasi orang-orang.

Dia sedikit menundukkan kepalanya, merangkul lengan Erwin Huo, gayanya mirip seperti seorang wanita kaya raya kota.

Erwin Huo menyipitkan matanya. Dia ada memerintah bawahannya untuk menyelidiki Yunita Jing, tetapi bawahannya hanya mendapat sedikit informasi. Dia adalah seorang yatim piatu dan seharusnya tidak begitu mengerti etiket, tetapi yang ditunjukkan Yunita Jing saat ini, begitu alami dan begitu memiliki etiket.

Postur tubuhnya memegang campagne, postur minumnya, dan postur berdirinya semuanya begitu elegan dan terlihat alami.

“Terbiasa tidak?” Tanya Erwin Huo dengan ringan.

Yunita Jing mengangguk, "Lumayan."

Pada saat ini, pembawa acara pesta datang mengajak Erwin Huo mengobrol, dan Yunita Jing dengan tahu diri berdiri di sisi lain, berencana untuk makan makanan kecil. Ada beberapa wanita kaya ternama yang memperhatikannya, saat melihatnya tidak bersama Erwin Huo, beberapa dari mereka dengan angkuh datang menghampirinya.

"Ckk, parasmu juga biasa saja, tuan muda Huo bagaimana bisa memilihmu."

"Iya, putri dari mana kamu, sepertinya aku belum pernah melihatmu."

"Kalau ku lihat dia paling wanita luar yang tidak jelas asal-usulnya."

"Hehe."

Segala macam suara cemoohan datang, dan Yunita Jing mengerutkan kening. Di mana ada wanita, maka disitu akan ada drama. Terlebih lagi, ada orang-orang terkenal di sekitarnya, kehadirannya jelas akan menjadi duri di mata mereka.

Tapi semakin tenang dia, semakin ingin juga orang untuk membuat masalah dengannya.

Seorang wanita jangkung berjalan lurus ke arahnya, gaun kuning angsanya ikut mengayun dengan kharismanya yang cukup, dilengkapi dengan rambut panjang sebahu dan mata yang menawan.

Bahkan seorang Yunita Jing yang jarang bergosip, dia juga bisa mengetahui kalau itu adalah wanita terkenal dan ternama nomor 1 di kota ini-Cindy Lu.

“Halo, aku Cindy Lu.” Suara Cindy Lu sangat lembut, membuat orang yang mendengarnya terlena.

Yunita Jing mengangkat kepalanya dan memandang Cindy Lu dari jarak yang begitu dekat. Dia memang sangat cantik. Putri yang dibesarkan di sangkar emas memangnya begitu tahu etika dan sopan.

“Halo.” Sapa Yunita Jing balik.

“Kamu pacarnya Erwin?” Tanya Cindy Lu.

Dia belum pernah melihat Erwin Huo membawa wanita ke acara seperti ini.

Yunita Jing menggelengkan kepalanya, "Kamu salah paham, aku hanya datang untuk menemani presdir Huo."

“Oh.” Cindy Lu tiba-tiba menyadari itu, wajahnya masih terlihat ramah, tetapi soroy penghinaan berhasil ditangkap oleh Yunita Jing.

Dia menurunkan sorot matanya dan memegang gelasnya erat-erat.

Download APP, continue reading

Chapters

60