Bab 10 Ayahmu Sudah Lama Mati
by Jes
10:54,Dec 15,2021
Menanggapi pertanyaan Yunita Jing, Mario Jing Baijun menggelengkan kepalanya tak berdaya.
Hari ini hari jumat, dia biasanya selalu pulang dan makan di rumah, hanya tidak di sangka Yunita Jing hari ini akan datang selarut ini.
“Ibu akan mengajakmu makan di luar.” Sekarang kalau memasak sudah terlalu malam, jadi Yunita Jing membawa putranya pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dan berencana untuk makan sesuatu.
Tapi begitu dia duduk, seluruh tubuh Yunita Jing menjadi kaku, karena orang yang baru masuk melalui pintu tempat dia makan adalah Erwin Huo!
Erwin Huo dikelilingi oleh beberapa orang berjas dan sepatu kulit, tampaknya sedang berencana untuk makan dan mengobrol bisnis di sini.
Dia menundukkan kepalanya, dan membawa putranya duduk diam dan tenang, tidak membiarkannya bergerak kesana kemari.
Tapi Mario Jing dari kecil sudah memiliki penglihatan yang baik, hanya sekilas dia sudah melihat Erwin Huo, menunjuk ke arahnya dan berkata, "Eh, bukannya itu paman berotot?!"
Yunita Jing bergidik dan buru-buru menutup mulut Mario Jing. Untungnya, ini adalah waktu puncak untuk orang-orang pergi makan dan keadaan sekitar begitu bising, tidak ada yang memperhatikan mereka, apalagi orang yang sudah masuk ke dalam ruang vip-Erwin Huo.
Yunita Jing melihat Erwin Huo sudah masuk ke dalam ruangan itu menghela napas lega, dan perlahan melepaskan tangan yang menutup mulut Mario Jing.
Tapi Mario Jing melihat Yunita Jing yang gelisah, dia dengan sengaja bertanya: "Bu, kenapa saat kamu melihat paman berotot itu jadi begitu gugup?"
Setelah mendengar ini, Yunita Jing terdiam, ada kilatan licik di mata anak itu, seolah-olah tidak ada yang bisa disembunyikan darinya.
Seperti siapa dia ini?
Dalam hati Yunita Jing terasa sesak, sengaja mengubah topik dan dengan perasaan bersalah berkata, "Mana ada gugup? Cepat pesan makananmu."
Setelah mengatakan itu, Yunita Jing meletakkan menu di depan Mario Jing, tapi hatinya sama sekali tidak ada di menu dan tempat makan ini, tapi sekarang dia tidak mungkin membawa Mario Jing pergi, karena Mario Jing pasti akan semakin curiga.
Mario Jing mengambil menu, tetapi hanya melihat menu makan anak-anak, Yunita Jing menatapnya dengan sedih, dia masih begitu kecil, tetapi sudah berpikir bagaimana cara menghemat uang ibunya...
“Tidak apa-apa, kamu mau makan apa pesan saja.” Yunita Jing lebih seperti sedang berkata pada dirinya sendiri, matanya terus melirik ke ruang VIP tempat Erwin Huo baru saja masuk, dia takut kalau pria itu akan tiba-tiba muncul.
"Apa sih. Aku memang cuma suka makan menu makanan anak-anak!" Mario Jing mengerjapkan mata dan menunjuk ke menu: "Ibu, aku mau makan ini! Aku sudah pesan ya!"
Setelah mengatakan itu, Mario Jing menyerahkan menu kepada Yunita Jing.
Yunita Jing melihat menu paket makanan anak-anak yang dipesannya, dan semuanya adalah sayur! Harganya juga paling murah di antara semua paket anak-anak, tidak ada nutrisi seperti ini, mana bisa?
“Mario pintar, kamu sekarang sedang dalam proses tumbuh, mana bisa makan hanya sayuran seperti itu?” Wajah Yunita Jing sedikit gelap.
Tapi Mario Jing tanpa melihatnya, menggelengkan kepalanya: "Tidak, pokoknya aku cuma mau makan menu yang aku pesan. Aduh, aku mau ke kamar mandi. Anak baik sudah ya, kamu cepat pesan makananmu saja."
Yunita Jing tak berdaya menatap punggung anak itu, semakin melihatnya membuatnya semakin menjadi sedih dan tertekan.
Yunita Jing segera memesan makanan dan ingin pergi lebih awal untuk menghindari pertemuan dengan Erwin Huo.
Tapi pelayan itu tidak langsung datang membawakan makanannya, malah sosok lain yang berjalan ke samping Yunita Jing, Yunita Jing mendongak dan ternyata adalah wali murid Mario Jing.
“Guru Chen, halo!” Yunita Jing dengan cepat berdiri. Pertemuan orang tua terakhir kali dia tidak datag jadi saat ini sangat merasa tidak enak.
Alis guru Chen sudah ada yang ubanan dengan sepasang mata cokelat emasnya, dia memandang Yunita Jing sambil tersenyum dan berkata, "Ibu Mario Jing ya?"
Yunita Jing dengan canggung mengangguk.
Guru Chen menggelengkan kepalanya dan dengan ramah berkata: "Kebetulan sekali! Aku ada satu hal yang ingin dibicarakan padamu. Baru-baru ini, ada study tour musim panas di Australia, khusus untuk siswa yang unggul dalam Olimpiade Matematika. Aku dan pihak sekolah sangat merekomendasikan Mario pergi, tapi anak ini malah bilang kalau dia tidak tertarik..."
“Hah?…Aku tidak tahu kabar ini.” Yunita Jing hampir bisa menebak apa yang akan guru Chen katakan selanjutnya.
“Hanya para elit olimpiade matematika loh yang boleh pergi. Ada beberapa siswa yang ingin pergi, tapi sekalipun mereka punya uang mereka tetap tidak bisa membeli tempat. Anak ini memiliki bakat di bidang ini. Sebagai orang tua, sebaiknya jangan mudah putus asa. Kamu bisa memikirkan hal ini." Selesai mengatakan itu guru Chen menaikkan bingkai kaca matanya menatap Yunita Jing dengan penuh arti dan pergi.
Yunita Jing melihat punggung belakang guru Chen, dan merasa kalau dia akhir-akhir ini kurang memperhatikan Mario Jing.
Dia mengerutkan kening dan berpikir kalau dia harus membiarkan Mario Jing berpartisipasi dalam study tour musim panas ini.
Mario Jing baru saja keluar dari kamar mandi. Yunita Jing menatapnya, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa, dan akhirnya hanya berkata: "Cepat makan, nanti keburu dingin."
Dia tidak ingin bertemu Erwin Huo di sini, dan dia tidak ingin dia melihat Mario Jing.
Anak itu lapar jadi dia makan dengan cepat. Ketika membayar makanan, Mario Jing melihat rangakaian mobil cepat yang sangat indah di meja kasir, dia sangat menyukai itu dan terus melihatnya.
Yunita Jing tahu kalau dia tidak punya uang lebih untuk membelinya. Jadi membiarkannya melihat itu dalam beberapa waktu. Tetapi pada saat ini, dia melihat seseorang keluar dari ruangan Erwin Huo, dan, dia dengan cepat meraih tangan Mario Jing tanpa sepatah kata membawanya berjalan keluar dari sana.
Di musim panas yang terik, ditarik Yunita Jing secara misterius dan aneh tentu membuat Mario Jing tidak senang, dia kemudian dengan sengaja bertanya: "Mengapa terburu-buru? Memangnya ada melihat ayahku?"
Itu awalnya hanya sebuah lelucon anak-anak, tetapi saat Yunita Jing mendengarnya dia tercengang dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata dalam beberapa waktu.
Akhirnya dengan sedikit marah, Yunita Jing berkata, "Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau ayahmu sudah lama mati?"
Hari ini hari jumat, dia biasanya selalu pulang dan makan di rumah, hanya tidak di sangka Yunita Jing hari ini akan datang selarut ini.
“Ibu akan mengajakmu makan di luar.” Sekarang kalau memasak sudah terlalu malam, jadi Yunita Jing membawa putranya pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dan berencana untuk makan sesuatu.
Tapi begitu dia duduk, seluruh tubuh Yunita Jing menjadi kaku, karena orang yang baru masuk melalui pintu tempat dia makan adalah Erwin Huo!
Erwin Huo dikelilingi oleh beberapa orang berjas dan sepatu kulit, tampaknya sedang berencana untuk makan dan mengobrol bisnis di sini.
Dia menundukkan kepalanya, dan membawa putranya duduk diam dan tenang, tidak membiarkannya bergerak kesana kemari.
Tapi Mario Jing dari kecil sudah memiliki penglihatan yang baik, hanya sekilas dia sudah melihat Erwin Huo, menunjuk ke arahnya dan berkata, "Eh, bukannya itu paman berotot?!"
Yunita Jing bergidik dan buru-buru menutup mulut Mario Jing. Untungnya, ini adalah waktu puncak untuk orang-orang pergi makan dan keadaan sekitar begitu bising, tidak ada yang memperhatikan mereka, apalagi orang yang sudah masuk ke dalam ruang vip-Erwin Huo.
Yunita Jing melihat Erwin Huo sudah masuk ke dalam ruangan itu menghela napas lega, dan perlahan melepaskan tangan yang menutup mulut Mario Jing.
Tapi Mario Jing melihat Yunita Jing yang gelisah, dia dengan sengaja bertanya: "Bu, kenapa saat kamu melihat paman berotot itu jadi begitu gugup?"
Setelah mendengar ini, Yunita Jing terdiam, ada kilatan licik di mata anak itu, seolah-olah tidak ada yang bisa disembunyikan darinya.
Seperti siapa dia ini?
Dalam hati Yunita Jing terasa sesak, sengaja mengubah topik dan dengan perasaan bersalah berkata, "Mana ada gugup? Cepat pesan makananmu."
Setelah mengatakan itu, Yunita Jing meletakkan menu di depan Mario Jing, tapi hatinya sama sekali tidak ada di menu dan tempat makan ini, tapi sekarang dia tidak mungkin membawa Mario Jing pergi, karena Mario Jing pasti akan semakin curiga.
Mario Jing mengambil menu, tetapi hanya melihat menu makan anak-anak, Yunita Jing menatapnya dengan sedih, dia masih begitu kecil, tetapi sudah berpikir bagaimana cara menghemat uang ibunya...
“Tidak apa-apa, kamu mau makan apa pesan saja.” Yunita Jing lebih seperti sedang berkata pada dirinya sendiri, matanya terus melirik ke ruang VIP tempat Erwin Huo baru saja masuk, dia takut kalau pria itu akan tiba-tiba muncul.
"Apa sih. Aku memang cuma suka makan menu makanan anak-anak!" Mario Jing mengerjapkan mata dan menunjuk ke menu: "Ibu, aku mau makan ini! Aku sudah pesan ya!"
Setelah mengatakan itu, Mario Jing menyerahkan menu kepada Yunita Jing.
Yunita Jing melihat menu paket makanan anak-anak yang dipesannya, dan semuanya adalah sayur! Harganya juga paling murah di antara semua paket anak-anak, tidak ada nutrisi seperti ini, mana bisa?
“Mario pintar, kamu sekarang sedang dalam proses tumbuh, mana bisa makan hanya sayuran seperti itu?” Wajah Yunita Jing sedikit gelap.
Tapi Mario Jing tanpa melihatnya, menggelengkan kepalanya: "Tidak, pokoknya aku cuma mau makan menu yang aku pesan. Aduh, aku mau ke kamar mandi. Anak baik sudah ya, kamu cepat pesan makananmu saja."
Yunita Jing tak berdaya menatap punggung anak itu, semakin melihatnya membuatnya semakin menjadi sedih dan tertekan.
Yunita Jing segera memesan makanan dan ingin pergi lebih awal untuk menghindari pertemuan dengan Erwin Huo.
Tapi pelayan itu tidak langsung datang membawakan makanannya, malah sosok lain yang berjalan ke samping Yunita Jing, Yunita Jing mendongak dan ternyata adalah wali murid Mario Jing.
“Guru Chen, halo!” Yunita Jing dengan cepat berdiri. Pertemuan orang tua terakhir kali dia tidak datag jadi saat ini sangat merasa tidak enak.
Alis guru Chen sudah ada yang ubanan dengan sepasang mata cokelat emasnya, dia memandang Yunita Jing sambil tersenyum dan berkata, "Ibu Mario Jing ya?"
Yunita Jing dengan canggung mengangguk.
Guru Chen menggelengkan kepalanya dan dengan ramah berkata: "Kebetulan sekali! Aku ada satu hal yang ingin dibicarakan padamu. Baru-baru ini, ada study tour musim panas di Australia, khusus untuk siswa yang unggul dalam Olimpiade Matematika. Aku dan pihak sekolah sangat merekomendasikan Mario pergi, tapi anak ini malah bilang kalau dia tidak tertarik..."
“Hah?…Aku tidak tahu kabar ini.” Yunita Jing hampir bisa menebak apa yang akan guru Chen katakan selanjutnya.
“Hanya para elit olimpiade matematika loh yang boleh pergi. Ada beberapa siswa yang ingin pergi, tapi sekalipun mereka punya uang mereka tetap tidak bisa membeli tempat. Anak ini memiliki bakat di bidang ini. Sebagai orang tua, sebaiknya jangan mudah putus asa. Kamu bisa memikirkan hal ini." Selesai mengatakan itu guru Chen menaikkan bingkai kaca matanya menatap Yunita Jing dengan penuh arti dan pergi.
Yunita Jing melihat punggung belakang guru Chen, dan merasa kalau dia akhir-akhir ini kurang memperhatikan Mario Jing.
Dia mengerutkan kening dan berpikir kalau dia harus membiarkan Mario Jing berpartisipasi dalam study tour musim panas ini.
Mario Jing baru saja keluar dari kamar mandi. Yunita Jing menatapnya, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa, dan akhirnya hanya berkata: "Cepat makan, nanti keburu dingin."
Dia tidak ingin bertemu Erwin Huo di sini, dan dia tidak ingin dia melihat Mario Jing.
Anak itu lapar jadi dia makan dengan cepat. Ketika membayar makanan, Mario Jing melihat rangakaian mobil cepat yang sangat indah di meja kasir, dia sangat menyukai itu dan terus melihatnya.
Yunita Jing tahu kalau dia tidak punya uang lebih untuk membelinya. Jadi membiarkannya melihat itu dalam beberapa waktu. Tetapi pada saat ini, dia melihat seseorang keluar dari ruangan Erwin Huo, dan, dia dengan cepat meraih tangan Mario Jing tanpa sepatah kata membawanya berjalan keluar dari sana.
Di musim panas yang terik, ditarik Yunita Jing secara misterius dan aneh tentu membuat Mario Jing tidak senang, dia kemudian dengan sengaja bertanya: "Mengapa terburu-buru? Memangnya ada melihat ayahku?"
Itu awalnya hanya sebuah lelucon anak-anak, tetapi saat Yunita Jing mendengarnya dia tercengang dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata dalam beberapa waktu.
Akhirnya dengan sedikit marah, Yunita Jing berkata, "Bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau ayahmu sudah lama mati?"
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved