Bab 6 Membayar Hutang
by Nathan
10:01,Jan 24,2022
Ketua tim satpam yang memimpin.
Tingginya seratus sembilan puluh cm, otot di tubuhnya hampir membuat bajunya robek karena sesak.
Para satpam yang berada di belakangnya, semua tampak gagah dan sadis, mereka berjalan kemari sambil membawa tongkat pemukul dengan keji.
Melihat para satpam itu, kaki Bernice gemetaran.
"Myles, ayo kita lari."
Lalu Bernice pun langsung lari.
Sampai keluar dari pintu utama Tengda's Corp., barulah ia menghentikan langkah kakinya.
Myles tersenyum melihat ke arah satpam itu, lalu menoleh ke belakang dan bertanya pada si resepsionis, "Kalau mereka semua kukalahkan, apa aku bisa langsung bertemu dengan Komisaris Jiang?"
Sang ketua tim satpam marah mendengar ucapan Myles itu.
Ia melayangkan kepalan tangannya yang besar itu, dan berlalri ke arah Myles dengan cepat.
"Masih ingin mengalahkan kami, matilah kau, pukuli dia sampai mati."
Para satpam mengayunkan tongkat pemukul mereka, mengepung Myles dari berbagai sudut, membulatkan tongkat kasti mereka, lalu menyerbu ke arah Myles.
"Anak tengil, siapa suruh kau berkata congkak, siapa suruh kau datang untuk menagih hutang, hari ini kau akan kami pukuli sampai mati."
"Hari ini ada yang bisa dimainkan lagi, nanti patahkan semua tangan dan kakinya, biarkan dia merangkak keluar."
Melihat kejadian di lobby, Bernice yang sudah berlari keluar itu pun segera menutup matanya rapat-rapat, ia tidak tega untuk melihatnya lagi.
Wajah Myles tampak tenang.
Ia mengepalkan kedua tangannya, lalu ia ayunkan ke arah kepalan tangan sang ketua tim satpam yang sedang menyerang ke arahnya.
"Krak" terdengar suara tulang retak.
Sang ketua tim satpam menjerit kesakitan, tubuh tinggi besarnya itu terpental ke belakang.
Dan menimpa beberapa orang satpam di belakangnya.
Kepalan tangan sang ketua tim satpam itu sudah berubah bentuk, di bagian luka di punggung tangannya, tampak tulang-tulangnya yang putih pucat.
Sepertinya, tangan ketua tim satpam itu, benar-benar sudah lumpuh.
"Ah!! Sial! Berani-beraninya kau mematahkan tanganku, serang dia, lumpuhkan dia, aku mau mematahkan semua jari-jarinya!"
Saat ketua tim satpam berbicara, beberapa satpam yang berdiri di belakang Myles pun mengayunkan tongkat mereka bersama-sama ke arah Myles.
Mendengar suara angin di belakangnya.
Myles menyerongkan tubuh dan mengangkat kakinya, setelah beberapa tendangan, para satpam yang ingin menyerangnya diam-diam itu pun jatuh terkapar dan muntah darah di atas lantai.
"Ilmu dasar kalian terlalu jelek, hanya dengan kemampuan seperti itu saja bisa menjadi satpam?"
Kata Myles sambil menunjuk ke arah para satpam di sekelilingnya yang ketakutan itu.
"Kalian serang aku bersama-sama saja, kalau sudah selesai, aku dapat bertemu dengan Komisaris Jiang kalian."
Belasan satpam sisanya saling bertatapan, tak ada satu pun yang berani menyerang Myles.
"Ketua, laporkan saja."
"Iya, keadaan tertentu harus diselesaikan dengan cara tertentu, tolong laporkan saja pada Komisaris."
Myles mengangkat satu jarinya, lalu ia lambai-lambaikan pada para satpam.
"Melapor sekarang agak sedikit terlambat, tadi kalian bilang ingin berbuat apa padaku?"
Myles tersenyum sambil menyerbu ke arah para satpam itu.
"Bum, bum, bum"
Setelah terdengar serentetan suara, seluruh satpam pun muntah darah dan terkapar di atas lantai.
Myles menendang-nendang ketua tim satpam.
"Tadi kalian bilang ingin berbuat apa padaku?"
Ketua tim satpam dan para satpam bawahannya mengeluarkan keringat dingin.
Sepertinya orang ini ingin membuat perhitungan.
Kalau tahu begini, dia tidak akan berkata seperti itu, perkataannya itu malah menjadi senjata makan tuan sekarang.
Ketua tim satpam berkata dengan wajah memohon, "Kakak, tadi mulut kami kotor, mulut kami penuh dengan tahi."
"Kakak, jangan memedulikan kami, kami akan menampar diri kami sendiri untuk menebus kesalahan kami."
Kata ketua tim satpam sambil menampar mulutnya dengan tangan satunya yang tidak terluka.
Para satpam lainnya juga segera mengikutinya, menampar mulut mereka sendiri.
"Plak, plak, plak"
Suara tamparan terdengar di seisi ruangan itu.
Resepsionis dan Bernice yang melihat kejadian itu pun tercengang, mereka benar-benar tidak menyangka Myles sehebat ini.
Myles melihat ke arah sang resepsionis, lalu berkata sopan, "Ujian satpam sudah lolos, apakah aku boleh bertemu dengan Komisaris Jiang sekarang."
Sang resepsionis itu hampir menangis, ia segera mengangkat telepon internal di mejanya itu dengan gemetaran.
"Tunggu sebentar, aku laporkan dulu."
Sang resepsionis mengatakan kejadian yang terjadi di hadapannya itu pada orang di telepon, setelah mengangguk-angguk, ia pun mematikan teleponnya.
"Tuan, Komisaris kami tidak sedang sibuk, beliau ada di kantor komisaris lantai delapan belas."
"Baik, terima kasih."
Myles melambaikan tangannya pada Bernice yang berada di luar, memanggilnya untuk masuk dan naik ke atas bersama.
Bernice menggelengkan kepalanya sekuat tenaga.
Memangnya kenapa kalau kau bisa mengalahkan para satpam ini, Komisaris Jiang biasa melakukan apa saja, dia punya pistol.
Sehebat apapun kungfu seseorang, juga pasti akan takut pada pisau dapur, apalagi pistol.
Melihat Bernice tidak mau ikut, Myles pun tidak memaksanya lagi.
Setelah mengitari para satpam yang masih sedang menampar mulut mereka itu, Myles pun berjalan ke arah lift.
Ia naik ke atas lift menuju ke lantai delapan belas, di dalam lift tersebut ada seorang wanita cantik muda yang mengenakan pakaian sekretaris.
Wanita cantik yang tatapan matanya sangat dingin itu memandangi Myles sejenak, lalu berkata dingin, "Nyalimu besar juga, ikutlah denganku."
Wanita cantik itu membalikkan badannya dan memimpin jalannya.
Myles mengikuti wanita cantik itu, dan masuk ke dalam kantor komisaris yang interiornya sangat mewah.
Di dalam kantor itu ada berbagai macam vas zaman Dinasti Ming dan Dinasti Qing, berbagai macam barang antik dan gambar serta kaligrafi, kelihatannya sangat vintage.
Komisaris Jiang mengenakan setelan tangzhuang, dan duduk di atas kursi taishi.
Di kedua sisinya, duduklah dua orang pria yang gagah dan beraura keji.
Komisaris Jiang mengangkat matanya sedikit, melirik ke arah Myles.
"Anak muda, nyalimu lumayan juga, kemampuanmu juga lumayan, apa kau bersedia ikut denganku?"
"Jadilah anak buahku, tak perlu waktu yang lama, kau akan menjadi orang hebat, bahkan dapat memiliki daerah kekuasaanmu sendiri."
Myles berjalan ke depan meja dengan wajah yang sangat tenang, lalu meletakkan kontrak di tangannya ke atas meja, dan mendorongnya pada Komisaris Jiang.
"Hutang sudah seharusnya dibayar, sudah waktunya membayar hutang ini."
Wajah Komisaris Jiang langsung muram, ia mengambil kontrak itu dan ia baca sejenak, lalu sebuah senyuman pun tampak di wajahnya.
"Huh, kontrak Glade's Corp., Komisaris Tua Glade's Corp. saja tidak berani untuk memintaku membayar hutang ini, tapi kau berani untuk datang kemari, kau ini dimanfaatkan oleh orang sebagai pistol ya?"
Myles sepertinya tidak begitu mengerti ucapan Komisaris Jiang itu, dengan tenang ia berkata, "Mengembalikan uang sesuai dengan kontrak, hal ini akan lebih baik untukmu."
"Hahaha" Komisaris Jiang dan dua orang di sampingnya pun tertawa terbahak-bahak.
"Tuan Jiang, anak ini bodoh sekali, akan lebih baik apanya, tidak membayar hutang malah akan jauh lebih baik."
"Tuan Jiang, untuk apa berbicara panjang lebar pada anak bodoh seperti ini, biarkan aku menghabisinya saja."
Komisaris Jiang menggeleng-gelengkan kepalanya, dan mengulurkan tangannya untuk membuka lacinya, ia mengeluarkan sebuah pistol dan ia letakkan di atas meja.
Ia menatap Myles dengan mata berapi-api.
"Anak muda, kau dimanfaatkan sebagai pistol oleh orang lain, kalau begitu aku akan memperlihatkanmu apa itu pistol sungguhan, bersujudlah padaku tiga kali dengan tahu diri, lalu pergilah dari sini, kalau kau masih tidak tahu diri, aku akan menghadiahkanmu dengan peluru pistol."
Myles melihat ke arah pistol di atas meja itu, lalu tersenyum.
"Pistol elang militer, kecepatannya 400m/s, isi peluru 15 butir, jarak tembak seratus meter."
"Pelatuk pistolmu masih belum kau tarik, sama sekali tidak bisa menembak."
"Jadi......"
Myles bergerak cepat bak kilat, dan mengambil pistol di atas meja itu.
Melihat hal itu, dua orang pria kekar di samping Direktur Jiang segera mengulurkan tangan mereka untuk menghentikan Myles.
Tangan Myles menahan salah satu tangan yang berada di paling depan, lalu menggetarkannya sedikit, dan orang itu pun langsung mengeluh kesakitan.
Myles membuang tangan itu, dan menangkap tangan yang satunya lagi.
Seketika, terdengar suara "krak" yang nyaring, tangan orang yang satunya lagi pun sudah terkapar ke bawah.
Tingginya seratus sembilan puluh cm, otot di tubuhnya hampir membuat bajunya robek karena sesak.
Para satpam yang berada di belakangnya, semua tampak gagah dan sadis, mereka berjalan kemari sambil membawa tongkat pemukul dengan keji.
Melihat para satpam itu, kaki Bernice gemetaran.
"Myles, ayo kita lari."
Lalu Bernice pun langsung lari.
Sampai keluar dari pintu utama Tengda's Corp., barulah ia menghentikan langkah kakinya.
Myles tersenyum melihat ke arah satpam itu, lalu menoleh ke belakang dan bertanya pada si resepsionis, "Kalau mereka semua kukalahkan, apa aku bisa langsung bertemu dengan Komisaris Jiang?"
Sang ketua tim satpam marah mendengar ucapan Myles itu.
Ia melayangkan kepalan tangannya yang besar itu, dan berlalri ke arah Myles dengan cepat.
"Masih ingin mengalahkan kami, matilah kau, pukuli dia sampai mati."
Para satpam mengayunkan tongkat pemukul mereka, mengepung Myles dari berbagai sudut, membulatkan tongkat kasti mereka, lalu menyerbu ke arah Myles.
"Anak tengil, siapa suruh kau berkata congkak, siapa suruh kau datang untuk menagih hutang, hari ini kau akan kami pukuli sampai mati."
"Hari ini ada yang bisa dimainkan lagi, nanti patahkan semua tangan dan kakinya, biarkan dia merangkak keluar."
Melihat kejadian di lobby, Bernice yang sudah berlari keluar itu pun segera menutup matanya rapat-rapat, ia tidak tega untuk melihatnya lagi.
Wajah Myles tampak tenang.
Ia mengepalkan kedua tangannya, lalu ia ayunkan ke arah kepalan tangan sang ketua tim satpam yang sedang menyerang ke arahnya.
"Krak" terdengar suara tulang retak.
Sang ketua tim satpam menjerit kesakitan, tubuh tinggi besarnya itu terpental ke belakang.
Dan menimpa beberapa orang satpam di belakangnya.
Kepalan tangan sang ketua tim satpam itu sudah berubah bentuk, di bagian luka di punggung tangannya, tampak tulang-tulangnya yang putih pucat.
Sepertinya, tangan ketua tim satpam itu, benar-benar sudah lumpuh.
"Ah!! Sial! Berani-beraninya kau mematahkan tanganku, serang dia, lumpuhkan dia, aku mau mematahkan semua jari-jarinya!"
Saat ketua tim satpam berbicara, beberapa satpam yang berdiri di belakang Myles pun mengayunkan tongkat mereka bersama-sama ke arah Myles.
Mendengar suara angin di belakangnya.
Myles menyerongkan tubuh dan mengangkat kakinya, setelah beberapa tendangan, para satpam yang ingin menyerangnya diam-diam itu pun jatuh terkapar dan muntah darah di atas lantai.
"Ilmu dasar kalian terlalu jelek, hanya dengan kemampuan seperti itu saja bisa menjadi satpam?"
Kata Myles sambil menunjuk ke arah para satpam di sekelilingnya yang ketakutan itu.
"Kalian serang aku bersama-sama saja, kalau sudah selesai, aku dapat bertemu dengan Komisaris Jiang kalian."
Belasan satpam sisanya saling bertatapan, tak ada satu pun yang berani menyerang Myles.
"Ketua, laporkan saja."
"Iya, keadaan tertentu harus diselesaikan dengan cara tertentu, tolong laporkan saja pada Komisaris."
Myles mengangkat satu jarinya, lalu ia lambai-lambaikan pada para satpam.
"Melapor sekarang agak sedikit terlambat, tadi kalian bilang ingin berbuat apa padaku?"
Myles tersenyum sambil menyerbu ke arah para satpam itu.
"Bum, bum, bum"
Setelah terdengar serentetan suara, seluruh satpam pun muntah darah dan terkapar di atas lantai.
Myles menendang-nendang ketua tim satpam.
"Tadi kalian bilang ingin berbuat apa padaku?"
Ketua tim satpam dan para satpam bawahannya mengeluarkan keringat dingin.
Sepertinya orang ini ingin membuat perhitungan.
Kalau tahu begini, dia tidak akan berkata seperti itu, perkataannya itu malah menjadi senjata makan tuan sekarang.
Ketua tim satpam berkata dengan wajah memohon, "Kakak, tadi mulut kami kotor, mulut kami penuh dengan tahi."
"Kakak, jangan memedulikan kami, kami akan menampar diri kami sendiri untuk menebus kesalahan kami."
Kata ketua tim satpam sambil menampar mulutnya dengan tangan satunya yang tidak terluka.
Para satpam lainnya juga segera mengikutinya, menampar mulut mereka sendiri.
"Plak, plak, plak"
Suara tamparan terdengar di seisi ruangan itu.
Resepsionis dan Bernice yang melihat kejadian itu pun tercengang, mereka benar-benar tidak menyangka Myles sehebat ini.
Myles melihat ke arah sang resepsionis, lalu berkata sopan, "Ujian satpam sudah lolos, apakah aku boleh bertemu dengan Komisaris Jiang sekarang."
Sang resepsionis itu hampir menangis, ia segera mengangkat telepon internal di mejanya itu dengan gemetaran.
"Tunggu sebentar, aku laporkan dulu."
Sang resepsionis mengatakan kejadian yang terjadi di hadapannya itu pada orang di telepon, setelah mengangguk-angguk, ia pun mematikan teleponnya.
"Tuan, Komisaris kami tidak sedang sibuk, beliau ada di kantor komisaris lantai delapan belas."
"Baik, terima kasih."
Myles melambaikan tangannya pada Bernice yang berada di luar, memanggilnya untuk masuk dan naik ke atas bersama.
Bernice menggelengkan kepalanya sekuat tenaga.
Memangnya kenapa kalau kau bisa mengalahkan para satpam ini, Komisaris Jiang biasa melakukan apa saja, dia punya pistol.
Sehebat apapun kungfu seseorang, juga pasti akan takut pada pisau dapur, apalagi pistol.
Melihat Bernice tidak mau ikut, Myles pun tidak memaksanya lagi.
Setelah mengitari para satpam yang masih sedang menampar mulut mereka itu, Myles pun berjalan ke arah lift.
Ia naik ke atas lift menuju ke lantai delapan belas, di dalam lift tersebut ada seorang wanita cantik muda yang mengenakan pakaian sekretaris.
Wanita cantik yang tatapan matanya sangat dingin itu memandangi Myles sejenak, lalu berkata dingin, "Nyalimu besar juga, ikutlah denganku."
Wanita cantik itu membalikkan badannya dan memimpin jalannya.
Myles mengikuti wanita cantik itu, dan masuk ke dalam kantor komisaris yang interiornya sangat mewah.
Di dalam kantor itu ada berbagai macam vas zaman Dinasti Ming dan Dinasti Qing, berbagai macam barang antik dan gambar serta kaligrafi, kelihatannya sangat vintage.
Komisaris Jiang mengenakan setelan tangzhuang, dan duduk di atas kursi taishi.
Di kedua sisinya, duduklah dua orang pria yang gagah dan beraura keji.
Komisaris Jiang mengangkat matanya sedikit, melirik ke arah Myles.
"Anak muda, nyalimu lumayan juga, kemampuanmu juga lumayan, apa kau bersedia ikut denganku?"
"Jadilah anak buahku, tak perlu waktu yang lama, kau akan menjadi orang hebat, bahkan dapat memiliki daerah kekuasaanmu sendiri."
Myles berjalan ke depan meja dengan wajah yang sangat tenang, lalu meletakkan kontrak di tangannya ke atas meja, dan mendorongnya pada Komisaris Jiang.
"Hutang sudah seharusnya dibayar, sudah waktunya membayar hutang ini."
Wajah Komisaris Jiang langsung muram, ia mengambil kontrak itu dan ia baca sejenak, lalu sebuah senyuman pun tampak di wajahnya.
"Huh, kontrak Glade's Corp., Komisaris Tua Glade's Corp. saja tidak berani untuk memintaku membayar hutang ini, tapi kau berani untuk datang kemari, kau ini dimanfaatkan oleh orang sebagai pistol ya?"
Myles sepertinya tidak begitu mengerti ucapan Komisaris Jiang itu, dengan tenang ia berkata, "Mengembalikan uang sesuai dengan kontrak, hal ini akan lebih baik untukmu."
"Hahaha" Komisaris Jiang dan dua orang di sampingnya pun tertawa terbahak-bahak.
"Tuan Jiang, anak ini bodoh sekali, akan lebih baik apanya, tidak membayar hutang malah akan jauh lebih baik."
"Tuan Jiang, untuk apa berbicara panjang lebar pada anak bodoh seperti ini, biarkan aku menghabisinya saja."
Komisaris Jiang menggeleng-gelengkan kepalanya, dan mengulurkan tangannya untuk membuka lacinya, ia mengeluarkan sebuah pistol dan ia letakkan di atas meja.
Ia menatap Myles dengan mata berapi-api.
"Anak muda, kau dimanfaatkan sebagai pistol oleh orang lain, kalau begitu aku akan memperlihatkanmu apa itu pistol sungguhan, bersujudlah padaku tiga kali dengan tahu diri, lalu pergilah dari sini, kalau kau masih tidak tahu diri, aku akan menghadiahkanmu dengan peluru pistol."
Myles melihat ke arah pistol di atas meja itu, lalu tersenyum.
"Pistol elang militer, kecepatannya 400m/s, isi peluru 15 butir, jarak tembak seratus meter."
"Pelatuk pistolmu masih belum kau tarik, sama sekali tidak bisa menembak."
"Jadi......"
Myles bergerak cepat bak kilat, dan mengambil pistol di atas meja itu.
Melihat hal itu, dua orang pria kekar di samping Direktur Jiang segera mengulurkan tangan mereka untuk menghentikan Myles.
Tangan Myles menahan salah satu tangan yang berada di paling depan, lalu menggetarkannya sedikit, dan orang itu pun langsung mengeluh kesakitan.
Myles membuang tangan itu, dan menangkap tangan yang satunya lagi.
Seketika, terdengar suara "krak" yang nyaring, tangan orang yang satunya lagi pun sudah terkapar ke bawah.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved