Bab 8 Paket Bom
by Nathan
10:01,Jan 24,2022
Entah karena keteledoran orang yang mengirimkan surat ancaman ini, atau kesengajaan dari orang tersebut, kertas putih yang spesial ini menjadi sebuah petunjuk.
Myles menekuk jarinya dan memukul kertas itu.
Mendengar suara nyaring dari kertas putih itu, ia semakin yakin bahwa kertas itu adalah kertas yang digunakan untuk menyetak uang kertas.
Agar tidak mudah untuk dipalsukan, kertas cetak uang kertas ini memiliki perbedaan yang sangat besar dari kertas biasa.
Dan perbedaan yang paling mudah untuk dibedakan adalah benang fiber dari kertas ini, ditambah dengan suara nyaringnya.
Myles meletakkan surat ancaman tersebut.
Jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan pelan, mengeluarkan suara tok tok tok.
Orang yang dapat menggunakan kertas cetak uang kertas ini hanya dua macam, karyawan pabrik percetakan uang kertas, dan karyawan pabrik pembuat kertas.
Kertas cetak uang kertas diproduksi secara terpusat, kemudian dikirimkan ke masing-masing pabrik percetakan uang kertas.
Jadi menurut Myles, kemungkinan bersembunyi di pabrik percetakan uang kertas jauh lebih tinggi.
Myles membuka komputernya.
Mencari peta Kota Qing di internet, lalu dengan cepat ia pun menemukan lokasi pabrik percetakan uang kertas.
Setelah melihat jalur transportasi di sekitar pabrik percetakan uang kertas itu dengan teliti, Myles mencari beberapa informasi tentang pabrik percetakan uang kertas Kota Qing.
Saat Myles sedang mencari informasi, sekretaris Gladys, Layla Jiang masuk sambil membawa setumpuk surat dan paket.
Melihat paket-paket itu, Myles agak menyipitkan matanya.
"Sekretaris Jiang, apa ini semua adalah surat dan pesan adalah milik Komisaris?"
Layla yang hendak membuka pintu ruangan dalam pun menatap Myles dengan bingung.
"Ya, kenapa Asisten Chen menanyakan hal ini?"
Tatapan mata Layla terhadap Myles sudah berubah menjadi was-was.
Kenapa anak ini begitu peduli pada surat dan paket Komisaris, apa dia ingin mencuri informasi perusahaan, atau ingin menyelidiki privasi Komisaris?
Melihat tatapan mata was-was Layla, Myles pun menyadari bahwa dia telah salah sangka.
"Demi keamanan Koimsaris, kuharap mulai saat ini, semua surat dan paket ini harus melewati pemeriksaanku dulu, setelah itu baru akan kukirimkan kepada Komisaris."
"Hehe." Layla tertawa dingin, lalu membuka pintu dan masuk ke ruangan dalam.
Myles menghela nafasnya.
Ternyata menjadi orang baik itu memang sulit.
Tapi Myles tetap ikut masuk ke dalam, demi membalas budi, ia hanya bisa menahan segala rasa malu yang ia terima.
Terserah kalian ingin salah sangka padaku sampai ratusan atau ribuan kali, aku juga tetap harus melindungi Gladys.
Melihat Myles ikut masuk ke dalam, Layla pun berkata kesal, "Komisaris, katanya demi keamananmu, dia ingin memeriksa seluruh surat dan paket."
"Kurasa niatnya tidak baik, mungkin ia ingin mencari kesempatan untuk mencuri informasi perusahaan."
Layla mengatakan semua dugaan di dalam hatinya.
Tatapan mata Gladys pada Myles, juga berubah sedikit dingin.
Gladys yang sejak awal sudah tidak begitu menyukai Myles, sekarang bahkan lebih membencinya lagi.
"Asisten Chen, kerjakan saja pekerjaanmu dengan baik, itu sudah cukup, kau tidak perlu memedulikan surat dan paketku."
Kata Gladys sambil mengambil gunting di atas meja, dan hendak membuka sebuah kotak paket.
Myles maju ke depan dengan sangat cepat.
Mengulurkan tangannya dan menahan gunting yang ada di tangan Gladys.
Menatap Gladys dengan sangat tulus.
"Komisaris, tolong percayalah pada keprofesionalitasanku, dalam masalah keamananmu, tidak ada yang lebih hebat dari aku."
Gladys menatap Myles dengan dingin, tatapan matanya sudah tampak tidak sabar.
"Sudah cukup belum? Hanya surat-surat dan paket saja, akan ada apa memangnya?"
"Paling hanya ada surat ancaman saja, sebaiknya kau selidiki saja surat ancaman itu, buktikan kemampuanmu."
Myles membalikkan pergelangan tangannya, dan langsung merebut gunting di tangan Gladys itu, lalu memegangnya di tangannya sendiri.
"Banyak, misalnya di dalam kotak yang besar dan kecil ini, bisa diisi dengan bom peledak yang cukup untuk meledakkan seluruh kantor ini."
"Di amplop surat ini bisa terdapat bubuk virus, ini juga, di dalam kotak yang kedap udara ini bisa terdapat gas beracun."
Mendengar perkataan Myles, Layla merasa ada sedikit udara dingin yang menyelimuti sekujur tubuhnya.
"Myles, jangan berkata sembarangan, kau ini terlalu banyak nonton film sampai berhalusinasi ya."
Myles tidak menghiraukan Layla, malah menunduk melihat ke arah kotak yang ada di meja.
"Lihatlah segel kotak ini, ada dua gundukan di sini, apa kau menyadarinya?"
"Ini adalah sensor elektronik, begitu kotak ini terbuka, akan menghasilkan arus listrik dan mengaktifkan peledak di dalam kotak ini."
"Lihatlah juga di sini, celah di samping kotak ini, ada sedikit serbuk abu-abu yang menempel pada isolasinya."
"Ini adalah serbuk bahan bom peledak, oleh karena itu dua hal ini cukup untuk membuktikan bahwa ini adalah paket berisi bom peledak."
Seiring dengan penjelasan Myles, tatapan mata Gladys dan Layla yang mengarah pada kotak paket itu berubah penuh dengan ketakutan.
Tubuh Layla sedikit gemetaran, dengan refleks ia melangkah mundur ke belakang.
"Apa yang kau katakan itu benar? Komisaris, kalau begitu suruh dia yang membukanya saja."
Hati Gladys juga tidak tenang.
Nafasnya sedikit terburu-buru, gerakan naik turun dadanya juga cukup besar.
Surat ancaman, tembakan pistol, apakah sekarang sudah diupgrade menjadi ancaman bom, kalau begini terus, ancaman apa lagi yang akan ia hadapi?
Tidak bisa, bagaimanapun, aku harus menyelesaikan proyekku.
Gladys mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"Kau saja yang membukanya, aku ingin tahu apakan sama seperti yang kau katakan atau tidak."
Layla menatap Gladys dengan tegang.
"Komisaris, kita pergi ke ruangan luar terlebih dahulu, setelah Myles membukanya baru kita masuk ke dalam lagi."
Myles mengangkat pundaknya, lalu berkata dengan wajah kesal, "Tidak perlu keluar, masalah kecil seperti ini sangat mudah diselesaikan."
Kata Myles, sambil menggunakan gunting di tangannya untuk membuka isolasi kotak tersebut.
Gunting itu menyusuri celah di kotak, dan bergerak dengan gesit.
Gladys dan Layla menahan nafas mereka, membelalakkan mata mereka menatap ke tangan Myles.
"Ini adalah kotak bom peledak sederhana, sepertinya dibuat untuk menyelidiki kemampuan keamanan di sisimu, oleh karena itu petunjuk yang ditinggalkan oleh orang itu sangatlah jelas."
"Ini adalah peringatan, juga bisa dibilang ultimatum terakhir, sepertinya mereka juga benar-benar akan segera menyerangmu."
Gerakan tangan Myles sangat cepat.
Di waktu ia berbicara, ia sudah selesai memotong kabel penghubung sensornya.
Setelah selesai memotong, Myles meletakkan gunting itu ke atas meja, lalu tersenyum pada Gladys.
"Apa kau ingin membukanya? Kudengar katanya saat orang membuka paket, perasaannya sangat gembira."
Gladys melotot ke arah Myles, lalu menggelengkan kepalanya perlahan-lahan.
Myles mengeluh sejenak, lalu membuka kotak itu dengan kedua tangannya.
Di dalam kotak itu terdapat sebuah kantong kedap udara bewarna hitam, dan di atas kantong tersebut terdapat sebuah detonator.
Di layar detonator tersebut tertulis angka 1, yang sedang berkedip.
Layla memandangi detonator tersebut, tubuhnya gemetaran dengan sangat hebat, ia mundur ke belakang dengan panik, dan baru berhenti setelah tertabrak dinding.
Gladys juga terkejut bukan kepalang.
Tadi ia masih merasa lega, ia mengira bahwa Myles hanya berpikiran yang macam-macam saja.
Namun sekarang kenyataannya membuktikan, apa yang dikatakan oleh Myles itu memang benar.
Setelah terkejut, tatapan mata Gladys yang melihat Myles pun sedikit berubah.
Kalau Myles benar-benar memiliki kemampuan, dan dapat melindungiku......
Myles mengambil gunting, lalu memotong kabel penghubung detonator dan bahan peledaknya dengan sangat gesit.
"Sudah, detonatornya sudah selesai dibereskan, sekarang kita buka bomnya, lihat apa yang ada di dalamnya."
Kata Myles sambil mengeluarkan detonator tersebut dan meletakkannya ke atas meja.
Myles menekuk jarinya dan memukul kertas itu.
Mendengar suara nyaring dari kertas putih itu, ia semakin yakin bahwa kertas itu adalah kertas yang digunakan untuk menyetak uang kertas.
Agar tidak mudah untuk dipalsukan, kertas cetak uang kertas ini memiliki perbedaan yang sangat besar dari kertas biasa.
Dan perbedaan yang paling mudah untuk dibedakan adalah benang fiber dari kertas ini, ditambah dengan suara nyaringnya.
Myles meletakkan surat ancaman tersebut.
Jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan pelan, mengeluarkan suara tok tok tok.
Orang yang dapat menggunakan kertas cetak uang kertas ini hanya dua macam, karyawan pabrik percetakan uang kertas, dan karyawan pabrik pembuat kertas.
Kertas cetak uang kertas diproduksi secara terpusat, kemudian dikirimkan ke masing-masing pabrik percetakan uang kertas.
Jadi menurut Myles, kemungkinan bersembunyi di pabrik percetakan uang kertas jauh lebih tinggi.
Myles membuka komputernya.
Mencari peta Kota Qing di internet, lalu dengan cepat ia pun menemukan lokasi pabrik percetakan uang kertas.
Setelah melihat jalur transportasi di sekitar pabrik percetakan uang kertas itu dengan teliti, Myles mencari beberapa informasi tentang pabrik percetakan uang kertas Kota Qing.
Saat Myles sedang mencari informasi, sekretaris Gladys, Layla Jiang masuk sambil membawa setumpuk surat dan paket.
Melihat paket-paket itu, Myles agak menyipitkan matanya.
"Sekretaris Jiang, apa ini semua adalah surat dan pesan adalah milik Komisaris?"
Layla yang hendak membuka pintu ruangan dalam pun menatap Myles dengan bingung.
"Ya, kenapa Asisten Chen menanyakan hal ini?"
Tatapan mata Layla terhadap Myles sudah berubah menjadi was-was.
Kenapa anak ini begitu peduli pada surat dan paket Komisaris, apa dia ingin mencuri informasi perusahaan, atau ingin menyelidiki privasi Komisaris?
Melihat tatapan mata was-was Layla, Myles pun menyadari bahwa dia telah salah sangka.
"Demi keamanan Koimsaris, kuharap mulai saat ini, semua surat dan paket ini harus melewati pemeriksaanku dulu, setelah itu baru akan kukirimkan kepada Komisaris."
"Hehe." Layla tertawa dingin, lalu membuka pintu dan masuk ke ruangan dalam.
Myles menghela nafasnya.
Ternyata menjadi orang baik itu memang sulit.
Tapi Myles tetap ikut masuk ke dalam, demi membalas budi, ia hanya bisa menahan segala rasa malu yang ia terima.
Terserah kalian ingin salah sangka padaku sampai ratusan atau ribuan kali, aku juga tetap harus melindungi Gladys.
Melihat Myles ikut masuk ke dalam, Layla pun berkata kesal, "Komisaris, katanya demi keamananmu, dia ingin memeriksa seluruh surat dan paket."
"Kurasa niatnya tidak baik, mungkin ia ingin mencari kesempatan untuk mencuri informasi perusahaan."
Layla mengatakan semua dugaan di dalam hatinya.
Tatapan mata Gladys pada Myles, juga berubah sedikit dingin.
Gladys yang sejak awal sudah tidak begitu menyukai Myles, sekarang bahkan lebih membencinya lagi.
"Asisten Chen, kerjakan saja pekerjaanmu dengan baik, itu sudah cukup, kau tidak perlu memedulikan surat dan paketku."
Kata Gladys sambil mengambil gunting di atas meja, dan hendak membuka sebuah kotak paket.
Myles maju ke depan dengan sangat cepat.
Mengulurkan tangannya dan menahan gunting yang ada di tangan Gladys.
Menatap Gladys dengan sangat tulus.
"Komisaris, tolong percayalah pada keprofesionalitasanku, dalam masalah keamananmu, tidak ada yang lebih hebat dari aku."
Gladys menatap Myles dengan dingin, tatapan matanya sudah tampak tidak sabar.
"Sudah cukup belum? Hanya surat-surat dan paket saja, akan ada apa memangnya?"
"Paling hanya ada surat ancaman saja, sebaiknya kau selidiki saja surat ancaman itu, buktikan kemampuanmu."
Myles membalikkan pergelangan tangannya, dan langsung merebut gunting di tangan Gladys itu, lalu memegangnya di tangannya sendiri.
"Banyak, misalnya di dalam kotak yang besar dan kecil ini, bisa diisi dengan bom peledak yang cukup untuk meledakkan seluruh kantor ini."
"Di amplop surat ini bisa terdapat bubuk virus, ini juga, di dalam kotak yang kedap udara ini bisa terdapat gas beracun."
Mendengar perkataan Myles, Layla merasa ada sedikit udara dingin yang menyelimuti sekujur tubuhnya.
"Myles, jangan berkata sembarangan, kau ini terlalu banyak nonton film sampai berhalusinasi ya."
Myles tidak menghiraukan Layla, malah menunduk melihat ke arah kotak yang ada di meja.
"Lihatlah segel kotak ini, ada dua gundukan di sini, apa kau menyadarinya?"
"Ini adalah sensor elektronik, begitu kotak ini terbuka, akan menghasilkan arus listrik dan mengaktifkan peledak di dalam kotak ini."
"Lihatlah juga di sini, celah di samping kotak ini, ada sedikit serbuk abu-abu yang menempel pada isolasinya."
"Ini adalah serbuk bahan bom peledak, oleh karena itu dua hal ini cukup untuk membuktikan bahwa ini adalah paket berisi bom peledak."
Seiring dengan penjelasan Myles, tatapan mata Gladys dan Layla yang mengarah pada kotak paket itu berubah penuh dengan ketakutan.
Tubuh Layla sedikit gemetaran, dengan refleks ia melangkah mundur ke belakang.
"Apa yang kau katakan itu benar? Komisaris, kalau begitu suruh dia yang membukanya saja."
Hati Gladys juga tidak tenang.
Nafasnya sedikit terburu-buru, gerakan naik turun dadanya juga cukup besar.
Surat ancaman, tembakan pistol, apakah sekarang sudah diupgrade menjadi ancaman bom, kalau begini terus, ancaman apa lagi yang akan ia hadapi?
Tidak bisa, bagaimanapun, aku harus menyelesaikan proyekku.
Gladys mengepalkan kedua tangannya dengan erat.
"Kau saja yang membukanya, aku ingin tahu apakan sama seperti yang kau katakan atau tidak."
Layla menatap Gladys dengan tegang.
"Komisaris, kita pergi ke ruangan luar terlebih dahulu, setelah Myles membukanya baru kita masuk ke dalam lagi."
Myles mengangkat pundaknya, lalu berkata dengan wajah kesal, "Tidak perlu keluar, masalah kecil seperti ini sangat mudah diselesaikan."
Kata Myles, sambil menggunakan gunting di tangannya untuk membuka isolasi kotak tersebut.
Gunting itu menyusuri celah di kotak, dan bergerak dengan gesit.
Gladys dan Layla menahan nafas mereka, membelalakkan mata mereka menatap ke tangan Myles.
"Ini adalah kotak bom peledak sederhana, sepertinya dibuat untuk menyelidiki kemampuan keamanan di sisimu, oleh karena itu petunjuk yang ditinggalkan oleh orang itu sangatlah jelas."
"Ini adalah peringatan, juga bisa dibilang ultimatum terakhir, sepertinya mereka juga benar-benar akan segera menyerangmu."
Gerakan tangan Myles sangat cepat.
Di waktu ia berbicara, ia sudah selesai memotong kabel penghubung sensornya.
Setelah selesai memotong, Myles meletakkan gunting itu ke atas meja, lalu tersenyum pada Gladys.
"Apa kau ingin membukanya? Kudengar katanya saat orang membuka paket, perasaannya sangat gembira."
Gladys melotot ke arah Myles, lalu menggelengkan kepalanya perlahan-lahan.
Myles mengeluh sejenak, lalu membuka kotak itu dengan kedua tangannya.
Di dalam kotak itu terdapat sebuah kantong kedap udara bewarna hitam, dan di atas kantong tersebut terdapat sebuah detonator.
Di layar detonator tersebut tertulis angka 1, yang sedang berkedip.
Layla memandangi detonator tersebut, tubuhnya gemetaran dengan sangat hebat, ia mundur ke belakang dengan panik, dan baru berhenti setelah tertabrak dinding.
Gladys juga terkejut bukan kepalang.
Tadi ia masih merasa lega, ia mengira bahwa Myles hanya berpikiran yang macam-macam saja.
Namun sekarang kenyataannya membuktikan, apa yang dikatakan oleh Myles itu memang benar.
Setelah terkejut, tatapan mata Gladys yang melihat Myles pun sedikit berubah.
Kalau Myles benar-benar memiliki kemampuan, dan dapat melindungiku......
Myles mengambil gunting, lalu memotong kabel penghubung detonator dan bahan peledaknya dengan sangat gesit.
"Sudah, detonatornya sudah selesai dibereskan, sekarang kita buka bomnya, lihat apa yang ada di dalamnya."
Kata Myles sambil mengeluarkan detonator tersebut dan meletakkannya ke atas meja.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved