Bab 10 Pabrik Percetakan Uang Kertas

by Nathan 10:01,Jan 24,2022
Myles berusaha untuk memasang senyumannya yang paling tampan, menatap ke arah Maggie dengan jujur.

"Yang ingin kukatakan adalah, hari ini kau adalah orang yang paling cantik di antara semuanya."

"Kau memang pandai bicara, ayo naik."

Meskipun mengenakan pakaian wanita, tapi bagaimanapun aura Maggie masih tetap adalah tentara yang sangat gagah.

Melihat Maggie duduk di kursi pengemudi, barulah Myles menghela nafas panjang.

Wanita itu memang adalah makhluk hidup yang mengerikan.

Untung saja reaksinya tadi cepat, kalau tidak ia benar-benar akan dilempar ke sarang lebah.

Myles bukannya tidak tahu perasaan Maggie.

Tapi Myles masih belum mempertimbangkan apakah dia ingin membuka perasaan di antara dirinya dan Maggie.

Myles duduk di kursi depan samping pengemudi.

Maggie menoleh ke arahnya dan berkata, "Katakan, masalah apa yang kau hadapi?"

"Kulihat satpam-satpam yang berdiri di depan pintu adalah tentara-tentara khusus, sepertinya masalah orang yang ingin kau balasbudikan itu tidaklah kecil."

Myles mengeluarkan amplop dan kertas surat yang tadi ia dapatkan di dalam bom, lalu ia berikan pada Maggie.

"Lihatlah, aku sudah mendapatkan petunjuk, sekarang harus diselidiki dulu."

Setelah Maggie menerimanya, ia pun memeriksanya dengan seksama.

"Kau ingin menyelidikinya dengan tangan kosong seperti ini? Di atas kertas ini ada aroma bahan peledak, mereka pasti punya senjata."

"Lagipula, dilihat dari sikapnya yang sangat percaya diri ini, dia pasti sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti ini, seperti orang yang tidak pernah gagal dalam membunuh orang lain."

"Kau yakin, kau dapat mengalahkan orang itu dengan tangan kosong?"

Myles berkata dengan percaya diri, "Hanya seorang pembunuh kecil saja, bisa dibereskan dengan sangat mudah, kau berkata seperti itu berarti kau sangat meremehkanku."

"Tenang saja, pasti akan bisa dibereskan dengan mudah, kalau kita berdua masih tidak bisa mengalahkannya, kita pasti akan menjadi lelucon di markas tentara."

Setelah menyetel GPS di mobil, dan mencari lokasi pabrik percetakan uang kertas Kota Qing, Myles pun tersenyum, "Berangkat."

Melihat rupa Myles yang sangat percaya diri, tatapan mata Maggie pun penuh dengan rasa cinta yang dalam.

Setelah menyalakan mobil, Maggie pun menginjak gas, Land Rover-nya pun melaju kencang.

Tak lama, Land Rover itu pun tiba di pabrik percetakan uang kertas Kota Qing, kedua orang itu turun dari mobil dan berjalan ke sana.

Pintu utama pabrik itu sangat keren, ada tujuh atau depalan orang satpam yang duduk di sisi sebelah pintu itu, mereka berkumpul menjadi satu dan berbincang-bincang ria.

Melihat Myles dan Maggie yang sedang berjalan kemari, dua orang satpam yang muda pun menghentikan mereka berdua.

"Kalian berdua siapa? Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk."

Myles pun memasang sebuah senyuman yang ceria.

"Kami datang untuk menyelesaikan urusan, kami datang untuk mencari departemen keamanan untuk menanyai sesuatu."

Kedua satpam itu pun mengerutkan alis mereka, saling bertatapan mata, salah satu dari mereka pun berjalan masuk ke dalam ruangan satpam.

Yang satunya lagi berkata dengan sedikit kesal, "Menanyai sesuatu? Kau ini dari departemen mana? Apa kau ada janji dengan atasan kami? Kalau tidak ada cepat pergi."

"Kami tidak ada janji, tapi karena masalahnya mendadak, dan sangat darurat, oleh karena itu kami langsung datang kemari, kalau tidak, bagaimana kalau kau hubungi dulu atasan kalian?"

Kata Myles sabar.

Pintu ruangan satpam terbuka, seorang satpam berumur empat puluh tahunan pun berjalan keluar.

"Kalau ada sesuatu, katakan saja padaku, aku adalah ketua tim satpam, hal-hal yang biasa seharusnya aku tahu."

"Kalau kalian memang ingin menanyakan hal yang khusus, aku akan membantu kalian untuk menghubungi kepala departepen keamanan."

Myles memandangi satpam berumur empat puluh tahunan inni.

Wajahnya sangat biasa, auranya sedikit elegan, kelihatannya sangat mudah untuk diajak bicara.

"Kalau begitu terima kasih, aku masih belum bertanya siapa nama Anda?"

"Margaku Liu, panggil saja aku Liu Tua."

Senyuman Liu Tua sangat lembut, sama sekali tidak terlihat seperti seorang satpam.

Myles mengeluarkan amplop dan ia berikan pada Liu Tua.

"Ini adalah surat ancaman yang diterima oleh Komisaris kami, lihatlah terlebih dahulu."

Liu Tua menatap ke arah Myles dengan bingung sejenak, lalu menerima surat ancaman itu dan membacanya.

"Kau ini harus datang ke polisi, untuk apa datang ke pabrik percetakan uang kertas kami?"

Myles menunjuk ke kertas putih yang ada di tangan Liu Tua itu.

"Karena kertas ini, lihatlah dengan teliti, apakah kertas ini adalah kertas cetak uang kertas?"

Mendengar hal itu, Liu Tua mengangkat kertas di tangannya itu, lalu melihatnya di bawah sinar matahari, lalu menggoyang-goyangkannya, seketika wajahnya pun berubah muram.

"Ini memang benar kertas cetak uang kertas, apakah kau menyurigai bahwa pengirimnya adalah orang di dalam pabrik kami?"

Myles mengangguk.

"Perkiraan awal kami memang begitu, waktunya terbatas, oleh karena itu kami memohon bantuan dari departemen keamanan."

Liu Tua tersenyum pahit.

"Aku juga ingin membantumu, tapi dengan identitasmu ini tidak bisa, kalau kau polisi, mungkin aku masih bisa melaporkannya pada atasanku, tapi kau hanyalah seorang karyawan perusahaan saja, tidak memiliki hak sama sekali."

Setelah itu, Liu Tua pun memberikan surat itu kembali pada Myles.

"Dengarkan saran dari kakak, segera lapor polisi, untuk apa kau ikut campur dalam urusan seperti ini, dulu aku juga suka ikut campur, huh, sudahlah, tak usah mengungkit hal ini lagi."

Myles dan Maggie saling bertatapan, lalu Myles pun memberi Maggie sebuah isyarat.

"Keluarkan kartu identitasmu dan perlihatkan pada Liu Tua."

Maggie mengeluarkan kartu identitasnya dan ia berikan pada Liu Tua.

Liu Tua menerimanya dan melihatnya sejenak, seketika matanya pun membulat.

Ia bolak-balik melihat kartu identitas itu, lalu mengembalikannya pada Maggie.

"Itu, aku akan segera menelepon atasan, tunggulah sebentar."

Liu Tua segera berjalan kembali ke ruangannya, dan mengambil teleponnya.

Maggie menyimpan kartu identitasnya, dan mengeluh pelan.

"Bagaimana, apakah sekarang kau menyesal, kalau kau ingin kembali, aku akan mencari atasan untuk membantumu bicara."]

"Aku akan kembali, tapi bukan sekarang, aku harus dan ingin menjadi lebih kuat, setelah itu barulah aku akan kembali."

Tatapan mata Maggie tiba-tiba berubah sayang dan sakit, ia benar-benar kasihan pada Myles.

Hal yang harus dipikul oleh Myles terlalu berat.

Yang ia pikul, adalah keamanan dan keselamatan negara.

Liu Tua meletakkan telelponnya, lalu keluar dari ruangannya lagi.

"Aku akan membawa kalian berdua menemui kepala departemen keamanan."

"Terima kasih banyak, Liu Tua."

Myles sangat berterimakasih pada Liu Tua, kalau tidak ada dia, mungkin ia harus melakukan lebih banyak hal lagi.

Liu Tua membawa Myles dan Maggie masuk ke dalam daerah perkantoran pabrik percetakan uang kertas, dalam perjalanan, ia sedikit memperkenalkan keadaan di dalam pabrik itu.

Sesampainya di depan pintu kantor departemen keamanan pabrik percetakan uang kertas, Liu Tua mengetuk pintu itu.

"Masuk."

Liu Tua membuka pintu itu dan masuk ke dalam.

"Kepala Departemen, ini adalah Myles Chen dan Maggie."

Kepala Departemen itu mengangkat kepalanya melihat ke arah kedua orang itu.

"Liu Tua sudah menyeritakan masalah kalian padaku, biarkan Liu Tua ikut menyelesaikan masalah ini bersama dengan kalian."

"Liu Tua dulu adalah seorang polisi, memiliki pengalaman dalam memecahkan kasus, ia juga sangat mengenal pabrik ini, tapi kalian tidak boleh masuk ke daerah produksi."

Kata Kepala Departemen sambil menatap ke arah Liu Tua dan melambai-lambaikan tangannya dengan pelan.

"Baik, Kepala Departemen, aku pasti akan membantu dengan sepenuh hati, Kepala Departemen, kami permisi dulu."

Setelah membawa Myles dan Maggie keluar dari kantor, Liu Tua pun berkata dengan wajah muram, "Sulit sekali menjadi orang baik."

"Katakan saja apa yang akan kalian lakukan, aku akan membantu kalian, ingin melihat kamera pengawas atau berjalan-jalan di pabrik?"

"Tidak perlu, carilah tempat yang tenang, aku hanya perlu menanyakan beberapa hal padamu saja."

Dari awal Myles memang tidak ingin berbelit-belit seperti ini, lagipula waktunya juga tidak cukup.

Kali ini dia datang ke pabrik percetakan uang kertas, untuk membuat sang pembunuh itu panik, agar dia dapat keluar dengan sendirinya.

Liu Tua menatap Myles dengan kebingungan sejenak, lalu berjalan ke arah sebuah kantor di sebelah, dan mengeluarkan kunci untuk membuka pintunya.

"Kita bicara di sini saja, ini adalah kantorku, tapi biasanya tidak terpakai."

Download APP, continue reading

Chapters

60