Bab 7 Aku Tidak Mungkin Mencintaimu
by Alexander
14:05,Sep 18,2019
Didalam Lane Cafe terdengar dentingan piano yang begitu merdu, lampu yang remang menyinari setiap sudut cafe, sebuah lagu berjudul Castle in The Sky, menenangkan perasaan Helena He yang gelisah.
Dennil Du menatap lekat padanya, rambut hitam pekat yang menjuntai hingga kesisi kedua bahu, terlihat begitu anggun, kedua iris mata yang jernih, sepasang bulu mata yang lentik terlihat sedikit bergetar, kulitnya yang berwarna kuning langsat terlihat sangat sehat, sepasang bibir yang tipis terlihat seperti kelopak bunga mawar yang lembut.
Malam itu terlihat sangat gelap, ditambah lagi dengan rasa penyiksaan seksual yang dia rasakan saat itu, membuat wajahnya tidak dapat terlihat jelas, waktu ketika berada dalam situasi sadar, kedua orang yang saling berhadapan, akhirnya dia dapat melihat jelas, seorang wanita yang berpenampilan menarik.
Aku bernama Dennil Du. Dia bersuara dengan rendah, menatap kearah Helena He dengan tatapan yang sarat akan rasa bersalah.
Kamu sudah pernah mengatakannya.
Nada bicara Helena He sangat tidak bersahabat, namun dapat dimengerti, siapapun tidak akan menunjukkan wajah tersenyumnya ketika berhadapan dengan orang yang telah memperkosa dirinya.
Malam itu aku sungguh minta maaf, aku benar-benar telah dijebak, atau aku bukanlah orang yang akan melakukan hal itu.
Dennil Du menjelaskan dengan tulus, dia menatap sejenak pria yang ada dihadapannya itu, tatapan matanya yang dalam dan memikat, garis hidungnya yang tinggi, bibirnya yang seksi, ditambah lagi dia mengendarai mobil mewah, disetiap pergerakannya terlihat sangat berwibawa, pria seperti ini, hanya dengan jentikan jarinya, maka para perempuan akan berlomba-lomba untuk masuk kedalam pelukannya, dan tidak akan memperdulikan hal lainnya.
Menghela nafasnya dengan panjang, tatapannya menjadi sendu, kemudian berucap dengan tidak rela: Anggap saja itu adalah kesialanku.
Aku akan bertanggung jawab padamu. Dennil Du segera mempertegas.
Bertanggung jawab bagaimana?
Helena He mengangkat tatapannya, menatap langsung padanya, jika dia berani membahas soal uang, dia akan menyiramnya dengan air yang ada dihadapannya tanpa ragu.
Kamu boleh meminta benda apapun dan uang padaku.
Byurrr...... Baru saja dia menyelesaikan ucapannya, tangannya segera mengangkat gelas, dan menyiramnya keatas wajahnya.
Dia bangkit berdiri dengan penuh amarah, matanya menatap tajam Dennil Du, Helena He menegaskannya dengan jelas: Aku tidak sedang menjual diriku.
Dia segera berlari keluar dari cafe, Dennil Du pun ikut keluar mengejarnya.
Dia berharap aku bertanggung jawab dengan cara apa?
Masih berperilaku seperti orang yang bijak, orang yang diperkosanya bahkan tidak menuntutnya, namun dia masih begitu kejam terhadapnya
Tiba-tiba terbesit sebuah ide, Helena He ingin mempermainkannya sejenak.
Membalikkan tubuhnya, kemudian dia menunjukkan senyuman datarnya, dia bertanya dengan terlihat misterius: Kamu benar-benar ingin bertanggung jawab?
Dennil Du menganggukkan kepalanya.
Kamu akan memberikan apapun yang aku inginkan?
Selama aku dapat melakukannya.
Baiklah. Dia berjalan kehadapannya dengan perasaan puas, mengangkat dagunya, berucap dengan wajah bersemangat: Aku ingin sebuah keluarga, sebuah tempat yang tenang tanpa keributan.
Dennil Du tercengang......
Suasana seketika berubah mencekam, terus berlanjut hingga beberapa waktu kemudian, Helena He tersenyum mengejek: Kamu tidak perlu merasa bersalah, aku tidak akan memaksamu.
Walaupun terdapat setitik rasa jahat, namun perasaannya tiba-tiba menjadi membaik, mungkin karena melihat pria yang dihadapannya ini terkejut karenanya, membuatnya merasakan sebuah perasaan balas dendam.
Aku pergi, semoga kita tidak bertemu lagi. Dia melambaikan tangannya didepan wajahnya.
Baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba, dari belakang tubuhnya terdengar suara yang tidak terduga olehnya.
Baiklah, aku menyetujuinya.
Kali ini, giliran dia yang tercengang, memutar kepalanya perlahan-lahan, ketika dia akan membuka mulutnya, Dennil Du telah berjalan kehadapannya.
Aku akan memberikanmu sebuah keluarga. Dia berhenti sejenak: Namun, aku tidak mungkin mencintaimu.
Aku tidak mungkin mencintaimu......
Walaupun kalimat ini sangat kejam, namun Helena He tidak akan memikirkannya, karena dia juga sama.
Kamu yakin? Dia menggunakan jarinya menunjuk Dennil Du.
Ya. Dia menganggukkan kepalanya, tatapan matanya menunjukkan jika dia tidak berbohong.
Dia menghela nafas dalam, kemudian dia menunjuk kearah taman yang terletak diseberang sana: Kita duduk dulu sejenak disana, kemudian, biarkan aku berpikir sejenak.
Walaupun dia yang mengajukan syarat aneh itu, namun sebenarnya dia tidak benar-benar ingin menikah dengannya.
Awalnya dia hanya berniat mempermainkan Dennil Du sejenak, namun dia menyetujuinya, itu semua diluar dugaannya.
Sebenarnya kamu boleh saja tidak menyetujuinya. Dia duduk diatas bangku yang tersedia di taman, Helena He berucap dengan pelan.
Dia sangat ingin pergi dari keluarga yang dingin itu, namun pernikahan bukanlah suatu permainan, boleh saja jika tidak ada perasaan, tapi tidak boleh terdapat suatu paksaan.
Dia tidak berharap jika dikemudian hari pria ini akan mengatakan, aku menikahimu, hanya untuk menebus kesalahan semata......
Dennil Du menatap lekat padanya, rambut hitam pekat yang menjuntai hingga kesisi kedua bahu, terlihat begitu anggun, kedua iris mata yang jernih, sepasang bulu mata yang lentik terlihat sedikit bergetar, kulitnya yang berwarna kuning langsat terlihat sangat sehat, sepasang bibir yang tipis terlihat seperti kelopak bunga mawar yang lembut.
Malam itu terlihat sangat gelap, ditambah lagi dengan rasa penyiksaan seksual yang dia rasakan saat itu, membuat wajahnya tidak dapat terlihat jelas, waktu ketika berada dalam situasi sadar, kedua orang yang saling berhadapan, akhirnya dia dapat melihat jelas, seorang wanita yang berpenampilan menarik.
Aku bernama Dennil Du. Dia bersuara dengan rendah, menatap kearah Helena He dengan tatapan yang sarat akan rasa bersalah.
Kamu sudah pernah mengatakannya.
Nada bicara Helena He sangat tidak bersahabat, namun dapat dimengerti, siapapun tidak akan menunjukkan wajah tersenyumnya ketika berhadapan dengan orang yang telah memperkosa dirinya.
Malam itu aku sungguh minta maaf, aku benar-benar telah dijebak, atau aku bukanlah orang yang akan melakukan hal itu.
Dennil Du menjelaskan dengan tulus, dia menatap sejenak pria yang ada dihadapannya itu, tatapan matanya yang dalam dan memikat, garis hidungnya yang tinggi, bibirnya yang seksi, ditambah lagi dia mengendarai mobil mewah, disetiap pergerakannya terlihat sangat berwibawa, pria seperti ini, hanya dengan jentikan jarinya, maka para perempuan akan berlomba-lomba untuk masuk kedalam pelukannya, dan tidak akan memperdulikan hal lainnya.
Menghela nafasnya dengan panjang, tatapannya menjadi sendu, kemudian berucap dengan tidak rela: Anggap saja itu adalah kesialanku.
Aku akan bertanggung jawab padamu. Dennil Du segera mempertegas.
Bertanggung jawab bagaimana?
Helena He mengangkat tatapannya, menatap langsung padanya, jika dia berani membahas soal uang, dia akan menyiramnya dengan air yang ada dihadapannya tanpa ragu.
Kamu boleh meminta benda apapun dan uang padaku.
Byurrr...... Baru saja dia menyelesaikan ucapannya, tangannya segera mengangkat gelas, dan menyiramnya keatas wajahnya.
Dia bangkit berdiri dengan penuh amarah, matanya menatap tajam Dennil Du, Helena He menegaskannya dengan jelas: Aku tidak sedang menjual diriku.
Dia segera berlari keluar dari cafe, Dennil Du pun ikut keluar mengejarnya.
Dia berharap aku bertanggung jawab dengan cara apa?
Masih berperilaku seperti orang yang bijak, orang yang diperkosanya bahkan tidak menuntutnya, namun dia masih begitu kejam terhadapnya
Tiba-tiba terbesit sebuah ide, Helena He ingin mempermainkannya sejenak.
Membalikkan tubuhnya, kemudian dia menunjukkan senyuman datarnya, dia bertanya dengan terlihat misterius: Kamu benar-benar ingin bertanggung jawab?
Dennil Du menganggukkan kepalanya.
Kamu akan memberikan apapun yang aku inginkan?
Selama aku dapat melakukannya.
Baiklah. Dia berjalan kehadapannya dengan perasaan puas, mengangkat dagunya, berucap dengan wajah bersemangat: Aku ingin sebuah keluarga, sebuah tempat yang tenang tanpa keributan.
Dennil Du tercengang......
Suasana seketika berubah mencekam, terus berlanjut hingga beberapa waktu kemudian, Helena He tersenyum mengejek: Kamu tidak perlu merasa bersalah, aku tidak akan memaksamu.
Walaupun terdapat setitik rasa jahat, namun perasaannya tiba-tiba menjadi membaik, mungkin karena melihat pria yang dihadapannya ini terkejut karenanya, membuatnya merasakan sebuah perasaan balas dendam.
Aku pergi, semoga kita tidak bertemu lagi. Dia melambaikan tangannya didepan wajahnya.
Baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba, dari belakang tubuhnya terdengar suara yang tidak terduga olehnya.
Baiklah, aku menyetujuinya.
Kali ini, giliran dia yang tercengang, memutar kepalanya perlahan-lahan, ketika dia akan membuka mulutnya, Dennil Du telah berjalan kehadapannya.
Aku akan memberikanmu sebuah keluarga. Dia berhenti sejenak: Namun, aku tidak mungkin mencintaimu.
Aku tidak mungkin mencintaimu......
Walaupun kalimat ini sangat kejam, namun Helena He tidak akan memikirkannya, karena dia juga sama.
Kamu yakin? Dia menggunakan jarinya menunjuk Dennil Du.
Ya. Dia menganggukkan kepalanya, tatapan matanya menunjukkan jika dia tidak berbohong.
Dia menghela nafas dalam, kemudian dia menunjuk kearah taman yang terletak diseberang sana: Kita duduk dulu sejenak disana, kemudian, biarkan aku berpikir sejenak.
Walaupun dia yang mengajukan syarat aneh itu, namun sebenarnya dia tidak benar-benar ingin menikah dengannya.
Awalnya dia hanya berniat mempermainkan Dennil Du sejenak, namun dia menyetujuinya, itu semua diluar dugaannya.
Sebenarnya kamu boleh saja tidak menyetujuinya. Dia duduk diatas bangku yang tersedia di taman, Helena He berucap dengan pelan.
Dia sangat ingin pergi dari keluarga yang dingin itu, namun pernikahan bukanlah suatu permainan, boleh saja jika tidak ada perasaan, tapi tidak boleh terdapat suatu paksaan.
Dia tidak berharap jika dikemudian hari pria ini akan mengatakan, aku menikahimu, hanya untuk menebus kesalahan semata......
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved