Bab 10 Akrab Juga Membutuhkan Proses
by Alexander
14:05,Sep 18,2019
Perempuan ini benar-benar tak mudah. Sean Ou terdiam sesaat, dan mengambil kesimpulan mengenai alasannya.
Ia menyandarkan kepalanya di atas bahu Dennil Du, menghelah nafas dan bertanya: uang bukanlah yang ia mau benar kan?
Dennil Du menganggukkan kepalanya.
Apakah kamu tidak dapat melihat ambisinya? ia mengerutkan dahinya: menikah denganmu sama saja dengan memiliki kekayaan yang tiada habisnya, keuntungan yang terlihat di depan mata bukanlah apa-apa baginya!
Ia bahkan tak tau jati diriku yang sebenarnya. Dennil Du menekankan perkataannya.
Wanita sangat bisa menghitung, kamu tak boleh gegabah. Sean Ou menarik nafasnya dalam-dalam, setidaknya ia telah takut mengenai hitung-hitungan.....
Bibirnya yang tipis dan sensual serta dapat memikat perhatian seseorang, Dennil Du membakar sebatang rokok, berbicara dengan nada malas: aku lebih bisa melihat dari pada kamu.
Setidaknya, sebelum menikah ia tak mungkin melihat sebuah Macan menjadi seekor Domba.
Berbahagia di atas penderitaan yang ia alami, Sean Ou telah lama di perlakukan seperi itu, itu semua dapat membuat ia tak yakin atas keputusan yang ia buat, hal tersebut dapat di pahami orang lain....
Ia mengabaikan perasaan simpati yang keluar dari pandangan Dennil Du, lalu menepuk-nepuk pundak sang laki-laki tersebut: Sobat, itu hanya sebuah nasihat, mau dengar atau tidak itu semua tergantung padamu.
Mempertahankan seorang perempuan yang tidak mencintaimu agar terus berada di sisimu, ini bukanlah cara terbaik untuk melupakan Michelle.
Sinar mentari pertama yang bersinar di pagi hari menembus masuk ke kamar tidur yang luas, Dennil Du berdiri tepat di depan jendelanya, memandang jauh ke arah air laut yang berkilauan, sinar matahari yang lembut menguraikan lekukan tubuhnya yang kokoh, akan tetapi tak dapat menguraikan sekujur tubuhnya yang di penuhi dengan kesedihan dan luka yang mendalam.
Mengingat perkataan terakhir Sean Ou yang tadi malam, ia benar-benar mengalami kebingungan, tanggung jawab dan emosi saling berdampingan, tak peduli yang mana yang di utamakan, pada akhirnya semua tak akan berubah, ia akan menikahi Helena He.
Malam ini ia akan menghadiri sebuah acara pesta, karena sudah memutuskan akan menikah dengannya,cepat atau lambat Helena He pasti akan muncul di hadapannya.
Ia mengambil Hpnya, dengan tanpa ragu menelfon nomor wanita tersebut.
Selamat pagi, udah bangun?
Tiba-tiba ia mendengar suara lelaki yang berat, ia terkejut sampai tak ada hasrat untuk tidur kembali, ia duduk dan bersandar, lalu berdeham: em, selamat pagi, ada perlu apa?
Ia tentu saja tau, lelaki tersebut adalah Dennil Du.
Apakah malam ini kamu ada waktu luang? aku ingin mengajakmu menghadiri sebuah Pesta.
Baru saja ia ingin menolaknya, tiba-tiba ia tersadar kalau ia akan segera menikah dengannya, hubungan yang akrab membutuhkan sebuah proses, selain itu lamaran tresebut juga ia yang duluan menginginkannya.....
Ia bimbang selama beberapa detik, lalu kemudian menjawab: Baiklah, jam berapa?
Jam tujuh, kamu tunggu di taman Glass, nanti aku akan menjemput mu.
Dalam ketidak tenangan waktupun terus berlalu, jam menunjukan pukul enam lewat lima belas, Helena He mengenakan sebuah dress hitam dengan belt di pinggangnya, lalu memanggil taksi dan pergi ke tempat tujuan.
Mungkin juga ini bukan permulaan yang baik, tetapi akhirnya ia juga tetap melangkahkan kakinya ke tahap pertama.
Tak menunggu berapa lama, mungkin hanya sepuluh menitan, mobil Marcedes yang sangat familiar berhenti di hadapannya, ia lebih merasa sangat akrab dengan mobil ini melebihi akrab dengan sang pemiliknya, pertama kali ia di perkosa di dalam mobil itu, kedua kalinya ia di tabrak langsung oleh mobil tersebut.....
Pintu mobil terbuka, Dennil Du dengan elegannya turun dari mobil tersebut, ia mengenakan sebuah jas hitam, warna yang tak mencolok, tetapi juga sulit menutupi aura kegagahannya, celana yang lurus menggantung tepat di atas permukaan sepatunya, sangat elegan dan juga tak kehilangan kegagahannya.
Helena He melihat warna dress yang ia kenakan, lalu melihat lagi ke arah Dennil Du, pipinya seketika memerah.
Apakah kamu memiliki uang yang segitu banyak? sembari ia duduk ke dalam mobil, ia sembarang membuka percakapan, tetapi ia tau jelas, pertanyaan ini sangatlah bodoh.
Dennil Du tersenyum: kenapa melontarkan pertanyaanya begitu?
Karena kamu suka menggunakan uang untuk menyelesaikan sebuah masalah. Seakan tak ada ragu lagi, kata-kata tersebut langsung keluar begitu saja dari mulutnya.
Orang yang suka menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah, bukan berarti ia benar-benar ada uang, juga tak menutup kemungkinan ia pura-pura kaya, dengan bercanda ia menjawab pertanyaan Helena.
Hehe.....Hellena menghargai kejujurannya, dengan santai ia tertawa.
Ia menyandarkan kepalanya di atas bahu Dennil Du, menghelah nafas dan bertanya: uang bukanlah yang ia mau benar kan?
Dennil Du menganggukkan kepalanya.
Apakah kamu tidak dapat melihat ambisinya? ia mengerutkan dahinya: menikah denganmu sama saja dengan memiliki kekayaan yang tiada habisnya, keuntungan yang terlihat di depan mata bukanlah apa-apa baginya!
Ia bahkan tak tau jati diriku yang sebenarnya. Dennil Du menekankan perkataannya.
Wanita sangat bisa menghitung, kamu tak boleh gegabah. Sean Ou menarik nafasnya dalam-dalam, setidaknya ia telah takut mengenai hitung-hitungan.....
Bibirnya yang tipis dan sensual serta dapat memikat perhatian seseorang, Dennil Du membakar sebatang rokok, berbicara dengan nada malas: aku lebih bisa melihat dari pada kamu.
Setidaknya, sebelum menikah ia tak mungkin melihat sebuah Macan menjadi seekor Domba.
Berbahagia di atas penderitaan yang ia alami, Sean Ou telah lama di perlakukan seperi itu, itu semua dapat membuat ia tak yakin atas keputusan yang ia buat, hal tersebut dapat di pahami orang lain....
Ia mengabaikan perasaan simpati yang keluar dari pandangan Dennil Du, lalu menepuk-nepuk pundak sang laki-laki tersebut: Sobat, itu hanya sebuah nasihat, mau dengar atau tidak itu semua tergantung padamu.
Mempertahankan seorang perempuan yang tidak mencintaimu agar terus berada di sisimu, ini bukanlah cara terbaik untuk melupakan Michelle.
Sinar mentari pertama yang bersinar di pagi hari menembus masuk ke kamar tidur yang luas, Dennil Du berdiri tepat di depan jendelanya, memandang jauh ke arah air laut yang berkilauan, sinar matahari yang lembut menguraikan lekukan tubuhnya yang kokoh, akan tetapi tak dapat menguraikan sekujur tubuhnya yang di penuhi dengan kesedihan dan luka yang mendalam.
Mengingat perkataan terakhir Sean Ou yang tadi malam, ia benar-benar mengalami kebingungan, tanggung jawab dan emosi saling berdampingan, tak peduli yang mana yang di utamakan, pada akhirnya semua tak akan berubah, ia akan menikahi Helena He.
Malam ini ia akan menghadiri sebuah acara pesta, karena sudah memutuskan akan menikah dengannya,cepat atau lambat Helena He pasti akan muncul di hadapannya.
Ia mengambil Hpnya, dengan tanpa ragu menelfon nomor wanita tersebut.
Selamat pagi, udah bangun?
Tiba-tiba ia mendengar suara lelaki yang berat, ia terkejut sampai tak ada hasrat untuk tidur kembali, ia duduk dan bersandar, lalu berdeham: em, selamat pagi, ada perlu apa?
Ia tentu saja tau, lelaki tersebut adalah Dennil Du.
Apakah malam ini kamu ada waktu luang? aku ingin mengajakmu menghadiri sebuah Pesta.
Baru saja ia ingin menolaknya, tiba-tiba ia tersadar kalau ia akan segera menikah dengannya, hubungan yang akrab membutuhkan sebuah proses, selain itu lamaran tresebut juga ia yang duluan menginginkannya.....
Ia bimbang selama beberapa detik, lalu kemudian menjawab: Baiklah, jam berapa?
Jam tujuh, kamu tunggu di taman Glass, nanti aku akan menjemput mu.
Dalam ketidak tenangan waktupun terus berlalu, jam menunjukan pukul enam lewat lima belas, Helena He mengenakan sebuah dress hitam dengan belt di pinggangnya, lalu memanggil taksi dan pergi ke tempat tujuan.
Mungkin juga ini bukan permulaan yang baik, tetapi akhirnya ia juga tetap melangkahkan kakinya ke tahap pertama.
Tak menunggu berapa lama, mungkin hanya sepuluh menitan, mobil Marcedes yang sangat familiar berhenti di hadapannya, ia lebih merasa sangat akrab dengan mobil ini melebihi akrab dengan sang pemiliknya, pertama kali ia di perkosa di dalam mobil itu, kedua kalinya ia di tabrak langsung oleh mobil tersebut.....
Pintu mobil terbuka, Dennil Du dengan elegannya turun dari mobil tersebut, ia mengenakan sebuah jas hitam, warna yang tak mencolok, tetapi juga sulit menutupi aura kegagahannya, celana yang lurus menggantung tepat di atas permukaan sepatunya, sangat elegan dan juga tak kehilangan kegagahannya.
Helena He melihat warna dress yang ia kenakan, lalu melihat lagi ke arah Dennil Du, pipinya seketika memerah.
Apakah kamu memiliki uang yang segitu banyak? sembari ia duduk ke dalam mobil, ia sembarang membuka percakapan, tetapi ia tau jelas, pertanyaan ini sangatlah bodoh.
Dennil Du tersenyum: kenapa melontarkan pertanyaanya begitu?
Karena kamu suka menggunakan uang untuk menyelesaikan sebuah masalah. Seakan tak ada ragu lagi, kata-kata tersebut langsung keluar begitu saja dari mulutnya.
Orang yang suka menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah, bukan berarti ia benar-benar ada uang, juga tak menutup kemungkinan ia pura-pura kaya, dengan bercanda ia menjawab pertanyaan Helena.
Hehe.....Hellena menghargai kejujurannya, dengan santai ia tertawa.
Xi'an Perfect Planet Internet Technology Co., Ltd. (西安完美星球网络科技有限公司) © 2020 www.readmeapps.com All rights reserved