Bab 9 Tidak Perlu Percintaan

by Alexander 14:05,Sep 18,2019
Dia ketawa dingin, dari 12 tahun lalu perang keluarga, dia sudah tahu alasan Ibunya untuk menyelamatinya, cuman berharap dia pernikahannya bagus, dia juga ikutan bagus.
Tapi sekarang, dulu saya egois, ternyata bisa jadi bahan untuk terus terang membuktikan dia telah bertanggung jawab.
Kalau beneran berterima kasih, besok……
Aku akan segera keluar dari rumah ini, paling lama 7 hari! Perkataan Ibu belum selesai, sudah dipotong dengannya.
Pergi kemana?
Nikah.
Hehe, Yulia Yang tertawa berbahak-bahak: Helena He, kamu menipu siapa? Kamu bisa nikah? Dengan siapa nikah? Siapa mau melamarmu?
Percaya gak percaya terserah kamu. Dia juga malas menjelaskan banyak, boom.. suara tutup pintu kamar.
Dengan menggalaunya duduk disebelah meja kerja, belum sempat berhela napas, pintu kamar sudah digedor.
Helena He, dengar-dengar kamu sudah mau nikah yakah? Beneran? Kamu mau melepaskan gelar wanita tersisa kah?
Suara ini terdengar sudah tahu, suara adik laki-laki gagalan Wiilly He.
Kalimat-kalimat penuh nada ngejekan, dia selalu satu tim dengan Ibu, jadi selalu melakukan celaka, tapi tetaplah masih menjadi anak kesayangan Ibunya.
Tidak percaya dia kalau dia akannya nikah, apakah dia terlalu parah kah? Emang dia harus gak bisa nikah seumur hidup, mereka baru serasa itu normal?
Tidak masalah, walau seluruh dunia tidak percaya, pasti ada satu orang bisa percaya.
Keputusan kilat menelpon Margaret Chu, terus terang aja bicara: Margaret, aku mau nikah…
Kamu bicara mimpi kali?!
Tut…tut.. belum dengan jelas dia ngomgong, Margaret Chu sudah memutup telepon.
Menggalaunya dia baring di atas Kasur, menghela napas yang panjang, nikah dengan Dennil Du, agak sedikit mirip mitos, karena mitos jarang ada orang percaya…
Weylin, klub malam terbesar di Kota Surabaya
Lampu neon bermesraan putarm suara DJ yang memecahkan telinga, Kolam dance penuh dengan cewek cowok bernari, badan yang asing penuh semangat bergoyang, penuh dengan kekacauan.
Dennil Du, kamu dengan kata kawanmu satu kalimat, cewek itu hanya bisa langsung tancap, jangan kamu bawa serius, kamu serius kamu habis, perkataan guru confucious betul, cewek sudah dirawat dibanding orang brengsek,sudah dekat sudah tidak sopan, jauh malah marah, Dennil Du, dengar kata kawanmu enggak?
Kamar nomor 1, Dennil Du berlipat kaki duduk di sofa, tangan memegang secangkir phoenix, pikiran hilang sambil merasakannya.
Dalam satu ruangan, masih ada kawan baiknya Sean Ou, saat ini, dia dengan susah payahnya berbual dengan dia, jangan melangkah satu menyesal selamanya.
Di mata Sean Ou, nikah itu hanyalah satu kata—Kuburan.
Musim dingin tahun lalu dia sudah masuk kuburan, bilang apa, dia tidak akan membiarkan kawannya juga ikut masuk kedalam.
Dia juga pertama kali, aku melamarnya emang kewajiban. Akhirnya, menghening berapa lama punya Dennil Du berbicara, mata berkilat rasa pasti.
Kasih uang untuk kompensasi aja? Kenapa harus bawa serius melamar pulang? Kita juga bukan gak pernah sentuh cewek lain, kalau sentuh harus nikah, halaman rumah kamu habis kebakar adanya.
Pendapat Sean Ou, dia bukannya tidak memikirkannya, tetapi dia dengan cewek yang disentuhnya sebelumnya agak sedikit berbeda.
Dennil Du meletakkan gelas birnya, dengan seriusnya berkata: Bukan semua orang bisa di bayar dengan uang,
Keingat kata Helena He: Aku bukan barang dagangan. Dia tidak sadar tersenyum dengan lebar.
Kamu masih bisa tertawa? Kalau kamu tidak mendengar perkataan aku, ada saat kamu nantinya nangis! Sean Ou dengan galaunya menuanggkan segelas bir minum habis.
Lampu merah tua tersinar di muka Dennil Du terlihat begitu sempurna, menurut persyaratan dia yang ingin menikah dengan dia tak terhingga, tetapi dia bisa setuju syaratnya Helena He, cuman karena dia sikap yang tidak egois dan serakah itu.
Tak ada kemauan punya cewek paling gampang, dia tidak akan meminta hal yang dia tidak bisa kasih, misalnya, percintaan.

Download APP, continue reading

Chapters

490