Bab 8 Persyaratan Yang Tidak Masuk Akal

by Alexander 14:05,Sep 18,2019
Tidak masalah, aku juga butuh sebuah pernikahan, Dennil Du merenung melihat depan, mengeluar arwah yang tidak diketahui.
Maksud kamu, kamu butuh sebuah tanpa cinta punya pernikahan kah? dia penasaran nanya kembali.
Dia benaran mengangguk kepala, Helena He terkejut keceploson membalasnya: Kenapa?
Dalam kiranya, di dunia ini tidak akan menemukan orang kedua yang sama dengannya, orang yang tidak berharap dengan cinta tapi perlu ada ikatan pernikahan.
Untuk melupakan percintaan yang sebelumnya. Dennil Du tidak merahasiakannya, dengan terus terang berkata langsung.
Dia juga tidak penasaran lagi untuk menanyai selanjutnya, karena dia tahu, ini bukan hal yang mesti dia Tanya.
Kamu? Karena apa?
Pandangan mata beralih kepadanya, Dennil Du juga penasaran, apalagi dari cewek yang diketemui sebelumnya kalau gak mau perhiasaan maunya emas mutiara, tetapi dia, salah satu yang ingin dengan dia menjadi keluarga.
Ingin kabur dari tempat yang tiada perang, dia tersenyum dengan kesepian, angin bertiup, meniup daun-daun yang di atas tanah. Mengeluarkan suara serak-serak.
Mengelurkan satu tangan: Handphone kasih ke aku sebentar.
Dennil Du keluar handphone dari jas kemejanya beri kepada dia, dia segera menyimpan nomor handphone: mulai dari besok, beberapa hari ini kita saling mengenal dulu.
Beberapa hari? Dia ingin tahu memastikan waktunya.
Helena He berpikir sebentar: 7 hari bagaimana?
Baik, 7 hari kemudian kita nikah, Dennil Du lebih frontal memutuskan darinya.
Sudah ada sepakatan, saatnya berkata selamat jumpa, dia berdiri: Aku pergi dulu.
Dennil Du mengangguk kepala, tapi seketika dia membalik badan, dia sekali memanggilnya lagi: Helena He……
Dia berbalik kepala, Dennil Du menanya dia: Pernikahan tanpa cinta, emang kamu tidak merasa sah kah?
Dia tersenyum menjawab: Ikan dan kelapak beruang, aku tidak pernah berpikir dua-duanya mendapatkannya.
Saat jalan pulang, dia tidak sadar memperbaiki diri, beneran harus dengan orang yang telah memaksa dia, apalagi baru ketemu dua hari punya lelaki nikah kah? walaupun bisa terkabul impian pelarian dirinya, tapi ini masalah seumur hidup sendiri.
Helena He kamu tidak perlu merasa sedih, ini adalah impian umur 28 tahunmu, ternyata cepat sekali terkabul, seharusnya kamu lebih senang bukankah?
Berdiri di bawah pohon , dia mulai membujuknya sendiri.
Dorong pintu rumah, arwah dirumah serasa berbeda dari sebelumnya.
Diam disitu. Helena He teroleng-oleng, mendiamkan kaki yang ingin melangkah kearah kamar.
Tidak menanyakan apa-apa, dia dengan sadar dirinya mengeluarkan dompet. Meletakan uang yang sisa didompet 1 juta diatas cangkir teh.
Cuman sebanyak ini, tak cukup juga gak ada lagi. Segera berbalik badan, satu kalimat pun tidak ingin ngomong.
Siapa yang ingin minta uang? Kamu kira aku selain meminta uang gak ada hal lain lagi yang bisa dibicarakan lagi kah?
Helena He berbalik badan menghadap Ibunya, dalam hati berpikir: Emang bukan demikian kah?
Pikir demi pikir, tapi mulut tidak demikian bicara.
Ada masalah apa? Dia tanya.
Besok siap-siap, kencan buta! Yulia Yang dengan emosi mengingatkannya, hanya saja mengungkit masalah pernikahan Helena He, dia selalu dengan nada bicara begini.
Tidak pergi. Tidak ada perundingan sama sekali, dia langsung menolaknya.
Jadi kamu mau gimana? Mau suntuk dirumah ini terus selamanya kah? Yulia Yang berdiri, kedua tangan ditaruh samping pinggang, alis dan mata menunjukan rasa benci tak sabaran.
Aku anak kandunganmu bukan? Dia dengan dingin menatap Ibunya: Atau, kamu bukan ibu kandungku?
Pertanyaan ini,, dia menyelidikin selama 20 tahun, dari 8 tahun dia mulai mengerti sudah menyelidikinnya.
Aku bukan Ibu kandungmu, kamu kira kamu dari langit turunnya kah?
Kamu Ibuku, kamu ada sehari bertanggung jawab sebagai seorang Ibu kah?
Yulia Yang baru selesai berbicara, dibalas langsung dengan Helena He, setidaknya dari dia lihat, kekasih keluarga bukanlah demikian.
Saat kamu baru lahir, nenekmu bilang rumah miskin ingin mencekekmu mati, aku yang membujuknya dan menyelamatinmu.
He………….
Terima kasih, terima kasih sekali.

Download APP, continue reading

Chapters

490